Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135353 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anna Wulandari
"Indonesia merupakan negara yang mempunyai berbagai kekayaan alam didalamnya. Flora dan fauna tumbuh subur menghiasi seluruh pelosok negeri dengan berbagai kegunaan bagi masyarakatnya. Salah satu kegunaan yang terkandung didalamnya adalah untuk pengobatan dan kecantikan. Berbagai campuran tanaman dapat difungsikan sebagai obat tradisional yang disebut jamu. Seiring perkembangan jaman, jamu tidak hanya sebagai warisan yang disimpan sebagai obat rahasia keluarga, namun sudah masuk sebagai salah satu bentuk bisnis barn. Hal yang terbukti dengan munculnya banyak perusahaan jamu seperti Jamu Jago, Nyonya Meneer, Sido Muncul dan lain-lain dengan berbagai slogan yang dimilikinya. Salah saw perusahaan jamu yang sudah berdiri cukup lama yaitu. PT. Jamu Nyonya Meneer yang memposisikan sebagai jamu tradisi mutu terbaik untuk kesehatan dan kecantikan. Menariknya sejak berdiri tahun 1919 sampai saat ini perkembangan jamu Nyonya Meneer tidak sebaik jamu Sido Muncul yang berdiri sejak 1951. Perkembangan sebuah perusahaan sangat ditentukan oleh pemasaran dimana salah satu elemen pemasarannya adalah positioning. Mengingat adanya keterbatasan maka penelitian ini mengambil topik : analisis strategi positioning PT. Nyonya Meneer berdasarkan persepsi konsumen jamu di kota Depok. Data diperoleh dari referensi, data primer dari PT. Nyonya Meneer dan konsumen jamu. Data dari konsumen diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada konsumen jamu di wilayah depok yang datang ke kios jamu pada waktu yang telah ditentukan. Data dari responden yang terkumpul dianalisis secara kuantitatif dengan bantuan komputer yaitu SPSS selanjutnya dipadukan dengan data skunder lainnya dan dianalisis secara kualitatif sehingga diperoleh basil mengenai strategi positioning berdasarkan persepsi konsumen. Berdasar hasil analisis diperoleh bahwa strategi positioning yang diterapkan perusahaan terdapat persamaan dan perbedaan dengan persepsi konsumen mengenai positioning. Persamaan strategi positioning terletak pada segmentasinya yaitu untuk seluruh lapisan masyarakat dan positioningya yaitu tradisi mutu terbaik. Perbedaan yang tampak adalah pada target Market. Perusahaan ingin dilihat sebagai perusahaan jamu untuk kelas menengah atas tetapi konsumen menilai bahwa tidak ada target market khusus yang dibidik melainkan seluruh segmen dengan pemasaran serbasama."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
S19396
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Isnaniar
"Perkembangan obat tetes mata di Indonesia saat ini cukup pesat, hal ini ditandai dengan banyaknya obat yang beredar di pasaran, baik yang dapat dibeli dengan resep dokter (ethical), maupun beli secara bebas (OTC: Over The Counter). Banyak perusahaan farmasi mulai tertarik untuk penetrasi dan mengembangkan portofolio di segmen OTC. Karena dengan dijual bebas, berarti memiliki kesempatan pasar yang lebih luas dan pusat-pusat penjualan akan bertambah banyak. Salah satu keberhasilan suatu perusahaan dalam mengembangkan produk baru adalah memperhatikan persepsi konsumen. Persepsi konsumen dipengaruhi berbagai macam faktor diantaranya adalah faktor kualitas produk, faktor kebiasaan konsumen dalam menggunakan suatu produk, brand image dan faktor lingkungan.
Alcon Indonesia yang merupakan perusahaan farmasi yang bergerak di bidang mata terutama di bidang ethical, mengeluarkan sebuah produk Tears Naturale yang dipasarkan secara OTC. Tears Naturale belum diketahui masyarakat secara luas karena beberapa keterbatasan seperti distribusi dan aktivitas promosi yang terbatas. Penyebab lain adalah sudah adanya brand yang kuat seperti Visine dan Insto, semakin banyaknya pemain baru sehingga Tears Naturale harus berhati-hati dalam menentukan strategi pemasaran supaya dapat meraih pasar.
