Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117254 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manalu, Ronald Hasudungan
"Untuk meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas BUMN, diperlukan kualitas sumberdaya manusia yang tinggi. Dan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam perusahaan dibutuhkan suatu sistem yang mendukung peningkatan kinerja dan produktivitas. Salah satu sistem yang memacu peningkatan kinerja dan produktivitas pegawai adalah sistem kompensasi yang mengkaitkan kinerja dengan balas jasa (Merit System). Dalam sistem ini, dibutuhkan penilaian prestasi pegawai yang akurat. Untuk menilai prestasi pegawai dengan tepat, dibutuhkan sistem penilaian karya (Performance Appraisal) yang tepat pula. Untuk menelaah sistem penilaian karya, kita dapat melihat dari terbuka atau tertutupnya sistem, desain dan metode yang digunakan, serta pola hubungan orang-orang yang terlibat didalamnya. Dalam desain sistem penilaian karya terdapat faktor-faktor penilaian karya. Penelitian ini menelaah pemilihan faktor-faktor penilaian karya yang digunakan dalam sistem penilaian karya PT.(Persero) Asuransi Jasa Indonesia yang diadakan di kantor pusat Jakarta. Kriteria Faktor penilaian karya yang dipakai dalam penelitian ini adalah : relevansi faktor, distorsi dalam penekanan faktor, defisiensi pemilihan faktor, dan kontaminasi antar faktor. Di PT.(Persero) Asuransi Jasa Indonesia, faktor-faktor yang digunakan berbeda-beda untuk tiap tingkat jabatan. Untuk tingkat pelaksana administrasi digunakan 14 faktor penilaian. Untuk tingkat pejabat fungsional digunakan 16 faktor penilaian, untuk tingkat pejabat struktural digunakan 17 faktor penilaian. Masing-masing faktor ditelaah menurut kriteria relevansi, distorsi, defisiensi dan kontaminasi seperti yang telah disebutkan diatas. Kriteria relevansi ditelaah dengan membandingkan faktor-faktor tersebut dengan uraian jabatan. Kriteria distorsi ditelaah dengan menggunakan statistik korelasi antara bobot faktor dan jumlah penilaian. Kriteria defisiensi ditelaah dengan meneliti uraian jabatan, dan kriteria kontaminasi ditelaah dengan menggunakan statistik korelasi antar faktor. Dari hasil penelitian diatas, penulis mengambil kesimpulan dan mengemukakan beberapa saran kepada PT. (Persero) Asuransi Jasa Indonesia. Juga diungkapkan beberapa keterbatasan penelitian ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johny Winata
"Setiap perusahaan pasti memiliki strategi kompetitif, baik secara implisit maupun eksplisit. Dalam strategi ini terkandung tujuan perusahaan. Pengembangan strategi memerlukan analisa industri dengan memperhatikan kekuatan-kekuatan
penentu persaingan, yaitu masuknya pesaing baru, persaingan antar pesaing lama,
substitusi, pembeli, dan pemasok.
Dalam memonitor pencapajan tujuan tersebut diperlukan suatu sistem
penilaian kinerja. Perusahaan umumnya menggunakan sistem penilaian kinerja
tradision al yang rnenggun akan ukuran-ukuran finansial. Tetapi penilaian kin erja tradisional ini memiliki beberapa kelernahan, yaitu rnenggunakan data-data historis serta menggunakan ukuran-ukuran seperti varians dan ROl yang dapat
menyesatkan penggunanya. Karena kelemahan-ke1emahan pada sistem tradisional
tersebut maka dibuatlah sistern penilaian kinerja operasional. Sistern penilaian
kinerja operasional sudah lebih baik dibandingkan sistern tradisional karena
menggunakan data-data yang sifatnya Iebih current, data-data yang dapat diperoleh
dari aktivitas sehani-hani perusahaan.
