Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97110 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Mulyadi
"Seiring dengan makin berkembangnya suatu masyarakat, fungsi mobil menjadi makin berkembang. Mobil menjadi tidak hanya sekedar sebagai sarana transportasi namun juga sebagai sarana untuk menunjukkan harga diri. Akibatnya para produsen mobil jika produknya inginlaku dipasar ia harus menciptakan image yang baik, sehingga produknya dapat mewakili status tertentu. Upaya produsen untuk mewujudkan hal diatas dapat diiakukan inelalui Strategi Positioning. Sehingga produk mempunyai kesan tertentu dimata konsumen. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana suatu perusahaan mobil berusaha memposisikan salah satu produknya dimata, konsumen, ditengah persaingan yang ketat dan peraturan pemerintah yang sering berubah. Penulisan skripsi mi dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu studi lapangan melaiui wawancara dan pencarian data diperusahaan maupun di instansi yang berhubungan. Studi kepustakaan dilakukan dengan membaca buku, majalah, jurnal dll. Dari penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa setiap produsen mobil telah menerapkan strategi pemasaran mereka dengan baik. Para produsen mobil berupaya memberikan kepuasan kepada seluruh pelanggannya. Nainun demikian kepuasan Konsumen adalah tujuan akhir karena keputusan membeli ditentukan oiehnya. Karena itu Strategi Positioning yang berusaha menempatkan image atau kesan tertentu dan suatu produk sangat membantu memberikan kepuasan kepada konsuinen sebagai pemakai tersebut. Dari penelitian ini didapat juga bahwa strategi Positioning akan berubah seiring dengan berubahnya peraturan pemerintah dibidang otomotif. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah jika suatu perusahaan ingin berhasil memasarkan produknya ia harus melakukan strategi Positioning dengan tepat, dengan memasuki niche market yang belum terlayani dengan baik. Indomobil telah membuktikannya dengan baik. Adapun saran penulis terhadap Indomobil dalam positioning Vitara adalah Indomobil harus lebih mempertegas posisi Vitara sebagai kendaraan kedua keluarga,atau sebagai Jeep. Jangan berusaha memposisikan kepada kedua posisi (kendaraan keluarga dan Jeep) Hal tersebut bisa berbahaya, karena akan berkesan sebagai Jeep banci. Selanjutnya akan berkesan sebagai produk yang tidak memiliki keunggulan daya saing."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Bharata
"ABSTRAK
Industri properti di Indonesia pernah mengalami masa boom pada sekitar tahun 1995 -
1996. Khusus di Jakarta bilamana sampai akhir tahun 1994 sudah tersedia I terbangun secara akumulatif sebanyak 6.340 di berbagai wilayah, maka pada tahun berikutnya (1995) bertambah menjadi 14.887 unit. Ini berarti pasokan unit apartemen mengalami kenaikan sebesar 130%.
Masa perkembangan bisnis apartemen menjadi terhambat, ketika Indonesia mengalami
krisis moneter. Krisis berlanjut menjadi krisis sosial ketika terjadi kerusuhan besar pada bulan Mei 1998 di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk kerusuhan etnis di Maluku,
Kalimantan dan Papua. Keadaan ini tentunya membuat WNA menjadi merasa tidak aman dan sebagian besar PMA memutuskan untuk membatalkan atau menarik investasinya dari Indonesia.
Pada iklim ekonomi yang masih lesu, pangsa pasar yang tidak berkembang, maka
strategi bersaing sangat menentukan kelangsungan usaha di bidang Apartemen ini. Competitive Advantage ( keunggulan daya saing ) harus bisa ditemukan dan dimanfaatkan untuk memperbesar pangsa pasar. Analisa Internal seperti analisa SWOT, dan Analisa Industri menjadi hal yang harus dilakukan agar dihasilkan masukan untuk menentukan kebijakan perusahaan.
