Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1345 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Franz Magnis-Suseno
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997
321.8 FRA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hadiyanto
Jakarta: Rineka Cipta, 2004
371.077 HAD m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sapardi
"Terdapat hal yang menarik dalam dunia filsafat, tidak ada sesuatu pun yang dapat memperoleh suatu jawaban yang memuaskan. Filsafat tidaklah menjawab, tetapi mengarahkan kepada pemikiran yang lebih mendalam terhadap sesuatu. Terhadap dunia manusia, para filsuf telah banyak memberikan pemikirannya. Sejak Plato, Aristoteles, Thomas Aquinas, Rene Descartes hingga kepada filsuf eksistensialis, seperti Heidegger, Sartre maupun yang lain, juga belum dapat memberikan kepuasan dalam mengungkap manusia, termasuk dialamnya kebebasan. Manusia selalu berusaha untuk mencari hakikat yang paling benar, tetapi selalu kekurangan yang dihadapi.
Kajian pokok yang penulis bahas dalam Tesis ini adalah Kebebasan Dalam Pandangan Buddhisme Suatu Telaah Filosofis. Kelahiran demi kelahiran terus berlangsung dan tidak hentinya. Penderitaan dijalani sebagai konsekwensinya dari kelahiran dan kematian. Penderitaan sebagai proses dinamika kehidupan manusia dalam pandangan Buddhisme. Untuk menyingkapi hal tersebut maka kebebasan sebagai alat yang dipergunakan untuk analisanya sehingga dapat dipahami proses kehidupan manusia dalam mencapai tujuan. Selanjutnya adalah esensi manusia yang hakekatnya mengalami penderitaan.
Kajian terhadap manusia dipaparkan kedalam berbagai pokok permasalahan. Untuk memahami hakekat kebebasan dari sudut pandang Buddhisme, maka dalam memahami manusia harus dipandang dari berbagai aspek. Aspek-aspek dimaksud saling keterkaitan dan tidak dapat terpisahkan.
Agar sejalan dengan tujuan dan kegunaan penelitian maka pemikiran awal dirumuskan tentang sejarah perkembangan Buddhisme. Refleksi sejarah mencerminkan pemikiran Buddhisme terhadap segala hal yang akan menjadi acuan. Tahap selanjutnya tentang pandangan Buddhisme terhadap manusia, yang menyangkut alam semesta, alam-alam kehidupan, hakekat manusia, roda kehidupan dan kedudukan manusia.
Kajian selanjutnya diarahkan kepada pemikiran yang lebih mahuk kedalam esensi manusia. Dimensi kebebasan untuk memberikan arah dan tujuan yang seharusnya manusia pergunakan. Adanya rintangan batin yang menjadi momok dalam kehidupan untuk mencapai kesempurnaan. Pandangan terang yang harus dilatih dalam kehidupan melalui meditasi. Kebebasan mutlak sebagai tujuan akhir dari kehidupan. Esensi dari kelahiran mahluk menurut Buddhisme adalah kondisi yang menderita sebagai konsekwensinya. Dalam hal ini harus dipahami secara baik, sehingga untuk mencapai tujuan akhir maka manusia harus menghindari Dua Hal Ekstrim dan melaksanakan Jalan Tengah. Kesempurnaan sebagai akhir tujuan dari kehidupan.
Dalam menyampaikan kajian-kajian tersebut diatas, perlu diketahui bahwa pemikiran dari filsuf-filsuf lain juga dipergunakan. Pemikiran-pemikiran tersebut dipergunakan baik sebagai komparasi maupun lainnya. Sehingga akan dapat diperoleh keterpaduan dalam penulisan ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T10845
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Hasanuddin Wahid
"Perang sebagai sebuah institusi sosial tertua di dunia, sampai detik ini tetap menjadi isu yang paling mematikan dalam sejarah umat manusia. Perangdalam banal ( hampir semua orang-terkait erat dengan penggunaan kekerasan, tipu muslihat (kelicikan), irrasional, penghancuran, kenestapaan, dan despotisme. Perang bukanlah soal politik atau diplomasi ataupun konsep-konsep modem lainnya. Perang adalah sesuatu yang sangat primitif, dan menyangkut rasa kebencian yang mendalam dan sulit dijelaskan.
