Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123922 dokumen yang sesuai dengan query
cover
B. Ari Silo Wibowo
"Adanya deregulasi Pasar Modal dan Perbankan 1988 memacu perkembangan di kedua sektor tersebut. Terlihat dengan adanya kecenderungan kenaikan 1ndeks Harga Saham Gabungan dan penurunan tingkat bunga deposito. Pembahasan ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan dan tingkat keeratan di kedua sektor tersebut. Metoda yang dipergunakan dalam penulisan ini adalah metoda riset dan studi kepustakaan. Data yang dipakai adalah tingkat bunga deposito Bank Burni Daya, Bank Central Asia dan Citi bank dengan jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan serta 1ndeks Harga Saham Gabungan di BEJ, dari Januari 1989 hingga Juni 1992. Metoda analisa yang dipergunakan berganda. adalah analisa regresi sederhana dan Hasil penelitian memperlihatkan bahwa adanya hubungan yang terbalik antara pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan dengan tingkat bunga deposito. Tingkat bunga deposito yang mempunyai keeratan yang terbesar adalah tingkat bunga dengan jangka waktu 12 bulan untuk masing masing bank. Analisa regresi berganda memperlihatkan bahwa dengan memasukkan variabel lain (Call Money) kedalam persamaan mengakibatkan adanya peningkatan keeratan antara tingkat bunga dan Call Money terhadap IHSG. Disamping itu juga dengan memakai time lagi minggu pada tingkat bunga deposito terlihat adanya penurunan keeratan pada hubungan tingkat bunga deposito terbadap IHSG. Kesimpulan yang diperoleh adalah pembuktian teori yang menyatakan babwa adanya bubungan yang terbalik antara pergerakan indeks harga saham gabungan dan tingkat bunga deposito di Bursa Efek Jakarta, akan tetapi tingkat keeratan antara keduanya tidaklah terlalu besar. Oleh karena itu tingkat bunga deposito tidak dapat dijadikan satu-satunya variabel dalam melihat perubahan indeks harga saham. Untuk dapat melihat perubaban indeks 'harga sabam haruslah dimasukkan variabel lain yang dianggap mernpengaruhi IHSG. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, data yang dipakai haruslah dipakai data yang baik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18521
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Iwan Fuad Salim
"Sebagai bagian dari sistem perekonomian, perkembangan pasar modal dipengaruhi oleh kondisi ekonomi itu sendiri. Tujuan skripsi adalah mengetahui hubungan antara fluktuasi indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta dengan fluktuasi beberapa variabel makroekonomi, yaitu inflasi, suku bunga dan jumlah uang beredar. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menerapkan model Sehwert yang telah dimodifikasi, dengan menghitung pertumbuhan fluktuasi variabel-variabel tadi. Data diambil dari Bank Indonesia dan Bursa Efek Jakarta. Hasil regresi yang dilakukan menunjukkan bahwa untuk IHSG menurun sebesar 21,05 % . Untuk setiap kenaikan 1 % fluktuasi suku bunga, maka rata-rata fluktuasi IHSG meningkat sebanyak 14,3 % .Untuk setiap kenaikan 1 % fluktuasi uang beredar maka rata-rata fluktuasi IHSG meningkat sebanyak 52,5% Dari hasil tadi nampak bahwa fluktuasi uang beredar memiliki pengaruh dominan dibanding variabel lainnya. Namun adjusted R-squared regresi ini hanya sekitar 22 %, jadi masih ada variabel lain yang belum dispesifikasikan. Kekurangmampuan model ini menjelaskan fluktuasi IHSG juga disebabkan karena sebelum 1988, aktivitas BEJ rendah sekali. Kesimpulan lain ialah bahwa kondisi makroekonomi tidak langsung mempengaruhi IHSG. Pengaruh ini tidak sama untuk semua sektor. Investor masih terpengaruh 'sentimen pasar' dalam menentukan saham yang akan dibeli. Kebijakan-kebijakan ekonomi pemerintah memberikan dampak tertentu pada fluktuasi IHSG, dan ini hendaknya diketahui oleh pelaku pasar modal, sehingga mereka dapat memahami hubungan antara pasar modal dengan perekonomian. Dengan demikian maka tindakan-tindakan antisipatif dapat diambil. Penelitian-penelitian di masa mendatang hendaknya dapat mencakup kuantitas dan kualitas data yang lebih balk sehingga hasil yang diperoleh juga lebih baik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18858
