Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147189 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19355
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naibaho, James M. P.
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh return pasar dan variabel makro terhadap return pada sektor farmasi melalui analisis Model APT dan CAPM. Variabel makro yang digunakan meliputi perubahan nilai tukar US dollar terhadap Rupiah, tingkat SBI untuk satu bulan, tingkat Inflasi dan tingkat suku bunga dan return pasar diwakili oleh IHSG sedangkan contoh sample terdiri dari 9 saham pada sektor farmasi yaitu SQBI, TSPC, S CPI, MERCK, KLBF, DVLA, DNKS, BYSB dan BYSP.
Pengujian variabel makro menunjukkan bahwa h asil bervariasi artinya pengaruh variabel makro terhadap return emiten ada yang menunjukan negatif tapi ada pula yang positif. Setelah dilakukan treatment terhadap ketidaknormalan error term menunjukkan 5 saham signifikan dengan CAPM yaitu DVLA, KLBF, MERCK, TSPC dan SQBI sedangkan dengan APT 6 saham signifikan yaitu DNKS, DVLA, KLBF, MERCK, TSPC dan SQBI.
Pengujian dengan model APT dan CAPM menunjukkan hasil bahwa tidak ada satu modelpun yang valid untuk seluruh sampel yang diuji. APT valid untuk DNKS, DVLA, KLBF, MERCK dan TSPC sedangkan CAPM hanya valid untuk SQBI sedangkan BYSB, BYSP sedangkan SCPI tidak valid dengan kedua model.
Selanjutnya penulis menyarankan agar dilakukan penelitian lebih jauh mengingat hasil pengujian kenormalan terhadap distribusi error tern1 berbeda antara sebelum dan sesudah error term normal jauh berbeda dan penggunaan model CAPM ternyata cukup valid untuk beberapa saham karena itu dalam pemilihan model perlu pengujian yang lebih mendalam."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Munandar
"Telah dilakukan penelitian untuk menguji signifikansi pengaruh Market Beta, Size Perusahaan, Prospek Perusahaan, Tingkat Financial Leverage, Proporsi Kepemilikan Investor Asing, Sektor Industri, dan Periode Tahun, terhadap return saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEd) selama kurun waktu tahun 1997-2001.
Analisis data dengan metoda Ordinary Least Square (OLS), setelah melalui berbagai pengujian dan treatment yang diperlukan untuk mernastikan bahwa model yang disusun telah memenuhi asumsi-asumsi metoda OLS, sampai pada kesimpulan bahwa variabel-variabel Market Beta, Size Perusahaan, Prospek Perusahaan, Tingkat Financial Leverage, Proporsi Kepemilikan Investor Asing, Sektor Industri, dan Periode Tahun secara bersama-sama mampu menjelaskan 98,85% dari variasi return saham-saham yang diperdagangkan di BEJ pada tahun 1997-2001.
Di sisi lain, ditemukan bahwa variabel-variabel yang secara individual memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return adalah market beta, variabel dummy untuk sektor-sektor industri Agriculture, Miscellaneous Industry, Consumer Goods, Infrastructure, serta variable dummy untuk seluiuh periode tahun. Namun demikian, pengaruh market beta terhadap return ternyata berbeda dari teori dan hipotesis yang ada, yaitu negatif (seharusnya positif). Adanya hasil ini masih membutuhkan kajian lebih lanjut untuk mencari dan mengklarifikasikan penyebabnya. Sementara itu, Sektor Agriculture ternyata memberikan return yang relatif lebih rendah dibandingkan sektor-sektor lain. Sedangkan return saham pada tahun 1998 relatif paling rendah jika dibandingkan dengan tahun-tahun lain dalam periode yang diteliti, dan return saham pada tahun 1999 relatif paling tinggi.