Menurut Kaplan dan Norton tidak ada satu ukuran pun yang dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai kinerja perusahaan. Karena itu dibutuhkan balanced scorecard. Balanced scorecard memungkinkan manajer
melihat usahanya dari empat perspektif pentmg, yaitu perspektif pelanggan,
internal, inovasi dan belajar, serta perspektif finansial. Selain itu balanced
scorecard juga dapat menghindarkan terja dinya suboptimisasi."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S18748
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusni Purwanto
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Diniaty Fitria
"Bagi kebanyakan organisasi, memiliki karyawan yang berbakat merupakan landasan unggul untuk bersaing. Untuk mempcrtahankan daya saing organisasi, diperlukan penilaian efektivitas manajemen sumber daya manusia di dalamnya Sistem manajemen kinerja yang baik harus mampu mengakomodir kebutuhan-kebutuhan karyawan, yaitu melalui sistem manajemen kinerja yang ’tcrintegrasi’ dimana sistern ini dapat secara efektif mcnghubungkan kinerja karyawan dcngan strategi pen1sahaan.
Salah satu tahapan terpenting dalam proses manajemen kinerja adalah penilaian kinerja (Cascio, 2003). Dengan melakukan penilaian kinerja, organisasi mcndapat informasi mengenai seberapa baik karyawan melakukan pekerjaannya (Noe, 2003). Proses penilaian kinerja mendorong individu tmtuk melakukan penilaian terhadap diri sendiri dalam usahanya menuju pcncapaian tujuan dan target yang telah disepakati. Bagi organisasi sendiri, melalui penilaian kinerja akan diperoleh ukuran atau kritcria yang jclas tmtuk menempatkan karyawan apakah ia telah bekerja mclebihi standar, sesuai dcngan standar atau bahkan berada di bawah standar yang diharapkan organisasi (Mathis, 2006). Pelaksanaan penjlaian kinerja sangat penting karena dapat membcrikan informasi mengenai baik burulmya kinerja yang ditampilkan karyawan maupun pcngambilan keputusan mengenai kompensasi, promosi dan pelatihan bagi karyawan.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis menemukan masalah yang dihadapi PT.A tcrkait dengan belum dilaksanakannya sistem penilaian kinerja yang tcrstandarisasi. Saat ini, segala bentuk keputusan pengelolaan kinerja hanya berdasarkan pada nilai proiit yang diperoleh perusahaan, observasi dan penilaian personal pimpinan perusahaan. Hal ini membuat karyawan merasa kurang termotivasi untuk mcnunjukkan kinerja lebih dari apa yang pernah ditampilkan sebelumnya.
Mengacu pada permamlahan terscbut malta diajukan usulan rancangan Sistem pcnilaian kinerja di PT.A. Sistem penilaian kineqia yang diajukan oleh penulis adalah sistem penilaian kinerja berdasarkan mbced model (model gabungan) yang akan difokuskan kepada level penanggungjawab rubrik unit redaksi tulis di PT. A. Dalam model ini, pengukuran fokus pada kedua aspek yaitu performa dan kompetensi. Langkah-langkah yang diternpuh penulis untuk menggali masalah yang sedang dihadapi PT.A, melakukan koordinasi dengan PT.A mengenai mekanisme penyusunan sistem penilaian kinerja yang akan dilakukan, melakukan penyusunan sistem penilaian lcinerja mbred model (model gabungan) serta melakukan sosialisasi tentang Sistem penilaian kinegia yang disusun.

Most companies believe that one main key to win the competition is having talented employees. Furthermore, the companies(organization) need to establish an eHective assesment of their human resource mangement. The effective management is required to be able in accomodating all the needs ofthe employees through an integrated performance based management system. Hence, the system ables to connect the employee performance with the company strategy.
One crucial step in performance based management process is the performance assesment (Cascio, 2003). The assesment, indeed, is needed to indicate the performance of the emlpoyees in doing their job. Moreover, the process of performance assesement is obliged to enhance each person to achieve his/her objectives. Thus, the company will have clearer key performance indicators to portray the level of employees performance through this process (Mathis, 2006). Not only the level or the employees performance, the assesment process also gives significant information for leveling the compensation, promotion and additionaly training for the employees.