Penelitian ini berusaha untuk melakukan kajian terhadap perang melalui karya Clausewitz On War dengan menggunakan pendekatan filosofis demi membuktikan apakah perang identik dengan pemahaman umum di atas. Terkait dengan masalah perang ini, peneliti berupaya menelitinya dengan menggunakan pendekatan konstruktivis/perspektif untuk memperoleh kejelasan seperti apakah sebenarnya pemikiran perang itu berdasarkan karya Clausewitz On War. Lebih dari itu, penelitian ini sebenarnya dikonsentrasikan untuk menelaah secara filosofis konsepsi Clausewitz tentang perang, sebab perang bagi Clausewitz tidaklah identik dengan irrasionalitas, penuh kebiadaban dan primitif. Penelitian ini mengungkapkan bahwa perang dalam pandangan Clausewitz hanyalah merupakan alat dari politik (tujuan nasional sebuah bangsa). Perang bukanlah sebuah tujuan melainkan hanyalah alat dari politik (kebijakan/tujuan nasional) sebuah bangsa. Perang itu sendiri bersifat konstan, sedangkan tata cara, alasan berperang, strategi, taktik, skala ataupun bentuknya berubah-ubah dari waktu ke waktu. Dengan demikian, Clausewitz melihat bahwa perang bukan hanya tindakan politik, namun juga alat politik yang nyata, suatu kelanjutan dari perdagangan politik, upaya untuk mencapai yang sama namun melalui jalan yang berbeda. Pandangan politik adalah tujuannya, perang adalah sarananya dan dalam konsepsi Clausewitz, sarana harus selalu tercakup dalam tujuan. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa didalam On War ditemukan koordinasi yang kuat antara filsafat dan pengalaman. Sejumlah penlikiran filosofis tentang perang dalam On War banyak memperoleh pengaruh dan Machiavelli, Hegel dan Kant. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa Clausewitz melalui karyanya On War juga menegaskan bahwa masalah perang dapat dipelajari secara logis-ilmiah dengan pendekatan-pendekatan filosofis. Pada akhirnya, penelitian ini membuktikan bahwa perang tidaklah identik dengan penggunaan kekerasan yang buta tanpa batas, biadab, primitif dan tidak dapat dikendalikan. Selain perang bukanlah monopoli para jenderal militer. Meski Clausewitz menyatakan bahwa object perang adalah vernichtung (penghancur leburan) kekuatan musuh secara total, Clausewitz justru menunjukkan bahwa perang itu memiliki logikanya sendiri dimana penggunaan kekerasan dapat diukur dan dibatasi oleh sesuatu di Iuar perang itu sendiri. Perang selalu berada dibawah pada tujuan politik ekstemal yang menentukan luas dan sifat kekerasan yang hendak diterapkan. Perang dibenarkan hanya pada saat hal tersebut secara rasional digunakan untuk kepentingan masyarakat luas.

War is an oldest social institution in the world until this moment had been issue which is most killing issue in history of mankind. War-in almost human mind-related to the violence usage, gimmick, irrational, devastation, sorrow and despotism, war is not a politic manner or diplomation or others modem concept. War is something which is very primitive and concerning deep hatred which is hard to be explained. This research try to conduct study as to war by Clausewitz's work On War with using philosophical approach by proof what is identical war with general understanding above. Related to this war problem, researcher tries to research with using constructivist/perspective approach for getting clarity as what is truly that was opinion according to Clausewitz's work On War. More than it, this research is actually concentrated for analyzing philosophically Clausewitz's conception about war, because war for Clausewitz is not identical with irrational, hatred and primitive. This research was showed that war in Clausewitz's opinion is merely tool from politic (national aim in a nation). War is not a means but is merely tool of politic (policy/national aim) a nation. War it self had the quality of constant whereas procedures, wage war's reason, strategy, tactics, scale or its form fluctuated from time to time. Thereby, Clausewitz saw that war is not merely political action, but also real political action, a continuation of political commerce, effort for reaching the same thing but using the different way. Political view is the aim, war is the tool and in Clausewitz's conception, a tool is always come within in the aim.
