Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 231330 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Farida Zed
"Minyak bumi yang masih dominan sebagai sumber energi telah menimbulkan biaya finansial dan ekonomi yang terus membesar. Permasalahan ini semakin berat, karena peningkatan konsumsi di dalam negeri dalam satu dasawarsa terakhir semakin tergantung pada impor. Hal di atas mendorong perlu adanya perluasan penggunaan batubara sebagai sumber energi alternatif. Permasalahan lain juga muncul, walaupun kemampuan produksi batubara sangat besar, namun konsumsinya di dalam negeri masih sangat terbatas. Kondisi di atas menimbulkan pertanyaan, apakah betul batubara secara ekonomis dapat diandalkan sebagai sumber energi pengganti minyak bumi.
Penelitian ini mencoba untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan di atas, yaitu dengan cara melakukan studi empiris yang meliputi analisis deskriptif, analisis kuantitatif dengan menggunakan model ekonometrika, dan analisis biaya-manfaat (benefif--cost analysis).
Berdasarkan hasil regresi terhadap, model ekonometrika serta didukung dengan analisis deskriptif dan analisis biaya-manfaat, maka dapat diketahui bahwa:
1. Batubara secara ekonomis dapat diandalkan sebagai sumber energi di dalam negeri di masa mendatang, sehingga perluasan pemanfaatannya tidak dapat ditunda lagi.
2. Batubara merupakan energi inferior. Peningkatan pendapatan per kapita, ceteris paribus tidak akan mengakibatkan peningkatan konsumsi batubara di dalam negeri.
3. Faktor harga batubara bukan hal yang utama untuk menstimulir konsumsi batubara di Indonesia, khususnya untuk rumah tangga.
4. Apabila kebutuhan energi untuk industri dapat digantikan seluruhnya oleh batubara, maka penghematan yang dihasilkan relatif sangat besar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17166
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juari
"Penelitian yang berjudul Implikasi Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Pinjaman Luar Negeri Terhadap Commitment Fee dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya: Studi Kasus Proyek Pinjaman Luar Negeri dari Asian Development Bank dan World Bank bertujuan untuk melacak sejauh mana keterlambatan pelaksanaan proyek pinjaman luar negeri menjadi penyebab besarnya jumlah commitment fee.
Metoda analisis yang digunakan adalah dengan analisis kualitatif dalam bentuk paparan untuk mengetahui implikasi keterlambatan pelaksanaan proyek pinjaman luar negeri terhadap besarnya jumlah commitment fee. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya jumlah commitment fee, dalam bentuk data cross section.
Sebagai sample penelitian adalah berbagai pinjaman dari Asian Development Bank dan World Bank yang sudah selesai pelaksanaannya sekitar tahun 2002. Data commitment fee diperoleh dari Direktorat Urusan Luar Negeri Bank Indonesia sementara data lainnya yang terkait dengan pelaksanaan pinjaman diperoleh dari Laporan Kinerja Pelaksanaan Proyek Pinjaman Luar Negeri-Bappenas yang juga dilakukan verivikasl dengan data dari Asian Development Bank dan World Bank.
Keterlambatan pelaksanaan proyek pinjaman luar negeri mempunyai lmplikasi terhadap meningkatnya jumlah commitment fee, balk pinjaman dari Asian Development Bank yang relatif bersifat liner maupun pinjaman dari World Bank yang ralatif cenderung bersifat ekponennsial. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan kebijakan masing-masing lender dalam penetuan dasar penghitungan commitment fee.
Fungsi commitment fee dipengaruhi oleh besarnya pinjaman (Pin), besarnya pencairan pinjaman saat perpanjangan (Disext), dan variabel dummy berupa lender (LD), dengan daya penjelas sebesar 62,5%. Sedangkan 37,5% sisanya yang tidal( dapat dijelaskan, kemungkinan disebabkan oleh penggunaan data statis sehingga tidak menampung dinamika data antar waktu, dan adanya variabel-variabel yang mempunyai hubungan positif dengan besarnya jumlah commitment fee, namun tidak siknifikan.
