Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131026 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ondo Untung Syahputra
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
S19332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Dewi Junus
"Bonus merupakan salah satu bentuk penghargaan atau balas jasa dari perusahaan kepada karyawan yang dianggap telah memberikan kontribusi yang berjasa bagi perusahaan. Dalam menentukan apakah seseorang berhak menerima bonus atau tidak, perusahaan perlu mengukur kinerja karyawan yang bisa tercermin dari kinerja perusahaan. Metode konvensional menggunakan kriteria seperti laba, ROI, dan RI untuk mengukur kinerja. Namun metode ini memiliki kelemahan yaitu tidak memperhitungkan biaya modal. Karena itu diajukanlah metode baru yaitu Economic Value Added (EVA) yang memperhitungkan biaya modal sehingga dapat mengukur dengan lebih akurat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
S19274
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alex Wardhana
"Konsep EVA merupakan suatu konsep yang masih baru di perkenalkan dan dianggap mempunyai kelebihan dibanding kan dengan konsep yang biasa digunakan dalam mengukur kinerja perusahaan seperti konsep rasio keuangan perusahaan dsb. Konsep ini dapat secara adil mempertimbangkan harapan sernua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Dengan demikian konsep ini melihat dan menjawab bagaimana kinerja perusahaan yang sebenarnya. Metode penelitian yang dilakukan pada konsep ini lebih ditekankan kepada penentuan besarnya cost of capital perusahaan disamping NOPAT perusahaan yang bersangkutan. Penelitian dilakukan di sembilan perusahaan tekstil yang tercatat di Bursa Efek Jakarta tahun 1992-1993. Dari sembilan perusahaan tersebut hanya ada tiga perusahaan yang mempunyai nilai EVA positif tahun 1992 dan hanya ada satu perusahaan yang mempunyai nilai. EVA positif pada tahun 1993. Nilai EVA positif artinya teriadi nilai tambah pada perusahaan, dan sebaiiknya nilai EVA negatif tidak teriadi nilai tambah pada perusahaan. Ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan nilai EVA yaitu:
1) Meningkatkan efisiensi perusa haan batik dalam bidang operasi maupun bidang administrasi.
2) investasikan tambahan modal pada proyck yang memberikan return yang lebih besar.
3) Modal dilikuidasi atau investasi selanjutnya dibatasi terhadap kegiatan yang memberikan return dibawah standar perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18792
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Lesmana
"Pengukuran kinerja adalah suatu alat yang dapat digunakan sebagai alat evaluasi implementasi strategi perusahaan. Kinerja suatu perusahaan dapat diukur dari sisi keuangan dan non keuangan. Penelitian ini melakukan pengukuran kinerja dari sisi keuangan perusahaan. Metode pengukuran yang digunakan antara lain Economic Value Added (EVA), EVA Momentum, dan Market Value Added (MVA). Selain itu, penelitian ini juga melihat nilai pasar EVA Momentum yang tersirat serta melihat hubungan antara EVA Momentum dengan Market Value Added (MVA). Objek penelitian yang digunakan adalah empat perusahaan go public pada industri properti dan real estat dari tahun 2009-2013. Hasil penelitian menunjukan kinerja yang berbeda dari setiap pengukuran yang digunakan. Berdasarkan pengukuran EVA dan EVA Momentum, kinerja perusahaan yang baik diperoleh PT Alam Sutera Realty Tbk. Sedangkan dengan menggunakan pengukuran menggunakan Market Value Added (MVA), kinerja perusahaan yang terbaik diantara keempat perusahaan di industri properti dan real estat adalah PT Lippo Karawaci Tbk.

