Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30576 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Allen, David
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1995
338.43 ALL k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih S. Ali
"Dalam konsep kerangka kerja suatu perusahaan dikenal suatu asumsi dasar yang bernama "Going Concern" dimana perusahaan yang didirikan diharapkan keadaannya dalam jangka waktu yang panjang. Untuk itu salah satu yang dibutuhkan adalah strategi bisnis perusahaan untuk menjadikan perusahaan tetap eksis di dunia bisnis.
Langkah awal yang harus dilakukan adalah membuat suatu perencanaan strategis bisnis yang akan memberikan arahan kebijakan perusahaan di masa yang akan datang. Perencanaan strategis haruslah mempertimbangkan kondisi lingkungan dimana perusahaan tersebut berada. Maka diperlukan perencanaan yang integratif antar semua bagian dalam perusahaan, terutama dalam menyusun perencanaan di sektor keuangan.
Untuk mengintegrasikan rencana strategis perusahaan baik operasional dan keuangan sehingga dapat terlihat apakah langkah yang dilakukan perusahaan tepat bagi kemajuan dan tujuan yang diinginkan, maka penulis dalam karya akhir ini menggunakan perangkat analisis simulasi bisnis. Simulasi bisnis memerlukan data historis perusahaan minimal satu tahun terakhir untuk dijadikan acuan dalam pembuatan spreadsheet yang akan memasukan rencana strategis perusahaan.
Hasil simulasi bisnis pada karya akhir ini akan menunjukan bagaimana dampak tindakan strategis yang dilakukan o!eh PT XYZ, sebagai sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak di industri kosmetika Indonesia, selama periode 5 (lima) tahun kedepan berdasarkan prediksi atas segala kemungkinan kondisi yang akan dihadapi perusahaan (hasil penciptaan set kondisi dalam simulasi bisnis). Hasil ini akan terlihat dari proyeksi neraca, laporan rugi-laba, rasio keuangan, dan break-event point.
Dalam melakukan simulasi bisnis, penulis membuat 3 (tiga) skenario kondisi yang akan dihadapi perusahaan, yaitu kondisi most likely, optimis, dan pesimis. Pembuatan skenario ini didasarkan pada prediksi atas perekonomian makro Indonesia.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat karya akhir ini adalah :
1. Membuat analisis kondisi makro ekonomi, sosial, politik, dan keamanan
2. Membuat analisis industri dari industri kosmetika Indonesia dimana PT XYZ
menjadi salah satu pemainnya.
3. Membuat analisis posisi bersaing PT XYZ saat m1 di indsutri kosmetika
Indonesia
4. Melakukan simulasi bisnis atas rencana strategis yang dilakukan PT XYZ
untuk lima tahun kedepan
5. Melakukan penilaian atas hasil simulasi bisnis."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julius Hermawan
"Outsourcing teknologi informasi telah menjadi andalan bagi perusahaan untuk bisa mengimplementasikan aplikasi sistem informasi secara cepat dengan biaya yang lebih efisien, seperti dilakukan oleh PT ZETA. Outsourcing pengembangan aplikasi strategis memiliki faktor resiko yang lebih besar. Hal ini diakibatkan oleh adanya resiko pengembangan aplikasi strategis itu sendiri yang disertai juga oleh adanya resiko kegiatan outsourcing. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi yang bisa mengantisipasi dan memperkecil faktor resiko di atas. Dengan demikian implementasi outsourcing bisa berjalan secara tepat waktu, tepat biaya, tepat sasaran, dan memenuhi kebutuhan pengguna.
Pengamatan Kasus dilakukan dengan mempergunakan metode survei dokumen, tanya jawab semi-terstruk1ur, dan panel pendapat terhadap kasus pengembangan aplikasi Intranet di PT ZETA. Analisa Temuan dilakukan dengan menggunakan metode analisa: (a) Strategic Grid of Relevance and Impact, (b) Risk Matrix; (c) sebagian dari resiko dari metode Information Economics (project risk, definitional uncertainty, and technical uncertainty); (d) metodologi siklus pengembangan aplikasi FAST; dan (e) kuesioner Capability Maturity Model - Key Process Area bagian Software Subcontract Management.
Pelajaran yang bisa diambil dari implementasi outsourcing pengembangan aplikasi Intranet oleh ZETA adalah bahwa keterlibatan tim internal diperlukan secara aktif selama proyek berlangsung. Kegagalan dalan1 waktu penyelesaian dan tidak terpenuhinya beberapa kebutuhan terutama disebabkan kurangnya pengawasan dan keterlibatan tim internal. Selanjutnya, dari analisa temuan dan telaah mendalam terhadap ZETA, disusun strategi implementasi outsourcing.
