Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30387 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ari Sudarman
Yogyakarta: BPFE, 1992
338.5 ARI t I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Sudarman
Yogyakarta: BPFE, 1992
338.5 Sud t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Multifiah
Malang: Universitas Brawijaya Press, 2011
338.5 MUL t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Clarkson, Kenneth W.
New York: McGraw-Hill, 1982
338.6 CLA i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Syahruddin
Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1990
338.5 SYA d (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pratama Rahardja
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1999
338.501 PRA t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jogiyanto H.M.
Yogyakarta: Andi, 2004
338.507 JOG t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Elmyra Noor Khalida
"Benchmarking adalah salah satu metode paling efektif untuk berkembang dan belajar dari kasus-kasus yang terbukti berhasil. Benchmark study kepada Incheon Free Economic Zone dan Shenzhen Special Economic Zone sebagai Kawasan Ekonomi Khusus KEK dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada Pemerintah Indonesia yang sedang bersiap menghadapi tantangan dari pengembangan Nongsa Digital Park, industrial park pertama di Indonesia yang ditujukan untuk perusahaan digital dan teknologi. Riset ini mempelajari kunci-kunci penting di balik kesuksesan IFEZ dan Shenzhen. Selain keduanya berlokasi di negara dengan ekonomi terbesar dunia - Korea Selatan dan Cina - keduanya juga termasuk KEK paling unggul dan maju, karena sudah berfokus pada pengembangan industri high-tech. Riset ini menggunakan metode kualitatif dengan in-depth interview dan studi iterature sebagai teknik pengumpulan data. Beberapa kunci kesuksesan IFEZ dan Shenzhen yang ditemukan dari riset ini: 1 dukungan dari Pemerintah pusat dan lokal; 2 strategi dan tujuan yang jelas; 3 service untuk investor yang efisien; 4 investasi pada kegiatan research and development; 5 menciptakan hubungan antara perusahaan lokal dengan investor asing; dan 6 menarik tenaga kerja dengan keterampilan tinggi melalui kerjasama dengan universitas atau institusi pendidikan.

Benchmarking is one of the most effective means to develop and learn from successful cases. Benchmark study to Incheon Free Economy Zone IFEZ and Shenzhen Special Economic Zone Shenzhen would provide insights for Indonesian government, as the country now prepares to face the challenges of developing Nongsa Digital Park, the first industrial park to foster digital and technology enterprises. This paper discovers the key success factors behind IFEZ and Shenzhen. Besides located in the worlds most powerful economies ndash Republic of Korea and China ndash both are also among the most prominent and advanced SEZs, now pursuing the development of high technology industries. This study utilizes qualitative method with in depth interview and literature study as data collection technique. Several key success factors of IFEZ and Shenzhen found from the research 1 support from central and local government 2 clear strategic direction and purposes 3 efficient investment services 4 investment in research and development 5 develop linkage between local enterprise and foreign investors and 6 attract high quality talents from partnerships with universities.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qodry
"Pembangunan ekonomi kerakyatan diarahkan untuk memberi perhatian kepada upaya peniberdayaan ekonomi rakyat. Perhatian khusus tersebut diwujudkan dengan Iangkah-langkah strategis yang secara Iangsung ditujukan pada perluasan akses rakyat kepada sumber daya pembangunan disertai penciptaan peluang-peluang bagi masyarakat di lapisan bawah untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan, sehingga mampu mengatasi kondisi keterbelakangan dan memperkuat posisi ekonomi mareka. Salah satu upaya yang paling tepat dalam pemberdayaan ekonomi kerakyatan adalah mengembangkan kegiatan ekonomi yang menjadi tumpuan kehiaupan ekonomi seluruh rakyat dan mampu mengakomodasi keberadaan sumber daya manusia yang ada. Pengembangan usaha kecil (industri kecil dan industri rumah tangga) merupakan alternatif pilihan yang menggambarkan hal tersebut dan merupakan salah satu entry point menuju pengembangan ekonomi Indonesia di abad mendatang.
Industri kerajinan kain tapis merupakan salah satu komoditas unggulan yang sedang berkembang saat ini di Kota Bandar Lampung. Kain tapis merupakan kain tradisional masyarakat Lampung yang biasanya hanya dipergunakan dalam acara-acara adat. Awalnya, kain ini hanya dibuat oleh rumah tangga untuk memenuhi keperluan sendiri. Kini, kain tapis telah diproduksi secara komersial untuk memenuhi kebutuhan lokal, domestik dan bahkan sudah ada yang diekspor. Dengan sentuhan teknologi sederhana dan design produk yang variatif kain tapis semakin berkembang.
Meskipun telah menunjukkan hasil-hasil yang menggembirakan dalam pengembangan, akan tetapi masih banyak dijumpai permasalahan yang dihadapi oleh industri kerajinan ini antara lain: (1) keterbatasan kemampuan dalam pengelolaan usaha; (2) Keterbatasan dalam permodalan; (3) Kurangnya informasi dan penguasaan pasar; (4) Keterbatasan kepemilikan dan penguasaan teknologi yang digunakan; dan (5) Ketiadaan kelembagaan. Industri kerajinan kain tapis dipandang memiliki potensi besar untuk dapat dikembangkan Iebih lanjut. Hal ini mengingat masih terbukanya peluang pasar untuk menyerap hasil kerajinan ini. Namun, dengan adanya beberapa permasalahan/kendala di atas menyebabkan industri kerajinan tersebut mengalami hambatan dalam pengembangannya. Kegiatan ekonomi ini perlu mendapatkan perhatian pemerintah, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakatnya.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan Strategi (skenario dan kebijakan) pengembangan industri kerajinan kain tapis dalam upaya pemberdayaen ekonomi rakyat. Untuk merumuskan strategi pengembangan industri kerajinan kain tapis, alat analisis yang digunakan adalah metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dengan model proyeksi dan model perencanaan. Menurut Permadi (1992), model perencanaan dalam AHP merupakan gabungan dari model proyeksi dan model perencanaan. Model Proyeksi (Forward Process) bermaksud memperkirakan kondisi masa depan yang ke!ihatannya mungkin atau layak terjadi berdasarkan kondisi yang ada atau sedang berjalan. Sedangkan model perencanaan (Backward Process) bertujuan menentukan kebijaksanaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan di masa depan. Untuk tercapainya perencanaan yang lebih efektif, kedua model di atas dapat digabungkan dimana pertama-tama kondisi yang diinginkan di masa depan ditentukan melalui model proyeksi dan berikutnya kebijaksanaan yang diperiukan untuk mencapainya ditentukan dalam model perencanaan. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan Software Expert Choice 3.0.
Berdasarkan kerangka model forward-backward process, pemerintah daerah merupakan pelaku yang paling besar peranannya dalam pengembangan industri kerajinan Pain tapis di Kota Bandar Lampung. Dari kerangka forward process menunjukkan bahwa dalam lima tahun mendatang skenario utama dalam pengembangan industri kerajinan kain tapis adalah skenario "Industri kerajinan sebagai penggerak ekonomi daerah". Sedangkan dari kerangka backward process menghasilkan urutan prioritas kebijaksanaan dalam pengembangan industri kerajinan kain tapis yaitu kebijaksanaan pembinaan dan perlindungan usaha, kebijaksanaan bantuan permodalan, kebijaksanaan peningkatan promosi dan perluasan pasar, dan kebijaksanaan pengembangan kemitraan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20152
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deliarnov
Jakarta: Rajawali, 1991
338.5 Nic t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>