Performance measurement is a tool to evaluated the implementation of corporate strategy. Company performance can be measured in terms of financial and non-financial. This study was to measure of the company financial performance. The method of measurement used are Economic Value Added (EVA), EVA Momentum, and Market Value Added (MVA). In addition, this research also see the Market Implied EVA Momentum and the relationship between EVA Momentum with Market Value Added (MVA). The writer choose four companies in the property and real estate industry from the year 2009 to 2013. The results showed different performance of each measurement used. Based on the measurement of EVA and EVA Momentum, good performance obtained by PT Alam Sutera Realty Tbk. While using the measurements using the Market Value Added (MVA), the best performance among the four companies in the property and real estate industry is PT Lippo Karawaci Tbk."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Yusuf
"Tujuan penulis didalam membuat karya akhir ini adalah untuk mengetahui kinerja enam perusahaan dari tiga industri dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA). Keenam perusahaan tersebut yaitu; PT. Indofood dan PT. Mayora (Industri Makanan Olahan), PT. H.M Sampoerna dan PT. Gudang Garam (Industri Rokok), serta PT. Telkom dan PT. Indosat (industri Telekomunikasi). Selain itu, penulis juga ingin mengetahui hubungan antar variabel-variabel pembentuk EVA dengan EVA itu sendiri.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantatif. Berdasarkan pada hasil penelitian, hasil penelitian ini menyarankan bahwa, bagi perusahaan yang memiliki nilai EVA yang negatif, harus lebih memperhatikan variabel-variabel penting didalam pembentukan nilai EVA perusahaan seperti; struktur permodalan dan laba operasi. Dan bagi para investor, didalam melakukan sebuah investasi sebaiknya dilakukan riset terlebih dahulu terhadap laporan keuangan perusahaan selama beberapa periode. Hal ini dilakukan guna melihat apakah perusahaan tersebut memiliki prospek positif didalam memberikan keuntungan yang diharapkan.

The focus of this study is to notice the performance of the six company from three different industries with applying the Economic Value Added (EVA) method. Those six company are; ; PT. Indofood and PT. Mayora (instant food industry), PT. H.M Sampoerna and PT. Gudang Garam (cigarette industry), PT. Telkom and PT. Indosat (telecommunication industry). This study is also indentify the relationship between the variables which creates EVA and the EVA it selves.
This study is an descriptive quantitative study. Based on the result of this study, the result suggest that for the company who has an negative EVA must be more focus on the important variables which creates EVA, like capital structure and earnings. And for the investor, they must do some financial report analyze first before making an investment decision. Because, it is important to know the prospect and the expected return of the company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26496
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yurie Rusfianie
"I. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian kinerja industri perdagangan ritel dengan metode Net Present Value (NPV) dan metode Economic Value Added (EVA), serta membandingkan hasil kedua metode tersebut. Untuk penulis mencoba melihat apakah metode NPV dan EVA dapat diterapkan di Indonesia dengan keterbatasan data yang ada. Penulis menghitung kedua metode tersebut dengan menjabarkan unsur-unsur perhitungan yang dipakai dalam penelitian yang terdiri dari NOPAT, FCF, Adjusted NOPAT, serta Capital Charges. Penelitian ini diharapkan berguna untuk membantu pihak manajemen ketiga perusahaan ritel (HERO, MATAHARI dan RAMAYANA) dalam mengetahui nilai lebih yang dihasilkannya.
II. DATA YANG DIGUNAKAN Pendekatan penelitian dilakukan dengan mendapatkan sumber data yang berasal dari data sekunder dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM), untuk memperoleh data-data sebagai berikut:
• Laporan keuangan ketiga perusahaan (HERO, MATAHARI dan RAMAYANA) periode 1999-2002.
• JSX Monthly Statistic untuk periode Juli 1995 — Juni 2002.
• Data yang digunakan untuk menentukan nilai Net Present Value (NPV) dan nilai Economic Value Added (EVA).
III. ANALISIS DATA Tabel Perbandingan Hasil Perhitungan untuk ketiga perusahaan : Hero NPV 486.491 EVA 2000 EVA 2001 EVA 2002 23.690 (244.852) (433.398) Rata-rata EVA (218.187) Matahari NPV 2.018.465 EVA 2000 EVA 2001 EVA 2002 88.810 5.865 (167.728) Rata-rata EVA (24.351) Ramayana NPV 605.617 EVA 2000 EVA 2001 EVA 2002 14.256 22.526 (33 .905) Rata-rata EVA 959 Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan nilai NPV dan EVA dan perusahaan-perusahaan tersebut menghasilkan :
• Nilai NPV (asumsi perusahaan going-concern) untuk Hero, Matahari dan Ramayana menghasilkan nilai yang positi£ Dengan kata lain pihak manajemen berhasil memberikan nilai lebih kepada perusahaannya, disebabkan ketiga perusahaan cukup effisien dalam memanfaatkan asset yang dimilikinya.