Berdasarkan hasil peneltian tersebut di atas, diperlukan penelitian lanjutan dengan menggunakan data cross section dan data time series atau data panel agar dapat menemukan model yang lebih bagus. Terkait dengan rekomendasi kebijakan, berdasarkan hasil analisa yang didasarkan oleh cara penghitungan beban commitment fee disarankan untuk mengoptimalkan pemanfaatan pagu/kuota pinjaman dari ADB dibandingkan dengan WB. Atau dengan kata lain melakukan pengalihan pinjaman baru dari WB kepada ADB."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditia Rahman Insan Kamil
"Skripsi ini berusaha menjelasakan faktor-faktor yang mempengaruhi tabungan masyarakat Indonesia. Dengan mengadopsi model Prema-Chandra Athukorala dan Kunal Sen (2003) pada penelitiannya yang dilakukan di India. Tujuan lain dari penelitian ini adalah melihat bagaimana pengaruh terjadinya krisis yang terjadi pada tahun 1997-1999 dan apakah ada perbedaaan faktor yang mempengaruhi tabungan masyarakat antara periode krisis dan periode sebelum krisis. Dengan menggunakan data kuartalan BPS-CEIC dan Bank Indonesia dengan jangka waktu 1990-2006, ditemukan bahwa faktor tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita (per capita income growth, GY) mempunyai hubungan positif terhadap tingkat tabungan masyarakat. Tingkat inflasi (INF) memiliki hubungan negatif dengan tingkat tabungan masyarakat. Tingkat suku bunga tabungan (saving interest rate, RID) mempunyai hubungan positif dengan tingkat tabungan masyarakat dan Krisis (DUM1) mempunyai hubungan negatif dengan tingkat tabungan masyarakat. Selain itu juga ditemukan bahwa yang paling mempengaruhi tabungan masyarakat pada periode sebelum krisis adalah tingkat inflasi dan faktor yang paling mempengaruhi pada periode setelah krisis adalah tingkat pertumbuhan pendapatan disposibel."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1980
S6507
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Hartono
"Penelitian-penelitian terdahulu mengenai hubungan imbal hasil saham dan laba telah mengidentifikasi beberapa faktor yang sifatnya spesifik perusahaan yang diyakini mempengaruhi hubungan imbal hasil saham-labs. Namun nampaknya laba yang dilaporkan hanya mampu menjelaskan sebagian kecil dari variasi imbal basil saham. Penelitian ini mencoba untuk menganalisis sebagian besar faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan imbal hasil saham dan laba. Regresi berstruktur pohon yang mampu melakukan analisa penyekatan secara rekursif mengindikasikan bahwa perubahan laba per saham dasar, rasio book to market dan total akmal yang mempengaruhi imbal hasil saham dan mempengaruhi hubungan imbal hasil saham dan laba.
Hasil analisis regresi linear dengan melibatkan variabel-variabel yang diidentifikasi oleh regresi berstruktur pohon ternyata mampu menerangkan variasi dari imbal hasil saham dengan lebih baik daripada model tanpa variabel-variabel tersebut. Dalam penelitian ini juga dianalisis kemampuan regresi berstruktur pohon dalam melakukan segmentasi data. Hasil analisis menunjukkan bahwa regresi berstruktur potion mampu mengelorapokkan observasi ke dalam kelompok-kelompok observasi sehingga memudahkan bagi analis untuk mengenali karakteristik dan tiap saham. Uji konsistensi dilakukan untuk mengetahui apakah hasil penelitian ini cukup konsisten dengan mengubah cara pengukuran imbal hasil saham. Hasil uji konsistensi menunjukkan bahwa hasil penelitian ini cukup konsisten."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T20240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rengkung, Leonardus Ricky
"ABSTRAK
Kemiskinan dapat dikatakan sebagai suatu situasi serba kekurangan yang menyebabkan ketidakmampuan manusia dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Menurunnya penduduk miskin dari 70 juta pada tahun 1970 menjadi 27 juta pada tahun 1990 merupakan hasil nyata dari pelaksanaan berbagai program pembangunan. Meskipun telah jauh berkurang, jumlah penduduk miskin tersebut masih cukup besar, sehingga diperlukan upaya khusus untuk menanggulanginya.
