Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90793 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mira Melinda
"Dengan makin berkembangnya perekonomian, tingkat persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Untuk itu diperlukan pengelolaan sumberdaya segara efektif agar dapat meningkatkan keungqulan kompetitif. Informasi keuangan merupakan salah satu sumberdaya yang harus dikelola dengan tepat agar dapat memberikan manfaat optimal bagi pengambilan keputusan perusahaan. Sejalan dengan perkembangan yang terjadi, maka informasi keuangan yang diperlukan juga mengalami perkembangan. Salah satunya adalah ditetapkannnya laporan arus kas untuk menggantikan laporan perubahan posisi keuangan. Hal ini terjadi karena adanya pergeseran kebutuhan. Dimana pada awalnya dimana laporan perubahan poi isi keuangan yang dianggap telah memadai menjadi kurang bermanfaat dan kurang informatif sehingga perlu diganti dengan laporan yang lebih informatif agar tidak memberikan dasar keputusan yang salah dalam pengambilan keputusan. Skripsi ini menyajikan suatu tinjauan penerapan laporan arus kas pada industri perbankan. Industri perbankan memiliki karakteristik yang khusus jika dibandingkan dengan industri lain. Karena kas pada industri perbankan dianggap sebagai produk. Dan kegiatan operasi industri perbankan sangat erat kaitannya dengan kas. Dengan kekhususan karakteristik yang dimiliki, maka perlu suatu pedoman yang lebih terinci mengenai laporan arus kas untuk industri perbankan. Dan jika dikaitkan dengan fungsi bank (bank komersial) yakni melayani masyarakat, maka bank diwajibkan oleh Bank. Indonesia untuk mempublikasikan laporan keuangannya, dimana laporan keuangannya ₹:ersebut belum mencakup laporan arus kas. Untuk itu, agar informasi yang tersaji lebih memiliki nilai tambah maka laporan arus kas ini sebaiknya disajikan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enrico Novian
"Saat ini timbul adanya keraguan atas laporan keuangan yang disajikan karena dianggap belum dapat menyajikan informasi yang dibutuhkan secara keseluruhan bagi para pemakai laporan keuangan. Hal ini menunjukkan ketidakpercayaan terhadap validitas dan reliabilitas dari informasi yang disajikan. Selain itu juga adanya kritik-kritik yang ditujukan terhadap penerapan prinsip akuntansi. Hal utama yang menyebabkan kelemahan tersebut adalah diterapkannya accrual concept. Selain itu kelemahan lainnya juga disebabkan oleh pengertian mengenai konsep-konsep dalam laporan keuangan. Oleh karena itu fungsi laporan keuangan sebagai laporan yang bersifat umum (general purpose) agak diragukan. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, FASB menetapkan bahwa laporan arus kas harus disajikan bersama-sama dengan laporan keuangan yang utama menggantikan laporan perubahan posisi keuangan. Karena laporan arus kas dianggap dapat mengurangi kelemahan dari data-data yang disajikan dalam neraca dan perhitungan rugi laba. Berdasarkan penelitian dan analisa yang dilakukan penulis maka laporan arus kas dianggap mampu untuk menutupi kelemahan laporan keuangan. Untuk itu seharusnya laporan arus kas diwajibkan oleh PAI sebagai laporan keuangan utama. Sehingga para pemakai laporan keuangan dapat menggunakannya dalam pengam bilan keputusan. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diny Nurul Jannah
"Laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam memberikan informasi kepada para pengguna untuk membuat keputusan sesuai dengan kepentingannya masing-masing. Bagi investor, informasi dalam laporan keuangan digunakan untuk menentukan berapa besar tingkat risiko dalam expected return. Pada umumnya pengukuran kinerja yang dapat digunakan adalah laba dan arus kas. Selain itu, saat ini investor juga memperhatikan tingkat pengungkapan atas pos-pos dalam laporan keuangan sebelum membuat keputusan investasi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan pendapatan bunga bersih, komponen arus kas dan pengungkapan pos-pos laporan keuangan dengan expected return saham. Penelitian ini dilakukan dengan cara pengujian hipotesis dengan menggunakan data kualitatif maupun kuantitatif yang terdapat dalam laporan keuangan. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 14 bak dalam periode tahun 2002-2006. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan positif signifikan antara arus kas operasi, arus kas investasi dan engungkapan pos-pos laporan keuangan dengan expected return saham. Akan tetapi, hasil pengujian hipotesis lainnya menunjukan bahwa pendapatan bunga bersih dan arus kas pendanaan tidak terbukti memiliki hubungan yang signifikan dengan expected return saham bank.