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Prakoso
"Penelitian ini ingin menguji apakah fenomena market overreaction terjadi pada saham-saham yang mengalami perubahan persentase harga tertinggi, baik positif (terjadi pada saham winners) maupun negatif (terjadi pada saham losers), yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia selama periode Januari 2007 hingga Desember 2007. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menguji apakah pergerakan harga saham dapat diprediksi setelah mengalami perubahan ekstrem harga. Secara spesifik, apakah terjadi pembalikan harga setelah perubahan ekstrem harga pada sampel yang terdiri dari 246 saham winners dan 246 saham losers. Hasil pengujiannya menunjukkan bukti bahwa telah terjadi overreaction, baik pada saham winners maupun losers. Pembalikan harga ditemukan satu hari setelah peningkatan harga ekstrem dan efeknya bertahan hingga 5 hari untuk saham winners. Dan untuk saham losers, pembalikan harga ditemukan selama 3 hari berturut-turut dan di hari kelima serta efeknya bertahan hingga 10 hari. Analisis regresi menunjukkan bahwa pembalikan harga mempunyai hubungan negatif dengan perubahan harga untuk kedua sampel, dan juga dengan ukuran perusahaan hanya untuk saham losers.

This paper empirically investigates the market overreaction effect of the stocks with the largest daily percentage increases or decreases in price occurred in Indonesia Stock Exchange between January 2007 and December 2007. The primary objective of this paper is to test whether stock price behavior is predictable following extreme returns. Specifically to test the occurance of price reversals after daily gains or losses in stock returns on samples consist of 246 winners and losers. The results show evidence of stock price overreaction effect for both winners and losers samples. The price reversal effect is found in one day after extreme increase in returns and lasting for 5 days for winners. And for losers, reversal is found within first three days and at fifth day after extreme decrease in returns and lasting for 10 days. Regression analysis shows that the stock price reversal is inversely related to the price gains or losses, and also with firm size but only for losers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6632
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Atim Djazuli
"Tujuan dan kebijakan Pasar Modal di Indonesia ialah di samping untuk mendorong meningkatnya jumlah perusahaan yang menjual saham dan obligasi di Bursa, mengerahkan dana dari masyarakat agar produktif, juga ikut mewujudkan pemerataan pendapatan melalui pemilikan saham-saham perusahaan yang telah memasyarakatkan sahamnya di Pasar Modal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan indeks harga saham sebagai petunjuk penilaiian saham perusahaan dan industri serta untuk mengetahui bagaimana pengaruh dan berapa besar pengaruh return on equity, volume perdagangan, dividend payout ratio dan tingkat bunga deposito terhadap indeks harga saham di BEJ. Penelitian ini menggunnakan data primer dan sekunder terhadap 100 perusahaan dan 5 industri yang telah memasyarakatkan sahamnya di BEJ ; dengan periode penelitian tahun 1990 - 1993.
