Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10172 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A.G. Lunandi, translator
Yogyakarta: Kanisius, 1987
302.34 LUN k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Min Kyaw Htet
Yogyakarta: Kanisius, 1995
153.6 SUP k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Budyatna
Kencana Prenada, 2015
302.2 MUH t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Min Kyaw Htet
Yogyakarta: Kanisius, 1995
153.6 SUP k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Caesilia Ika Widanti
"Anak yang lidak memiliki kcmampuan berkomunikasi yang baik akan mudah merasa fmstrasi (Schumaker & Deshler, l984). Toleransi mereka yang rendah terhadap munculnya rasa fmstrasi membuat mereka mudah kehilangan motivasi belajar. Penelitian yang dilakukan oleh Durand & Beroti (dalam Jones et al, 1997) menyebutkan bahwa rendahnya motivasi bclajar disebabkan karena pada dasamya mereka ingin mcnghindarkan diri dari adanya tuntutan yang tidak dapal mereka penuhi. Ini sebabnya mcngapa anak yang mengalami kesulitan bclajar perlu diajarkan bagaimana caranya mengomunikasikan apa yang mereka rasakan dcngan cara yang mcnycnangkan dan menenangkan bagi mereka.
Capacchione (1989) mengungkapkan bahwa kondisi bebas yang diberikan pada saat anak membuat buku harian dapat membuat anak yang mengalami kesulitan bahasa menjadi reIaks dan menikmati kegiatan ini sebagai media eksplorasi dan cksprcsi diri. Program intervensi ini adalah program percontohan bagi ibu. Program ini disusun unruk mcmbamu ibu sebagai salah satu altematif kegiatan yang mengeksplorasi kemampuan berkomunikasi anak. Program ini dibagi dalam tiga tahap pelaksanaan dan bertujuan untulc mempersiapkan ibu agar dapat mendampingi anaknya dalam kegiatan membuat buku harian dan bercerita. Aktivitas pendampingan yang dilakukan ibu dapat menunjukkan pada anak bahwa ibu ada dan mau mendengarkan anak sehingga anak akan semakin didorong umuk mengcmbangkan kcmampuan bahasa ekspresifnya.
Hasil pelaksanaan intervensi memang belum mcnunjukkan hasil yang nyata, mcskipun tcrdapat sedikit peningkatan pada lcemampuan bercerita pada anak. Program yang dijalankan dalam waktu satu minggu ini tcmu saja masih belum dapat secara maksimal mendorong baik ibu maupun anal: untuk berkomunikasi secara lebih intensif.

Generally, children with communication disability have a low tolerance to frustration (Schumalcer & Deshler, 1984). This level of tolerance makes the children easily to get upset and lost their motivation. Durand & Beroti research shows that the reason why these children have lower level of motivation is because they want to avoid tasks they couldn‘t accomplish (Jones et al, 1997). This is why this child needs to learn how to communicate what they feel with fun and relaxing way.
Capacchione (1989) said that free from criticism for children when they‘re doing their writing and making their journal makes them relax and enjoy this activities as media for self exploration and seit' expression. This intervention program is just for an example. This program is trying to help child communication skills. This program divided in three stages in order to prepare mother as the one who delivered the program. This program is helping mother to be with Af to show that she will be around to listen. This will hopefully develop Af expressive language.
The result of the program still yet not showing the enhancement of Af communication skills, even there is a little enhancement in sharing stories. One week is not enough to delivered this program and created it as a habit. Mother and Af still need more time to intensively and better communication skills.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34168
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jan Nopemly Sianipar
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komunikasi penyuluhan petugas lapangan keluarga berencana terhadap adopsi alat kontrasepsi vasektomi di kota sibolga. Penelitian ini menggunakan teori Komunikasi Penyuluhan, Penyuluh sebagai Agen Perubahan, Teori Knowledge Attitude Practice, Teori Difusi dan Adopsi Inovasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional. Populasi pada penelitian ini adalah pasangan usia subur sebanyak 12.384 pasangan yang ada di kota sibolga. Penarikan sampel menggunakan rumus slovin dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 99 responden. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik proportional sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan studi kepustakaan. Uji hipotesis menggunakan pearson product moment diketahui bahwa nilai koefisien korelasi antara kedua variabel sebesar 0,646 berada dalam tingkat hubungan yang kuat. Untuk uji regresi linear sederhana sebesar 41% yang dapat ditafsirkan bahwa komunikasi penyuluhan memiliki pengaruh kontribusi sebesar 41% terhadap adopsi alat kontrasepsi vasektomi dan 59% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar komunikasi penyuluhan. Hasil uji regresi linear sederhana menunjukkan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan angka signifikansi tersebut dapat dilihat bahwa hipotesis alternatif yang diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara komunikasi penyuluhan petugas lapangan keluarga berencana dengan adopsi alat kontrasepsi vasektomi di kota Sibolga."