Untuk itu penulis akan mclihat bagaimana positioning antara merek obat mata khususnya merek Visine, Insto, Insto Moist, Tears Naturale dan Rohto yang bersaing di pasar terhadap atribut-atribut yang dimiliki merek-merek tersebut melajui analisis persepsi dan perilaku konsumen pemakai obat tetes mata. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metoda exploratory research dan descriptive research. Metode pengumpulan data menggunakan Self Administered Survey yang dilakukan pada lokasi perkantoran, apotik dan moderen outlet. Fonnat kuesioner yang dipakai adalah Close Ended Question dan Scale Respon Question. Skala yang digunakan adalah skala nominal, skala ordinal da.1 skala interval. Sampling frame dipilih adalah konsumen berusia 25 - 50 tahun. Pengarnbilan sampel menggunakan metode Convenience Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 105 orang sebagai responden. Hasil survey kemudian dianalisis dengan menggunakan metode frekuensi distribusi, crosstab analysis, analisis atribut dan biplot analysis.
Temuan yang didapat dari penelitian ini adalah:
- Atribut kemanjuran adalah atribut terpenting di mata responden.
- Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa ketujuh atribut yang ada dapat terwakili oleh dua faktor/dimensi, yaitu dimensi produk dan dimensi pendukung.
- Persepsi terhadap tingkat kepentingan atribut kemanjuran, temyata dipengaruhi secara signifikan oleh jenis pekerjaan konsumen. Sementara itu tingkat kepentingan atribut rekomendasi dokter, ternan dan keluarga dipengaruhi oleh jenis pekerjaan;. Usia mempengaruhi tingkat kepentingan atribut iklan dan aktivitas dan promosi. Jenis kelamin mempengaruhi tingkat kepentingan konsep. terhadap atribut kenyamanan.
Berdasarkan temuan diatas strategi positioning yang direkomendasikan untuk Tears Naturale adalah membangun kedekatan asosiasi merek dengan atribut kemanjuran, kemudian atribut rekomendasi dokter, teman dan keluarga Saran yang dapat diberikan oleh penulis kepada Tears Naturale sehubungan dengan hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendukung kedekatan asosiasi merek dengan kemanjuran dan juga rekomendasi dokter, ternan dan keluarga, dalam aktivitas promosinya Tears Naturale dapat menyertakan dokter maupun hasil riset untuk memperkuat bahwa merek ini sepenuhnya direkomendasikan oleh dokter dan sudah diakui secara klinis. Hal ini diharapkan dapat menimbulkan kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk Tears Naturale.
2. Tears Naturale sebaiknya melakukan edukasi pasar terhadap penyakit mata kering dan pentingnya menjaga kesehatan mata.
3. Sebaiknya Alcon Indonesia secara rutin melakukan berbagai kegiatan riset pasar untuk mengetahui secara cepat perubahan yang terjadi di pasar, adanya pergeseran selera konsumen dan pengembangan strategi pesaing, sehingga dapat dideteksi dan diatasi dengan cepat.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa kelemahan yang timbul dari keterbatasan peneliti. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain adalah metode sampling yang digunakan tidak memiliki tingkat keacakan yang teruji dan jumlah merek yang diuji hanya 5 merek, sehingga ada kemungkinan hasil yang diperoleh tidak bisa mewakili persepsi dan perilaku semua konsumen pemakai obat tetes mata di Jakarta. Selain itu dalam penelitian ini tidak membedakan kategori obat tetes mata untuk iritasi ringan dengan artificial tears dengan pertimbangan karena peneliti bermaksud melihat perilaku konsumen pengguna obat tetes mata secara umum, juga karena masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang sindrom mata kering dan obat tetes mata ynng beredar bebas di pasaran. Untuk itu disarankan penelitian lanjutan mengenai riset perilaku konsumen dengan mengkhususkan pada kategori produk artificial tears."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yves Christopher Rumajar
"ABSTRAK
Jumlah penduduk Indonesia sebesar 210,4 juta orang dengan proporsi
berdasarkan jenis kelamin laki-laki 49,9% dan perempuan 50,1% merupakan pasar
yang potensial untuk berbagai macam produk yang ditujukan bagi segmen wanita.