This research also showed that inside On War can be found strong coordination between philosophy and experience. Amount philosophy view about war in On War a lot of obtaining influence from Machiavelli, Hegel and Kant. Beside that, this research also showed that Clausewitz by his work On War also affirmed that war problem can be studied logically-scientific with philosophical approach. In the end, this research showed that war is not identical with blind of violence usage, barbaric, primitive and can not be controlled. Beside that, war is not military General's monopoly. Although Clausewitz expressed war object is Vernichtung (destruction) enemy's strength totally, Clausewitz exactly showed that war have its logic where violence usage can be measured and bordered by something outside the war it self. War always exists under external political target in determining wide and nature of hardness which will be applied. War is merely agreed at the time of mentioned above rationally is used for the sake of wide society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T17340
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwizatmiko
"Pierre Bourdieu, dalam bukunya, Language and Symbolic Power, menunjukkan bahwa bahasa merupakan instrumen simbolik yang berhubungan dengan kekuasaan. Praktik bahasa dihasilkan oleh habitus dan selalu terjadi dalam arena berkesenjangan sosial. Bahasa sebagai praktik sosial berkaitan erat dengan kepentingan, dan pertarungan kekuasaan. Bahasa bukanlah medium yang bebas nilai dalam mengkonstruksi realitas. Bahasa sebagai satu bagian dari instrumen simbolik berperan bagi sarana praktik kekuasaan yang memungkinkan dominasi dan kuasa simbolik. Kuasa simbolik ialah kuasa yang tak nampak dengan mensyaratkan salah pengenalan (ketidaksadaran) pihak yang menjadi sasaran. Namun, kondisi kesadaran dan ketidaksadaran dapat terjadi bagi sang aktor dalam menjalankan praktik kekuasaan tersebut.

Pierre Bourdieu, in Language and Symbolic Power, argues that language is a symbolic instrument relate to power. Practice of language (utterence) produced by habitus and occurs in fields. Language as social practices relates to interests, and battle or struggle for power. Language is not value-free medium for constructing realities. Language as a part of symbolic instrumen roles as power_s main instrument to gain domination and symbolic power. Symbolic power is invisible power which can be exercised only with the complicity of those who misrecognition (unconsciousness) that they are subject to it. However, unconsciousness and consciousness both possible condition for actors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S15987
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pangesti Atmadibrata
"ABSTRAK
Sejarah Kesusastraan Cina mencatat nama Tao Yuanming sebagai salah satu sastrawan terbaik masa pra-Tang yang karya-karyanya banyak membawa pengaruh bagi penulisan cerita-cerita Chuanqi, puisi masa Tang dan otobiografi. Semasa hidupnya Tao dikenal sebagai penyair yang suka menyendiri, suka minum arak, gemar membaca dan belajar, serta tidak menyukai ketenaran dan kekayaan.
Naskah Wuliu Xiansheng Zhuan, yang merupakan salah satu esai yang ditulis oleh Tao Yuaming merupakan suatu naskah yang bersifat otobiografis. Dalam naskah yang terdiri dari kurang lebih 170 karakter Cina tersebut, Tao mengutarakan kisah kehidupannya, pandangannya terhadap dirinya sendiri, serta sikapnya pada masyarakat dan pemerintah pada jamannya. Melalui penelaahan naskah ini, dapat diperoleh berbagai informasi mengenai diri Tao Yuanming yang sendirinya dapat mengungkapkan sosok Tao Yuanming. Gambaran sosok Tao Yuanming yang diperoleh dari naskah ini melatar belakangi tema yang sering muncul dalam karyanya seperti kegembiraan di pengasingan, suasana pedesaan dan pegunungan, ataupun kritik terhadap pemerintah yang korup dan masyarakat yang mengagungkan ketenaran dan kekayaan."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Vincentia Irmayanti Meliono
"ABSTRAK
Kehidupan masyarakat Jawa seialu diwarnai oleh kehidupan simbolis. Unsur-unsur simbolis itu sangatlah berperan terutama di dalarn kehidupan sehari-hari. Dalam menjalani kehidupannya, masyarakat Jawa mengungkapkan perasaan dan perilakunya dengan mengkaitkannya pada hal-hal yang bersifat simbolis. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukannya seringkali dituangkan dalam bentuk upacara-upacara. Tak pelak lagi, dalam upacara-upacara tersebut unsur simbolis sangat berperan di dalamnya. Unsur-unsur simbolis itu berkaitan dengan pandangan hidup masyarakatnya. OIeh karenanya, unsur-unsur simbolis itu haruslah dihayati dan dipahami sehingga ungkapan serta keinginan masyarakatnya dapat terkuak dan menjadi pedoman hidupnya.
