Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67617 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Caecilia Bea Dwiwati
"Dana tabungan merupakan salah satu sumber untuk melaksanakan investasi. Dana tabungan rumah tangga adalah salah satu sumbernya yang potensial terutama melihat tingginya permintaan tabungan rumah tangga. Tulisan ini mencoba mengestimasi permintaan tabungan rumah tangga dalam suatu sistem permintaan. Sistem yang dimaksud adalah alokasi pengeluaran rumah tangga untuk makanan, bukan makanan dan tabungan. Dengan juga memperhitungkan pengeluaran makanan dan bukan makanan, maka permintaan tabungan akan lebih akurat mengingat keputusan rumah tangga untuk rnenabung sangat tergantung pada hal-hal tersebut. Permintaan tabungan rumah tangga ternyata cukup tinggi, khususnya di daerah-daerah luar Jawa, di pedesaan. Untuk memanfaatkan hal tersebut perlu dipersiapkan banyak hal. Salah satu diantaranya adalah masalah ketersediaan lembaga-lembaga keuangan di pedesaan. Keuntungan yang tipis di pedesaan tampaknya membuat lembaga keuangan tidak tertarik beroperasi di sana, sehingga dana yang tersedia terserap ke sektor keuangan informal. Dengan sektor informal ini lembaga keuangan perlu bekerjasama sehingga dana yang tersedia akan lebih bermanfaat bagi masyarakat keseluruhan. Dengan kurva permintaan tabungan rumah tangga yang menurun dan kin ke kanan tampak bahwa rumah tan mengartikan tabungan sebagai konsumsi yang tertunda. Mereka ingin mengkonsumsi sesuatu di masa yang akan datang dengan jumlah pengeluaran tertentu. Bila tingkat bunga naik maka untuk memperoleh apa yang mereka inginkan (dengan menganggap pengeluaran yang akan dilakukan tetap) maka jumlah tabungan saat ini dapat dikurangi. Share tabungan akan menurun dan beralih ke komoditi lainnya, makanan dan bukan makanan. Jadi untuk meningkatkan tabungan, harga tabungan harus diturunkan. Dorongan bunga yang meningkat akhir-akhir ini (dikatakan untuk mencegah larinya dana ke luar negeri) hendaknya juga memperhatikan berbagai aspek termasuk permintaan tabungan di pedesaan. Walaupun demikian hendaknya lembaga keuangan tidak menggunakan hasil penelitian ini untuk memanfaatkan 'kebodohan orang desa' dengan memasang bunga yang tinggi di kota dan memasang bunga rendah di pedesaan. Komoditi lainnya seperti makanan dan bukan makanan merupakan barang substitusi tabungan dimana masing-masing memiliki nilai elastisitas harga silang yang positif dengan tabungan, sementara itu nilai elastisitas pendapatanjuga menunjukkan hasil positif. Kondisi ini mencerminkan perlunya peningkatan taraf hidup masyarakat pedesaan bila bendak mengumpulkan dana tabungan dari mereka. Di sinilah pemerataan berperan, kesenjangan yang tampak kian membesar dapat dipersempit dengan mulai mengalihkan pembangunan yang selama ini terkonsentrasi di dalam masyarakat perkotaan ke arah masyarakat pedesaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18072
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The objective of this paper is to explain the use of willingness to pay (WTP) as a proxy for price / tariff variable of household electricity demand model...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Sukandar
"Permintaan akan bahan pangan merupakan komponen utama dan amat berperan dalam struktur kegiatan sektor pertanian. Adanya perubahan-perubahan dalam permintaan bahan pangan, akan menyebabkan perubahan pendapatan produsen. Karakteristik dari komoditi pangan pada umumnya kurang elastis terhadap perubahan pengeluaran total. Kecendrungan adanya saline keterkaitan permintaan komoditi-komoditi pangan menimbulak persoalan-persoalan dalam mengartikannya. Skrpsi ini mencoba untuk menganalisa keadaan/pola konsumsi rumah tangga Indonesia serta karakteristik dari komoditi-komoditi pangan dalam hubungannya dengan perubahan harga sendiri, pengeluaran serta harga komoditi lainnya, yang dicerminkan oleh nilai elastisitasnya, dalam upaya perencanaan strategi dan kebijakan pangan di Indonesia untuk tahun-tahun mendatang. Untuk menghindari kompleksitas, pola konsumsi pangan yang dibahas dalam skripsi ini hanya berdasarkan atas pembagian pola konsumsi pangan yang dikeluarkan oleh Biro