Dalam tbesis ini dibahas bagaimana kondisi persamgan bisnis apartemen dan bagaimana apartemen Hilton menempatkan posisinya. Sdanjutnya untuk menghadapi
persaingan yang sangat ketat terse but strategi apa yang sebaiknya dilakukan oleh apartemen Hilton
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Susatio
"Pemilihan mengenai apa yang akan diterbitkan sebagai sumber pembiayaan perusahaan merupakan suatu bagian dari suatu perencanaan strategik perusahaan yang akan berpengaruh dan berlangsung dalam jangka waktu yang pan jang (lebih dari satu tahun). Dilandasi oleh pemikiran akan keterbatasan dan kurang memadainya sumber Jana PT. PLN (Persero) selama ini, make pihak top management harus memikirkan kekuatan dan kelemahan dari setiap efek yang akan mereka terbitkan dalam rangka mencari alternatif sumber pembiayaannya. Analisa terhadap hal ini dilakukan dengan survey langsung ke PT. PLN (Persero) Pusat untuk mendapatkan data-data untuk kemudian dibaurkan dengan teori yang ada di text books. Penekanan diberikan kepada konsep Cost of Capital, dan pengaruh dari setiap alternatif pendanaan dalam meningkatkan value of the firm. Analisa tersebut menyimpulkan bahwa kondisi keuangan PT. PLN (Persero) akan lebih balk bile 6o Pub/ic, yang tentunya diseritai dengan pertimbangan dalam pengambi Ian keputusan yang balk oleh pihak manajemen. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
S18880
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Hifni
"ABSTRAK
Keterbatasan pihak perhotelan dalam menjangkau potensi pasar yang lebih luas
dimanfaatkan sebagai alasan utama untuk turut memasarkan unit ? unit kamar maupun
FasiIitas Iainnya yang dimiliki oleh tiap ? tiap hotel. Sehingga pada kondisi inilah timbul
suatu jenis usaha yang menempatkan diri sebagai perantara antara produsen (hotel) dan
konsumen.
INIDOTEL sebagai salah satu agen pemasaran perhotelan telah menyadari pentingnya
pelayanan yang diberikan kepada konsumennya, termasuk pula ragam layanan yang
ditawarkan. Tuntutan terhadap kelengkapan servis yang ditawarkan cenderung mengarah
pada generalisasi pola bisnis dalam industri ini, yaitu sebagai agen perjalanan.
Namun hal ini tidak serta merta disikapi dengan melakukan perubahan sesuai
tuntutan konsumen. Pihak perusahaan justru berusaha mempertahankan eksistensinya
sebagai agen reservasi perhotelan murni (defence strategy). Termasuk mempertahankan
ragam produk yang dimiliki, sistem operasi serta pencapaian pasar yang dituju.
Tulisan ini akan membahas sikap unit usaha INDOTEL dalam upaya
mempertahankan posisinya sebagai reservasi hotel (hotel reservation), dimana pembahasan
difokuskan hanya sampai pada tahap formulasi alternatif strategi pada tingkat korporasi
bagi INDOTEL, dan tidak sampai pada tahap implementasi maupun pengawasan. Pokok ?
pokok penting yang ditargetkan adalah:
Analisa terhadap strategi bertahan (defence strategy) yang selama ini
Dijalankan
Memberikan alternatif strategi bagi perusahaan
Mengembangkan kompetensi intl perusahaan
Kondisi Iingkungan diluar perusahaan turut mempengaruhi kebijakan penentuan
strategi yang akan diambil oleh perusahaan. Pola kecenderungan trend yang tengah terjadi
maupun tekanan perubahan terhadap bisnis yang dijalani merupakan saíah satu faktor yang
tidak dapat dikendalikan dalarn jangka pendek oleh rnanajemen perusahaan. Beberapa
perubahan faktor lingkungan yang turut mempengaruhi diantaranya: globalisasi, ekonorni,
politik, hukum, kebijakan pemerintah. kemajuan teknologi, sosial budaya dan Iingkungan
hidup, keamanan. perubahan demografi, serta sumber daya manusia.