Strategi yang disusun dalam penelitian ini terutama menekankan pada peranan pihak pemesan/pengguna dalam mengelola implementasi outsourcing. Lima strategi implementasi outsourcing yang berhasil dirumuskan adalah: (a) pembagian tanggung jawab; (b) fokus dari karakteristik proyek; (c) media komunikasi; (d) keterlibatan aktif pemesan/pengguna; dan (e) kontrol secara ketat dan kontinyu. Dalam penerapan strategi ke studi kasus Intranet di ZETA, didapatkan bahwa kegiatan manajemen perubahan, pengawasan kemajuan proyek, pendeteksian masalah, dan pemecahan masalah secara cepat dan tepat bisa dikelola dengan lebih baik."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2001
T40355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Adriani
"ABSTRAK
Strategi bersaing yang tepat adalah merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam memenangkan persaingan di dunia usaha. Salah satu hal yang termasuk dalam strategi bersaing suatu perusahaan adalah strategi dalam pengelolaan keuangan pemsahaan atau strategi keuangan. Strategi keuangan ini meliputi strategi pengelolaan aktiva dan kewajiban.
Untuk mengetahui bagaimana suatu perusahaan menetapkan strateginya dalam mengelola keuangannya, penulis mengadakan penelitian pada sebuah perusahaan pembiayaan, yaitu FT X. Dalam menganaltsa hal tersebut, penulis pertama-tama menganalisa rasio-rasio keuangan yang ada di FT X tersebut. Analisa rasio-rasio ini, penulis melakukannya dalam dua cara yaitu pertama dengan menganalisa rasio keuangan FT X itu sendiri untuk periode-periode tertentu dan yang kedua dengan menganalisa rasio
keuangan FT X bila dibandingkan dengan rasio keuangan industri sewa guna usaha.
Dari J analisa yang telah dilakukan, pada umumnya FT X menunjukkan kinsrja yang baik dalam
mengelola keuangannya. Hal-hal yang menurut penulis perlu diperhatikan adalah antara lain pengelolaan kas serta kebijakan pembagian dividen. Pengelolaan kas ini perlu diperhatikan karena rasio likuiditasnya menunjukkan kecenderungan yang terus menurun serta nilainya yang cukup rendah bila dibandingkan dengan industri. Untuk kebijakan pembagian dividen hal yang perlu diperhatikan adalah besarnya fluktuasi nilai dividen yang dibagikan. Sedangkan hal lain adalah perlunya kebijakan lain dalam menunjang kebijakan* memperbesar penyisihan piutang sewa guna usaha yang diragukan, seperti pemilihan calon
lessee yang lebih selektif lagi sehingga dapat meminimalkan kemungkinan kemacetan pembayaran sewa guna usaha.
Setelah menganalisa rasio-rasio keuangan, selanjutnya penulis menganalisa penetapan suku bunga sewa guna usaha yang dijalankan PT X. Hal ini sangat penting karena suku bunga sewa guna usaha merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap profitabilitas perusahaan. Penetapan suku bunga yang terlalu tinggi akan membuat bunga sewa guna usaha PT X tidak kompetitif di pasaran, sedangkan bila terlalu rendah maka akan dapat merugikan perusahaan.
Dalam karya akhir ini penulis mencoba membandingkan dasar penetapan bunga sewa guna usaha yang dilakukan selama ini oleh PT X dengan dasar. penetapan bunga berdasarkan metode WACC. Penetapan bunga yang selama ini dilakukan perusahaan adalah dengan menambahkan marjin tertentu atas biaya pinjaman yang terjadi, sedangkan metode WACC selain memperhitungkan biaya pinjaman juga memperhitungkan biaya saham.
Dari analisa yang dilakukan didapatkan perbedaan yang cukup berarti pada batas bawah biaya modal yang terjadi pada kedua metode penghitungan di atas. Marjin yang sesungguhnya terjadi, berdasarkan metode WACC, lebih kecil dari pada marjin yang diharapkan, berdasarkan perhitungan yang selama ini dijalankan. Sehingga penulis berkesimpulan bahwa sebaiknya PT X menggunakan metode WACC sebagai dasar penetapan bunga sewa guna usaha."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernardus Yuliarto Nugroho