Sebaliknya, variabel-variabel size perusahaan, prospek perusahaan, tingkat financial leverage, proporsi kepemilikian investor asing, Berta variabel dummy untuk sektor-sektor industri Mining, Basic Industry, Property, dan Finance, tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham-saham yang tercatat di BEJ tahun 1997-2001."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Rahmat Machribi
"Sektor yang sangat berhubungan dengan terpuruknya kinerja perbankan adalah sektor properti. Hal ini disebabkan hampir sebagian besar permodalan sektor properti diperoleh dari kredit yang diberikan oleh pihak bank. Upaya pemerintah dalam mengatasi krisis ekonomi diharapkan bisa mengembalikan kinerja properti yang selama krisis praktis hilang. Untuk itulah penelitian ini melihat bagaimana pengaruh Variabel makro seperti tingkat bunga, inflasi, kurs dan uang beredar terhadap tingkat pengembalian saham properti di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Penelitian menggunakan populasi semua saham properti yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta (BE)) sedangkan sampel dalam penelitian menggunakan data makro seperti tingkat inflasi, jumlah uang beredar, tingkat bunga SBI dan Kurs Dollar Amerika Serikat yang diperoleh dan Bank Indonesia dan Biro Pusat Statistik serta data harga saham properti dan IHSG diperoleh dari Bursa Efek Jakarta sebanyak 33 emiten. Data yang digunakan data time series bulanan yaitu mulai bulan Juli 1998 sampai dengan Juli 2003. Analisa dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda.
Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel-variabel makro (tingkat bunga, inflasi, kurs dan uang beredar Y Variabel independen mempunyai pengaruh yang beragam terhadap kinerja saham properti. Pengaruhnya pun bervariasi , ada yang negatif dan ada pula yang positif: Tingkat pengembalian pasar sangat berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian saham properti (32 saham positif dan I saham negatif). Tingkat suku bunga SBI berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian saham properti (19 saham negatif dan 14 saham positif). Variabel perubahan uang beredar berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian saham properti (17 saham positif dan 16 saham negatif). Variabel kurs dolar Amerika berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian saham properti (23 saham negatif dan 10 saham positif), Variabel tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian saham properti (19 saham negatif dan 14 saham positif).
Hasil regresi tersebut menunjukkan terjadinya penyimpangan teoritis. Artinya, hasil regresi secara substantif menunjukkan ketidaksesuaian dengan teori. Sebagai contoh, pengaruh tingkat bunga SBI yang seharusnya berpengaruh positif, ternyata dalarn realitasnya tidak selalu demikian. Bahkan untuk beberapa saham properti, pengaruh SBI justru berbanding terbalik. Hal yang sama juga ditemukan pada variabel kurs dolar Amerika."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prakarsa Panjinegara
"Tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk melihat seberapa jauh pengaruh perubahan jumlah uang beredar (M2), perubahan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), perubahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar terhadap tingkat pengembalian pasar saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang diwakilkan dengan Return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode sebelum krisis moneter yang diambil sejak periode Januari 1995 sampai dengan Juni 1997, dibandingkan dengan periode krisis moneter yang diambil sejak periode Juli 1997 sampai dengan Desember 1999 yang dianalis dengan menggunakan data mingguan pada periode tersebut.
Selain daripada itu penelitian ini juga melihat pengaruhh tingkat pengembalian pasar (return IHSG), perubahan jumlah uang beredar (M2), perubahan tingkat suku bunga SBI, perubahian nilai tukar Rupiah atas US Dollar terhadap tingkat pengembalian saham dan tingkat portofolio industri di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Pada periode sebelun krisis tingkat pengembalian pasar saham di Bursa Efek Jakarta yang diwakilkan dengan Return Indeks Harga Salim Gabungan (IHSG) dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan jumlah uang beredar (M2) dan perubahan tingkat suku bunga SBI, sedangkan pada periode krisis return IHSG dipenganihi secara signifikan oleh
perubahan jumlah uang beredar (M2) dan perubahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar.
