Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92280 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ignatius Anindya Wirawan Nugrohadi
"Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melihat tingkat kemampuan PDAM dalam mengelolan pelayanaan dan penyediaan air bersih di Indonesia terutama di daerah perkotaan. PDAM sebagai Perusaahaan Daerah yang umumnya berada di daerah tingkat H mempunyai tanggung jawab sebagai public utility dan penyumbang PAD dari keuntungan yang diperolehnya sehingga kondisi tersebut berhubungan dengan pengelolaan pelayanan dan penyediaan air bersih yang secara langsung berkaitan juga dengan peran dan campur tangan pemerintah. Metode penelitian yang dipakai dalam skripsi ini adalah metode studi pustaka dengan data sekunder. Penelitian ini mengambil kasus PDAM Kotamadya Dati II Bandung karena dapat mewakili permasalahan dan latar belakang PDAM di daerah perkotaan, kota besar, serta Indonesia secara umum. Dengan demikian pokok analisa dalam skripsi ini adalah permasalahaan pengelolaan pelayanan air bersih di Kotamadya Bandung tetapi tetap mengacu serta dikaitkan dengan permasalahan PDAM secara umum di Indonesia. Penelitian yang dilakukan memakai data PDAM Indonesia tahun 1993 sampai tahun 1995 yang sebagian bersumber dari Dirjend PUOD, Depdagri guna melihat latar belakang permasalahan umum PDAM dan penyediaan air bersih di Indonesia. Ciri ciri permasalahan PDAM secara umum kemudian dibandingkan dengan permasalahan kasus PDAM Kotamadya Bandung. Ternyata PDAM Kotamadya Bandung juga memiliki permasalahan yang sama dengan permasalahan PDAM secara umum. Permasalahan tersebut secara garis besar adalah tingkat kehilangan air yang masih tinggi, kondisi keuangan yang buruk (kurang sehat), kelangkaan atau krisis air di daerah perkotaan. PDAM Kotamadya Bandung secara khusus memiliki permasalahan kelangkaan cumber air di Cekungan Bandung selain kondisi keuangan yang masih buruk. Karena permasalahan tersebut, PDAM Kotamadya Bandung tidak dapat melaksanakan fungsinya secara optimal sebagai penyedia kebutuhan air bersih dan tidak memperoleh keuntungan yang seharusnya dapat disumbangkan bagi PAD Pemda Kotamadya Bandung. Kondisi pengelolaan pelayanan air bersih PDAM Kodya Bandung dan PDAM secara umum yang belum optimal berkaitan kondisi penyediaan air bersih secara nasional. Penyediaan air bersih di Indonesia berhubungan dengan peran pemerintah khususnya dalam pembangunan prasarana air bersih yang dilatarbelakangi oleh terbatasnya dana. Disamping itu setiap pemerintah daerah tingkat II yang bertanggung jawab langsung terhadap pengelolaan PDAM tidak memiliki potensi sumber daya air dan sumber daya manusia yang sama kualitas dan kuantitasnya. Dengan demikian PDAM yang tidak tergabung pengelolaannya secara nasional seperti yang ada sekarang tidak mendukung kondisi pelayanan dan penyediaan air bersih secara nasional yang optimal. Artinya kondisi tersebut tidak mencapai tingkat efisiensi baik dari manajemen input air baku maupun penjualan air bersih."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellen Suryanegara
"Pada masa pandemi COVID-19, penyediaan air bersih, sanitasi, dan lingkungan yang higienis sangat penting untuk melindungi kesehatan masyarakat. Meskipun demikian, Kota Jakarta Utara masih menghadapi permasalahan pemenuhan kebutuhan air penduduknya. Pandemi COVID-19 meningkatkan tantangan yang dihadapi oleh kelompok dan individu rentan, terutama perempuan, yang ada di garis kemiskinan dan tidak memiliki akses ke layanan kesehatan, air, sanitasi, dan perumahan layak. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kerentanan dan ketahanan perempuan dalam upaya mewujudkan pengelolaan air adaptif dan berkelanjutan di lingkungan permukiman perkotaan masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis gabungan (mix-methods). Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan korelasi negatif yang cukup signifikan (-0,275) antara variabel kerentanan perempuan dengan ketahanan perempuan terhadap kondisi keterbatasan air. Terdapat variasi kerentanan dan ketahanan perempuan pada beberapa kecamatan di lokasi penelitian. Pengelolaan air rumah tangga berkelanjutan dapat diwujudkan dengan mendorong peran pemerintah, pengelola air perpipaan, dan rumah tangga untuk dapat menurunkan kerentanan serta meningkatkan ketahanan dan kapasitas adaptif perempuan.