Sejak tahun 1994, pemerintah meluncurkan program khusus sebagai tambahan dari program yang telah ada yaitu program Inpres Desa Tertinggal (IDT). Program ini dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan penduduk miskin dalam berusaha. Guna mempercepat upaya tersebut disediakan dana sebagai modal kerja bagi penduduk miskin untuk berusaha sehingga mereka bisa membangun dan mengembangkan kemampuan dirinya. Sifat dari usaha yang digerakkan dengan dana bantuan program IDT ini dapat dikatakan sebagai suatu jenis usaha kecil karena melibatkan tenaga atau pekerja yang sedikit dengan jumlah modal yang diusahakan relatif sedikit.
Kesuksesan usaha yang digerakkan dengan dana IDT tentunya tergantung dari beberapa faktor yang ada, baik eksternal maupun internal, misalnya adanya penganalisaan lingkungan usaha, kemampuan kewirausahaan, adanya penentuan strategi usaha, pengelolaan modal yang baik, serta adanya manajemen yang baik.
Dengan mempertimbangkan uraian di atas, maka penelitian ini mencoba untuk melihat tingkat keefektifan pengelolaan dana IDT di Kabupaten Minahasa serta faktor-faktor yang diperkirakan mempengaruhi tingkat kesuksesan dana IDT. Faktor¬-faktor tersebut adalah ada tidaknya manajemen (planning, organizing, coordinating, staffing dan controlling), ataupun kewirausahaan (entrepreneurship) yang dimiliki para pelaku usaha serta apakah para pelaku usaha mampu melihat lingkungan usahanya (market, consumen, technology dan location analysis) sehingga dapat menentukan jenis usaha yang sesuai. Selain itu, akan dilihat juga pengaruh dari keterlibatan pendamping serta tingkat pendidikan yang dimiliki para pelaku usaha.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah multi stage purpose sampling dengan didasarkan pada kelompok masyarakat (Pokmas) pada desa/kelurahan di Kabupaten Minahasa yang menerima dana IDT dari tahun anggaran 199411995, 1995/1996 dan 199611997. Unit analisa dalam penelitian ini adalah Kelompok Masyarakat (Pokmas).
Dalam penelitian ini dibutuhkan data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan berdasarkan wawancara langsung dengan memakai kuesioner serta observasi langsung terhadap lingkungan usaha kelompok. Dalam menguji keakuratan dan kualitas daftar pertanyaan dilakukan Pilot Test yang dilanjutkan dengan Uji Reliabilitas dan Validitas.
Beberapa analisa dan uji statistik yang digunakan adalah analisa deskriptif, pendugaan parameter, teknik korelasi dan analisa logistik. Analisa deskriptif dimaksudkan untuk melihat gambaran setiap variabel bebas (faktor-faktor yang diperkirakan mempengaruhi pengelolaan dana IDT) serta variabel tak bebas (sukses dan gagal). Pendugaan parameter bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata masing-masing variabel bebas dari populasi sukses dan gagal. Penghitungan korelasi dimaksudkan pertama, untuk melihat hubungan antar variabel bebas terutama untuk mendeteksi adanya multicollinearity serta kedua, untuk melihat hubungan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas. Dalam penelitian ini digunakan analisa logistik, karena dependent variable yang bersifat binary choice (sukses dan gagal).
Hasil studi menunjukkan bahwa dari 112 Pokmas yang diteliti terdapat 64 Pokmas yang sukses sedangkan yang gagal berjumlah 48 Pokmas. Berdasarkan pendugaan estimation of population keefektifan pengelolaan dana IDT berkisar antara 53% sampai 69% (untuk a=10%) dan 51% sampai 71% (untuk a=5%).