Salah satu bagian yang berkaitan dengan perawatan tubuh adalah kulit waiah
Kategori produk perawatan kulit yang sejak enam tahun terakhir gencar dipasarkan
adalahjenis produk pemutih kulit wajah (whitening). Kulit wanita Indonesia memiliki
karakteristik berwarna kecokiatan, ditambah lagi hidup di alam tropis di mana sinar
matahari mampu mendorong terbentuknya pigmen melanin, yaitu sejems sel yang
membuat kulit berwarna kecokiatan. Oleh karena itu, memiliki kulit wajah yang putih
diyakini merupakan kebutuhan wanita Indonesia.
Persaingan di kalangan produsen pemutih semakin meningkat, seiring dengan
meningkatnya kebutuhan konsumen akan produk pemutih. Hal ini membuat produsen
berlomba-lomba untuk mendiferensiasikan produknya daii produk kompetitor.
Dengan meningkatnya anis informasi, menarnbah pengetahuan konsuinen berkaitan
dengan khasiat dan kemampuan memutihkan maupun efek samping dan bahan
kandungan pemutih yang dapat merusak kulit wajah.
Menghadapi peluang pasar, persaingan yang meningkat, serta ai-us informasi
yang kontra-produktif mengenai produk pemutih, maka untuk memenangkafl
persaingan, pemasar seyogianya melakukan analisis terhadap persepsi dan perilaku
konsumen yang berkaitan dengan konsep diñ (self-image) wanita TujuaflflYa untuk
menemukat preferensi dalam ineinbeli produk pemutib scrt* menentukan posisi yang
tepat dalam bentuk konsumen
Penelitian düakukan dengan pendekatan riset eksploratOñ dan riset deskriptif.
Riset eksploratori dilakukan secan kualitatif untuk mendapatkim informas? awal
mengenai atribut-atribut yang berkaitan dengan konsep din dan perilaku konsumea
Selanjutnya dengan riset deskniptif alcan memberikan jawaban atas pertanYaa)
penelitian Metode pengumpulan data dilakukan dengan suivei self administered
questionnaires yang disebarkan kepada 200 responden yang berdomisili di DKI
Jakarta. Penelitian dalam tesis ini bersifat cross-sectional dalam kurun waktu 2 bulan
(September s/cl Oktober 2000). Prosedur pengambilan sampel nienggunakan metode
non-probability sampling dengan jenis judgement sample. Metode analisis yang
dipakai adalah: descriptive statistics, independent sample t-test, factor analysis,
dusts analysis dan biplot analysis.
Hasil penelitian menunjuickan baht balk wanita yang warna kulítnya
cenderung putih maupun cenderung bitam memiliki persepsi yang positif terhadap
dirinya, hanya saja wanita yang warna kulítnya cenderung putîh merniliki persepsi
yang lebib positif dibandingkan dengan yang wama kulitnya cendenmg hitam.
Penelitian menemukan faktor-faictor yang membentuk citra diii wanita, yaitu: faktor
penampilan, faktor inner beauty, dan faktor feminisme.
Dalam persepsi wanita, apabila ia meniakai pexnutih wajah maka akan
membuatnya kelihatan menarik, kelihatan segar, merasa percaya diri dan kelihatan
cantik. Manfaat pemutih yang paling dipentingkan konsumen adalah kemampuannya
melindungi kulit dan sengatan sinar matahari.
Penelitian yang berdasarkan teori self-image congruence menunjukkan bahwa
semiikin tinggi kesesuaian antara persepsi terhadap pengaruh pemutih (product-user
image) dengan persepsi terhadap din (self-image), maka semakin banyak konsurnen
yang niemiliki persepsi positif terhadap pemutih. Keinginan membeli produk pemutih
dipengaruhi oleh: persepsi terhadap pengaruh produk pemutih, kesesuaian antara
product-user image dengan actual self-image, serta pengalaman sebagai pemakai.
Atribut produk pemutih yang paling dipentingkan adalah bahan kandungan.
Ainbut Iainnya adalah: kecepatan lotion terserap, kemampuan memutihkan dalam 6
minggu, merek dan harga. Perilaku pemakaian dan pembelian konsumen sebagaiafl
besar adalah: memakai <6 bulan dan antara 1-2 tahun, meniakai setiap han dan saat
hendak beraktiVitaS, serta melakukan pembelian di swalayan besar.