Jakarta: Salemba Humanika, 2016
001.42 BER m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bernardus Yuliarto Nugroho
Jakarta : Salemba Humanika, 2012
001.42 BER m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Elman H.
"Era Milenium ke-3 saat ini adalah era bagi Komunitas Bisnis di Internet, atau banyak orang menyebut sebagai komunitas e-business yang dipacu oleh perkembangan E-commerce. Indonesia dengan lebih dari 200 juta penduduk yang relatif telah berpendidikan dan kaya akan kekayaan alam adalah aset yang besar untuk berkompetisi dalam pasar global. Indonesia saat ini menghadapi berbagai tantangan dalam meningkatkan aktifitas E-Commerce -nya. Salah satu sumber masalah adalah perkembangan infrastruktur telekomunikasi yang baru mencapai 6 juta sst line in service dan sekitar 300.000 hubungan Internet dengan ISP. Reformasi Undang-undang Telekomunikasi d?'l perbaikan kondisi ekonomi diharapkan dapat memperbaiki situasi ini. Undang-undang yang mengatur pemanfaatan bisnis di Internet masih dalam penyusunan dan harus segera ada untuk menjamin aspek legal dari transaksi bisnis di E-commerce. Arah manajemen dan Teknologi lnformasi harus berjalan selaras dan seimbang. Perusahaan dengan konsep tradisional akan menghadapi hambatan karena ketidaktahuan terhadap cara kerja teknologi dan manfaat Internet bagi bisnisnya. Saat ini aspek-aspek yang berkaitan dengan penjualan, pemasaran, fabrikasi, distribusi, inventory dan billing, harus sejalan dengan strategi Teknologi lnformasi. Kesempatan dalam penghematan biaya dan pertumbuhan pendapatan bagi banyak perusahaan terdapat dalam E-Commerce yang merupakan sarana pemasaran, penjualan dan pembelian berbagai produk melalui Internet. E-commerce berkaitan dengan penggunaan informasi elektronik untuk meningkatkan performansi, meningkatkan nilai dan membentuk hubungan yang baru antara kalangan bisnis dan kastemer. Tanpa infrastruktur yang baik yang tergelar antara semua bagian perusahaan adalah sulit untuk berkompetisi di era virtual economy. Suply Chain Management (SCM), Customer Relationship Management (CRM) & Enterprise Resources Planning (ERP) adalah beberapa faktor kunci sukses dalam E-Commerce, dan terkait tidak hanya mengenai aspek teknologi tetapi juga aspek penataan uryar1isasi yaitu strategi dan proses bisnis. Manajemen sekuriti (security policy & security audit) juga merupakan faktor kritis dalam implementasi sistem E-commerce. PT. Telkom Divisi Regional II sebagai Divisi Utama di perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, harus mendefinisikan kembali dan mereorganisasi bisnisnya untuk mengantisipasi lingkungan kompetisi E-Commerce. Lingkungan industri E-commerce adalah lingkungan bisnis yang penuh kompetisi, teknologi tinggi dan investasi beresiko tinggi, karena hampir tidak ada hambatan yang berarti bagi perusahaan baru maupun lama untuk terjun sebagai E-commerce Provider. Untuk menjadi pemimpin dalam E-commerce Service Provider PT. Telkom Divre II harus menyusun aliansi strategis dengan perusahaan lain sebagai partner strategis. Aliansi strategis yang meliputi usaha patungan atau akuisisi sangat penting untuk mempercepat penerapan sistem E-commerce dan untuk meminimalkan resiko investasi. PT. Telkom Divre II juga harus menerapkan sistem E-commerce pada aktifitas bisnis utamanya sebagai sarana pemasaran untuk meningkatkan pelayanan dan menjaga loyalitas kastamer. Tesis ini didedikasikan bagi kalangan akademik dan bisnis di Indonesia terutama bagi PT. Telkom Divre II agar diperoleh arah yang lebih tepat di masa mendatang dalam era e-business."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T40686
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lase, Richard Benediktus
"Keberadaan sebuah perusahaan keluarga dalam lanskap bisnis Indonesia dapat dikatakan sudah biasa. Banyak sekali perusahaan di Indonesia yang berasal dari perusahaan keluarga yang diwariskan melalui kultur dan tradisi yang unik dan kini telab bertranformasi menjadi perusahaan publik yang sahamnya dipegang oleh berbagai level masyarakat. Tapi tidak sedikit juga jumlah perusahaan keluarga yang mengalami kegagalan bisnis setelah dipegang oleh generasi penerus, entah disebabkan oleh permasalahan alami kompetisi ataupun kegagalan manajemen penerus dalam mengelola perusahaan.