Universitas HKBP Nonmensen, 2017
050 VISI 25:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Widodo
"Internet yang menghubungkan ratusan juta komputer di seluruh dunia dalam sebuah jaringan merupakan medium komunikasi yang berkembang paling pesat dalam satu dasawarsa terakhir. Dalam komunitas virtual di internet terjadi komunikasi antar-pribadi dalam bentuk yang sedikit berbeda dengan komunikasi antar-pribadi secara tatap muka.
Penelitian ini bertujuan mencari perbedaan antara komunikasi antar pribadi,di internet dengan komunikasi antar-pribadi secara tatap muka. Karena beberapa faktor yang berbeda di antara keduanya, model komunikasi yang terbentuk menjadi tidak sama persis.
Beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan antara dua model komunikasi tersebut antara lain kuatnya anonimitas dalam komunikasi virtual, rendahnya kendala psikologis karena komunikasi dilakukan tanpa melihat lawan bicaranya serta umpan balik yang tidak harus dilakukan secara serta merta dalam beberapa jenis piranti komunikasi. Perbedaan yang juga timbul adalah sulitnya menyampaikan bahasa non-verbal dalam komunikasi antar-pribadi di internet.
Untuk menjelaskan perbedaan tersebut, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode survei. Populasi yang diamati dalam penelitian ini adalah "komunitas internet Indonesia" yang terdiri dari pengguna internet di Indonesia dan warga negara Indonesia di !ear negeri yang mempergunakan internet.
Dari hasil penelitian ini diperoleh, rendahnya kendala psikologis menyebabkan terjadinya keberanian dan ketegasan dalam berkomunikasi (communication apprehension dan assertiveness) yang lebih besar dibandingkan komunikasi secara tatap muka."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12432
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Kresna Noer P.
"ABSTRAK
Setiap organisasi tentunya melakukan aktivitas komunikasi publik yang
merupakan peran dari boundary spanning dalam upayanya menyelaraskan
pertukaran informasi antara organisasi dengan lingkungan. Salah satu fungsi
komunikasi publik menurut Goldhaber (1993) adalah untuk membentuk dan
meningkatkan citra. Dalam membentuk dan meningkatkan citra diperlukan
pemahaman informasi yang baik dan benar antara sumber dan penerima informasi
sehingga aktivitas penciptaan dan penerimaan pesan bisa berjalan seperti yang
diharapkan. Penelitian dengan metode kuantitatif ini melihat seberapa besar
pengaruh komunikasi publik dalam membentuk citra perusahaan dengan studi
pada perusahaan produsen aspal buton PT. Aston Adhi Jaya yang melakukan
komunikasi publik berupa iklan, presentasi publik dan pemberitaan di media
massa.
Temuan pada penelitian ini menunjukan bahwa ketiga aktivitas
komunikasi publik yang dilakukan dapat membentuk citra pada tahapan kognitif,
namun hanya presentasi publik saja dan pemberitaan di media massa yang
signifikan membentuk citra sampai tahapan afektif. Mengingat besarnya peran
presentasi publik maka aktivitas ini perlu ditingkatkan untuk memberikan
pemahaman yang lebih baik atas suatu informasi mengenai PT. Aston Adhi Jaya
dan produknya. Selain itu perusahaan juga tidak menutup kemungkingan untuk
melakukan aktivitas komunikasi publik lainnya yang disesuaikan dengan publik
yang ingin dituju. Dalam penelitian ini juga terlihat bahwa peran media
konvensional masih efektif dalam membentuk citra.

ABSTRACT
Every organization certainly performs public communication activity ?
role of boundary spanning aiming to coordinate information exchange between
the organization and environment. As stated by Goldhaber (1993), one of the
public communication functions is to establish and improve image. In establishing
and improving the image, it is important to set up good and correct information
understanding between the source and receiver of information; thus, the message
composition and receipt may work well as expected. This quantitative-based
research is focused on how public communication influences the corporate image
establishment under the study on Buton Asphalt producing company - PT. Aston
Adhi Jaya ? which performs public communications of ads, public presentation
and news report in mass media.
The finding of this research shows that the three public communication
activities may establish image in cognitive stage, but, only public presentation and
news report in mass media can significantly establish image to affective stage.
Due to significant role of public presentation, this activity should be improved to
provide better understanding on the information regarding PT. Aston Adhi Jaya
and its products. In addition, it is also possible for the company to perform
different public communication activities adjusted with the targeted public. In this
research, it is obvious that the role of conventional media is still effective in
establishing the image."
2012
T30640
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Masayu Sharifah Hanim
"Studi ini berangkat dari pemikiran suatu fenomena tentang strategi belajar yang efektif, yang dilakukan dua orang saja, baik itu siswa SLTA ataukah mahasiswa. strategi belajar yang efektif diad ditemui pada pasangan yang sama-sama mempunyai prestasi belajar yang baik dan terbaik, tidak ditemui pada siswa/ mahasiswa yang berprestasi cukup dan kurang baik.