• Nilai EVA untuk tahun 2000 untuk Hero, Matahari dan Ramayana menghasilkan EVA yang positif. Berarti pihak manajemen berhasil memberikan nilai lebih kepada perusahaannya. Keberhasilan ditahun ini disebabkan faktor kebetulan (libur besar Lebaran 2 kali dalam satu tahun, Natal dan Tahun Ban' yang dirayakan hampir bersamaan), hal ini berhasil mendongkrak laba usaha bagi ketiga perusahaan tersebut.
• Nilai EVA untuk tahun 2001 untuk Hero, Matahari dan Ramayana menghasilkan EVA yang rendah dan negatif. Berarti pihak manajemen kurang dan tidak berhasil memberikan nilai lebih bagi perusahaannya. Penyebabnya adalah kenaikan capitalized operating lease yang tinggi (biaya sewa), yang disebabkan karena ketiga perusahaan tersebut membuka outlet barn dan dipicu dengan adanya kenaikan biaya tarif dasar listrik (TDL), biaya sewa, biaya gaji karyawan.
• Nilai EVA untuk tahun 2002 untuk Hero, Matahari dan Ramayana menghasilkan EVA yang negatif. Berarti pihak manajemen tidak berhasil memberikan nilai lebih bagi perusahaannya. Penyebabnya adalah karena makin merosotnya prospek ekonomi di bidang industri ritel pada tahun ini, sehingga berdampak dengan melemahnya daya beli masyarakat, akibat kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) dan Bahan Bakar Minyak (BBM).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang diperoleh, bahwa ketiga perusahaan sudah cukup efisien memanfaatkan aset yang mereka miliki untuk meningkatkan nilai lebih perusahaan masing-masing, namun kendala yang muncul berkaitan dengan faktor makro yaitu belum stabilnya kondisi perekonomian di Indonesia tahun 2000-2002, terutama pada industri ritel yang menyebabkan industri ini kian terpuruk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darya M. Wirabaya
"Kejatuhan Bursa Saham di Jakarta yang ditandai dengan anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan pada periode November - Desember 1989 menimbulkan banyak opini dikalangan pelaku Bursa dan pelaku bisnis lainnya mengenai sebab terjadinya. Salah satu opini yang timbul adalah mempertanyakan perangkat analisa yang selama ini digunakan untuk menilai performance perusahaan yang telah go-public. Saat ini ada perangkat analisa performance yang paling populer di Amerika Serikat yang disebut dengan Economic Value Added. Penulis mencoba mengaplikasikan perangkat baru ini untuk menilai performance perusahaan di bursa Jakarta. Penulis membatasi penelitian hanya pada pengenalan suatu perangkat baru yang disebut EVA. EVA digunakan untuk meng-estimasi performance perusahaan. Penulis mencoba menerapkan EVA dalam meng-estimasi performance dari 2 (dua) perusahaan tekstil yang telah go-public. Hasil estimasinya akan diperbandingkan dengan nilai aktualnya yang terjadi di pasar. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan performance dari PT. Hadtex tidak stabil. Hal ini ditunjukkan oleh nilai EVA yang fluktuatif dari tahun ke tahun. Sedangkan performance PT. Argo Pantes tidak baik. Hal ini ditandai dengan nilai EVA yang negatif dari tahun ke tahun. Kesimpulan yang didapat antara lain, kedua perusahaan tidak begitu baik dalam mengelola kapitalnya. Hal itu ditandai oleh return yang di dapat tidak sebanding dengan kapital yang digunakan. Di samping itu, adanya Idle capital yang cukup besar menunjukkan manajemen yang tidak baik. Secara umum performance kedua perusahaan yang diteliti menunjukkan hasil yang kurang baik. Penulis menyarankan perangkat EVA bisa saja digunakan disini. Ha nya saja harus dilakukan beberapa penyesuaian menyangkut kondisi bursa di sini. Ada baiknya EVA dijadikan dasar penentuan bonus dan incentif bagi para manajer. Bonus dan incentif diberikan atas dasar return yang dapat dihasilkannya. Hal tersebut akan merangsang manajer untuk menciptakan "value" bagi perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18788
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanni Iswarini
"ABSTRAK
Penelitian ini secara umum membahas mengenai pengaruh kinerja perusahaan terhadap Market Value Added perusahaan tersebut dengan menggunakan perusahaan nonfinansial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selamaperiode 2010-2014. Data diolah dengan menggunakan data panel dan permodelan FEM (Fixed Effect Method). Kinerja perusahaan pada penelitian ini diproksikan dengan ROA, ROE, WACC, dan EVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA (Return on Asset), WACC (Weighted Average Cost of Capital), dan EVA (Economic Value Added) memiliki pengaruh terhadap nilai MVA (Market Value Added). Sedangkan ROE (Return on Equity) tidakmemberikanpengaruhterhadap MVA (Market Value Added