Pusat Statistik dan tidak berdasarkan atas pembagian wilayah Jawa, Sumatra, dan sebagainya. Model yang digunakan adalah Model Almost Ideal Demand Systemn (AIDS Model).AIDS Model adalah suatu model permintaan lengkap yang meggunakan perumusan masalah alokasi konsumen den dimulai dengan klas preferensi yang dikenal sebagai Piglog Class. Piglog Class adalah kelas preferensi kusus yang memungkinkan agregasi yang tepat dari konsumen yang diungkapkan melalui fungsi anggaran. Karena adanya saling keterkaitan diantara permintaan komoditas menyebabkan diperlukannya suatu metoda pendugaan berupa metoda sistem. Artinya semua persamaan secara bersama-sama dan akan memberikan hasil pendugaan bagi semua parameter secara simultan. Metoda tersebut dikenal dengan nama Seemingly Unrelated Regression (SUR). Hasil yang diperoleh menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan yang. berarti antara pola-pola konsumsi pangan yang diuji. Penerapan restriksi-restriksi permintaan, secara umum tidak terlalu berpengaruh terhadap arah dan nilai elastisitaSnya. Penambahan variabel demograpi yaitu jumlah anggota rumah keluarga pada umumnya memberikan pengaruh yang positif, kecuali untuk kelompok komoditi daging + telur + susu, sayuran dan buah-buahan. Nilai elastisitas hare.a sendiri untuk semua jenis pola konsumsi mempunyai tanda yang negatif. Hal tersebut sesuai dengan teori ekonomi yang menyatakan bahwa fungsi permintaan mempunyai arah yang negatif. Nilai elastisitas pengeluaran dari semua jenis pola konsumsi mempunyai tanda positif yang berarti konsumsi untuk komoditi pangan tersebut relatif akan meningkat seiring peningkatan. pengeluaran/pendapatan. Dari hal-hal tersebut, tampaknya kebijakan pangan yang berhubungan dengan input maupun output harus lebih diarahkan pada diversifikasi pangan selain beras. Usaha-usaha yang mengarah pada intensifikasi dan ekstensifikasi la.han di Luar Jawa mutlak harus dilakukan dalam upaya menyeimbangkan pertumbuhan konsumsi dan produksi beras dalam jangka waktu menengah. Akhirnya peranan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan produksi komoditi pertanian non beras mutlak diperlukan dalam bidang penelitian dan pengembangan teknologi, penyebaran informasi dan penerapan teknologi Baru, serta pencegahan penyakit. Hal ini cenderung bersifat mendorong dan nondistortif dengan inisentif dalam bentuk subsidi langsung."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heidy Ruswitasari
"Skripsi ini membahas perilaku tabungan negara-negara ASEAN 5+3 yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Jepang, Cina dan Korea, periode 1991-2007 dan implikasinya terhadap masalah ketidakseimbangan global. Indikator determinan tabungan diantaranya adalah demografi, fiskal, makroekonomi, dan perkembangan finansial serta institusional. Penelitian ini juga ingin mengetahui apakah krisis keuangan Asia 1997-1998 mempengaruhi perilaku tabungan nasional di kawasan tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan regresi data panel fixed effect. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indikator yang terbukti secara statistik signifikan mempengaruhi tabungan adalah indikator fiskal belanja pemerintah, indikator makroekonomi suku bunga dan inflasi, serta indikator perkembangan finansial kredit domestik swasta dan kapitalisasi pasar saham. Sementara itu indikator yang tidak terbukti secara statistik mempengaruhi perilaku tabungan diantaranya adalah indikator demografi angka rasio ketergantungan, indikator makro pertumbuhan ekonomi dan terms of trade, indikator perkembangan finansial dan institusional berupa tingkat keterbukaan finansial dan indeks persepsi korupsi tidak terbukti secara statistik mempengaruhi perilaku tabungan. Krisis keuangan Asia 1997-1998 terbukti secara statistik mempengaruhi tingkat tabungan di negara ASEAN 5+3. Implikasinya terhadap ketidakseimbangan global adalah stabilitas makroekonomi melalui stabilitas inflasi dan suku bunga serta pengembangan institusi keuangan selain pasar saham serta penguatan fungsi institusi perbankan sebagai penyalur kredit dalam penyesuaian secara perlahan untuk mendorong proses rebalancing global melalui redistribusi tabungan dunia.