Berdasarkan pengujian dan analisa yang menggunakan metode regresi linier yang dilakukan secara serempak menunjukkan hasil yang signifikan, dimana return on equity dan dividend payout ratio berpengaruh positif sedangkan volume perdagangan dan tingkat bunga deposito berpengaruh negatif terhadap indeks harga saham perusahaan dan industri. Pengaruh volume perdagangan terhadap indeks harga saham ini merupakan penyimpangan teori. dengan melihat faktor yang paling berpengaruh terhadap indeks harga saham, maka faktor yang dominan berturut-turut adalah return on equity, dividend payout ratio kemudian tingkat bunga deposito."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Kresnariadi Trisoetjahjo
"Saham merupakan salah satu jenis investasi dari berbagai alternatif investasi. Saham bisa untuk investasi jangka panjang maupun untuk investasi jangka pendek. Untuk investasi jangka pendek diharapkan mendapatkan profit dimana harga jual saham lebih tinggi dibandingkan harga saham ketika membeli saham tersebut. Agar investasi jangka pendek ini dapat berhasil diperlukan alat bantu yang akan memudahkan keputusan kapan harus melakukan pembelian atas suatu saham dan kapan harus melakukan penjualan atas saham tersebut. Walau telah banyak alat bantu peramalan harga saham yang bisa digunakan untuk memudahkan keputusan, namun tidak ada salahnya mencoba suatu metode peramalan baru. Dalam tulisan ini diperkenalkanlah suatu metode baru dalam peramalan harga saham, yaitu Monte Carlo Simulation. Monte Carlo Simulation telah banyak digunakan untuk melakukan analisa Capital Investment. Teknik ini menggunakan elemen probabilitas dan mensimulasikan kejadian sebenarnya. Dengan simulasi ini dapat diketahui kejadiankejadian yang mungkin terjadi. Dalam peramalan harga saham, Monte Carlo Simulation diharapkan mampu menggambarkan pergerakan harga saham. Sehingga metode ini bisa digunakan sebagai salah satu alat peramalan harga saham untuk mempermudah keputusan investasi jangka pendek."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Johnny Ferry Hamonangan
"Pasar modal di Indonesia telah berkembang sangat cepat melebihi dari apa yang dibayangkan sebelumnya. Melalui beberapa kebijakan pemerintah yang mengenai pasar modal, antara lain seperti Pakto dan Pakdes 88, dalam waktu yang cukup singkat telah terjadi peningkatan aktivitas pasar modal yang sangat tajam. Hargsa saham dan pasar saham pun mulai bergejolak. Banyak faktor yang mempengaru.hi pergerakan harga saham ini. Fluktuasi ini disebabkan oleh pengaruh yang sangat kompleks dan sulit diprediksi.
Pengetahuan mengenai .pergerakan harga saham memegang peranan penting dalam keputusan-keputusan investasi. Karya Akhir ini akan meneliti perilaku pasar saham dan gerakan harga saham individu perusahaan. Hasil yang diharapkan adcilah sebuah model peramalan fiarga saham. Model peramalan harga saham yang akan dibuat ada dua yaitu model peramalan yang dapat meramalkan pasar saham (Indeks Harga Saham Gabungan) dan model peramalan harga saham individu perusahaan.
Model peramalan dibentuk dengan beberapa metode. Dua metode peramalan yang digunakan adalah metode Statistik melalui analisis regresi, analisis korelasi, dekomposisi deret waktu (times series decompositian), stepwise regressian, dan model ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) atau yang dikenal sebagai metodologi Box-Jenkins serta metode peramalan dengan menggunakan Artifidal Neural Network/ANN (Jaringan Saraf Tiruan) yang merupakan salah satu bidang dan Artificial Intelligence.
Setiap metode peramalan tersebut mempunyai karakteristik dan hasil peramalan tertentu. Analisis regresi akan digunakan untuk membentuk model persamaan peramalan pasar saham atau harga saham mdividu perusahaan. Stepwise regression memberikan hasil model persamaan peramalan pasar saham yang terdiri dari variabel-variabel mdependen terpilih yaitu variabel-variabel ekonomi makro seperti harga emas, cadangan devisa, indeks harga konsumen, jumlah uang beredar (Ml), jumlah kredit, suku bunga (deposito), kurs mata uang asing terhadap Rupiah, ekpor dan impor, serta harga minyak per barel yang mempunyai pengaruh terhadap pasar saham yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dekomposisi deret waktu yang dilakukan terhadap IHSG bertujuan untuk mengetahui variabel musiman dan pasar saham sehingga dapat memberikan gambaran kepada para investor kapan harus membeli atau menjual saham dan pada bulan atau han apa sebaiknya dilakukan. Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui korelasi antara factor-faktor fundamental perusahaan yang diwakili oleh kondisi keuangan perusahaan (seperti assets, liabilities, equities, profit, dan beberapa rasio-rasio keuangan seperti DER, profit margin, EPS dan lain-lain) dengan harga saham individu perusahaan. Analisis mi memberi hasil bahwa harga saham individu tidak mempunyai korelasi kuat atau tidak dengan faktor fundamental tersebut.