Based on this background, the writer indicated a problem from PT A that caused by their mismatch in executing a sufficient performance assesment. The mismatch is mainly evidenced by a performance management that only based by the profit value ofthe company and personal observation 5'om the top management that somehow will degenerate the employees motivation.
A system of performance assesment is designed to solve the above problem at PT A. Moreover, the system that proposed is based on a mixed model that will be focusing in performance and competency assesment. The methodology that brought is covering several steps, which are; coordinating with PT A forthe mechanism of performance assesment, designing ofthe mixed model of the assesment sytem and socializing all designed activities.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34038
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Utami Budi Rahayu Hariyadi
"Tugas akhir ini mengemukakan usulan perbaikan sistem kinerja (performance appraisal) karyawan dari sebuah perusahaan penyedia jasa profesional (professional service firm = PSF) di bidang akuntansi publik dan konsultasi perpajakan.
SunshineValley Jakarta merupakan berafiliasi kepada SunshineValley Global, sebuah perusahaan penyedia jasa profesional yang terdapat di 144 negara dan mempunyai Iebih dari 120 ribu karyawan. Di tingkat nasional SunshineValley Jakarta menduduki tempat kedua paling besar dari perusahaan sejenis dengan total karyawan 700 orang.
Sumber daya manusia menjadi tulang punggung PSF karena itu sistem pengelolaan sumber daya manusia ternasuk sistem penilaian kinerja (performance appraisal system) menjadi perhatian utama dari manajemen.
SunshineValley telah menerapkan sistem penilaian kinerja secara online yang berlaku untuk seluruh jajaran karyawan. Kekuatan dari sistem ini terletak pada kesederhanaannya. Namun demikian, kesederhanaan sistem perlu diimbangi dengan penjelasan yang komprehensif tentang semua fitur dan fasilitas yang disediakan oleh sistem. Berdasarkan pengamatan penulis, penjelasan komprehensif yang juga ramah pengguna (user-friendly) belum mendukung penggunaan sistem ini.
Penulis mengusulkan pembuatan panduan komprehensif tercetak dan penyelenggaraan sesi¬sesi sosialisasi sistem. Mengingat beragamnya kepakaran dan jenjang status karyawan di SunshineValley Jakarta, penulis menyarankan agar membuat panduan komprehensif tercetak untuk kelompok associates yaitu kelompok yang baru saja bergabung dengan SunshineValley Jakarta dengan masa kerja 0 sampai dengan 5 tahun. Dasar pemikiran dari pemilihan kelompok ini adalah agar sejak awal para karyawan di SunshineValley memahami sepenuhnya proses penilaian kinerja sehingga jika masanya tiba bagi mereka untuk menjadi penilai, diharapkan mereka akan menjadi penilai yang objektif dan fair.
Program sosialisasi dan pengenalan sistem dengan dukungan panduan komprehensif tercetak perlu diselenggarakan segera.

This final paper is to propose some improvements for the employee performance appraisal system of a professional service firm that gives accounting and taxation services.
SunshineValley Jakarta is affiliated to SunshineValley Global, a global professional service firm that has offices in 144 countries and has over 120 employees. Nationally, SunshineValley Jakarta is the second biggest among similar firms, having 700 employees in total.
Human resource is the backbone of a professional service firm which makes human resource management including performance appraisal system ultimately important.
SunshineValley has already implemented an online performance appraisal system that applies for all staff. The system' strength lies on its simplicity. However, it is thought that simplicity should be balanced with comprehensive guidance on how to utilise all features and facilities provided by the system. Based on the writer's observation, the system has not yet been supported with a comprehensive guideline that is also expected to be user-friendly.
The writer proposes the making of comprehensive printed guide, and socialisation sessions on how to utilise and use the system. Because of the variety of expertise and level status of staff in SunshineValley Jakarta, the writer proposes to prepare a printed guide for associates, a group of staff who have just joined the firm with 0 to 5 years of length of service. It is expected that from the very beginning of their career with Sunshine Valley they have to fully understand the process of the performance appraisal so that when the time comes for them as the appraisers, they would become fair and objective appraisers.