The focus of this study is to examine national saving behaviour in ASEAN 5+3 namely Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand, Philippines, Japan, China, Korea during 1991-2007 and its implication toward global imbalances. Determinant indicators of national saving are demography, fiscal, macro economy, and financial development. This Study also would examine whether Asian financial crisis 1997-1998 affect the national saving in these countries. This study is quantitative which use regression of panel data fixed effect. The results of this study show the indicators which have statistically significant effect are fiscal government expenditure; macro economy interest rate and inflation; and financial development domestic credit to private sector and market capitalization. While indicators which have no effect are demography dependency ratio; economic growth; terms of trade; capital openness and corruption perception index. Asian financial crisis significantly affect ASEAN 5+3?s saving behaviour. The implication toward global imbalances is that macro stability with inflation and interest rates stability, then financial institution development besides stock market, and also banking institution deepening as a credit intermediary for smoother adjustment to push global rebalancing through redistribution global saving glut."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S6714
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suherman
"Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi pengaruh variabel pendapatan nil, suku bunga dan nilai tukar Rupiah terhadap permintaan uang kartal di Indonesia. Data yang digunakan dalam kajian empiris ini merupakan data runtun waktu triwulanan periode 1990:I sampai dengan 2002:IV atau 52 pengamatan yang diperoleh dari berbagai sumber penerbitan. Alat analisis yang digunakan Kointegrasi dan Model Koreksi Kesalahan teknik Two Step Procedure. Estimasi persamaan jangka panjang terhadap permintaan uang dibagi dalam tiga periode yaitu pertama, periode 1990:1 - 2002:IV, kedua, periode 1990:I - 1997:11, dan ketiga, periode 1997:I11 - 2002:IV.
Hasil estimasi untuk ketiga periode tersebut di atas hanya periode pertama yaitu 1990:I - 2002:IV yang layak dijadikan persamaan jangka panjang permintaan uang Indonesia karena tanda yang dihasilkan sesuai dengan hipotesis yang diajukan, di samping residual yang dihasilkan memenuhi syarat teknik "Two Step Procedure" yaitu residual harus stasioner atau stabil pada level I(0).
Hasil estimasi Model Koreksi Kesalahan memberikan informasi bahwa seluruh variabel yang digunakan menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap permintaan uang. Nilai t statistik koefisien Error Correction Term (Residual) signifikan dengan tanda negatif. Hal ini membuktikan bahwa spesifikasi model koreksi kesalahan sudah layak. Koefisien ECT sebesar -0.4245 dapat diinterpretasikan bahwa pelaku ekonomi menentukan berapa besar uang kartal yang dipegang dalam jangka panjang, berdasarkan kebutuhan transaksi, namun dalam jangka pendek, mereka menyesuaikan kebutuhannya sekitar 42% terhadap deviasi keseimbangan triwulan lalu.
Uji diagnostik yang dilakukan terhadap model koreksi kesalahan yaitu uji korelasi serial, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinieritas menunjukkan bahwa model koreksi kesalahan tidak terdapat korelasi serial di antara residual, mempunyai varians yang sama atau homoskedastisitas dan tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen.