During the COVID-19 pandemic, providing clean water, sanitation, and a hygienic environment is essential to protect public health. Even so, North Jakarta still needs to fulfil the water demands of its residents. The COVID-19 pandemic increases the challenges faced by vulnerable groups and individuals, especially women, who live in poverty and do not have access to health services, water, sanitation and decent housing. This study analyzed women's vulnerability and resilience in identifying adaptive and sustainable water management in urban settlements during the COVID-19 pandemic. This study uses a quantitative approach with mixed analysis methods. The study results showed a significant negative correlation (-0.275) between women's vulnerability and resilience to water shortages. There are variations in the vulnerability and resilience of women in several sub-districts in the study locations. Sustainable household water management can be admitted by encouraging the government, piped water administrators and households to reduce vulnerability and increase women's resilience and adaptive capacity."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aidilfit Chatim
"Sungai Ciliwung selain berperan dalam urat nadi perdagangan dan pintu pertahanan kota Jakarta, juga berperan sebagai sumber air minum bagi penduduk yang bertempat tinggal di sekitar aliran sungai Ciliwung. Pada saat ini keadaan sungai tersebut masih cenderung demikian, dimana penduduk yang berada di kelurahan Manggarai masih menggunakan air sungai Ciliwung sebagai sumber kehidupan. Selama periode tahun 1983 sampai 1986 sungai Ciliwung dikatakan telah tercemar berat akibat buangan limbah .domestik, pabrik dan pencernaran oleh industri kecilsepanjang tepi sungai.. Begitu juga sumur-sumur sepanjang tepi sungai terutama yang berjarak 1-5 meter dari jamban. Secara fisik air sumur ini dapat memenuhi persyaratan, dari segi untuk bakteriologinya telah tercemar 100% oleh bakteri golongan coli.
Menghadapi masalah tersebut perlu diusahakan suatu teknologi sederhana yang dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas air menjadi air bersih, terutama bagi masyarakat yang tinggal disekitar sungai.
Salah satu alternatif penjernihan yang dapat menghasilkan air bersih yaitu dengan penggunaan campuran obat kimia. Cara ini dapat dilakukan baik perorangan ataupun secara bersama-sama dalam waktu yang relatif singkat untuk menghasilkan air bersih. Formula kimia tersebut terdiri dari tawas untuk koagulasi, soda untuk mengatur pH, kaporit untuk mernbunuh kuman di tambah dengan kaolin atau tanah infusoria yang dapat mempercepat pengendapan partikel-partikel untuk menjadikannya air bersih.
Dalam penelitian ini telah dilakukan suatu eksperimen yang menggunakan campuran tersebut diatas untuk mendapatkan air bersih dari sumber air sungai Ciliwung dan air sumur sepanjang sungai di kelurahan Manggarai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian formula kimia kaolin dosis 125 mg/1 dan formula kimia tanah infusoria dosis 125 mg/1 sangat baik untuk menurunkan kadar zat organik terlarut dalam air sungai Ciliwung dan air surnur, tetapi perlakuan ini kurang baik untuk membunuh mikroorganisme. Pemberian formula kimia kaolin dosis 250 mg/1 dan formula kimia tanah infusoria. 250 mg/1 tidak begitu baik untuk menurunkan kandungan zat organic terlarut, akan tetapi untuk menghilangkan mikroorgani.sme sangat efektif."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1988
T 1180
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susena
"RINGKASAN
Penggunaan air bersih semakin meningkat seiring dengan meningkatnya populasi manusia. Ada tiga gejala yang dihadapi dalam masalah pengadaan air bersih, pertama gejala menurunnya kualitas dan kuantitas air permukaan yang digunakan sebagai bahan baku pengolahan air PAM, kedua gejala semakin sulitnya memperoleh air tanah yang memenuhi syarat kualitas air bersih/air minum, dan ketiga gejala semakin cerahnya usaha penjualan air yang dikemas.