PT Datascrip merupakan perusahaan keluarga yang sampai dengan tulisan ini dibuat, kepemimpinan perusahaan sudah masuk ke dalam generasi kedua. Permasalahan yangdihadapi oleh perusahaan semakin kompleks secara alami akibat pertumbuhan skala perusahaan dan semakin tingginya tingkat kompetisi yang teijadi di dalam industri yang digeluti. Pertumbuhan skala perusahaan ini dapat dilihat dari pertambahan jenis dan kategori produk yang dipasarkan. Dari sebuah perusahaan sederhana yang hanya menjual alat tulis menulis bertransformasi menjadi sebuah perusahaan yang juga menyediakan produk dan jasa yang berbasiskan teknologi digital . seperti computer peripheral, digital imaging, visual presentation dan juga berbagai perangkat lunak untuk kegiatan bisnis.
Mencermati tantangan yang dihadapi tersebut, PT Datascrip harus dapat memformulasikan strategi dan implementasinya untuk dapat membawa perusahaan menuju visi dan misi yang ditetapkan. Sebagai perusahaan keluarga yang masih berstatus non-publik, PT Datascrip tidak lepas dari figur sentral sang pendiri yang sudah menj adikan perusahaan sampai dengan kondisi yang sekarang. Berbagai pedoman dan aturan manajemen telah dikeluarkan oleh sang pendiri untuk menjaga perusahaan tetap berada pada jalur yang diinginkan. Aturan dan pedoman ini datang dari intemalisasi dan pengalaman sang pendiri dalam menjalankan perusahaan sekian lama. Akan tetapi akibat dari perubahan pasar yang begitu cepat serta tingkat kompetisi yang semakin tinggi, aturan dan pedoman tersebut tidak dapat dirasakan cukup lagi untuk membawa perusahaan ini lebih cepat melaju dalam tantangan kompetisi yang semakin berat.
Pembentukan unit bisnis strategis merupakan cara dari PT. Datascrip dalam mengakomodasi proses segmentasi bisnis yang terjadi di dalam lingkungan perusahaan. Unit bisnis strategis merupakan sebuah unit mandiri yang dibedakan umumnya berdasarkan jenis atau karakteristik pasar dan produk. Setiap unit bisnis strategis dalam PT. Datascrip beroperasi dengan motif penciptaan keuntungan atau profit sehingga sering disebut profit center. Salah satu unit bisnis strategis yang ada di dalam PT. Datascrip adalah unit bisnis strategis yang bergerak dalam pemasaran produk-produk fumitur dan sistim pengarsipan kantor. Qnit bisnis strategis ini memiliki beberapa perbedaan mendasar dengan unit bisnis strategis lain baik dalam hal strategi pemasaran maupun objektif yang akan dicapai. Oleh karenanya seiring dengan perjalanan waktu banyak sekali terjadi konflik kepentingan ataupun ketidaksamaan persepsi yang terjadi diantara unit bisnis strategis yang kemudian berdampak pada macet atau lambatnya implementasi dari sebuah program pemasaran yang melibatkan beberapa unit bisnis strategis. Hal tersebut juga secara tidak langsung diakibatkan ketiadaan kerangka strategi yang mampu menyatukan seluruh unit bisnis strategis dan departemen pendukung agar dapat bergerak secara sinergis menuju visi dan misi perusahaan.
Oleh karenanya untuk menghadapi permasalahan tersebut, dibutuhkan adanya pedoman dan kerangka kerja strategi universal yang mampu untuk mengartikulasikan strategi ke seluruh level perusahaan, bersifat adaptif dan tidak tergantung pada satu figur saja. Dengan kerangka strategi tersebut dapat diturunkan kerangka aksi yang tidak lagi berwawasan sempit atau per unit bisnis strategis saja. Untuk mencapai hal tersebut ditawarkan penggunaan kerangka kerja Balance Scorecard yang kini sudah banyak diterapkan di perusahaan-perusahaan. Harapannya dengan implementasi Balance Scorecard, PT. Datascrip akan dapat semakin mampu mengembangkan daya samgnya di masa depan serta mencapai visi dan misinya secara berkesinambungan. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wibowo
"ABSTRAK
Perkembangan industri komponen otomotif tidak bisa dipisahkan dari industry otomotif secara keseluruhan. Industri ini terkait dalam suatu value chain dengan industry otomotif yang lain. Hal ini berlaku baik untuk skala nasional maupun internasional. Hubungan ini yang pada akhirnya menimbulkan adanya aliansi-aliansi strategis diantara sesama pelaku industri komponen otomotif maupun dengan pelaku industri otomotif yang lainnya Aliansi-aliansi yang terjadi melibatkan para pelaku nasional, para principals dunia dan juga para pelaku di daerah-daerah.