Financial statement has an important role to give information to the users for decisions making process. For the investor, information in financial statement is used to determine risk and expected return. In general, performance measurements used by investor is profit and cash flow. Besides, investors also consider on disclosure of financial statement before make a decision. The research purpose is to give a better understanding about the correlation of net interest income, component of cash flow and notes to financial statement to expected return of stock. This research used hypothesis testing with quantitative and qualitative data in financial statement. The samples consist of 14 banking firms from 2002 until 2006 period. The result indicates that the correlation of operating cash flow, investing cash flow and notes to financial statement are positive and statistically significant to expected return of banking stock. However, net interest income and cash flow from financing do not have a significant correlation with expected return of banking stock."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S6112
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S17876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Edy Cahyono
"Di dalam pengelolann suatu perusahaan, keadaan kas, persediaan, piutang dan posisi utang jangka pendek seringkali memegang peranan yang cukup penting dalam kelangsungan operasional perusahaan. Penelitian ini akan mengkaji pengaruh perubahan kas, persediaan, piutang dan posisi ulang jangka pendek terhadap perubahan tingkat kesulitan keuangan untuk tahun yang bersangkutan dan satu tahun berikutnya. Tingkat kesulitan itu sendiri akan dihitung dengan rumus Z-Score dari Altman.
Analisis untuk mengetahui pengaruh tersebut di atas menggunakan regresi linear berganda, dimana perubahan kas, persediaan dan piutang dan utang jangka pendek merupakan variabel bebas dengan perubahan nilai Z-Score sebagai variabel terikat. Sedangkan data-data yang diambil adalah data keuangan BUMN-BUMN Sektor Industri Manufaktur yang belum mencatatkan sahamnya di bursa saham.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara empiris perubahan kas, maupun piutang akan berpengaruh positif terhadap perubahan tingkat kesulitan keuangan untuk tahun yang bersangkutan, sedangkan perubahan persediaan dan utang jangka pendek tidak berpengaruh untuk tahun yang bcrsangkutan. Untuk satu tahun berikutnya, dari penelitian ini secara empiris ditunjukkan bahwa perubahan tingkat kesulitan keuangan hanya dipengaruhi oleh perubahan persediaan, sedangkan perubahan kas, piutang maupun utang jangka pendek tidak berpengaruh.

Cash, inventory, receivable account and current liabilities have an important role in the company operation. In this research, we want to know about the influence of them related to the financial distress of the company, in the same year and the next year. The Altman Z-score used to calculate the financial distress value.
Multiple Linear Regression used to analyze the relation and cash inventory, receivable account and current liabilities as indeoendent and The Altman Z-score as dependent variable Data were collected from financial report State Owned Manufactured Sector that have not been listed in BEJ.
The result shows that the difference of cash and account receivable have positive influence to the difference of financial distress in the same year, meanwhile inventory and current liabilities have no influence. For prediction to the next year, only inventory that has relations with the financial distress, that shows by negative influence."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T15782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handono Mardiyanto
"Tesis ini bertajuan untuk meneliti perbedaan kinerja keuangan, yang diukur dengan rasio-rasio berdasarkan laporan basis akrual (neraca, laba-rugi) dan laporan arus kas, serta mengetahui hubungannya terhadap imbal hasil saham, baik sebelum maupun pada periode krisis ekonomi. Untuk maksud ini, telah diteliti perusahaan-perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BED, mencakup dua tanggal laporan keuangan sebelum krisis (30 Juni 1996 dan 30 Juni 1997) serta dua tanggal laporan keuangan pada masa krisis (30 September 1997 dan 30 September 1998).
Uji beda rata- rata (58 sampel) menunjukkan bahwa tiga rasio akrual berbeda secara signifikan antara periode sebelum dan periode krisis yakni total asset turnover, profit margin, dan return on investment. Sedangkan dua rasio lainnya yaitu debt equity ratio dan cash return on equity, sekalipun berbeda secara signifikan, namun tidak dapat disimpulkan maknanya mengingat pengaruh ekuitas negatif pada kedua rasio ini.
Adapun uji regresi dan korelasi (47 sampel) mengungkapkan bahwa baik sebelum maupun pada masa krisis, hanya return on investment yang berkaitan secara signifikan terhadap imbal hasil. Berhubungan secara negatif sebelum krisis, dan berasosiasi secara positif pada masa krisis.
Riset ini belum mampu menjawab apakah asosiasi rasio-rasio akrual terhadap imbal hasil lebih kuat (atau lebih lemah) dibandingkan asosiasi rasiorasio arus kas terhadap imbal hasil. Penelitian ini hanya mengungkapkan kecenderungan para investor di BEJ untuk lebih meyakini informasi profitabilitas dari laporan basis akrual daripada laporan arus kas.