Sementara itu pengadaan air bersih khususnya untuk keperluan rumah tangga pada dasamya merupakan pelayanan umum dan pengusahaannya dilakukan oleh Pemerintah baik Pusat maupun Daerah (Undang-undang No.11 tahun 1974 tentang pengairan dan SKB Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pekerjaan Umum No.427 tahun 1984 tentang pembinaan Perusahaan Daerah Air Minum).
Tujuan penelitian ini adalah :
- Mempelajari sampai berapa jauh pelanggan PAM cenderung mencari aitematif sumber air bersih selain dari sumber air PAM
- Mencari biaya yang timbul akibat kebutuhan air bersih tidak/belum terpenuhi melalui pelayanan air PAM.
Dad tinjauan kepustakaan terungkap bahwa Allah menganugerahi hambaNya dengan air hujan yang diturunkan dari langit yang jatuh bersih ke bumi dan menjadi penunjang kehidupan setiap mahiuk hidup. Hal ini berkaitan dengan sikius hidrologi, efisiensi air hujan harus ditingkatkan rnelalui penerapan teknologi seperti sumur-sumur resapan, waduk, dan usaha-usaha konservasi air lainnya. Melalui upaya teknologi tersebut air hujan disimpan, diolah dan dapat digunakan oleh manusia dan mahluk hidup lainnya pada waktu dan tempat yang berbeda guna menunjang kehidupannya. Namun simultan dengan penerapan sumur-sumur resapan maka untuk menghindari pencemaran air tanah dari limbah manusia (tanki septic) perlu diupayakan pembangunan-pembangunan instalasi pengolahan air limbah terpusat (sewerage) khususnya untuk lokasi yang pemukimannya padat.
Kondisi air tanah di Jakarta khususnya di sekitar lokasi penelitian relatif cukup baik dan masih banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga. Menurut hasil penelitian Direktorat Geologi Tata Lingkungan terdapat perobahan pada kedudukan muka air tanah. Pada periode musim hujan kedudukan muka air tanah naik, sebaliknya pada saat musim kemarau kedudukan muka air tanah bertambah dalam dengan berkurangnya curah hujan. Kondisi ini sangat menunjang dalam pemanfaatan sumur-sumur resapan dalam menjaga kestabilan muka air tanah.
Ada implikasi eksternalitas dalam penggunaan air tanah, karena dalam penggunaan air tanah pada suatu waktu dan lokasi tertentu dapat menyebabkan perubahan baik secara kualitas maupun kuantitas pemakaian air tanah pada lokasi lain pada waktu yang bersamaan dan atau pada lokasi yang sama di waktu yang akan datang.
Perubahan kualitas lingkungan karena kegiatan baik oleh perorangan maupun kelompok masyarakat tidak pernah diperhitungkan biayanya. Penyebab kerusakan lingkungan tidak kurang menyadari bahwa biaya-biaya masyarakat luas seharusnya menjadi tanggung jawabnya juga.
Penelitian menggunakan sampel yang ditentukan secara sengaja (purposive) dengan teknik non probability sample. Jumlah sampel yang diambil 82 responden dengan lokasi sekitar Instalasi Pejompongan. Pilihan lokasi adalah dengan mompertimbangkan dekatnya jarak obyek penilitian dengan unit produksi untuk memperkecil kesalahan dalam pemilihan data sampel.
Dari 82 responden tersebut terdapat empat kelompok :
- Kelompok 1 pemakai Air PAM saja 34% biaya pengadaan per bulan Rp24.615
- Kelompok 2 pemakai Air PAM dan Air Tanah 33% biaya pengadaan per bulan Rp19.609
- Kelompok 3 pemakai Air PAM dan Air Kemasan 13% biaya pengadaan per bulan Rp43.874
- Kelompok- 4 pemakai Air PAM, Air Kemasan, dan Air Tanah 20% biaya pengadaan per bulan Rp54.595
Dilihat dari segi biaya maka kelompok 2 mempunyai biaya pengadaan paling rendah. Hai ini memberikan indikasi adanya kecenderungan pemakaian air tanah yang semakin meningkat di masa mendatang. Kondisi ini semakin diperkuat dengan adanya penilaian subyektif konsumen terhadap kualitas air PAM, di atas 40% responden memberikan penilaian bahwa kualitas air PAM keruh, bau, berwarna dan berasa. Sementara itu dengan parameter yang sama kurang dari 15% responden memberikan penilaian terhadap kualitas air tanah. Begitu juga kalau dilihat dari segi pilihan penggunaan air hampir 57% responden lebih baik menggunakan air tanah, dan hanya 37% yang menggunakan air PAM.