The socialization and introductory sessions supported by a comprehensive, printed system guide has to be done very soon.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18831
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henky Hidayat
"Tesis ini membahas sistem penilaian kinerja di PT. Epson Indonesia yang masih dijalankan pada saat tesis ini dibuat dan selesai dikerjakan. PT Epson Indonesia adalah kantor penjualan dan pemasaran seluruh produk merk EPSON di seluruh area Indonesia dan berfungsi sebagai representasi kantor pusat Seiko-Epson Corporation di Jepang.saat ini PT Epson Indonesia menggunakan PDCA (Plan, Do, Check, and Action) dan WRD (Working-Related Dimensions) sebagai alat ukur kinerja karyawan. Untuk selanjutnya, akan digunakan KPI (Key Performance Index) dari Hay Consultant sebagai alat evaluasi kinerja karyawan.
Fokus penelitian adalah menganalisa mengenai standar penilaian kinerja yang berkaitan dengan kemampuan/kompetensi karyawan dan efektifitas pemberian umpan balik. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif dan menggunakan kerangka teori melalui pendekatan peningkatan kompetensi bagi karyawan dan pentingnya penilaian secara adil bagi karyawan. Diakui bahwa penelitian ini masih harus dilanjutkan terutama mengenai sistem penilaian kinerja berdasarkan sistem yang mengadopsi dari Hay Consultant.
Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa masih terdapat kerancuan mengenai standar penilaian yang diberikan sehingga porsi terjadinya subyektifitas dalam penilaian atasan terhadap bawahannya masih besar. Selain itu belum semua atasan memberikan umpan balik kepada bawahannya secara efektif bahkan ada yang sama sekali tidak memberikan umpan-balik yang bisa dijadikan patokan bagi bawahan untuk melakukan peningkatan kinerjanya. Dari hasil penelitian, disarankan perlu adanya standar penilaian kompetensi terutama dalam penilaian untuk kompetensi yang bersifat Kompetensi Inti (Core Competencies); melakukan pemberian umpan-balik yang efektif yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi karyawan.

This thesis discusses the system performance in PT. Epson Indonesia that is still running at the time of this thesis is made and finished. PT Indonesia Epson is a sales and marketing offices throughout EPSON brand products in all areas and functions as a representation office Seiko-Epson Corporation in Japan. PT. Epson Indonesia is using PDCA (Plan, Do, Check, and Action) and the WRD (Working -Related Dimensions) as a means of measuring the performance of employees. For more, will be used KPI (Key Performance Index) from the Hay Consultant as employee performance evaluation tool.
The focus of research is to analyze the performance assessment standards relating to the ability / competence and effectiveness of employee feedback. This research is a qualitative research design with descriptive and theoretical framework through increased competency for employees and the importance of fair assessment for the employees. Recognized that this research still must be followed, especially on the performance assessment system based on the Hay system of Consultant.
Based on the research results found that there is still confusion about the standards of assessments so that the subjective portion of a given superior in the assessment of the subordinates are still large. In addition, not all supervisors to provide feedback to subordinates effectively even have a whole does not provide feedback that can be used as benchmarks for the subordinate to perform the increased performance. From the results of the research, suggested the need to assess the competency standards, especially in the assessment of competence for Core Competency (Core Competencies); make the feedback effective that aims to increase employee competence."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T 25829
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Veithzal Rivai Zainal
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008
658.312 5 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Damayanti Sudrajat
"Pengukuran kinerja merupakan hal yang penting bagi tiap perusahaan.
Pengukuran kineija tradisional hanya menitikberatkan bidang keuangan saja, tanpa memperhatikan bidang non keuangan yang juga penting dalam menentukan keberhasilan perusahaan. Pengukuran tradisional ini memiliki banyak kelemahan karena dengan hanya
menggunakan keuangan dan akuntansi sebagai tolok ukur, mudah terjadi manipulasi atas hasil-hasil operasi dan laba. Kelemahan ini perlu diatasi dan diharapkan dapat diatasi menerapkan pengukuran lain yang lebih lengkap, yaitu balanced scorecard.