Kepada para peneliti lain yang tertarik melanjutkan penelitian serupa di masa mendatang, disarankan agar memperhatikan beberapa keterbatasan metodologi penelitian ini yaitu: Perform, model penelitian tidak dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan prediksi diantara rasio-rasio keuangan (akrual maupun arus kas) terhadap imbal hasil saham. Model yang mampu menunjukkan daya prediksi sebenarnya lebih bermanfaat bagi kalangan investor dalam menetapkan keputusan investasinya. Akan tetapi, untuk membuat model prediktif, diperlukan regresi berdasarkan time serries, yang membutuhkan waktu pengamatan lebih panjang. Kedua, metode stepwise yang digunakan untuk memilih variabel bebas yang signifikan, sesungguhnya tidak memperhatikan sama sekali makna teoritis dari setiap rasio keuangan (variabel bebas) yang tidak terpilih masuk kedalam persamaan regresi. Sebagai contoh, quick ratio yang dalam penelitian ini dinyatakan tidak signifikan terhadap imbal hasil di masa krisis (resesi), diabaikan begitu saja tanpa diteliti lebih mendalam. Padahal, hubungan positif quick ratio terhadap imbal hasil pada masa resesi, telah berhasil dibuktikan oleh Kane (1997)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Hadipermana
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
S18171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defiandry Taslim
"Dengan dikeluarkannya Paket Deregulasi di bidang perbankan tahun 1988 atau lebih dikenal dengan PAKTO 1988, maka jumlah bank yang ada di Indonesia semakin bertambah. Penambahan jumlah . bank tersebut juga diikuti dengan berbagai permasalahan yang banyak timbul akhir-akhir ini, terlebih-lebih dengan semakin meningkatnya bank-bank yang menjual sahamnya di pasar modal. Sorotan maupun kritik tidak hanya ditujukan pada pihak perbankan saja, melainkan juga kepada pihak Bank Indonesia yang terlihat kurang tegas dan banyak melakukan Trial and Error dalam usahanya mengembangkan industri perbankan dan pihak lain yang terkait dalam hal ini Ikatan Akuntan Indonesia dan Badan Pelaksana Pasar Modal yang kurang tanggap dalam menerapkan peraturan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dari berbagai kasus yang terjadi pada industri perbankan, dibutuhkan suatu analisa yang lebih mendalam agar investor khususnya dan masyatakat pada umumnya dapat meningkatkan awareness mereka terhadap resiko industri perbankan.
Dalam penulisan skripsi ini penulis melakukan peneli-tian untuk menganalisa berbagai resiko yang dapat terjadi pada industri perbankan melalui laporan keuangan. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kapada pihak perban¬kan, pihak Akuntan Publik, BAPEPAM dan BEJ, para Akademisi, para Pengamat Perbankan, para Investor Badan maupun investor Perseorangan. Dari hasil yang diperoleh melalui kuesioner tersebut, maka dapat diketahui berbagai pendapat para responden tersebut dalam merangking resiko industri perban¬kan, maupun hal-hal yang dapat dilakukan dalam meminimisasi resiko-resiko tersebut melalui laporan keuangan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan terlihat bahwa tingkat resiko yang ditemukan masih kurang dari 20%, yang berarti bahwa resiko investasi pada industri perbankan masih tergolong rendah. Resiko kredit macet dan pengendalian manajemen merupakan hal yang paling memprihatinkan industri perbankan maupun pihak-pihak lain saat ini karena kedua hal tersebut sangat berkaitan erat dalam melemahkan kinerja perbankan. Meskipun masih belum memadai, namun laporan keuangan masih dapat membantu para pemakai laporan keuangan dalam menganalisa resiko industri perbankan. Resiko-Resiko yang terjadi pada industri perbankan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor internal bank itu sendiri yang tercermin dari berbagai pelanggaran yang dilakukan pihak bank memanfaatkan kelemahan peraturan yang ada. Para analis perbankan juga sepakat bahwa untuk saat ini mereka lebih cenderung untuk melakukan investasi jangka pendek yang disebabkan oleh ketidakpastian industri perbankan secara jangka panjang.
Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa pihak Bank Indonesia harus lebih ketat dalam melaksanakan fungsi pengawasan terhadap bank-bank untuk melindungi kepentingan nasional. Pihak BAPEPAM juga dituntut untuk semakin meningkatkan perannya dalam melaporkan informasi-informasi yang sekiranya berguna bagi investor dalam meminimisasi resiko. Pihak perbankan sendiri dituntut untuk melaksanakan Prudent Banking dalam melaksanakan aktivitasnya namun bukan berarti mereka meupakan tugasnya sebagai Agent of Development. Pihak Ikatan Akuntan Indonesia harus terus mengikuti perkembangan dunia usaha umumnya dan perbankan khususnya untuk dapat memberikan kontribusi yang jelas kepada masyarakat dengan selalu tanggap atas berbagai masalah dan kebutuhan masyarakat. Terakhir adalah bahwa Industri perbankan sangat dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi, perbankan itu sendiri memang sangat terpengaruh oleh iklim yang diciptakan oleh pemerintah. Namun dalam kondisi bagaimanapun pihak perbankan harus menjaga integritasnya ditengah masyarakat, yang berarti bahwa industri perbankan harus dapat bertahan dalam situasi yang tersulit sekalipun karena hal ini menyangkut kepercayaan masyarakat kepada industri perbankan itu sendiri."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18593
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot Satriawan
"Pelaporan keuangan harus memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pemakai laporan lainnya (sekarang maupun potensial) dalam pengambilan keputusan investasi dan kredit yang rasional. Karena tujuan keputusan investasi dan kredit adalah maksimisasi arus kas masuk bersih (net cash inflows), dibutuhkan informasi untuk penilaian jumlah, saat, dan ketidakpastian prospek arus kas perusahaan.
Tujuan utama Laporan Arus Kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu perusahaan dalam satu periode.
Laporan arus kas harus menjelaskan perubahan kas dan setara kas dalam satu periode. Laporan arus kas harus menggunakan terminologi yang deskriptif seperti kas (cash) atau kas dan setara kas (cash and cash equivalent), dan bukan terminologi yang ambigus seperti dana (funds).
Laporan arus kas harus mengklasifikasi penerimaan kas dan pengeluaran kas ke dalam aktivitas pengoperasian, penginvestasian, dan pendanaan. Dalam pelaporan arus kas dari aktivitas pengoperasian; perusahaan disarankan untuk menerapkan metode langsung (direct method).
Pada Tanggal 7 September 1994, Pengurus Pusat IAI mengesahkan PSAK No.2 tentang Laporan Arus Kas. Pernyataan ini berlaku untuk laporan keuangan yang mencakupi periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995. Laporan Arus Kas ini menggantikan Laporan Perubahan Posisi Keuangan.
Para pemakai laporan keuangan perlu mengetahui bagaimana perusahaan menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas. Hal ini bersifat umum dan tidak bergantung pada aktivitas perusahaan. Dengan demikian, PT Garuda Indonesia, sebagai perusahaan penerbangan, perlu juga menyusun dan menyajikan laporan arus kas sebagai bagian integral dari laporan keuangannya untuk mengantisipasi berlakunya PSAK No.2. Yang lebih penting lagi adalah penyajian laporan arus kas akan memenuhi kebutuhan para pemakai laporan keuangannya yang memerlukan informasi arus kas perusahaan.
Sampai dengan tahun 1993, PT Garuda Indonesia belum menyusun Laporan Arus Kas sebagai bagian dari laporan keuangannya. Untuk mengantisipasi pemberlakuan PSAK No. 2 dan kebutuhan informasi arus kas oleh pihak yang berkepentingan, PT. Garuda Indonesia perlu menyusun laporan arus kas.
Karakteristik penerimaan kas dari pelanggan dan pencatatan pendapatannya membuat perusahaan penerbangan lebih tepat menerapkan metode langsung dalam penyajian aktivitas pengoperasiannya. Penerimaan kas dari pelanggan berasal dari penjualan tunai dan pelunasan piutang usaha, sedangkan pendapatan dicatat setelah jasa penerbangan diberikan kepada pelanggan.
Berdasarkan Neraca Komparatif (1992 dan 1993), Laporan Rugi-Laba tahun 1993, dan informasi tambahan yang ada dalam Laporan Keuangan 1993 yang telah diaudit, dapat disusun Laporan Arus Kas tahun 1993. Penyusunan Laporan Arus Kas PT Garuda Indonesia tahun 1993 menunjukkan hasil sebagai berikut (dalam jutaan rupiah):
Kas tersedia dari aktivitas pengoperasian 426,648
Kas digunakan untuk aktivitas penginvestasian (271,397)
Kas digunakan untuk aktivitas pendanaan (118,654)
Kenaikan bersih kas dan setara kas 36,597
Penyusunan Laporan Arus Kas PT Garuda Indonesia disarankan untuk menggunakan model laporan arus kas yang diusulkan pada karya akhir ini. Dengan menerapkan model tersebut diharapkan laporan arus kas dapat dipahami dan bermanfaat bagi para pemakainya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>