Tingkat pemahaman para pelaku usaha untuk proses manajemen, secara rata-rata memiliki kemampuan 'cukup' untuk planning, organizing, coordinating, staffing dan controlling. Dalam proses analisa lingkungan usaha, para pelaku usaha secara rata-rata juga memiliki kemampuan 'cukup' baik untuk market, consumer, technology dan location analysis. Jika dilihat dari kemampuan kewirausahaan para pelaku usaha dapat dikatakan bahwa dan 112 responden yang diteliti, terdapat 61 (54%) pelaku usaha yang memiliki kemampuan kewirausahaan dan 51 (46%) pelaku usaha yang tidak memiliki kemampuan kewirausahaan. Kemampuan pendidikan para pelaku usaha jika dilihat dari lamanya duduk di bangku pendidikan, paling banyak pada jenjang 9 sampai 10 tahun, sedangkan prosentase keterlibatan pendamping dalam membimbing para pelaku usaha, umumnya pada kategori 'lebih rendah', atau tidak sepenuhnya membimbing para pelaku usaha.
Hasil analisa secara partial menunjukkan bahwa semua faktor-faktor yang diperkirakan mempengaruhi keefektifan pengelolaan dana IDT ternyata memiliki kontribusi atau korelasi yang cukup signifikan dalam mempengaruhi keefektifan pengelolaan dana IDT. Namun, basil analisa dengan model logistik secara 'forward stepwise' menyimpulkan bahwa peluang sukses pelaksanaan usaha yang dijalankan Pokmas hanya dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu Planning (perencanaan), Organizing (organisasi), Consumen (konsumen) dan Kewirausahaan (kewirusahaan). Adanya kolinearitas yang cukup tinggi antar variabel bebas menyebabkan tidak signifikannya variabel bebas lainnya dalam mempengaruhi keefektifan pengelolaan dana IDT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun usaha yang dijalankan oleh Pokmas adalah usaha yang berskala kecil, namun pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan praktik pengelolaan usaha berskala besar yang mempertimbangkan faktor proses manajemen, analisa lingkungan usaha, kewirausahaan dalam upaya membantu menyukseskan usaha yang dijalankan Pokmas.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Erny Dasmawati
"Secara teoritik, tidak ada sistem yang sama sekali mandiri. Satu sistem di satu pihak dapat dilihat sebagai bagian integral dari satu kesatuan sistem yang lebih besar, di pihak lain sistem tersebut eksis karena berfungsinya berbagai komponen/subsistem yang secara kolektif menjadikan sistem tersebut berfungsi dan operasional. Administrasi sebagai satu unit/kesatuan sistem merupakan bagian (subsistem) integral dari sistem sosial-kenegaraan yang utuh dan menyeluruh. Oleh karena itu, secara spesifik tata lingkungan nasional (national environmental setting) secara signifikan berperan sebagai kolektivitas dari berbagai faktor yang secara timbal balik memberikan pengaruh kepada sistem dan struktur administrasi, baik dari segi materi, substansi, budaya, maupun perilakunya.
Ekologi Administrasi yang dimaksud dalam penelitian di sini adalah sebagai Body of Knowledge yaitu ilmu yang mengkaji hubungan timbal balik antara organisme hidup dengan lingkungannya dan juga sebagai Method of Approach yaitu bagaimana cara untuk melihat ke dalam suatu permasalahan yang hakekatnya sangat kompleks.
Tujuan Penelitian ini adalah :
Umum : Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pelayanan sosial perkotaan di DKI Jakarta
Tujuan khusus :
1. Mengetahui hubungan antara pengetahuan pegawai Dinas Kebersihan dengan tindakannya terhadap pengelolaan sampah.
2. Mengetahui hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan tindakannya terhadap pengelolaan sampah.
3. Mengetahui hubungan antara kinerja Dinas Kebersihan dengan peran serta masyarakat.
4. Mengetahui hubungan antara kesadaran dan peran serta masyarakat dengan kinerja Dinas Kebersihan.
5. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai Dinas Kebersihan.
6. Mengetahui pengaruh timbal balik antara pegawai Dinas Kebersihan, masyarakat dan lingkungan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan deskriptif dengan jenis studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yaitu pengumpulan data primer dan sekunder. Data sekunder dikumpulkan melalui studi literatur, sedangkan data. primer dikumpulkan melalui pengamatan lapangan (observasi), wawancara dengan instrumen pendukung kuesioner . Sedangkan teknik pengamatan dan analisis data menggunakan program SPSS.