PT.X sebagai pelaku industri komponen nasional mempunyai peran dalam value chain sebagai pelaku industri manufaktur dan juga pemasar dari produk-produk komponen baik untuk pasar di Indonesia maupun pasar mancanegara. Dalam menjalankankan bisnisnya, PT. X melakukan aliansi-aliansi strategis dengan para principals dunia maupun juga para pelaku daerah dalam hal pendistrubusian produk. Aliansi-aliansi ini dibangun pada era 70-an dan 80-an dimana keadaan saat itu sangat mendukung terjadinya aliansi-aliansi seperti ini. Kontribusi-kontribusi antar mitra aliansi pada saat itu sejalan dengan motivasi para pihak yang terlibat dalam aliansi. Sejalan dengan waktu, aliansi-aliansi ini mengalami pergeseran-pergeseran baik dalam hal kontribusi yang dilakukan oleh masing-masing pihak maupun motivasi dari pihak-pihak yang beraliansi.
Untuk itu harus dilakukan analisa terhadap motivasi dari setiap anggota aliansi dan juga kontribusi-kontribusi yang dilakukan. Dari sini dapat dilihat bagaimana kesesuaian antara kontribusi yang ada dengan motivasi dari mitra aliansinya. Analisa juga dikembangkan terhadap gap yang mungkin timbul dari aliansi-aliansi yang sedang berjalan.
Globalisasi di industri otomotif dunia disisi lain juga membawa pengaruh yang besar pada semua industri otomotif dunia termasuk bisnis PT.X. Beberapa kemudahan-kemudahan
yang selama ini diperoleh PT.X mulai hilang, sehingga hal ini sangat mempengaruhi bisnisnya ke depan. Perubahan-perubahan ini tentu saja sangat berpengaruh pada aliansi-aliansi yang dilakukan dengan para principals maupun dengan para pelaku daerah serta bervariasi antar satu dengan aliansi dengan aliansi yang lain.
Para principals yang mempunyai hubungan istimewa dalam hal ini keiretsu dengan para principals pembuat kendaraan dunia mempunyai misi untuk menopang principals yang menjadi keiretsu nya dalam hal mencapai pencapaian efisiensi. Principals jenis ini saat ini mempunyai motivasi aliansi yang paling banyak bergeser dalam aliansinya dengan para rnitra-mitra domestik. Sebaliknya principals diluar kategori tersebut masih memiliki beberapa kepentingan dengan para mitra domestiknya, terutama dalam memasarkan produk-produknya di pasar domestik.
Sedangkan untuk pelaku daerah dalam hal ini dealers, terdapat dealers yang disamping memasarkan produk komponen PT.X juga memasarkan produk lain termasuk menjual unit kendaraan. Akibatnya dealers jenis ini memiliki kekuatan bisnis yang cukup besar sehingga ketergantungan terhadap aliansi dengan PT.X menjadi kecil. Jenis dealers yang lain adalah dealers yang menjual produk komponen lain akan tetapi tidak menjual unit produk. Walau tidak sekuat jenis yang pertama, dealers seperti ini tetap memiliki bargaining yang cukup baik pada aliansi yang dilakukan dengan PT.X. Jenis yang terakhir adalah dealers yang hanya berbisnis dengan PT.X serta umumnya adalah dealers-dealers kecil yang tingkat ketergantungannya dengan PT.X cukup tinggi.
Dari analisa-analisa yang dilakukan pada karya akhir ini terhadap tiap pola aliansi yang ada, terdapat berbagai macam keadaan yang sangat mempengaruhi keadaan aliansi dimasa yang akan datang. Untuk itu pada akhir tulisan karya akhir ini juga dibuatkan analisa untuk rekornendasi solusi yang didasarkan pada score analysis dan juga pertirnbangan kualitatif pendukung lainnya.
Rekomendasi yang diberikan dalam karya akhir ini meliputi empat solusi perrnasalahan, yang didasari oleh analisa-analisa yang dilakukan sepanjang pembahasan karya akhir. Solusi yang direkomendasikan pada prinsipnya adalah melakukan quit scenario pada pola aliansi yang mempunyai effective benefit sangat rendah, kemudian melakukan penguatan aliansi pada aliansi yang masih memiliki effective benefit cukup baik akan tetapi mempunyai dinamika ke depan yang tinggi serta rnelakukan gerakan lebih agresif dalam menguasai channel-channel di daerah untuk mengantisipasi perubahan-perubahan aliansi yang terjadi. Dengan solusi-solusi ini diharapkan PT.X dapat menyongsong tantangan-tantangan ke depan dengan lebih baik lagi.
"
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>