Hasil penelitian juga menunjukkan dengan mengggunakan analisis multi faktor yang merupakan sintesa antara model Arbitrage Pricing Theory (APT) dengan model Capital Asset Pricing Mode! (CAPM) didapat adanya perbedaan pengaruh yang nyata antara periode sebelum krisis rnoneter dan periode krisis moneter antara pengaruh perubahan variabel ekonomi makro yang digunakan pada penelitian terhadap tingkat pengembalian saham dan tingkat pengembalian portofolio industri di Bursa Efek Jakarta.
"
2000
T20609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Siswanto
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dinamika intrahari return, volatilitas return, dan volume transaksi pads hari pertama saham diperdagangkan diBEJ. Penelitian menggunakan data intrahari dengan interval 5 menit dan 15 menit Sampel penelitian ini merupakan penisahaan-penisahaan yang melakukkan IPO pada periode 2003 sampai dengan 2005.
Hasil penelitian menunjukkan adanya volatilitas yang tinggi pada awal dan akhir perdagangan, return yang positif pads interval pertama perdagangan (09.30-09.35 dan 09.30-09.45), terdapat poly volatilitas return yang menyerupai huruf L, dan huruf W pada volume transaksi. Pembelian saham pada I jam pertama dan kemudian dijual pada akhir had perdagangan tidak memberi keuntungan.

This research intends to investigate the intraday dynamics of stock Return, Returns Volatility and Transaction Volume on the first day a new issue is traded in Jakarta Stock Exchange. It uses intraday data of 5 minutes and 15 minutes interval, respectively. Sample for this study consists of IPOs shares from 2003 to 2005.
The result show that there is high Volatility at the beginning and during the end of trading hours, while positive Returns are evident during the first interval trading (09.30 - 09.35 and 09.30 - 09.45, respectively). Return Volatility displays Letter L pattern, and Transaction Volume letter W pattern. Apparently, buying shares during the first trading hour, then selling them at the closing trading hour will not be profitable.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20276
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paulus Indrawan Handoko
"The aim of this research is :
a. Knowing the different condition in financial performance and operation of the company before and after right issue
b. Knowing the different condition in financial performance and operation of the company which have right issue or not
c. Knowing the different company issue performance which have right issue or not
The Methodology of this research : first of all, we make a normality test (natural logarithm) for all data. In the iirst hypotheses, we make t- pair test to know the different significancy of ratio mean in the company before and after right issue. Second and third hypotheses, use independent t - test to see the condition in financial performance before they make right issue and after is affected by market condition at the moment (use 5 % and 10 % level signihcancy).
The result from this research is show that for the moment aiier right issue there is only 5 ratio which affect the financial condition of the company and the other side the research in company issue performance show that the financial performance issuer is underperformed and the financial perfomiance non issuer is not. This condition also occur if we compare with the market."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T16986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhian Febrianto
"Salah satu cara pencarian dana yang saat ini sering kita dengar dan sudah banyak dilakukan di banyak perusahaan besar, adalah dengan mengeluarkan saham. Saham merupakan sebuah sertifikat kepemilikan alas perusahaan, di mana kepemilikan ini periodenya tergantung pemegang saham tersebut, bisa dalam jangka pendek maupun jangka panjang, tetapi umumnya kepemilikan saham untuk jangka panjang. Dalam penelitian ini, penulis mengambil satu perusahaan telekomunikasi yang posisi sahamnya cukup stabil di Bursa Efek, yakni PT Indosat.
Mencermati pergerakan jual - beli saham di sektor telekomunikasi dalam kurun waktu 2002-2004, posisi Indosat masih cukup kuat dalam jajaran 10 besar perusahaan terbuka. Hal itu terjadi karena perusahaan Indosat merupakan salah satu perusahaan yang berkapitalisasi besar, sehingga mampu menunjukkan eksistensi yang menjanjikan di dunia pertelekomunikasian. Berbagai fenomena mempengaruhi pergerakan penjualan sahamnya, mengingat saham merupakan salah satu bentuk investasi yang banyak diminati dan tidak terlalu fluktuatif seperti halnya kurs dollar ataupun suku bunga Bank.