Dari peta positioning terhadap 4 merek ditemukan bahwa: Hazeline
dipersepsikan aman digunakan, harganya murah, beraroma segar serta inampu
memutihkan dalam 6 minggu, Nivea dipersepsikan tidak memiliki lotion yang kental,
Pond?s dipersepsikan sebagai merek yang paling populet, desain kemasan yang
menarik, seda lotion yang berwarna putih sedangkafl Oil of Ulay dipersepsikan
ukuran kemasaflflYa sesual dan lotion yang cepat terseraP ke dalam kulit.
Dari hasil penelitian ini, penulis menyarankan 3 hal kepada pemasar yaitu:
melakukan positioning berdasarkan selfimage congrUeflC dan berdasalkan manfaat
dan perilaku pemakaifl positioning terhadaP merek pesaing dengan menentukan
atribut produk yang paling tepat; serta merumus pernyataan positioning.
"
2002
T6306
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S26356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sugeng Iswono
"ABSTRAK
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Minum jamu tradisional dengan motivasi untuk menjaga kesehatanya memelihara kecantikan/keperkasaan dan kesejahteraan keluarga, serta menyembuhkan/ mengobati suatu penyakit, merupakan alternatif yang dipilih manusia (konsumen) dalam mengatasi masalah kesehatan mereka.
Permasalah dalam penelitian ini adalah mengapa konsumen cenderung memilih dan minum jenis serta merek jamu tradisional tertentu, dan eksistensi jamu tradisional di masyarakat porkotaan sulit digeser oleh sistem pengobatan moderen, dan gejala pemakaian jamu tradisional semakin meningkat ?
Penelitian ini dilakukan di Kota Administratif Jember, dengan mengambil sampel cluster populasi sebanyek 60 orang secara acak dan proporsional. Metode pengumpulan data dalam jenis penelitian snrvai ini menggunakan tekhnik, studi kepustakaan dan observasi di lapangan. Data tentang perilaku konsumen jamu tradisional yang dapat diamati di catat, sedangkan yang tidak dapat diamati secara langsung, digunakan tekhnik wawancara tersusun dalam daftar pertanyaan. Analisa data untuk menguji hubungan (korelasi) antar variabel menggunakan rumus statistik Chi Kuadrat, sedangkan untuk mengetahui kuat/lemahnya hubungan tersebut digunakan ramus statistik Koefision Korelasi.
Hasil penelitian tentang perilaku konsumen jamu tradisional di Kota Administratif Jember menunjukkan bahwa pada taraf kepercayaan (signifikansi) p = 0,05 variabel sosial budaya merupakan faktor dominan dan mempunyai hubungan kuat yang dapat mompengaruhi perilaku konsumen dalam memilih serta minum jenis dan merek jamu tradisional tertentu. Akibat kuatnya hubungan antara variabel sosial-budaya dengan variabel tanggapan konsumen setelah minum jamu, eksistensi jamu tradisional di masyarakat perkotaan sulit digeser oleh sistem pengobatan moderen dan meningkatnya pemakaian jamu tradisional itu sendiri. Hasil perhitungan statistik menunjukkan K2 = 5,83 10905 (1) = 4 dan C = 0,55.
Lahan usaha dibidang jamu tradisional untuk masyarakat Indonesia, khususnya di Kota Administratif Jember masih cukup potensial dan mempunyai prospek usaha yang menguntungkan, disamping dapat meningkatkan lapangan dan kesempatan kerja. Untuk meningkatkan kesadaran dan perlindungan konsumen terhadap kebersihan jamu tradisional yang diminum, pengusaha jamu ilegal (jamu gendongar/membuat sendiri' jamu dorongan) perlu ditatar atau dibekali pengetahuan tentang arti pentingnya kebersihan bagi kesehatan manusia. Pembekalan pengetahuan tersebut dapat lewat instansi terkait atau kerja sama antara instansi terkait dengan instansi lainnya, misalnya perguruan tinggi di waktu pengabdian masyarakat atau Kuliah Kerja Nyata (KKR) atau departemen penerangan."