Balanced scorecard merupakan suatu pengukuran kinerja yang menggabungkan
aspek keuangan serta non keuangan, segi intern dan ekstern perusahaan dan menghubungan pengukuran kinerja dengan misi dan strategi perusahaan. Balanced scorecard menilai perusahaan dan empat perspektif pelanggan, operasi internal, keuangan serta inovasi dan pengembangan.
Dalam tugas akhir ini, penulis mencoba menyusun suatu balanced scorecard untuk PT X, sebuah perusahan farmasi, dengan mempertimbangkan strategi-strategi
perusahaan tersebut serta membuat urutan prioritas keempat perspektif dari tiap strategi dengan bantuan Analytic Hierarchy Process (AHP).
Hasil yang didapat adalah bahwa urutan pnioritas perspektif untuk PT X adalah:
1. Perspektif Pelanggan
2, Perspektif Keuangah
Perspektif Operasi Internal
Perspektif Inovasi dan Pengembangan
Untuk keempat perspektif ini ditentukan tujuan yang hendak dicapai dan tolok ukur yang akan digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian tiap tujuan tersebut.
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairudin Mirza
"PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terbesar di Indonesia. Pada kurun 2016-2020, EBITDA dan laba bersih mengalami fluktuasi. Bagi perusahaan BUMN multibisnis, strategi parenting sangat berperan penting sebagai salah satu strategi korporasi. Namun, ditemukan adanya kecenderungan kinerja yang relatif belum mencapai target di beberapa anak usaha dan bahkan ada beberapa anak usaha yang masih berada di posisi rapor merah. Selain itu, beberapa anak usaha berebut pasar yang sama dalam menjalankan bisnisnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa strategi parenting yang dilaksanakan dewasa ini belum sepenuhnya mencapai target. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis: gambaran strategi parenting di Telkom; implementasi strategi parenting di Telkom, serta peran anak perusahaan terhadap kinerja Telkom. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, di mana pengumpulan data dilakukan melalui observasi langsung, in-depth interview, dan Focus Group Discussion (FGD) dengan pihak yang relevan dengan penelitian. Unit analisisnya adalah kelompok unit-unit bisnis di lingkungan anak usaha Telkom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut Corporate Strategic Scenario (CSS) 2021-2025, strategi parenting tidak lagi secara eksplisit dinyatakan sebagai corporate strategy tetapi termasuk dalam delivery model direction. Telkom mengatur bisnis berbasis pada Customer Facing Unit (CFU) dengan mengategorikan portofolio produk menjadi lima segmen: Mobile, Consumer, Enterprise, Wholesale & International Business, dan segmen “lainnya”. Penerapan strategi parenting memiliki tingkat dominasi yang berbeda-beda tergantung maturitas anak perusahaan. Selain itu, ada kendala yang umum terjadi dalam penerapan strategi parenting di Telkom di antaranya: birokrasi yang panjang, kurangnya pemahaman tentang sifat bisnis anak perusahaan, kurangnya bimbingan dari perusahaan induk untuk melakukan penilaian, masalah dalam pelaporan, pemahaman tentang CFU, dan kesulitan bagi perusahaan yang memiliki banyak portofolio. Faktor yang paling dominan dan signifikan dalam meningkatkan kinerja anak perusahaan dalam penerapan strategi parenting adalah: manajemen portofolio, dukungan investasi, dukungan SDM, faktor jaringan dan akses informasi dari perusahaan induk. Adapun peran anak perusahaan bagi kinerja Telkom bervariasi sesuai dengan kinerja CFU.