Dari analisa yang dilakukan terlihat bahwa, saat ini kondisi perusahaan telah berada
dalam posisi competitive turbulance dan cenderung memasuki tahap mature pada bisnis life
cycle. Sehingga diperlukan strategi khusus guna mengatasi masalah ini, seperti mengelola
daya saing yang dimiliki atau bahkan bila perlu membentuk life cycle baru guna
menghindari decline. Sayangnya, perubahan yang terjadi dalam lingkungan tidak diikuti
dengan penyesuaian perencanaan dan penerapan strategi yang memadai / sesuai.
Manajemen perusahaan berpendapat masalah yang tenjadi hanyalah pada sistem distrihusi.
Pembahasan terhadap tekanan perubahan lingkungan eksternal dan disesuaikan
dengan kondisi internal perusahaan, menghasilkan formulasi strategi pada tingkat korporasi
terhadap kepentingan INDOTEL seat ini. Dimane formulasi strategi tersebut dipetakan
dalam TOWS Matriks yang terbagi daLam empat kuadran yaitu kuadran I (Growth
Strategy), kuadran II (Stability Strategy), kuadran III (Diversijied Strategy) dan kuadran IV
(Retrenchment Strategy).
Formulasi strategi digunakan untuk merencanakan alternatif strategi bagi perusahaan
dimasa mendatang. Selanjutnya guna mengantisipasi kemungkinan kebutuhan di masa
depan, digunakan metode skenario mengenai kondisi yang mungkin timbul. Termasuk pula
beberapa alternatif strategi pada tingkat korporasi yang dapat digunakan dan disesuaikan
dengan kondisi perusahaan. Adapun alternatif strategi yang dihasilkan adalah: Concentric
Diversified Strategy dan kooperatif, Concentrated- Vertical & Horizontal Growth Strategy,
Retrenchment Strategy dan kooperatif (captive company straieg, Stability Strategy (no
change .ctrategy), Stability Strategy (profit strategy).
Secara keseluruhan, analisa dan pembahasan yang dilakukan memberikan kesimpulan
khusus bagi kepentingan INDOTEL yaitu:
? Strategi yang selama ini dijalankan oleh perusahaan menunjukkan bahwa penerapan
strategi hanya berdasarkan kondisi situasional. Sedangkan penerapan strategi bertahan
yang cenderung membatasi pengembangan usaba, baik ragam produk maupun proses
operasional sangatlah tidak tepat diterapkan sebagai satu-satunya strategi bisnis.
Formulasi strategi dan alternatif strategi korporasi yang dihasilkan dalam analisa
kondisi internal terhadap pengaruh eksternal, dikelompokkan dalam empat kuadran
utarna serta dijabarkan menjadi lima alternatif strategi dimasa depan.
? Jalur distribusi telah menjadi andalan utama yang membentuk kompetensi intl (core
competence) dan ditunjang oleh 2 kekuatan utama yang menj adj keunggulan daya saing
(compeiltive advantage) yaitu brand INDOTEL serta keuangan (dukungan dana
pemegang saham).