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Fadhila Alfani
"Tulisan ini menganalisa bagaimana perlindungan hukum bagi konsumen atas obat tradisional yang beredar di Indonesia, khususnya obat cina tradisional. Tulisan ini disusun dengan menggunakan metode penelitian doktrinal. Penulisan ini memiliki pembahasan seputar, bagaimana bentuk pertanggungjawaban pelaku usaha obat illegal menurut Undang-Undang, dan bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap obat tradisional yang diproduksi oleh toko obat tradisional. Obat tradisonal merupakan obat yang terbuat dari tumbuhan herbal dan menjadi alternatif pengobatan untuk sebagian masyarakat karena khasiat dan manfaat yang terkandung. Namun, obat tradisional nampaknya tidak selalu aman untuk dikonsumsi. Dalam praktiknya masih banyak pelaku usaha yang tidak mendaftarkan produk dan juga tidak berpedoman pada Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB). Perilaku pelaku usaha yang licik yang berdampak membahayakan konsumen. Pemerintah dalam hal ini sudah mengatur secara komprehensif, bukti nyata nya adalah dengan adanya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Tentu saja sebagai pelaku usaha, harus bertanggung jawab atas produk yang mereka buat. Tanggung jawab tersebut dapat berupa tanggung jawab moral maupun criminal. Masalah konsumen yang timbul tidak hanya menjadi tanggungjawab pelaku usaha aja, namun menjadi tanggung jawab instansi terkait. Seperti dalam penulisan ini adalah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Dalam menjalankan fungsi pengawasannya, BPOM memiliki 2 (dua) tahap pengawasan, yaitu Pre-Market dan Post-Market. Dalam menanggapi masalah ini, BPOM harus memaksimalkan fungsi pengawasan mereka agar sejenis obat yang membahayakan tidak dikonsumsi oleh konsumen.

This article analyzes how legal protection is for consumers of traditional medicines circulating in Indonesia, especially traditional Chinese medicine. This article was prepared using doctrinal research methods. This writing has a discussion based on the problem around, the form of liability of the related parties in connection with an illegal traditional Chinese medicine according to the laws, and the role of the government and BPOM in monitoring medicines prepared by traditional drug store. Traditional medicine is medicine made from herbal plants and is an alternative treatment for some people because of the efficiacy and benefits they contain. However, traditional medicine does not always seem safe for consumption. In practice, there are still many business actors who do not register their products and are also not guided by Good Traditional Medicine Manufacturing Methods (CPOTB). The behavior of cunning business actors that has the effect of endangering consumers. In this case, the government has regulated it comprehensively, by established Law Number 8 of 1999 concerning Consumer Protection. As business actors, they must be responsible for the products they make. This responsibility can be in the form of moral or criminal responsibility. Consumer problems that arise are not only the responsibility of business actors, but also the responsibility of the relevant agencies. As in this writing is the Food and Drug Supervisory Agency (BPOM). In carrying out its supervisory function, BPOM has 2 (two) stages of supervision, namely Pre-Market and Post-Market. In responding to this problem, BPOM must maximize their monitoring function so that dangerous types of drugs are not consumed by consumers."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viky Pemuda Indra Sakti
"Skripsi ini membahas mengenai perlindungan hukum bagi konsumen pemanfaat jasa pengobatan tradisional dengan studi kasus terhadap kelalaian pelaku usaha praktik pembesaran alat vital yang berada di Menteng. Dengan meninjau pada permasalahan mengenai pengaturan pelayanan pengobatan tradisional di Indonesia, tanggung jawab pengobat tradisional ditinjau dari Undang-undang Perlindungan Konsumen, dan upaya hukum yang dapat dilakukan oleh konsumen yang dirugikan oleh pengobat tradisional, sehingga dapat diambil manfaat dari penelitian ini. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian hukum normatif dengan desain penelitian deskriptif.
Hasil penelitian ini menyarankan bahwa perlu dibentuknya peraturan/Undang-undang khusus yang mengatur mengenai pengobatan tradisional, dilakukannya pengawasan secara berkala dan berkelanjuatan yang dilakukan oleh pemerintah pusat berkoordinasi dengan pemerintah daerah terhadap tempat-tempat praktik pengobatan tradisional, kemudian melakukan koordinasi yang baik antara pihak-pihak terkait dan berwenang dalam hal penyelesaian suatu kasus/perkara, melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui media-media cetak dan televisi terhadap lembaga penyelesaian sengketa konsumen.