ABSTRACT
Generally, this study discusses the influence of company?s performance againts company?s Market Value Added using nonfinancial companies that listed in Indonesia Stock Exchange during period 2010-2014. Data were processed using panel data modeling, FEM (Fixed Effect Method). Company?s performance proxied by the ROA, ROE, WACC and EVA. The results showed that the ROA (Return on Assets), WACC (Weighted Average Cost of Capital), and EVA (Economic Value Added) has an influence on the value of MVA (Market Value Added). While ROE (Return on Equity) does not give effect to the MVA (Market Value Added)."
2016
S63848
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Mufidah
"Takeda merupakan perusahaan farmasi global yang telah berdiri selama 235 tahun. Dalam memenuhi kebutuhan konsumen masyarakat Indonesia, PT. Takeda Indonesia berupaya untuk meningkatkan produk dengan kualitas dan mutu terjamin. Dari observasi di lapangan, terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian diantaranya terjadinya proses pengambilan bahan baku pada waktu yang mundur dari waktu yang seharusnya sehingga waktu operator produksi bagian penimbangan memulai proses selanjutnya juga mundur. Waktu yang mundur tersebut akan berpengaruh terhadap ketelitian karena dalam jam kerja yang sama harus sudah selesai dengan target yang telah ditentukan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode multimoment observation langsung yang diambil dalam 2 minggu. Dari hasil pengamatan secara langsung dan wawancara dapat disimpulkan pemborosan (Value Added, Non Value Added but Necessary, dan Non Value Added) pada proses pengambilan bahan baku dari Gudang oleh operator produksi yang paling banyak mengambil banyak waktu yaitu transportasi sebanyak 2,99 jam. Jumlah waktu paling sedikit yaitu pada tanggal 22 Juli 2022 sebanyak 0,91 jam, terbanyak yang dibutuhkan dalam pengambilan bahan baku yaitu 1,3 jam pada tanggal 26 Juli 2022. Presentase waktu terbanyak yang dibutuhkan untuk melakukan pengambilan bahan baku yaitu pada kategori Non Value Added but Necessary sebesar 68,14%; 72,31%; 50,26%; 69,23%; 61%; 76%; dan 48,72% dari keseluruhan total waktu dari tanggal 19-26 Juli 2022.

Takeda is a global pharmaceutical company that has been around for 235 years. In meeting the needs of Indonesian consumers, PT. Takeda Indonesia strives to improve products with guaranteed quality and quality. From observations in the field, there are several things that are of concern, including the occurrence of the process of taking raw materials at a later time than it should be so that when the production operator of the weighing division starts the next process it is also backwards. The backward time will affect the accuracy because in the same working hours it must be completed with a predetermined target. This research is a descriptive research with direct multi-moment observation method taken in 2 weeks. From the results of direct observations and interviews, it can be concluded that the waste (Value Added, Non Value Added but Necessary, and Non Value Added) in the process of taking raw materials from the Warehouse by production operators takes the most time, namely transportation of 2.99 hours. The minimum amount of time was 0.91 hours on 22 July 2022, the most needed in collecting raw materials was 1.3 hours on 26 July 2022. The highest percentage of time needed to collect raw materials was in the Non Value Added but Necessary category of 68.14%; 72.31%; 50.26%; 69.23%; 61%; 76%; and 48.72% of the total time from 19-26 July 2022."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adriansyah
"Tujuan utama manajemen perusahaan adalah meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Peningkatan kesejahteraan pemegang saham tersebut meningkat bila nilai perusahaan mereka jugs meningkat. Jika manajemen ingin dianggap berhasil dalam tugasnya maka mereka harus bekerja dengan efisien dan efektif untuk bisa meningkatkan nilai perusahaan PT Asuransi Jasa Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang industri asuransi kerugian, selama kurun waktu 2000-2004 perusahaan menunjukkan kinerja yang balk, terlihat dari indikator-indikator pertumbuhan antara lain pertumbuhan asset perusahaan, premi bruto, hasil underwriting maupun laba sebelum pajak semuanya menunjukkan peningkatan yang cukup berarti. Evaluasi kinerja perusahaan untuk periode yang sama dihitung sesuai dengan SK Merited Keuangan No.826IKMK.01311992 tanggal 24 Juli 1992 menunjukkan kondisi perusahaan yang "sehat".