Hasil penilitan ini adalah:
Berdasarkan hasil survei dan kajian yang dilakukan dalam penelitian ini, maka ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, yaitu:
1. Terdapat hubungan nyata antara pengetahuan karyawan Dinas Kebersihan dengan tindakan terhadap pengelolaan sampah pada semua unit yang menjadi responden dalam penelitian ini. Dari 75% responden, masing-masing unit bertindak baik yang mencerminkan adanya kinerja yang baik.
2. Terdapat hubungan nyata antara pengetahuan masyarakat kelurahan Johar Baru dengan tindakan terhadap pengelolaan sampah pada semua kelompok masyarakat yang menjadi responden. Hal ini terlihat bahwa sekitar 72% ibu-ibu PKK memiliki tindakan yang baik. Disini terlihat bahwa pengetahuan seseorang erat kaitannya dengan tindakan yang dilakukannya.
3. Terdapat hubungan antar kinerja Dinas kebersihan dengan peran serta masyarakat. Dalam hal ini Dinas Kebersihan dengan peran serta masyarakat bersama-sama memelihara dan mengelola kebersihan telah terbukti (R2 = 0,92).
4. Ternyata ada faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi kinerja Dinas Kebersihan DKI Jakarta, yaitu:
a. Faktor internal:
- Anggaran/dana yang disediakan setiap tahun belum memadai
- Petugas lapangan (golongan 1) belum mencukupi
Sarana yang dimiliki umumnya sudah tua dan tidak layak jalan sedangkan Prasarana yang ada tidak efektif dan efisien karena lokasi yang jauh dan kini bermasalah.
b. Faktor eksternal:
- Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah cukup baik
- Penegakan hukum masih lemah, dimana pelanggaran sering terjadi
- Kebijakan Pemda/DPRD sering rancu dan tidak konsisten.
5. Dengan adanya hubungan timbal balik antara kinerja pegawai dinas kebersihan dengan peran serta masyarakat menunjukan bahwa prisip-prinsip pokok ekologi berlaku di dalam kehidupan yaitu:
- Adanya hubungan timbal balik antara dinas kebersihan sebagi pengelola dengan masyarakat sebagai produsen sampah.
- Adanya saling ketergantungan antara kinerja pegawai Dinas Kebersihan dengan peran serta masyarakat dalam pengolahan sampah.
- Adanya keselarasan dan keseimbangan didalam pengelolaan sampah baik dilihat dari segi kinerja pegawai dengan peran serta masyarakat.
- Adanya keanekaragaman di dalam pengelolaan sampah, dimana faktor eksternal dan internal mempengaruhinya.
- Adanya kesinambungan antara kinerja pegawai Dinas Kebersihan dengan peran serta masyarakat di dalam pengelolaan sampah sehingga mencapai hasil yang optimal.
Saran Yang Diajukan:
1. Pemda DKI Jakarta khususnya Dinas Kebersihan agar selalu melakukan penyuluhan, pembinaan kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah (mulai dari pemilahan, pewadahan, pengumpulan, sampai dengan pengangkutan)
2. Pemda DKI Jakarta agar mengupayakan penyediaan. LPS di setiap Kecamatan dan menumbuhkembangkan kegiatan pengomposan di setiap kecamatan.
3. Pemda DKI Jakarta agar mengupayakan koordinasi dalam pengelolaan sampah (Dinas Kebersihan, dinas PU, dinas Pertamanan, PD Pasar Jaya dan Dispenda).
4. Pemda DKI Jakarta agar mulai memikirkan cara-cara efisien dan efektif dalam pengelolaan sampah. Untuk Stu disarankan agar di setiap wilayah kota di bangun LPA. Hal ini guna menghindari kemacetan dan faktor jarak tempuh.
5. Masyarakat dan dunia usaha harus mulai aktif dan berperanserta di dalam pengelolaan sampah karena untuk menciptakan lingkungan yang bersih, indah, dan sehat bukan hanya tugas pemerintah raja, jadi tugas dan tanggung jawab semua pihak.