This undergraduate thesis examines the Law Protection on the Traditional Medication service consumer which is a case study on the negligence of the enlargement of sex agent practitioner where is located in Menteng. The purpose of this research could be attained by reviewing the issue of the traditional medication service regulation in Indonesia, the responsibility of the traditional physician regulated on the Consumer Protection Act, and the law effort who could be enforced by the consumer who suffered a loss by the action of the traditional physician. The research is a normative research with a descriptive research design.
In the result of this research suggest that a particular act on the traditional medication should be formed and a gradual as well as suitable monitoring between the central government coordinate with the local government toward the traditional medical places. Afterwards, a well coordination between those related and appropriate parties in dealing with the settlement of this case, community socialization through the printed media and television about Board of Consumer Dispute Resolution. "
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S25011
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Untung Setiyo Purwanto
"ABSTRAK
Dengan semakin meningkathya persaingan pesat, setiap perusahaan harus memadukan seluruh fungsi perusahaan untuk mengembangkan produk, yang berorientasi kepada konsumen. Pemikiran yang berorientasi kekonsumen mengharuskan perusahaan secara cermat menentukan kebutuhan atau keinginan konsurnen dan sudut pandang konsumen, bukan dari sudut pandang perusahaan. Tolak ukur untuk manilai keberhasilan pengembangan produk diukur dengan apakah produk dapat memenuhi kebutuhan konsumen atau tidak.
Dengan banyaknya produk yang ditawarkan dan kebutuhan atau keinginan konsumen Iebih beragam, maka akan menyebabkan pasar tidak Lagi homogen sehingga diperlukan segmentasi pesat. Dibaginya pasar menjadi segmen segmen mengharuskan perusahaan dapat mengembangkan produk yang sesuai dengan dengan persepsi dan preferensi konsumen setiap segmen. Bdasarkan hal tersebut di atas, Iangkah penting bagi perusahaan dalam pengembangan produk adalah mengawalinya dengan langkah positioning. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap produk-produk yang ada dipasar. Dengan mengetahui posisi dan produk produk yang ada dipasaran akan dapat dikembangan produk baru yang sesuai dan mampu bersaing dengan produk-produk yang ada dipasaran.
Segmentasi pasar merupakan proses yang mencakup Identifikasi segmen segnlen dan identifikasi keunikan tiap segmen. Sedangkan positioning merupakan proses untuk mengidentiflkasi persepsi konsumen yang penting dalam usaha menempatkan produk pada posisi yang paling menguntungkan dalam segmen pasar tertentu.
Untuk metakukan segmentasi pasar dan positioning produk secara tepat, perusahaan dapat menggunakan metode MDS (multidimensional scalling method). Metode MDS berisi teknik-teknik untuk menggali informasi tentang persepsi subjek (individu) terhadap jarak atau kesamaan antar beberapa objek. Informasi jarak atau kesamaan tersebut kemudian dirubah menjadi bentuk geometri objek-objek tersebut dalam suatu pete berdiniensi teitenbi. Tujuan utarna metode ini adalah memetakan sejumlah objek daIam peta ruang muitidimensi sedemikian sehingga hubungan relatif atau jarak antar posisi objek-objek tersebut menunjukan persepsi tingkat perbedaan objek-objek tersebut.
Dasar dan metode MDS adalalL asumsi yang menekankan persepsì subjek terhadap sejumlah objek ditentukan oleh sejumlah atribut atau dimensi. Jadl subjek dalam membedakan objek tidak hanya berdasarkan atas dimensi tertentu saja, tetapi meliputi perbedaan perbedaan secara keseluruhan. Persepsi subjek terhadap kesamaan objek dituangkan dalam jarak geometri objek tersebut. Pasangan objek yang dianggap paling sama diantara semua pasangan yang mungkin dan sejumlah objek digambarkan mempunyai jarak yang paling dekat, sedangkan pasangan yang paling berbeda digambarkan mempunyai jarak yang paling jauh.
Aplikasi metode MDS pada kasus merek Honda di pasar sopada motor di Jakarta dan sekitarnya memberikan hasil sebagai berikut:
  1. Konsumen sepeda motor mengenal sembilan merek sepeda motor yang ada di pasar, tetapi hanya lima merek yang dikenal baik oleh konsumen. Konsumen sepeda motor menganggap ada 15 atribut sepeda motor yang penting tetapi hanya 10 atribut yang dominan.