SUMMARY
The phenomena on Water Supply Services are firstly the decline of quality and quantity of raw water sources of PAM, secondly the. poor quality and quantity of ground water to fulfill health eligible, and the last is the increasing trade of packed water.
Principally water supply especially for household should be served by PAM, but actually PAM have problem with raw water (surface water) which is contaminated by waste that come from household or industries.
The objectives of the Thesis are :
- To study how PAM customers tend to use alternative water sources besides PAM to fulfill their need
- To estimate the extra cost of water supply when the water services of PAM is not sufficient
PAM should serve clean water to the customers which fulfill certain specifications of quality, quantity, continuity, and pressure; but PAM faces water pollution problems. Alternative water sources for the household are : PAM, Ground water, and packed water.
Regarding to the ground water exploration there is an external implication, because exploitation of ground water could caused an intrusion of sea water. This would make a negative impact for the other persons and environment in the other place on the same and other time.
The cost of the change of environment quality as a result of bad treatment by individuals, as well as by a community is never regarded. However the environment damage is the responsibility of the community themselves.
The technical method used in this research is the purposive sampling with non probability technical samples. The total respondents are 82 located around the Pejompongan Installation. The choice of location considers the short distance between the water production unit of the Pejompongan Installation and the respondent to minimize error in data sample.
The 82 respondents are categorized into four groups :
- Group 1 (Users of only PAM water) 34%; cost per month Rp24.615,?
- Group 2 (Users of PAM water and ground water) 33%; cost per month Rp19.609;
- Group 3 (Users of PAM and packed water) 13%; cost per month Rp43.874;
- Group 4 (Users of PAM, packed water, and ground water) 20%; cost per month Rp54.595,-
Regarding to the cost aspect, group 2 more chiefly than the other, it indicates that the tendency of ground water utilization is increasing. Considering to the water quality evaluation and option the alternative of the resources, almost of 57% respondent use ground water and only 37% of them use PAM water. It indicates of increasing the use of ground water in the future.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fazri Azhar Ramdani
"Dalam beberapa abad terakhir, tingkat konsumsi air meningkat lebih dari dua kali lipat dan tingkat pertumbuhan populasi Industri terus meningkat. Akibatnya, kelangkaan air menjadi masalah utama yang harus dihadapi. Secara khusus, Kabupaten Bekasi merupakan kota industri terbesar di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara dengan 11 kawasan industri dengan 7.000 pabrik yang memiliki kebutuhan air yang sangat besar.Melihat dilema tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model sistem dinamis untuk mengevaluasi sistem pengelolaan air di salah satu Kota Industri Terpadu di Kabupaten Bekasi. Fokusnya adalah pada dua isu berikut: (1) Kebijakan yang dapat diambil untuk menambah pasokan kebutuhan air di Kawasan Industri Terpadu Bekasi; (2) Simulasi model dampak kebijakan terhadap ketersediaan air di Kota Industri Terpadu Kabupaten Bekasi. Adapun kebijakan jangka Panjang yang dapat dipertimbangkan adalah Penambahan pasokan air dari sungai kalimalang, pengurangan kehilangan air karena produksi dan distribusi, dan penambahan laju daur ulang air limbah menjadi air baku Kembali sehingga dapat membantu pemenuhan kebutuhan air baku kawasan industri. Dengan simulasi sistem dinamik dapat dibuktikan bahwa kebijakan pengelolaan air diatas terbukti dapat menambah penyediaan air bersih di Kawasan Industri Kota Industri Terpadu di Kabupaten Bekasi.