"
2001
S-Pdf (sedang dalam proses digitalisasi)
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kiki Mecya K. Widjanarko
"Harga masih merupakan daya tarik terbesar untuk merebut pangsa pasar. Penelitian dimaksudkan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan yang berkonsep harga termurah, dan memberikan masukan pada perusahaan secara umum untuk meningkatkan kinerjanya melalui penciptaan competitive advantage dengan strategi low cost. Selain itu, penelitian dilakukan untuk mencocokkan hasil observasi penulis dengan persepsi konsumen mengenal harga; komoditi, layanan, dan lain-lain hal yang berkaitan dengan kegiatan berbelanja di tempat perbelanjaan partai besar. Adanya perbedaan-perbedaan, untuk kemudian bisa dianalisa latar belakang dan pengaruhnya dalam kegiatan usaha. Metode penelitian kualitatif yang dilakukan menyertakan kegiatan penyebaran kuesioner, wawancara dan observasi lapangan. Selain itu diperkaya dengan studi literatur bahan-bahan yang relevan. Pengambilan sampel responden dilakukan secara random terhadap sampling frame atau malalui non probability sampling. Data yang digunakan adalah data primer dan sakunder, yang berasal dari hasil penelitian lapangan, bahan bacaan, dan data perusahaan. Observasi membuktikan bahwa konsep harga termurah sudah tercapai dilakukan dalam skala besar sebagaimana layaknya wholesaler namun lidak melayani delivery, dan pembalasan !asilnas dimaksudkan unluk efisiensi. Dala kuesioner yang lerkumpul menunjukkan bahwa sebagian pelanggan puas dengan konsep harga murah saja, sebagian lagi menginginkan layanan lambahan unluk meningkalkan kepuasannya saal berbelanja. Keunikan dari perusahaan adalah diberlakukannya sistem keanggolaan bagi pelanggan dan prinsip cash and carry dalam beroperasi. Kartu anggota secara pslkologls akan menclptakan kesellaan pelanggan pada perusahaan. Hal ini menjadl salah salu kekualan perusahaan yang harus selalu dipelihara. Unluk kepuasan pelanggan akan harga lermurah, manajemen menghindari segala keputusan yang mengakibatkan penambahan biaya. Kegiatan pemasaran yang lazim dilakukan oIeh perusahaanperusahaan, tidak secara genear dilakukan disinl untuk penghematan sumber daya. Biaya-biaya ditekankan seefisien mungkin untuk mengejar harga jual yang terendah. Agar senantiasa bergerak lurus sesuai komttmen akan harga lermurah, perusahaan dapat melakukan analisa value chain sebagal aHemali! unluk merekayasa kegialan dan efisiensi biaya, dttinjau dari value system maupun value actiVitfesnya. Selanjutnya, manajemen sebaiknya memperbaiki dan menyempurnakan Inventory managsmsntnya demi kelancaran dan kemajuan usaha. Inl juga erat hubungannya dengan evaluasi terhadap pemasok dan assortment barang pasokan. Seiring dengan laju tlngkat persalngan, perlu dlantlslpasl kemungkinen timbulnya peselng yeng leblh beser, leblh kuet, serle berenl menawerkan fasilitas yang leblh banyak. Fasllltes pemberlan kred~ mlsalnya, adalah penomena yang semakin berakar dalam dunla perdagangan, sehlngga patut dlpertlmbangkan untuk keglatan di masa depan karena hal tersebut mempengaruhl daya salng perusahaan. Kemudahan dengan pemberlan kred~ Inl akan menarlk leblh banyak konsumen, nemun dl lain pihak depet membebankan berbagal reslko pade perusehaan. Karenanya manajemen dituntut agar melakukan antlslpasl derl sekarang untuk mengambll keputusen yeng terbalk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariana Setjokusumo
"PT Emdeki Utama adalah satu-satunya produsen karbit di Indonesia. Jaraknya yang dekat dengan konsumen lebih memungkinkan PT Emdeki Utama untuk melayani konsumen dengan sebaik-baiknya. Tujuan skripsi adalah untuk mengkaji strategi dan program pemasaran PT Emdeki Utama dalam memanfaatkan keungggulan jarak dekat tersebut. Salah satu caranya adalah membuat produk baru yaitu karbit dalam kemasan plastik yang dapat memberikan kemudahan- kemudahan bagi konsumen. Faktor-faktor yang mendorong PT Emdeki Utama membuat karbit dalam kemasan plastik adalah Persaingan yang ketat. Agar dapat lebih bersaing dengan karbit impor PT Emdeki Utama harus dapat menekan harga pokok produksi karbitnya Salah satu unsur yang membuat tingginya harga pokok produksi karbit HDQ adalah tingginya harga baja. Selain itu PT Krakatau Stesl sebagsi sstu-satunya produssn baja di Indonesia kurang memperhatikan pelayanannya