Berdasarkan pada permasalahan yang diangkat, sorta keterbatasan waktu, maka penulis mencoba menganalisa hal sebagai berikut, dengan menggunakan data laporan tahunan Bank Indonesia dan Bursa Efek Jakarta :
a. Faktor yang berpengaruh pada volume perdagangan saham, meliputi nilai tukar rupiah terhadap US dollar dan tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia 1 bulanan dalam periode 2002 - 2004.
b. Faktor terpengaruh adalah volume perdagangan saham PT. Indosat di bursa efek jakarta dalam periode 2002 - 2004.
Dari penelitian dan penganalisaan data tersebut diatas diperoleh hasil bahwa dalam periode 2002 - 2004 pergerakan volume penjualan saham di bursa efek Jakarta, khususnya saham PT.Indosat, dipengaruhi oleh kurs dollar amerika dan suku bunga SBI, tapi pengaruh yang diberikan sangatlah lemah.. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikan penelitian lebih kecil dari pada nilai signifikan hitung untuk kurs dollar secara parsial maupun secara simultan, yakni parsial sebesar 0.74 dan simultan sebesar 0.56. Begitu pula untuk suku bunga SBI pengaruhnya sangat lemah, hal ini juga disebabkan nilai signifikan penelitian lebih kecil dari pada nilai signifikan hitung balk secara parsial maupun secara simultan, yakni parsial sebesar 0.16 dan simultan sebesar 6.66.
Apabila dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan dengan menggunakan return sebagai variabel terikatnya, didapat kesamaan dalam hal pengaruhbaik kurs dollar maupun variable SBI memberikan pengaruh yang positif, hal ini bertentangan dengan penelitian terdahulu yang memberikan pengaruh yang negatif . Dengan berbagai masukan penelitian terdahulu, penulis berkesimpulan bahwa baik menggunakan return saham maupun volume perdagangan saham akan didapatkan pengaruh yang sama dari variabel kurs dollar, sedangkan dari variabel SBI akan didapat nilai pengaruh yang berbeda.

Old perception thought that telecommunication just to build and smoothness the business. But presently, telecommunication not just for the business, a very fast revolution in technology take over a junction of telecommunication as an entertainment , information provider tools, etc. One of the big companies in Indonesia who always develop their telecommunication market is Indosat Corporation, which sure need a big sources too finding their expanding plan. One of the many ways is through stocks or shares.
Shares, is the certificate which issued by the company with the nominal should be pay and period limitation on it. The public holders who have this certyicate have a contribution with the company as long as the period on it. There is mutual benefit between holder and issuer until the end of period agreed through the stock letters, during 2002 - 2004, Indosat always in top ten of Big companies in Jakarta Stock Exchange. Since Indosat is a big company, many phenomenons in economic and politic both outside and inside Indonesia take apart in influences their shares trade, but the prospect of this company is quit strong to be ignored by the investor. This bright side of Indosat, made the writer would like to know more about their transaction shares fluctuation in BEJ for period 2002 - 2004 in view of the exchange rate fluctuation of Indonesia currency versus US dollar and interest of Bank Indonesia certificate for the some period January 2002 up to December 2004.
Based on those data which taken from Annual report issued by Bank Indonesia, and using E Views and SPSS application to calculated and analyzed it got the result that The exchange rate fluctuation both partially or simultaneous give a very weak signyicantly impact to Indosat transaction shares fluctuation, partially at 0.74 and simultaneous at 0.56. Same result for interest of Bank Indonesia certnicate at 0.16 and 6.66. But there are unknown variable beside above which is give a big influence in Indosat transaction shares fluctuation at 37.42 percentage.