In the last few centuries, the rate of water consumption has more than doubled and the population growth rate of Industry continues to increase. As a result, water scarcity is a major problem that must be faced. In particular, Bekasi Regency is the largest industrial city in Indonesia and the largest in Southeast Asia with 11 industrial areas with 7,000 factories that have very large water needs. Seeing this dilemma, this study aims to develop a dynamic system model to evaluate water management systems in one of the an Integrated Industrial City in Bekasi Regency. The focus is on the following two issues: (1) Policies that can be taken to increase the supply of water demand in the Bekasi Integrated Industrial Estate; (2) Model simulation of the impact of policies on water availability in the Integrated Industrial City of Bekasi Regency. The long-term policies that can be considered are increasing the supply of water from the Kalimalang river, reducing water loss due to production and distribution, and increasing the rate of recycling of waste water into raw water again so that it can help meet the raw water needs of industrial areas. With a dynamic system simulation it can be proven that the above water management policies are proven to be able to increase the supply of clean water in the Integrated Industrial City Industrial Area in Bekasi Regency."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suherman
"Upaya efisiensi pemakaian air di rumah sakit adalah salah satu usaha pencegahan penyebaran pencemaran (Polution Prevention), berupa pengurangan produksi air limbah dan juga bertujuan untuk mengurangi kebutuhan air nasional. Disamping itu juga merupakan usaha untuk menekan biaya rekening air, rekening listrik dan biaya operasional pengolahan limbah cair.
Instalasi Rawat Inap Teratai adalah salah satu rawat Inap yang ada di RSUP Fatmawati, yang menempati satu bangunan berlantai 6 dan merupakan rawat inap gabungan untuk berbagai penyakit. Instalasi rawat inap Teratai memiliki 266 tempat tidur dengan 209 karyawan dan BOR rata-rata 62,35 %, mengkonsumsi air sebesar 98,26 m3 per hari. Sedangkan menurut estimasi kebutuhan airnya hanya 47 m3, yang berarti 51,26 m3 air yang dapat dihemat. Dan dari hasil survey cepat dengan penyebaran kuesioner dan observasi, diidentifikasi penyebab terjadinya inefisiensi pemakaian air adalah masih banyaknya keluarga pasien yang menginap menunggu pasien dan masih banyaknya orang yang bezuk diluar jam bezuk.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Juni sampai dengan 31 Juli 2000 dengan metode Praeksperimental (pra dan pasca uji), yaitu melakukan intervensi kepada petugas (Satpam) yang bertujuan agar memperketat pengawasan terhadap jumlah keluarga pasien yang menginap dan orang yang bezuk diluar jam bezuk, agar terjadi efisiensi pemakaian air di instalasi rawat inap Teratai.
Hasil penelitian ini menunjukkan penurunan jumlah orang yang bezuk diluar jam bezuk dari rata-rata 12,2 orang per jam sebelum intervensi, menjadi 7,6 orang per jam setelah intervensi dan jumlah keluarga pasien yang menginap lebih dari satu orang menurut 50 % responder sebelum intervensi, menurun menjadi 43 % responden setelah intervensi dan didukung dari hasil observasi keluarga pasien yang menginap lebih dari satu orang, rata-rata hanya 3 orang per malam pada saat sesudah intervensi. Sedangkan rata-rata pemakaian air perharinya sebelum intervensi sebesar 98,26 m3, menurun menjadi 76,24 m3 sesudah intervensi.
Pada program efisiensi pemakaian air bersih di instalasi rawat inap Teratai RSUP Fatmawati, air yang berhasil dihemat sebesar 22,02 m3 per hari atau 660,6 m3 per bulan. Bila dikonversikan kedalam rupiah, uang sebesar Rp. 1.320.000,- yang berhasil dihemat.
Disarankan kepada pihak manajemen RSUP Fatmawati dapat melanjutkan program efisiensi pemakaian air di Instalasi rawat inap Teratai dan unit 1 instalasi lain yang ada di RSUP Fatmawati dan mengintervensi faktor prilaku pasien, keluarga pasien dan karyawan misalnya melalui penyuluhan dan pemasangan stiker untuk efisiensi air, dan juga merencanakan untuk mengolah dan menggunakan kembali (reuse) air hasil pengolahan limbah cair.

Efficiency Program of Clean Water Usage In Teratai Inpatient Installation of Fatmawati General Hospital, JakartaThe efficiency of water usage in hospital is one of the poison prevention efforts in the form of reducing waste water production and national water need. The other purposes are reducing the water bill, electricity bill and liquid waste water processing.
Teratai Inpatient Installation is serving one of inpatient rooms in Fatmawati General Hospital; it is located in the new building, as an inpatient joint for various diseases. Teratai Inpatient Installation has 266 beds, 209 employees and 62,35 percent of Bed Occupancy Rate (BOR ). This installation consumes 98,26 m3 water a day. According to estimate, it has been designed to consume only 47 m3, so an amount of 51,26 m3 water could be saved.