dalam hal menjaga kesinambungan pasokan bajanya ke PT Emdeki Utama. Sehingga PT Emdeki Utama terpaksa mencari pengganti drum sebagai kemasannya. Keadaan diatas mendesak PT Emdeki Utama untuk secepat mungkin dapat merealisasikan ide-ide yang ada menjadi produk baru. Jadi bagi PT Emdeki Utama waktu yang terbaik untuk melempar produk baru adalah secepatnya. Keberhasilan PT Emdeki Utama dalam mengembangkan karbit dalam kemasan plastik banyak dibantu oleh posisi PT Emdeki Utama sebagai satu-satunya produsen karbit di Indonesia serta sebagai market leader dalam industrinya. Hal ini membuat PT Emdeki Utama memiliki posisi yang lebih kuat dari pesaingnya, sehingga dalam usaha mengembangkan produk barunya, reaksi pesaing relative dapat diabaikan. Produk baru memegang peranan yang semakin penting, karena itu PT Emdeki Utama harus lebih tanggap dalam pencarian ide-ide baru. Hal ini dapat dicapai dengan melibatkan seluruh jajaran personnel PT Emdeki Utama untuk lebih peka dalam mencari peluang-peluang yang ada."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18446
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reza Renditia
"Peran perbankan nasional dalam menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat haruslah lebih memperhatikan pembiayaan kegiatan sektor perekonomian nasional dengan prioritas kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta kepada berbagai lapisan masyarakat tanpa adanya diskriminasi, sehingga bila dilakukan dengan baik maka akan memperkuat struktur perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan UMKM merupakan suatu bentuk kegiatan usaha yang paling banyak terdapat di tengah masyarakat.
Besarnya potensi UMKM tersebut merupakan salah satu faktor yang menyebabkan Bank BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Nasional) membuka unit usaha Mitra Usaha Rakyat (MUR) yang khusus bermain di segmen pembiayaan UMKM. Studi ini memberikan acuan bahwa strategi pertumbuhan dan strategi stabil dihasilkan melalui formulasi strategi berdasarkan kaidah teoritis dan praktis. Dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah pemberian kredit dan menekan jumlah kredit macet.

Role of national banks in the gather and distribute funds to the community, should be giving more attention to financing the activities of the Small and Medium Enterprises (SME) and to various segments of society without discrimination, so that if done properly it will strengthen the national economic structure. This is because the SME is a form of business activity, most commonly found in the community.
The amount of the potential of the SME is one of the factors that cause the Bank BTPN open SME - business units specifically to play in the financing of micro financing segment. This study provides growth strategy and stable strategy based on the rule through theoretical and practical. With a view to increasing the number of credit and press the amount of non performing loans."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28278
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sucipto
"Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini, pangsa pasar Garuda Indonesia di jalur Jakarta-Surabaya terus mengalami penurunan, tahun 1991 sebesar 86%, tahun 1992 menjadi 80% dan tahun 1993 merosot drastis menjadi 69%. Deregulasi dibidang jasa angkutan udara tahun 1980 tentang diijinkannya perusahaan penerbangan swasta nasional mengoperasikan pesawat jet dan melayani jalur gemuk Jakarta-Surabaya serta adanya pertumbuhan pasar di jalur tersebut menjadi faktor- faktor eksternal utama penyebab penurunan pangsa pasar Garuda. Sebab ini berarti penghapusan hak monopoli Garuda dan merubah struktur industri kedalam pasar yang bersaing.
Faktor internal Garuda yang menjadi penyebab penurunan pangsa pasar tersebut adalah ketidakmampuan manajemen Garuda dalam mengantisipasi terjadinya perubahan lingkungan pasar serta rendahnya kualitas sumber daya manusia yang menyediakan jasa/produk Garuda. Apabila Garuda tidak ingin terus menerus kehilangan pangsa pasarnya, maka harus dicari strategi yang relevan dengan kondisi pasar yang bersaing dan mampu mengeksploitir seluruh sumber daya yang dimilikinya. Salah satu usaha yang dilakukan adalah membentuk strategi pemasaran yang menampung kondisi perubahan lingkungan pasar dan struktur industri aktual.