Dalam penelitian ini penulis ingin menerapkan konsep Economic Value Added (EVA) sebagai altematif alat ukur kinerja baru bagi PT.Asuransi Jasindo. Sebuah metode yang mengukur kinerja manajemen dari sisi penciptaan nilai tarnbah Bari suatu perusahaan untuk periode tertentu yang dirumuskan dengan NOPAT (net operating profit after tax) dikurangi dengan total biaya modal. Kelebihan pengukuran ini jika dibandingkan dengan metode pengukuran lain adalah memperhitungkan biaya modal sebagai komponen perhitungan EVA serta dapat menghilangkan distorsi -distorsi dalam penerapan standar akuntansi.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode EVA untuk mengukur kinerja manajemen Jasindo selama periode 2000-2004 temyata memberikan basil yang berbeda jika dibandingkan dengan menggunakan metode pengukuran kinerja lainnya. Selarna periode 2000-2003 nilai EVA yang dihasilkan negatif, baru pada tahun 2004 perusahaan bisa memperoleh nilai EVA yang positif. Berarti walaupun terdapat pertumbuhan perolehan premi bruto secara significant sclama periode 2000-2004 tetapi manajemen tidak berhasil menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Hal ini disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan ekstemal. Faktor internal adalah tingginya modal yang diinvesiasikan Asuransi Jasindo yang disebabkan besamya cad angan Maim dan cadangan premi perusahaan. Sedangkan faktor ekstemal yang berada di luar kontrol manajemen adalah tingginya biaya modal yang disebabkan masih tingginya tingkat suku bunga selama periode tersebut.
Dengan adanya metode pengukuran kinerja yang baru diharapkan dapat memberikan perspektif bagi manajemen untuk menilai kondisi dan permasalahan yang dihadapi perusahaan sehingga dapat menyusun perencanaan strategik yang tepat dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan.

The main goal of management is to increase the welfare of the stockholders, and this would happen if the company able to increase their value. The management should also perform effectively and efficiently, in order to achieve their goal. PT. Asuransi Jasa Indonesia is a state owned company which line business in general insurance. During the years 2000-2004 the company had perform well, and this can be seen from the growth of the total assets, gross premium, underwriting result, earning before tax. Performance evaluation according to Financial Ministry regulation No.8261KMK.013/1992 dated July 24`h 1992 shows that company in well condition.
In this research the writer would like to apply the concept of Economic Value Added as an alternative measure of performance tool for PT. Asuransi Jasindo. A concept that measure management performance by the value created in certain period, which formulated by NOPAT (Net Operating Profit after Tax) minus Cost of Capital. The difference of this method among other performance measurement tools are the cost of capital is being taken as one of their components for EVA computation and it can eliminate the distortions from the use of accounting method.
The utilize of EVA method is to measure PT.Asuransi Jasindo performance during the period 2000-2004 which generate different results than other tools. In period 2000-2003, it conceded negative value; only in 2004 the company achieved positive value. This means that in spite of the successfulness of management in increasing gross premium during 2000-2004, management are unable to generate an additional value to the company. There are 2 factors causing these problems, and they are internal and external factors. Internal factors were the large amount of capital invested due to the increasing of premium reserve and claim reserved.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19687
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>