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) is one of the largest State-Owned Enterprises (BUMN) in Indonesia. In the period of 2016-2020, EBITDA and net profit fluctuated. For multi-business state-owned companies, parenting strategy plays an important role as one of the corporate strategies. However, it was found that there was a tendency for performance that had not reached the target in several subsidiaries and even some subsidiaries were still in the red report card position. In addition, several subsidiaries are fighting for the same market in running their business. This shows that the parenting strategy implemented today has not fully achieved the target. Based on this background, this study aims to describe and analyze: the description of parenting strategy at Telkom, implementation of parenting strategy at Telkom, as well as the role of subsidiaries on Telkom's performance. This is a qualitative research, where data collection is done through direct observation, in-depth interviews, and Focus Group Discussion (FGD) with parties relevant to the research. The unit of analysis is a group of business units within Telkom's subsidiaries. The results show that according to Corporate Strategic Scenario (CSS) 2021-2025, parenting strategy is no longer explicitly stated as a corporate strategy but is included in the delivery model direction. Telkom manages its business based on the Customer Facing Unit (CFU) by categorizing its product portfolio into five segments: Mobile, Consumer, Enterprise, Wholesale & International Business, and “other” segments. The application of parenting strategy has different levels of dominance depending on the maturity of the subsidiary. In addition, there are common obstacles in implementing the parenting strategy at Telkom including: long bureaucracy, lack of understanding of the nature of the subsidiary's business, lack of guidance from the parent company to conduct assessments, problems in reporting, understanding of CFU, and difficulties for the company who have multiple portfolios. The most dominant and significant factors in improving the performance of subsidiaries in implementing parenting strategies are: portfolio management, investment support, HR support, network factors and access to information from the parent company. The role of subsidiaries for Telkom's performance varies according to the performance of the CFU."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Anton Lie
"Dalam beberapa tahun terakhir ini, perusahaan asuransi kerugian mendapat perhatian dari masyarakat akibat pengingkaran terhadap kepercayaan, kelemahan kapital manusia, dan barang kapital fisik. Pengingkaran ini telah mengurangi energi kapital sosial yang berimplikasi pada rendahnya produktivitas perusahaan, khususnya pada perusahaan asuransi. Sebuah perusahaan asurans i paling kurang melibatkan sejumlah pihak yang saling berhubungan dan bekerjasama, yaitu: 1) pihak perusahaan, 2) pihak nasabah dan 3). Pihak rekanan.
PT. Asia Krimere Polysindo adalah salah satu perusahaan asuransi yang mengalami kemunduran mulai tahun 2001 hingga 2006, dari peringkat pertama menjadi peringkat kelima dalam tataran nasional. Meskipun pada akhirnya perusahaan menyadari kondisi kegagalan dalam fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan) dan telah melakukan perbaikan sejak tahun 2002, sampai tahun 2005 belum juga perusahaan ini mampu meningkatkan posisinya kembali.
Kegagalan fungsi manajemen dalam penyelesaian klaim kendaraan bermotor yang menjadi tanggung jawab Departemen Klaim Kantor Pusat dan cabang-cabangnya telah berakibat fatal bagi kelangsungan hidup perusahaan. Faktor penyebab yang mendorong terjadinya kondisi tersebut meliputi kapital finansial, kapital manusia dan barang kapital fisik yang mempengaruhi energi kapital sosial perusahaan secara keseluruhan.
Tujuan penelitian ini adalah: a. untuk mempelajari dan menggambarkan bagaimana peranan kapital sosial dalam suatu organisasi bisnis, khususnya bagi bisnis asuransi di Indonesia. b.menjelaskan aspek kapital sosial dalam PT. Asia Krimere Polysindo (Kantor Pusat dan Departemen Sentral Klaim Asuransi Mobil) antara tahun 1992 hingga 2005, dalam hubungannya dengan proses klaim yang melibatkan jaringanjaringan eksternal seperti nasabah, rekanan perusahaan (bank, perusahaan leasing, agen asuransi, broker, bengkel) dan dengan perusahaan asuransi lainnya. c.mengidentifikasi sinergi antara kapital finansial, kapital manusia, barang kapital fisik dan kapital sosial dalam struktur organisasi bisnis asuransi.