Strategi pemasaran yang dibentuk merupakan hasil analisa lingkungan eksternal untuk mencari peluang dan menghadapi ancaman serta analisa kekuatan dan kelemahan Garuda relatif terhadap pesaing utamanya yang ditujukan kepada delapan bauran pemasaran jasa angkutan udara. Sedangkan titik berat perhatian diberikan kepada variabel-variabel bersaing bagi industri jasa penerbangan berjadual dengan memperhatikan empat karakteristik jasa angkutan udara (the four I's) serta pendekatan pemasaran yang khas untuk industri jasa angkutan udara.
Disamping berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, sebaiknya Garuda juga meningkatkan kemampuan manajemennya dengan tujuan agar strategi pemasaran yang telah dibentuk dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Beberapa kiat agar strategi tersebut berjalan dapat dicapai melalui: pengenalan strategi kepada segenap karyawan, penanaman rasa memiliki, tugas kelembagaan, inovasi secara terus menerus; pemantauan untuk mendapat umpan balik, keteladanan, konsistensi sikap dalam menghadapi krisis, serta pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia serta tidak lagi melakukan dikotomi antara formulasi dan implementasi strategi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wellyanto Herry Kuswantono
"ABSTRAK
Karya akhir yang berjudul Peningkatan Pangsa Pasar Melalui Strategi Pemasaran Komponen Bangunan: Studi Kasus Pada PT Bakrie Building Industries, Jakarta dapat diikhtisarkan sebagai berikut.
Pada akhir tahun 1971 James Hardie, investor dan Australia, bersama dengan investor dalam negeri, yaitu Tandiono Manoe dan Santoso Harsokusumo, mengambil alih PT Kriya Jaya, suatu perusahaan asbes semen milik pemerintah Daerah DKI yang terletak di Kebayoran Lama, dan kemudian mengubah namanya menjadi PT Hartlex Asbes Semen (HAS). Selanjutnya, pada tahun 1973 investor yang sama mendirikan pabrik asbes semen di Jalan Daan Mogot, Tangerang dengan nama PT James Hardie Indonesia (JHI). Pabrik ini mulai berproduksi pada tahun 1976. Pada akhir tahun 1984 pabrik dan karvawan dan RAS dipindahkan ke JHI.
Pada tanggal 30 November 1985 seluruh saham IHI dijual kepada PT Bakrie & Brothers (BB). Pada tanggal 7 Januari 1988 dilakukan perubahan nama perusahaan PT James Hardie Indonesia (JHI) menjadi PT Jaya Harfiex Indonesia (JHI). Pada tanggal 5 April 1991 nama perusahaan diubah menjadi PT Bakrie Building Industries (PT BBI), berdasarkan akta dan Notaris Muhani Salim, S.H., Nomor 24 tanggal 5 April 1991, dan mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Rl Nomor C2-2715 HT.01.04.Th.91 tanggal 3 Juil 1991.
PT BBI memproduksi berbagai jenis produk asbes semen dan arcon panel (architecture concrete panel). Produk asbes semen, adalah asbes gelombang besar dan kecil, asbes rata, sirap asbes, plafonarium, haiflex prima, septick tank-harflex, AC pipe (asbes cement pipe) untuk saluran air minum, drainase, saluran pengairan, saluran tambak udang, dan komponen bangunan lainnya.
Posisi terakhir permodalan perusahaan adalah sebanyak 21.677 lembar saham milik PT Bakrie & Brothers @ Rp 500.000,00 dengan total sebesar Rp 10.838.500.000,00. Kepengurusan perusahaan pada saat ini adalah sebagai berikut.
Direktur : Joseph W. Inkiriwang
Komisaris Utama : Hamizar Hamid
Komisaris : Rizal Irwan
Misi korporat yang pertama adalah penumbuhan dan pengembangan grup ke sektor pertanian, industri, dan informasi. Kedua adalah penyediaan lapangan kerja sebanyak 25.000 orang pada tahun 2000. Berkenaan dengan itu, misi PT BBI mendukung misi korporat, yakni pertama, menjadikan PT BBI sebagai Unit Usaha Strategis (SBU) untuk pengembangan building product. Kedua adalah memberikan kontribusi penyediaan lapangan pekerjaan sebanyak 200 orang.