Upacara-upacara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa berkaitan dengan siklus kehidupan manusia, seperti kelahiran, perkawinan, dan kematian ataupun juga berkaitan dengan pekerjaan, mendirikan rumah, kenaikan pangkat, dan sebagainya. Salah satu tradisi Jawa yang dilaksanakan oleh masvarakatnya adalah upacara wiwuhan atau upacara perkawinan. Dalam melaksanakan upacara tersebut, mempelai laki-laki dan perempuan menggunakan busana dan tata rias yang diperuntukkan pada upacara wiwahan serta melaksanakan upacara yang sarat dengan tata cara dan adat Jawa. 'I'ata cara tersebut berasal dari kalangan keraton ataupun raja-raja Jawa yang berkuasa di tanah Jawa. Dengan kata lain, kehidupan dan perilaku para bangsawan yang berada di dalam komunitas keraton menjadi salah satu sumber budaya Jawa. Untuk memahmi upacara wiwahan, baik mengenai tata busana, tata rias maupun langkah-langkah dari upacara yang ada di lingkungan istana, perlu dipahami juga latar belakang yang mendasarinya."
1998
D6
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Menezes, J.Inocencio
Yogyakarta: Kanisius, 1986
601 MEN m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Okto Danamasi
"Identitas merupakan salah satu tema utama dalam filsafat. Pada pemikiran modern, identitas didefinisikan sebagai sesuatu yang bersifat tunggal, absolut, dan closure. Amartya Sen mengkonscpkan identitas modern sebagai ilusi identitas tunggal. Ilusi identitas tunggal merupakan reduksionisme atas adanya afiliasi Inajemuk, peran nalar dan pilihan manusia tentang identitas yang memicu tei jadinya kekerasan. Pemikir kontemporer melihat kekerasan berakar dari problem identitas. Identitas yang closure mendapat tantangan dari para pemikir kontcmporer. Kwame Anthony Appiah menjelaskan bat-ma identitas bukanlah sesuatu yang melekat pada subjek atau terdeterminasi oleh komunitas melainkan terfragmentasi dalam identitas-identitas lokal yang bersifat partikular. Identitas merupakan sumber nilai yang dimiliki subjek. Berangkat dari pemahaman ini, Appiah menekankan bahwa masyarakat kontemporer membutuhkan aturan hidup beisama yang baru yaitu etika kosmopolitan. Etika kosmopolitan menjelaskan bahwa benturan nilai etis dan nilai moral tidak selalu berujung pada kontlik. Konflik yang berujung pada kekerasan sering terjadi di Indonesia. Berangkat dari konflik SARA di Indonesia belakangan ini, analisa pemikiran Iilsafat kontemporer rasanya sesuai dengan situasi yang terjadi. Kekerasan merupakan salah satu N vajah Opresi. Opresi dan dominasi dalam masyarakat kontemporer adalah tanda ketidakadilan. Masyarakat kontemporer merupakan masyarakat mutikultur yang terdiri dari berbagai nilai budaya, etnis, agama dan kultural membutuhkan sistem politik yang mampu mengakomodasi seluruh elemen kelompok sosial sehingga menjamin tegaknya keadilan. Iris Marion Young menawarkan politik perbedaan sebagai sistem politik yang mampu mengakomodasi perbedaan sekaligus mengemansipasi kelompok subaltern. Politik perbedaan mendefinisikan ulang perbedaan sebagai sesuatu yang relasional dan fugsional. Politik perbedaan berangkat dari konsep identitas diskursif. Identitas diskursif bersifat fluid, kontekstual, dan fragmented. Sistem politik yang sesuai dengan masyarakat multikultur adalah politik perbedaan. Politik perbedaan menawarkan keherpihakan negara terhadap kelompok tertentu yaitu kelompok subaltern. Keherpihakan negara menjamin suara-suara minoritas muncul dalam sirkulasi diskusi publik"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S15989
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vincentia Irmawati
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>