Comparing with previous research in shares returned in view of the exchange rate fluctuation of Indonesia currency versus US dollar and interest of Bank Indonesia certnicate, it also give a result that both factors give a positive impact to the return of shares. From this and some of previous research can be concluded that during the period 2002 - 2004, both exchange rate of Indonesia currency versus US dollar and the Interest of Bank Indonesia certificate give a positive influence to the Indosat transaction shares fluctuation, even so weak.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Difai
"Pelaku pasar menetapkan harga-harga untuk membeli atau menjual aktiva pada suatu pertukaran. Bid adalah harga pada saat market siap untuk membeli dan ask adalah harga pada saat market siap untuk menjual. Pelaku pasar harus menjelaskan segala perintah yang telah ditentukan pada kuota bid dan ask. Suatu tujuan dari mekanisme perdagangan adalah untuk mendapatkan keseimbangan harga, sehingga pelaku pasar dapat merubah harga-harga seminimal mungkin. Oleh sebab itu spread dari bid dan ask dapat menjadi sebuah indikator dari keseimbangan harga saham dengan melihat hubungan antara spread dengan keseimbangan harga tersebut.
Amihud and Mendelson (1986) membuat prediksi model yang memperlihatkan hubungan antara return yang diharapkan (expected return) dan spread relative. Jacoby et al (2000) secara positif memperlihatkan pula hubungan antara return yang diharapkan (expected return) dan spread relative.
Penelitian tersebut akan diuji dalam pasar modal di Indonesia yaitu Bursa Efek Jakarta pada masa sebelum krisis moneter dan pada masa krisis moneter. Penelitian juga mencakup hubungan return saham dengan faktor-faktor penentu spread.

Market perpetrator specify the price to buy or sell the asset at one particular transfer. Bid is price at the time of market ready for buying and ask is price at the time of market ready for selling. Market perpetrator have to explain all command which have been detennined at quota bid and ask. Intention of trade mechanism is to get the balance of price, so that market perpetrator can change the price as minimum as possible. On that account spread from bid and ask can become indicator from balance of share price reflected from relation between spread and the the price balance.
Amihud a.nd Mendelson (1986) making prediction model showing relation between expected return and relative spread. Jacoby Et al (2000) positively show also relation between expected return and relative spread.
The research will be tested in Jakarta Stock Exchange - capital market in Indonesia at the period before monetary crisis and during monetary crisis. Research also cover the relation of stock return with the determinant spread factor.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17000
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Maruli Tua Adelwerd
"Pemakaian model 3 Faktor Fama-French yang terdiri dari faktor return market, faktor size dan faktor value untuk melihat perilaku return saham di Bursa Efek Jakarta yang dilakukan pada periode pengamatan 1999-2003 menunjukkan bahwa model dapat menerangkan perilaku return pada portofolio pasar. Perusahaan yang memiliki size kecil memperoleh return yang relatif lebih baik dibandingkan dengan perusahaan size besar dan perusahaan yang memiliki low value akan memberikan kontribusi return yang relatif lebih besar dibandingkan perusahaan yang memiliki high value.
Portofolio (3x3) size dan value memberikan hasil yang bervariasi untuk ke sembilan portofolio yang disusun. Variasi hasil ini ditemukan juga pada portofolio size- factor loading size dan portofolio value factor loading value. Dapat dikatakan bahwa karakteristik perusahaan tidak memberikan kontribusi signifikan terhadap perilaku return.
Portofolio arbitrage yang meniru portofolio size dan value menunjukkan bahwa faktor size lebih dominan dibandingkan dengan faktor value dalam kontribusi return.

Fama and French (1993) propose a three factor model to describe the stock returns behavior. We use Fama-French Three Factor Model consists of return market factor, size factor and value factor to find out the behaviors of stock returns at Jakarta Stock Exchange (JSX) on the observation period (1999-2003). The results show that factor-based models can explain stock returns behaviors at market portfolio. Small size gives relatively better returns than big size and low value gives relatively better returns than high value.
Size and value portfolios (3x3) have varies results at nine (9) construct mimicking portfolio. The same results also find at size factor loading size portfolios and value factor loading value portfolios. We conclude that characteristics have no significant contribution of stock returns behaviors.
Arbitrage portfolios that construct mimicking size and value portfolios show that size factor dominates value factor in the contribution of stock returns.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20040
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>