  2. Konsumen sepeda motor dapat dikelompokan menjadi 4 segmen. Segmen I, adalah konsumen yang mementingkan atribut keandalan, kestablian, dan kemudahan operasi. Segmen II, adalah konsumen yang mementingkan atribut harga, konsumsi bahan bakar, dan perawatan. Segmen III, adalah konsumen yang mementìngkan atribut penampilan, harga dan nilai jual kembali. Segmen IV, adalah konsumen yang mementingkan atribut teknologi, penampilan, dan keandalan.
  3. Struktur pasar sepada motor terdiri dari tiga kelompok merek yang saling bersaing. Kelompok I terdin dan merek Honda yang bersaing Iangsung dengan merek Kawasaki, kelompok II terdiri dari merek Suzuki yang bersaing Iangsung dengan merek Yamaha, dan kelompok III terdiri daRI merek Vespa yang tidak mempunyai pesaing Iangsung.
  4. Setiap merek sepeda motor mempunyal keunggulan atribut tersendiri Honda merupakan merek yang mempunyal keunggulan pada atribut nilai jual kembali, kestabilan, konsumsi bahan bakar, keandalan, dan perawatan.
  5. Setiap merek sepeda motor niempunyal peluang masuk ko segmen tertentu. Merek Honda men?ipunyal peluang besar masuk ke segmen I, dengan pesaing merek Kawasaki, segmen Il, dengan pesalng merek Yamaha dan kawasaki, dan segmen Ill, dengan pesaing merek Yamaha dan Suzuki,
  6. Pada segmen I Honda hams memposisikan bahwa meskipun Honda adalah sepeda motor yang harganya mahal tetapi ditunjang hemat bahan bakar, kestabilan, keandalan, dan mudah dioperasikan. Pada segmen H merek Honda hams memposisikan bahwa Honda adalah sepeda motor yang tidak mahal, stabli, andal, dan mudah dirawat.
  7. Ada tiga konsep produk barU yang potenslal untuk dlkembangkan yaltu Lai sepeda motor dengan harga tidak mahal, stabil, handal, dan teicreologi tinggi, [b] sepeda motor dengan penampilan yang sportif dan perawatan mudah, [c] sepeda motor dengan tenaga besar, hemat bahan bakar, mudah dikendarai, dan mempunyai harga jual yang tinggi.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhen Maulana
"Jamu gendong merupakan obat tradisional asli Indonesia yang dijajakan dalam keadaan segar oleh penjual secara berkeliling dari rumah ke rumah atau di tempat keramaian Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan persepsi konsumen tentang jamu gendong menganalisis hubungan pengetahuan penjual dengan pengetahuan dan persepsi konsumen tentang jamu gendong Desian riset menggunakan studi korelasi dan perbandingan dengan pendekatan crossectional Instrument menggunakan kuesioner yang diberikan kepada konsumen sebanyak 100 orang Tingkat pengetahuan konsumen 48 baik dan sisanya kurang baik dari 20 pertanyaan yang diajukan sedangkan persepsi konsumen ldquo cukup baik rdquo 85 sisanya berpersepsi ldquo baik rdquo Tidak terdapat hubungan pengetahuan penjual terhadap pengetahuan maupun persepsi konsumen Perbandingan pengetahuan konsumen tidak ditemukan perbedaan tetapi ditemukan perbedaan pada persepsi konsumen Saran penelitian dilakukan pengembangn jamu gendong dengan penyuluhan kepada penjual dan juga penelitian lebih lanjut.

Jamu Gendong is an Indonesian traditional medicine which is sold in fresh condition by seller who are going door to door or sell in the downtown The purposes of this research are to find out the customer rsquo s perception and level of knowledge about Jamu Gendong analyzing the relationship of seller rsquo s Knowledge with the customer knowledge and perception about Jamu Gendong Research design using correlation studies and comparison with cross sectional approach Furthermore the instruments using a questionnare which are given to customers amounted 100 people The level of customer rsquo s knowledge 48 is good and the rest is not good from 20 queries while the customer rsquo s perception is ldquo very good rdquo 85 percents the rest is ldquo good rdquo There is no correlation between seller rsquo s knowledge against customer rsquo s knowledge or perception Comparison of customer rsquo s knowledge did not discover any difference however there is the difference upon customer rsquo s perception Research suggestion to develop Jamu Gendong by educating the seller and to conduct a further research as well."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, [2014, 2014]
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>