Bangunan kapital sosial yang dikemukakan Robert Lawang dapat diandalkan sebagai kerangka konseptual dan relevan untuk dijadikan landasan teori dalam menjelaskan kasus organisasi bisnis. Teori kapital sosial Lawang selain menjelaskan adanya kapital-kapital lain di samping kapital sosial dalam organisasi bisnis asuransi, juga menjelaskan kepercayaan, jaringan dan norma sebagai konsep dasar dari kapital sosial yang dijadikan fokus penelitian ini. Kapital-kapital lain disamping kapital sosial yaitu: kapital finansial, barang kapital fisik, kapital manusia, kapital personal, kapital politik, kapital budaya, dan kapital simbolik. Kerangka Robert Lawang dipandang meliputi kapital sosial komprehensif dan konseptual yang memungkinkan digunakan untuk menjelaskan hubungan dinamis struktur organisasi bisnis dan sinergi dengan berbagai kapital lain dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Secara makro, asuransi merupakan salah satu pilar dalam perekonomian yang berperan sebagai penggerak maupun stabilisator roda perekonomian suatu negara. Oleh karena itu perkembangan perekonomian pada suatu negara yang masyarakatnya memiliki kesadaran tentang asuransi, akan cenderung lebih maju daripada masyarakat yang belum memiliki kesadaran asuransi. Perkembangan industri asuransi secara nasional di Indonesia sangat tergantung pada kepercayaan masyarakat terhadap asuransi dan organisasi perasuransian yang ada di Indonesia. Data dari Biro Perasuransian Bapepam- LK menyebutkan bahwa kontribusi sector asuransi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) adalah 1,66%. Angka ini tertinggal dari Singapura, Malaysia dan Thailand yang memiliki porsi industri asuransi terhadap PDB diatas 5,5%. Ketertinggalan kontribusi sektor asuransi terhadap PDB tersebut telah menunjukkan rendahnya kapital sosial masyarakat dalam berasuransi.
Kapital sosial dikatakan rendah karena wujud kapital sosial seperti hubungan (relation), harapan (expectation), kepercayaan (trust), jaringan (network) kewajiban yang menghasilkan dan dihasilkan oleh kepercayaan (trust) berupa ?benda?yang bersifat intangible dalam struktur sosial asuransi di Indonesia dapat dipastikan masih sangat rendah. Asuransi di Indonesia seakan-akan hanya milik orang kaya saja dan bukan milik masyarakat pada umumnya. Fakta di lapangan memperlihatkan bahwa hanya orang kaya dan orang yang memiliki ekonomi menengah saja yang membeli polis asuransi.
Masyarakat ekonomi tinggi (kaya), biasanya membeli polis atas dasar kesadaran dan kemempuan; masyarakat ekonomi menengah membeli polis atas dasar keuletan para agen asuransi yang terus menerus menawarkan produk asuransi, atau terpaksa membeli karena merupakan salah satu syarat guna mendapatkan kredit; sedangkan masyarakat ekonomi lemah (miskin), bisa memiliki polis asuransi karena disubsidi oleh pemerintah.
Perusahaan asuransi sebagai salah satu organisasi bisnis yang bergerak di bidang jasa tidak akan dapat memulai, mempertahankan dan mengembangkan perusahaannya tanpa bekerjasama dengan perusahaan atau institusi lain. Berdasarkan hasil penelitian/riset, peneliti memberanikan diri untuk memasukkan tambahan definisi kapital sosial organisasi bisnis asuransi sebagai berikut: ?kapital yang melekat pada struktur sosial organisasi bisnis yang dipergunakan oleh aktor kunci dalam organisasi tersebut bersama dengan kapital-kapital yang lain (manusia, finansial, fisik) yang memfasilitasi tindakan kolektif untuk mencapai tujuan organisasi yaitu mendapatkan nilai tambah (keuntungan) organisasi?.
Dari hasil penelitian tentang sinergi antar kapital, peneliti menemukan 4 pola sinergi yang dihasilkan dari sinergi antara kapital manusia, kapital finansial, barang kapital fisik dan kapital sosial dalam meningkatkan produktivitas sebuah organisasibisnis, yaitu :
1. Pola sinergi lemah positif
2. Pola sinergi lemah negatif
3. Pola sinergi kuat negatif
4. Pola sinergi kuat positif
Sinergi antar kapital dalam suatu organisasi bisnis yang tidak mempunyai korelasi secara langsung dengan produktivitas organisasi seperti yang disinyalir oleh pendapat Lawang, namun ada faktor lain diluar organisasi yang berhubungan dengan kondisi makro ekonomi/krisis ekonomi, persaingan dengan pelaku usaha, dan perubahan perilaku sosial masyarakat sehubungan dengan meningkatnya resiko kehidupan sosial.