Dad penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel yang digunakan untuk menjelaskan permintaan uang kartal Indonesia stabil pada first difference I(1) dan berkointegrasi atau terdapat hubungan keseimbangan yang erat dalam jangka panjang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12586
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Rahmi
"Sejak terjadinya krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997, secara rata-rata pengeluaran konsumsi rumah tangga sebagian besar dialokasikan untuk pengeluaran konsumsi makanan baik di perkotaan maupun di pedesaan. Oleh karena itu kebijakan yang berhubungan dengan barang makanan atau kebijakan pangan merupakan salah satu kebijakan strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk memformulasikan kebijakan tersebut, maka terlebih dahulu diperiukan studi yang membahas perilaku konsumsi makanan masyarakat, baik menurut wilayah pedesaan atau perkotaan maupun menurut tingkat pendapatan masyarakat. Salah sate pendapatan yang digunakan dalam studi tersebut yaitu model Alomost Ideal Demand System (AIDS), dimana dalam penulisan ini diaplikasikan untuk menganalisa permintaan makanan di Jawa Barat, yang dikelompokkan menjadi 8 kelompok.
Berdasarkan hasil studi dapat disimpulkan bahwa pola konsumsi makanan rumah tangga di pedesaan dan perkotaan Jawa Barat relatif sama , dengan proporsi pengeluaran yang terbesar yaitu untuk konsumsi kelompok path - padian, kelompok ikan & daging, kelompok sayuran dan kelompok makanan jadi. Semakin tinggi tingkat pendapatan rumah tangga , maka terjadi pergeseran pola konsumsi dari kelompok sayuran & kacang - kacangan dan kelompok padi-padian ke konsumsi kelompok ikan & daging , kelompok telur & susu dan kelompok buah - buahan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T20589
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Nugroho
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pola permintaan daging di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data survei rumah tangga SUSENAS tahun 2013 dan Sensus Pertanian (SP) 2013 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Penelitian menggunakan pendekatanQuadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS) dengan estimator Iterated Linear Least Square (ILLS).
Hasil analisis menunjukkkan bahwa terdapat pengaruh kota, pendidikan, ukuran rumah tangga, kelas pendapatan, dan suplai daging domestik terhadap pola permintaan dan elastisitas daging.

The objective of this study is to understand the meat demand pattern of household in Indonesia. This study used the 2013 National Socio-Economic Survey (SUSENAS) and Agriculrural Census (SP). The method used to understand the meat demand pattern is Quadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS) approach with Iterated Linear Least Square (ILLS) estimator.
The result shows that urban, education, household size, and domestic meat supply have an influence on meat demand pattern and its elasticity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T46028
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Sudarmo
"Perubahan peran BRI Unit yang semula sebagai penyalur kredit BIMAS yang bersifat supply leading menjadi lembaga keuangan yang bersifat self financing menuntut BRI Unit untuk mampu secara mandiri melakukan mobilisasi dana dan menyalurkan pinjaman. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi dan variabel yang paling dominan terhadap besarnya penghimpunan dana Simpedes di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Data penelitian ini adalah jumlah pekerja di BRI Unit, suku bunga Simpedes dan nilai tambah sektor pertanian dan sektor perdagangan hotel dan restoran dan krisis ekonomi tahun 1997 dan 1998 (variabel dummy) sebagai variabel bebas, serta besamya penghimpunan dana Simpedes sebagai variabel terikat. Periode data adalah tahun 1989 sampai dengan tahun 2003 dan diperoleh dari sumber intern BRI, Badan Pusat Statistik, BI maupun laporan publikasi. Untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat; mengunakan regresi linier berganda dengan metode GLS untuk data kelompok Kanwil BRI dan OLS untuk data seluruh Indonesia dan menggunakan bantuan software Eviews. Untuk pengujian kelompok Kanwil BRI menggunakan metode pool data dengan data cross section yaitu data Kanwil BRI di Jawa dan Kanwil BRI di Luar Jawa, sedangkan data nasional menggunakan data time series. Pengujian yang dilakukan adalah uji asumsi klasik yaitu uji multikolonieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji statistik, yaitu: uji-t statitistik, uji-F statistik dan uji koefisien determinasi dengan tingkat kepercayaan 95 %. Pengujian dilakukan terhadap 3 model, yaitu model variabel-variabel yang mempengaruhi penghimpuan dana Simpedes di BRI untuk Kanwil BRI di pulau Jawa, Kanwil BRI di luar pulau Jawa dan model seluruh Indonesia (nasional).