Terjadinya komunikasi antarpribadi (KAP) dalam aktivitas belajar dapat dengan sengaja maupun secara kebetulan, karena saling ingin memenuhi kebutuhan baik dalam aktivitas belajar maupun diluar itu. Asumsi semula KAP terbentuk dari hanya 4 (empat) konsep dasar yaitu motif, persepsi, imbalan dan biaya serta sikap.
Dari hasil pengumpulan data dilapangan ditemui bahwa KAP terbentuk tidak 'hanya karena faktor-faktor tersebut, tetapi yang paling menentukan adalah faktor rasional dan emosional dalam membentuk pola KAP yang khusus dalam kasus aktivitas belajar. Ditemukan ada 3 (tiga) pola KAP yaitu : Pertama, pola KAP kuat rasional dengan sisi lemah emosional (Pola 1), yang diprediksi kemungkinan tidak akan berlanjut bila aktivitas belajar telah berakhir/selesai, karena sifat rasional akan memperhitungkan sesuatu berdasarkan rasio.
Pertimbangan buruk baik, atau untung rugi lebih diperhitungkan kuat berdasarkan rasional, dan lemah sisi emosional. Kedua, pola KAP kuat emosional dengan sisi lemah rasional (Pola II), yang diprediksi kemungkinan bisa, menjadi kuat atau akan melemah, bila telah selesai aktivitas belajar tersebut. Ketiga, pola KAP emosional-rasional seimbang (Pala III), diprediksi pasarigan KAP inilah yang dapat memelihara hubungan dan berlanjut terus selama bertahun-tahun, karena pasangan ini dapat mengukur manfaat KAP dengan rasional serta merasakan kesenangan/kebahagiaan dengan emosional, sehingga hubungan menjadi mapan/stabil/akrab/intim selama bertahun-tahun, setelah selesai aktivitas belajar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marwan Lintang
"ABSTRAK
Dari fenomena yang ada tentang para pengguna Ecstasy selama ini, penjelasan secara ilmiah mengenai perilaku komunikasi pengguna Ecstasy belum dapat disajikan secara komprehensif, baik oleh media cetak maupun media elektronik. Studi ini dengan menggunakan metode pengamatan terlihat, menemukan bahwa untuk berkomunikasi dengan pengguna Ecstasy di diskotek-diskotek di Jakarta harus menggunakan simbol-simbol yang hanya dimengerti oleh sesama pengguna Ecstasy, atau orang yang sengaja mempelajari simbol-simbol yang mereka gunakan, selain itu Bahasa yang digunakan juga dengan menggunakan Argot (slang).
Para pengguna Estasy datang ke diskotek dengan pasangan berlainan jenis, namun ada juga yang datang tanpa pasangan dan mereka mendapatkan teman di diskotek yang nantinya dijadikan pasangan. Sepintas lalu terlihat kejadian seperti ini sangat alami dan logis, karena peristiwanya terjadi dalam kehidupan malam, namun berdasarkan dugaan untuk mendapatkan pasangan dan membawa pasangan memerlukan proses dan tahapan komunikasi. Pengembangan hubungan antar pribadi yang dilakukan oleh para pengguna Ecstasy terjadi sesuai dengan tahap-tahap pengembangan hubungan seperti apa yang telah dikemukakan oleh DeVito (1991), namun prosesnya lebih cepat jika dibanding dengan kehidupan normal, hal ini disebabkan hubungan yang terbina diantara pengguna Ecstasy terlihat lebih intens. Penelitian ini menganggap komunikasi antar pribadi dapat berperan untuk menjelaskan perilaku komunikasi antar pribadi dan proses pengembangan hubungan diantara para pengguna Ecstasy, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong para pengguna Ecstasy untuk berkomunikasi, yaitu mendapatkan teman, memperluas pergaulan, rasa aman, kemesraan dan kehangatan yang keseluruhannya merupakan tujuan berkomunikasi secara umum, yaitu untuk meringankan penderitaan dan memaksimalkan keseriangan para pengguna Ecstasy.
Pendekatan penelitian kualitatif (natural setting) dengan pengamatan berperan serta (participant observation). Informan dalam penelitian ini adalah para pengguna Ecstasy, mereka adalah pasangan tetap yang melakukan komunikasi antar pribadi, para pasangan ini dalam proses komunikasi antar pribadi telah melampaui tahap ke empat pernyataan Altman & Taylor dan tahap ketiga (keakraban) seperti apa yang dikemukakan oleh DeVito, sedangkan simbol-simbol yang mereka gunakan dalam berkomunikasi mengacu kepada apa yang telah dikemukakan oleh Julia T.Wood dan Argot (slang) seperti yang dimaksud Sarnovar. dkk. Para informan dalam studi ini dalam pengembangan hubungan telah melakukan prediksi yang bersifat psikologis, namun proses pengembangan hubungan lebih cepat jika dibanding dengan kehidupan normal, berdasarkan prediksi psikologis maka mereka telah memasuki tahap komunikasi antar pribadi.
Daftar Pustaka : 25 buku, 2 Majalah
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>