A rapid survey through questioners and observation, detected the causes of inefficiency of water usage. The first cause that there are too many relatives staying at the patient's room, which is against the rule of family visitation.
This research was conducted from July 1st to July 31st, 2000 by a pre experimental method (pre and post examination). It was held by provoking the security members to make the patient's family obey the rules. Among the results of this research are:
- A reduction of the amount of family visit from 12,2 persons per hour before intervention to be 7,6 persons per hour after intervention,
- A decrease of family patient who were stayed in that room, from 50 percents before intervention to 43 percents respondents after intervention.
- A reduction of water usage, from an average of 98,26 m3 before intervention to be 76,24 m3 after intervention.
This research concludes that the efficiency program of clean water usage in Teratai Inpatient Installation of Fatmawati General Hospital can save water as much as 22,02 m3 a day or 66,06 m3 a month. If it is converted into the monetary units, it can save up to Rp 1.320200.
The suggestions for Fatmawati Hospital are continuing this program at Teratai Inpatient Installation and others. Another suggestion is intervenes patient behavior factor in which using water. The other suggestion is reusing liquid waste water.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T7796
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyoweni Widanarko
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Husni Thamrin
"ABSTRAK
Secara teoritis, pertumbuhan kota menuntut adanya pertumbuhan pelayanan perkotaan yang memadai. Namun kenyataannya tidaklah selalu demikian. Dengan mencurahkan perhatian pada sektor air minum, studi ini dilakukan di Palembang. Dijumpai persoalan distribusional yang tidak merata. Persoalan distribusional berkaitan erat dengan persoalan kebijakan. Dari sisi institusional, dipahami bahwa dinamika kebijakan tidaklah terjadi dalam ruangan yang hampa. Dalam arti, kebijakan pada akhirnya merupakan hasil interaksi di antara para aktor yang terlibat di dalamnya. Dengan pemahaman demikian, studi ini dilakukan.
Pokok persoalan yang diamati diarahkan pada interaksi antara PDAM dengan aktor regulatornya, sumber daya yang dimiliki, hubungan pertukaran dan dependenci antara PDAM dan aktor regulatornya, serta "rules of the game" yang ada.
Kerangka hirarki kebijakan Bromley digunakan untuk melihat berbagai kebijakan formal yang berlaku mengenai perair minuman, baik dalam lingkup nasional maupun daerah. Untuk menganalisis "regulatory relationship", terutama interaksi PRAM dan aktor regulatornya, serta "rules of the game" yang diterapkan, digunakan konsep "dependence-power" dari Rhodes.
Hasil studi memperlihatkan bahwa selain Pemda Tingkat II Palembang, terdapat aktor regulator lainnya, yakni Depdagri dan Departemen PU, yang dimungkinkan berdasarkan peraturan yang ada untuk melakukan pembinaan terhadap PDAM. Namun dari hasil studi terlihat pula bahwa PDAM Tirta Musi dengan penguasaannya atas sejumlah sumber daya organisasi memiliki posisi yang relatif kuat. Dijumpai adanya mutually dependence di antara para aktor (termasuk PDAM).
"Rules of the game" yang disepakati bersama terutama dalam hubungan antara pemda sebagai pemilik dengan PDAM terdiri dari aturan normatif dan pragmatis. Aturan normatif meliputi perluasan jangkauan distribusi pelayanan, dan peningkatan efisiensi pengelolaan; dan aturan pragmatis meliputi legitimate sphere of
action, depalitized issue, dan mutual understanding and accomodation. Dengan posisinya yang kuat PDAM terlibat penuh dalam penulisan ketentuan, terutama pada lingkup daerah. Dalam beberapa hal, karena PDAM dianggap lebih mengetahui persoalan di lapangan, fleksibilitas penerapan aturan menjadi mungkin.