Jika model peramalan harga saham individu tidak dapat dibuat berdasarkan faktor-faktor fundamental perusahaan tersebut maka analisis deret waktu Box-Jenkins akan digunakan untuk membentuk model peramalan haga saham individu. Yang menjadi variabel independen dalam metode Box-Jenkins ini adalah variabel independennya sendiri. Model permalan yang dihasilkan dari metode Box-Jenkins ml hanya bisa digunakan untuk meramalkan harga saham untuk jangka pendek saja (sampai tiga periode berikutnya).
Model peramalan juga dibentuk dengan metode Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network/ANN). Metode ANN im digunakan juga untuk membentuk model peramalan pasar saham maupun harga saham individu seperti yang telah dibentuk melaliii metode peramalan konvesnional (seperti model regresi dan metode Box-Jenkins). Hasil peramalan dengan model ANN ml dibandingkan dengan hasil peramalan dengan beberapa metode lainnya. Walaupun model peramalan ANN tidak dapat menjelaskan hubungan antara vaniabel independen (input) dengan variabel dependennya (output) namun model ml memiliki hasil yang relatif lebih akurat dibandingkan dengan hasil peramalan dengan model konvensional seperti model regresi dan metode Box-Jenkins.
Semua metode peramalan tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing sehlngga satu metode permalan tersebut tidak bisa digunakan untuk menggantikan metode lainnya, sebaliknya, semua metode tersebut digunakan untuk saling melengkapi sehingga model peramalan harga saham yang dibentuk lebth sempurna."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Donny Armando
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui reaksi pasar terhadap penerbitan obligasi perusahaan (corporate bonds). Penerbitan obligasi yang dilakukan oleh perusahaan akan mengubah struktur modal dan memberikan beberapa konsekuensi bagi perusahaan baik itu positif maupun negatif. Pasar kemudian akan menilai dampak tersebut dan jika dianggap signifikan maka pasar akan bereaksi dan mengakibatkan perubahan terhadap harga saham. Terdapat beberapa teori yang mencoba menjelaskan perilaku pasar pada saat perusahaan menerbitkan obligasi. Salah satu yang menjadi dasar bagi penelitian ini ialah cash flow problem yang melihat penerbitan obligasi dapat meningkatkan risiko penggunaan kas yang tidak optimal oleh pihak manajemen sebagai pengendali.
Metode yang digunakan ialah event study untuk menguji signifikansi reaksi pasar dan kemudian regresi multivariabel untuk menguji variabel kas, dividend payout, dan peringkat obligasi yang diduga berpengaruh terhadap reaksi pasar. Sampel penelitian terdiri dari 45 perusahaan yang menerbitkan obligasi selama periode 2003-2008.
Kesimpulan yang didapat ialah tidak terdapat reaksi pasar maupun variabel uji yang signifikan. Hasil tersebut kemungkinan besar dipengaruhi oleh masih banyaknya keterbatasan dalam penelitian ini, sehingga diperlukan penelitian lanjutan untuk memperbaiki kelemahan tersebut.

The aim of this study is to examine the market reaction when companies issuing bonds. Corporate bond issue will affect its capital structure and gives several consequences to the company whether it is favorable or unfavorable. The market then will appraise the effect. If the effect is significant the market will reacts and makes stock price change. This study is based on the cash flow problem theory that seeing bond issue may increase the risk of unoptimal use of cash by management as the controlling party.
This study use event study method to see the significance of market reaction and multivariable regression to see the significance of cash, dividend payout, bond rating variable that may affect the market reaction. The samples of this research consist of 45 companies issuing bonds during 2003-2008.