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan jumlah pekerja di BRI Unit mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan penghimpunan dana Simpedes dan bersifat elastis. Peningkatan suku bunga Simpedes tidak berpengaruh positif terhadap peningkatan penghimpunan dana Simpedes. Perbedaan suku bunga di BRI Unit dimana suku bunga Simaskot lebih tinggi dibandingkan suku bunga Simpedes mengakibatkan terjadinya proses substitusi dari Simpedes ke Simaskot. Peningkatan nilai tambah sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel, restoran berpengaruh positif terhadap peningkatan penghimpunan dana Simpedes dan bersifat inelastis. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 dan 1998 mempunyai pengaruh negatif terhadap penghimpunan dana Simpedes. Hasil uji-F statistik, menunjukkan bahwa ketiga model tersebut signifikan menjelaskan penghimpunan dana Simpedes. Ketiga model mempunyai koefisien determinasi 99.97 % untuk Kanwil BRI di Jawa, 99.97 % untuk Kanwil BRI di Luar Jawa dan 99.41 % untuk data nasional.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu manajemen BRI dalam merumuskan kebijakan untuk BRI Unit khususnya kebijakan yang menyangkut instrumen Simpanan di BRI Unit."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15325
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessi Wulandari
"ABSTRAK
Kondisi ekonomi yang fluktuatif dan kompleksitas dari aktivitas industri perbankan menyebabkan ketatnya kondisi likuiditas pada industri tersebut tahun 2013. Hal tersebut menyebabkan Bank X Syariah harus menerapkan manajeman likuiditas yang optimal untuk menjaga kondisi likuiditasnya. Tesis ini menganalisis demand dan supply likuiditas di Bank X Syariah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat upaya yang dilakukan oleh Bank X Syariah dalam mengelola supply likuiditas untuk memenuhi demand likuiditas selama periode penelitian (2010-2014) dan melihat kemampuan supply likuiditas memenuhi demand likuiditas dua tahun kedepan (2015-2016). Metode Box- Jenkins dengan model ARIMA digunakan untuk menganalisis kemampuan supply memenuhi demand likuiditas tahun 2015-2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bank X Syariah mampu memenuhi seluruh demand likuditas melalui upaya borrowing di Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS) dengan menggunakan instrumen Sertifikat Mudharabah Antarbank (SIMA) untuk memenuhi demand likuiditas pada saat kondisi likuiditas sedang ketat. Supply likuiditas yang dimiliki oleh Bank X Syariah dua tahun kedepan (2015-2016) dinilai telah mampu untuk memenuhi seluruh demand likuiditas.

ABSTRACT
The fluctuation in economic condition and the complexity of banking industry activities has led to tigh liquidity conditions in the year 2013. In order to meet the liquidity needs, Bank X Syariah should apply optimal liquidity management to maintain sustainable liquidity condition. This thesis analyzes the demand and supply of liquidity at Bank X Syariah. The purpose of this study is to observe the efforts made by Bank X Syariah in managing the supply of liquidity to meet liquidity demand during the research period (2010-2014) and to observe the ability of liquidity supply to meets the demand liquidity for the next two years (2015-2016). Box-Jenkins method with ARIMA model was used to analyze the ability of the supply to meets the demand in 2015-2016. The results showed that the Bank X Syariah used borrowing through Sharia Interbank Money Market (PUAS) using Mudharabah Interbank Certificate instrument (SIMA) to meet the demand of liquidity when the liquidity conditions were tight. Based on the assessment done, Bank X Syariah has adequate liquidity to meet the liquidity supply and demand for the next two years (2015-2016)."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>