Studi ini juga membuktikan tesis Rhodes, bahwa pemerintah pusat memiliki power yang kuat dalam menetapkan suatu kebijakan, namun tidak dalam implementasi kebijakan. Kesimpulan penting lainnya, terlihat bagaimana masyarakat tidak termasuk dalam jaringan kebijakan, sehingga pada akhirnya pelayanan pada self-interest organization menjadi mungkin. Kalaupun terdapat kesamaan dengan kepentingan masyarakat, boleti jadi hal ini hanya kebetulan belaka.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristyo Budi
"Sesuai dengan keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Tangerang No 30, 1995, bahwa Perusahaan Daerah Air Minum Kota Tangerang mempunyai tugas sebagai menyelenggarakan pengelolaan air minum untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka PDAM Tangerang memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat Kota Tangerang. Tingkat pelayanan PDAM baru mencapai sekitar 2,7% dari jumlah penduduk Kota Tangerang, voleme kapasitas pengolahan terpasang (2001) tercatat sebesar 185 ltl dtk. Mengingat persoalan yang dihadapi di masa datang yang semakin komplek sesuai dengan cakupan pelayanan yang semakin tinggi, penelitian dalam tesis ini mencoba untuk merespon tantangan tersebut, dengan melihatnya sebagai opportunity terhadap potensi-potensi yang dapat dikembangkan melalui pendekatan project financing, mencari bentuk pola pendanaan yang sesuai dengan karakteristik perusahaan daerah, serta fungsinya sebagai pelayan masyarakat.
Kajian penelitian terhadap perusahaan daerah air minum merupakan, sebagai upaya untuk mengetahui masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan pengolahan air bersih, terutama terhadap kemampuan financial PDAM dalam mengembangkan cakupan pelayanan air bersih kepada masyarakat. Pendekatan pendanaan rnelalui project financing diharapkan dapat menentukan model pola pendanaan yang melibatkan para lenders, sponsor, banker , contractor maupun supplier. Hasil simulasi Monte Carlo pada CashFlow poly pendanaan Built Operation Transfer (BOT) dengan masa konsesi selama 30 tahun diperoleh nilai Net Present Value tinggi bila dibandingkan dengan masa konsesi yang lebih rendah, serta perolehan nilai profit terhadap pengelola cukup tinggi.

As according the decision of Walikotamadya Kota Tangerang, no 30,1995 that PDAM have duty as carrying out management of drinking water to increase prosperity of society, hence PDAM town of Tangerang have big responsibility especially of drinking water to fulfill amount of water required of society in town of Tangerang. Coverage service of PDAM town of Tangerang around of 2,7% from amount of population demand in Tangerang, with processing capacities installed (2001) noted equal to 185 ltldtk. Considering the problem faced in a period coming, which progressively is complex as according to service coverage which is excelsior, hence research in this thesis try for the challenge seen as opportunity the potencies able to develop by approach of financing project, searching financing pattern from matching with characteristic company of district.
Research study to company PDAM of, as effort to know the problem of which is facing by company of processing of drinking water, especially to ability of PDAM financial in developing coverage services of clean water to society. Approach of financing project expected to determine financing pattern model with private sector partnership as of the lenders, sponsor/investors, banking, and contractor or supplier. Result simulation of Monte Carlo with cash flow built operation transfers 30 year, finding NPV value positive and profit acceptable.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahril
"Perencanaan Sistem Distribusi Air Bersih (SDAB) merupakan perhitungan yang rumit bila dilakukan secara manual (tanpa bantuan program). Dasar perhitungan dengan rnenggunakan program komputer ini didasarkan atas metoda Hardy Cross. Dalam perencanaan serta perhitungan headless akilpat adanya sarnbungan-sambungan pada pipa, pembahan arah aliran, perubahan besar diameter pipa (minor losses), dapat diabaikan terutama untuk pipa dengan diameter yang cukup besar dan panjang Jadi headloss yang diperhitunglcan disini adalah akibat geseran sepanjang pipa (major losses).
Penentuan jenis material pipa merupakan salah satu hal yang cukup penting dalam perencanaan SDAB terutama menyangkut masalah biaya konstruksi. Selain itu juga dilakukan perhitungan untuk kapasitas reservoar yang dalam perencanaan ini menggunakan reservoar atas Pompa juga mempakan komponen yang penting daiam perpipaan, dimana untuk menghitung kapasitas pompa perlu diketahui sifat-sifat pompa, bila pompa tersebut digunakan baik secara paralel maupun sexi.
Salah satu masalah yang culcup sulit dalam perencanaan SDAB ini adalah master plan yang dapat berubah setiap waktu sehingga setiap hasil perhitungan yang didapat harus dianalisa kembali apakah perhitungan itu masih memenuhi kxiteria yang diinginkan untuk beberapa tahun mendatang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>