The conclusion is neither the market reaction nor the determinant variables are significant. These results may due to many limitations of this study, and hence need further study to overcome those limitations.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
6539
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Maharddhika
"Terdapat dua pendekatan yang dilakukan untuk meneliti hubungan antara nilai tukar dan harga saham, yaitu good market approach yang menyatakan bahwa perubahan mata uang atau kurs akan mempengaruhi harga saham dan juga portfolio ballance approach yang menyatakan bahwa perubahan harga saham akan mempengaruhi nilai tukar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kausal antara nilai tukar dan harga saham yang ada di Indonesia, baik hubungan tersebut bersifat satu arah dimana hanya terdapat satu variabel yang mempengaruhi maupun dua arah dimana kedua variabel saling mempengaruhi pada periode krisis ekonomi Indonesia tahun 1997-1998 dan juga pada periode tahun 1999-2016 pasca krisis ekonomi Indonesia tahun 1997-1998. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah data historis mingguan IHSG periode 1997-2016 dan juga kurs dollar Amerika periode 1997-2016. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model Granger-Causality test dengan tujuan untuk mengetahui seperti apa hubungan antara nilai tukar dan harga saham di Indonesia. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan kausal antara nilai tukar dan harga saham. Pada periode tahun krisis ekonomi Indonesia tahun 1997-1998, nilai tukar dan harga saham memiliki hubungan kausal satu arah dimana hanya nilai tukar yang mempengaruhi harga saham tetapi harga saham tidak mempengaruhi nilai tukar, sedangkan pada periode tahun 1999-2016 pasca krisis ekonomi Indonesia tahun 1997-1998 nilai tukar dan harga saham memiliki hubungan kausal dua arah dimana nilai tukar dan harga saham saling mempengaruhi satu sama lain.

There are two approaches conducted to examine the relationship between exchange rate and stock price, which is a good market approach which states that changes in currency or exchange rate will affect stock prices and also portfolio ballance approach which states that changes in stock prices will affect the exchange rate. This study aims to analyze the causal relationship between exchange rates and stock prices in Indonesia, both relations are one way where there is only one variable that influences or two way where the two variables affect each other in the period of economic crisis of Indonesia in 1997 1998 and also in the period 1999 2016 after the economic crisis of Indonesia in 1997 1998. The sample of research used in this study is the weekly historical data JCI period 1997 2016 and also the weekly US dollar exchange rate period 1997 2016. This research was conducted by using Granger Causality test model with the aim to know what kind of relationship between exchange rate and stock price in indonesia. The results of this study suggest that there is a causal relationship between exchange rates and stock prices. In the period of 1997 1998 Indonesia 39 s economic crisis, exchange rate and stock price have a one way causal relationship where only exchange rates affect the stock price but the stock price does not affect the exchange rate, while in the period of 1999 2016 after the 1997 Indonesian economic crisis 1998 exchange rates and stock prices have a two way causal relationship where exchange rates and share prices affect each other."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Pratama Putra
"Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak dari kebijakan dividen, suku bunga dan volume perdagangan saham terhadap volatilitas harga saham di Jakarta Islamic Index JII dan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG. Penelitian ini menggunakan perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 ndash; 2016 sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat suku bunga dan volume perdagangan berpengaruh signifikan terhadap volatilitas harga saham baik itu saham yang terdaftar di JII maupun di IHSG. Sedangkan kebijakan dividen berupa dividen yield tidak berpengaruh terhadap volatilitas harga saham baik di JII dan IHSG sedangkan dividen dummy keputusan perusahaan dalam membagikan dividen atau tidak berpengaruh terhadap volatilitas harga saham IHSG.

This study aims to analyze the impact of dividend policy, interest rate and stock trading volume on stock price volatility in Jakarta Islamic Index JII and Indeks Harga Saham Gabungan IHSG. This study uses listed companies at Indonesia Stock Exchange 2012 2016 as a sample. The results showed that the interest rate and trading volume have a effect on the stock price volatility either the shares registered at JII or at IHSG. While dividend policy does not affect the stock price volatility in both JII and IHSG but dividen dummy has effect the stock price volatility in IHSG."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>