Within the last few years, General Insurance Companies get more attention from the society due to the denial on trust, human capital weakness, and physical capital. This denial has reduce the social capital?s energy, which causing the low productivity in the business organization, especially in the Insurance Companies. There are some related parties that involve and work together in an insurance company: 1). the company, 2). the customer and 3). the company?s related parties (bank, leasing, insurance agents, brokerage, car?s repair shop/garage).
PT. Asia Krimere Polysindo is one of the insurance company that got a declining achievement from the year 2001 up to 2006, which the national rank was going down from the first rank into the fifth rank. Although the management realized the failure in management (planning, organizing, actuating and controlling) and tried to recover since 2002, but until 2005 the company still could not make any improvement.
The management failure in the settlement of motor car?s claim department ? both in the head office and the branches- give a fatal effect for the continuity of the company as a whole. There are several factors which influencing the social capital energy of the company, such as financial capital, human capital, and physical capital.
The objectives of this research are: a. to study and describe how is the role of social capital in a business organization, especially for Insurance business in Indonesia. b. to explain the social capital?s aspect of PT. Asia Krimere Polysindo (Head Office and Motor Car Insurance?s Central Claim Department) within 1992 to 2005, in relation with the claim process that involving external networks such as the insured/customer, the company?s related parties (bank, leasing, insurance agents, brokerage, car?s repair shop/garage), and with other insurance companies. c. to identify the synergy among the financial capital, the human capital, the physical capital and the social capital in the Insurance business organization?s structure.
The Social Capital?s structure that Robert Lawang established is being used as the conceptual framework and relevant for being the basic theory in explaining the business organization?s case. Beside explaining that there are other capitals than social capitalwhich are very actual in the insurance business organization, Lawang also explaining the trust, network and norms as basic concepts in social capital that the research being focused on. The other capitals beside social capital are financial capital, physical capital, human capital, personal capital, politics capital, cultural capital and symbolic capital. Robert Lawang?s structure involving a comprehensive and a conceptual social capital's aspect that enable to explain the dynamic business organization structure and synergy with other capitals in achieving the company?s goal. In the macro structure of the economic of a country, Insurance has an important role both as a builder and a stabilizer. The economic in a country with a good insurance knowledge grows faster than the one with no good insurance knowledge. The growth of insurance industry in Indonesia very much depends on the trust from the society upon the insurance organization. Base on the data from Bureau of Insurance, Bapepam-LK, the insurance contribution to the Gross Domestic Product (GDP) is only 1.66%, which is much less then Singapore, Malaysia and Thailand which contribute more than 5.5%. The low contribution from insurance sector to GDP shows the low social capital society in insurance.
The social capital formation as: relation, expectation, trust, network liability which produce and gain from trust, in the form of an intangible thing in the Indonesian insurance social structure surely is very low. Insurance in Indonesia seems to belong only to the rich people, in fact only the rich and middle class people can buy insurance policies. Rich people bought policies base on their awareness and availability. The middle class people bought policies because of the insurance agent?s effort or because of the need to fulfill the credit requirement. But the poor can only have insurance policies because of the government subsidy. An insurance company as a business organization that produce service can not start, resist and grow its company, without working together with other companies or other institutions.
Base on my research on inter capital synergy, I found four synergy patterns which being produced among the human capital, the financial capital, the physical capital and the social capital in order to raise the productivity in a business organization:
1. Weak positive synergy pattern
2. Weak negative synergy pattern
3. Strong negative synergy pattern
4. Strong positive synergy pattern
The inter capitals synergy in the business organization which do not have direct correlation with the organization productivity- as what Lawang previously said-, because there is other factor outside the organization that related to the macro economic condition/ economic crisis, business competitor and the changes in society?s behavior in relation with the social life?s risk."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
D837
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>