Analisis terhadap Lingkungan Usaha PT BBI.
Usaha yang berpengaruh terhadap usaba PT BBI terbagi dua, yaitu lingkungan makro yang terdiri atas demografi, teknologi, ekonomi, pemerintah, politik dan sosial- budaya serta lingkungan mikro, yang meliputi publik, pesaing, pemasok, jaringan distribusi, dan pembeli.
Analisis internal PT BBI dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan kinerja perusahaan dengan memperlihatkan kekuatan (strength) dan prestasi atas pekerjaan yang telah dicapai. PT BBI telah melakukan analisis kekuatan (strengthness) dan analisis kelemahan (weakness) yang dicantumkan dalam rencana operasi (operadonal plan); sedangkan prestasi kerjanya antara lain, berupa proyek yang dicantumkan dalam laporan manajemen.
Analisis terhadap industri asbes semen. Di dalam industri asbes semen, PT BBI menduduki posisi ke dua dengan pangsa pasar sebesar 25 % setelah Djabesmen yang menduduki posisi pertama dengan pangsa pasar sebesar 50 %. Dalam industri ini ada empat perusahaan besar yaitu Djabesmen, Bakrie Building Industries, Etemit (resik, dan Atrisco. Kesemuanya itu bernaung dalam asosiasi asbes semen FICMA (Fibre Cement Manufacturer Association) Terhadap kondisi perusahaan perlu dilakukan analisis kekuatan (strengthnes), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat). Analisis ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peluang yang dapat diraih serta ancaman yang dapat dihindari atau diminimalisasi berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang ada dalam faktor produksi perusahaan.
Pemangsaan pasar dan target pasar. Langkah yang dilakukan meliputi pemangsaan pasar dengan cara memilah pasar menurut golongan pendapatan (lower, middle dan upper), besar bangunan (proyek dan perorangan), saluran distribusi (toko dan penyedia barang), pelaksana pembangunan (Perum Perumnas, developer dan Real Estate Indónesia) serta tujuan (lokal dan ekspor). Kemudian ditentukan target pasar, yaitu untuk produk ashes semen yang ditujukan kepada golongan kelas menengah kebawah (lower-middle), sedangkan arcon panel ditujukan kepada golongan kelas menengah keatas (middle-upper).
Dalam pemposisian produk, PT BBI akan mengarah kepada produk berkualitas tinggi (high-quality pro duct). Berdasarkan analisis-analisis di atas, PT BBI akan memilih Grand Strategy Concentric Diversification, maksudnya adalah perusahaan memfokuskan usahanya pada industri komponen bangunan dengan diversifikasi tidak hanya pada produk yang menggunakan bahan baku asbes semen, tetapi juga pada produk semen dan kayu (cement and wood base).
Program pemasaran yang dilakukan PT BBI adalah program penjualan produk, program rancang bangun dan rekayasa, program subkontrak, dan manajemen proyek.
Strategi fungsional bagi pemasaran produk adalah bauran pemasaran (marketing mix) yang meliputi strategi produk strategi saluran distribusi, promosi penjualan, strategi advertensi, dan strategi harga. Organisasi departemen pemasaran PT BBI masih belum mendukung operasional departemen tersebut karena beberapa kelemahan, antara lain, belum ada subbagian departemen yang menangani permintaan produk yang disenangi pelanggan, belum dilaksanakan riset pemasaran dan market intelligence. Adapun tugas yang telah dilaksanakan adalah melayani penjualan produk secara sistem.
Evaluasi dan pengendalian pemasaran dilakukan melalui pengendalian rencana tahunan (annual plan control), pengendalian profitabilitas (profitability control), pengendahan efisiensi (efficiency control), dan pengendalian strategis (strategic control). Upaya meningkatkan pangsa pasar yang perlu diperhatikan adalah keunggulan produk, harga yang relatif murah, pelayanan yang baik dan ketepatan"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>