Daftar Pustaka: 39 buku (1977 - 2000)"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T1546
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharyono
"Koperasi adalah badan usaha ekonomi yang sesuai bagi bangsa Indonesia karena di dalamnya tercantum dasar demokrasi ekonomi, yakni usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Kedudukan koperasi menjadi lebih strategis karena koperasi merupakan amanat kanstitusi negara kita dan diharapkan dapat menjadi sokoguru perekonomian nasional.
Upaya untuk menumbuhkembangkan koperasi sudah banyak dilakukan. Namun dalam kenyataannya koperasi masih jauh ketinggalan dibandingkan kedua sektor perekonomian lainnya. Belum mampunya koperasi berperan dalan perekonomian nasional disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang mendasar dan diamati dalam penelitian ini adalah persepsi pengelola tentang hakekat tujuan koperasi yang akan berpengaruh terhadap penentuan kebijaksanaan dalam pencapaian tujuan. Hal ini erat kaitannya dengan tujuan koperasi yang berdimensi ganda, yakni sebagai organisasi ekonomi yang harus mempertahankan watak sosial yang dimilikinya. Untuk itu diteliti tentang kemampuan koperasi serta faktor-faktor apa yang mempengaruhi pengelola dalam penentuan kebijaksanaan organisasi.
Penelitian dilakukan di wilayah Kotamadya Malang dan Kabupaten Malang. Untuk itu diambil sampel sebanyak 20 koperasi, yang terbagi dalam 10 koperasi yang dinyatakan telah berhasil atau memiliki kemampuan dan 10 koperasi yang tergolong belum berhasil. Variabel bebas yang diteliti meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan kebijaksanaan yakni nilai yang dianut oleh pengambil keputusan (Xi), kepribadian pengambil keputusan (X2), pembagian wewenang dalam organisasi (X3), persepsi manajemen tentang keteraantungan ekstern (X4), keberanian manajemen dalam mengambil risiko (X5) dan kekuasaan manajemen CX6).
Sedangkan variabel tergantung adalah kemampuan koperasi (Y) dengan pendekatan melalui penerapan kebijaksanaan Model Tujuan Rasional dan Model Hubungan Manusia. Analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh variabel X terhadap Y adalah regresi korelasi berganda. Sedangkan untuk mengukur sampai sejauh mana koperasi tersebut melaksanakan model kebijaksanaan,dilakukan analisis persentase. Hasil analisis memperlihatkan kecenderungan sebagai berikut :
1. Melalui analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan koperasi ditemukan bahwa :
a. Sebagian besar para pengambil keputusan memiliki komitmen yang tinggi terhadap terhadap nilai-nilai koperasi. Hal ini terlihat antara lain dengan keinginan mereka untuk memberikan prioritas pada pelayanan anggota. Demikian pula mereka tidak menginginkan apabila aspek ekonomis lebih ditonjolkan dari pada aspek sosialnya, meskipun mereka memahami bahwa koperasi adalah organisasi ekonami.
b. Kepribadian para pengambil keputusan secara umum cukup baik dan selaras dengan prinsip kebersamaan dalam koperasi. Hal ini terlihat antara lain dengan keinginan menerapkan keterbukaan dan persaingan sehat. Namun kepercayaan pada prang lain belum tumbuh secara balk. meskipun faktor kepercayaan termasuk penting dalam dunia usaha.
2. Mengenai pembagian wewenang, sebagian besar responden setuju bila pelaksanaan kegiatan operasional diserahkan pada manajemen, bahkan tidak hanya menyangkut masalah usaha raja tetapi termasuk pula masalah organisasi.
Para pengambil keputusan tidak menginginkan adanya ketergantungan yang besar pada pemerintah. Untuk mengembangkan koperasi, tidak perlu bantuan yang bersifat langsung, melainkan cukup dengan adanya peluang-peluang usaha.
Dijumpai adanya kecenderungan di kalangan para pengambil keputusan dalam koperasi bahwa tingkat keberanian mereka dalam mengambil risiko masih perlu ditingkatkan lagi.
Para pengambil keputusan tidak menginginkan adanya kekuasaan yang berada di luar dirinya. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya kemandirian mereka cukup tinggi. Namun dalam praktek, keinginan tersebut masih belum dapat diwujudkan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
T6842
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>