Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100618 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pakpahan, Ester Sondang
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Juniar Lili
"Mutu produk merupakan salah satu kriteria pengukuran kinerja suatu manufaktur. Dalam era industrialisasi, pengendalian mutu menjadi semakin penting, terutama setelah adanya kebijakan full manufacturing yang digalakkan oleh pemerintah akhir-akhir ini. Pengendalian mutu terpadu adalah sistem manajemen yang mengikutsertakan seluruh karyawan di perusahaan untuk mencapai kepuasan pelanggan. Segala kegiatan yang dilakukan di perusahaan diarahkan untuk kepuasan pelanggan.
P.T. Toyota-Astra Motor sebagai salah satu strategic business unit dan P.T. Astra International telah menerapkan pengendalian mutu terpadu sejak tahun 1980. Beberapa penghargaan ?sehubungan dengan penerapan manajemen kuantitas telah diperoIehnya baik di dalam negeri maupun internasional. Namun perusahaan tidak dapat mengelak dari permasalahan dan hambatan untuk dapat menerapkan manajemen kualitas dengan Iebih balk.
Keterilbatan sumber daya manusia menjadi sangat penting dalam penerapan pengendalian mutu terpadu, dimana para karyawan tidak hanya bekerja secara fisik untuk berkarya, akan tetapi juga dituntut untuk menyumbangan pemikirannya demi peningkatan dirinya sendiri dan perusahaan. Akan tetapi landasan utama yang tidak dapat diabaikan dalam menerapkan pengendalian mutu terpadu ini adalah pendidikan. Teknologi canggih yang dümpor dan negara maju tidak akan membenikan dampak positip yang sigriifikari tanpa didukung oleh sumber daya mariusia yang memitiki pengetahuan, keahlian, keterampilan dan kemauan.
Kemampuan teknologi produk di Indonesia masih sangat rendah dibanding kemampuan teknologi pembuatan. PT. Toyota-Astra Motor sebagai salah satu industri otomotif yang besar di indonesia, layak untuk menjadi sarana peningkatan teknologi produk yang selama ¡ni masih tertingga!. Pembinaan oleh industri besar seperti P.T. Toyota-Astra Motor terhadap komuriitas industri kecil yang rata-rata ditekuni para industriawan kecil akan memberikan hasil saling menguntungkan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Andriani
"Timbulnya era baru dalam persaingan pasar dewasa ini, akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan harga tidak lagi menjadi aid utama dalam memenangkan persaingan, melainkan kualitas. Inilah yang mendorong berkembangnya sistem Pengendalian Mutu) Terpadu (PMT) yaitu sistem pengendalian kualitas yang selain menghasilkan kualitas produk yang lebih balk juga menghasilkan penurunan biaya. Selama ini sistem tersebut baru diterapkan pada perusahaan manufaktur. Dalam skripsi ini penulis ingin mencoba mempelajari kemungkinan penerapan PMT pada perusahaan jasa, yaitu restoran. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan melalui berbagai buku, artikel majalah dan surat kabar serta skripsi-skripsi yang berkaitan. Selain itu penulis juga melakukan peninjauan langsung ke restoran "X' sebagai obyek penulisan skripsi. Hasil penelitian penulis menunjukkan bahwa restoran "X' telah melaksanakan beberapa prinsip dalam mengelola kualitas jasa dan pengendalian terhadap berbagai fasilitas dalam usahanya meningkatkan mutu produk dan pelayanan serta terpenuhinya standar produk yang telah ditetapkan. Selain itu beberapa prasyarat penerapan PMT dan faktor-faktor pendukung pelaksanaan PMT telah dimliki pula, seperti sistem manajemen, aspek organisasi serta aspek pendidikan dan latihan. Akhirnya penulis menyimpulkan bahwa sistem PMT tidak hanya dapat diterapkan pada perusahaan manufaktur tetapi juga dapat diterapkan pada perusahaan jasa. Tetapi penerapannya tentu tidak sama dengan perusahaan manufaktur, karena perlu adanya modifikasi tertentu dan juga tidak dapat disamaratakan antara satu perusahaan jasa dengan perusahaan jasa lainnya. Hal terpenting dalam penerapan PMT adalah perencanaan yang matang dan kesediaan semua pihak dalam perusahaan untuk aktif berperan soda dalam pelaksanaan sistem PMT."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S19011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Effi Setiawati
"Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management/TQM) merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.
Pada jaman sekarang ini perkembangan ilmu, teknologi dan komunikasi mengakibatkan aspek kualitas sangat dituntut oleh konsumen pemakai barang ataupun jasa. Demikian pula bagi pemakai jasa laboratorium klinik sebagai sarana penunjang diagnosa dokter, aspek mutu pemeriksaan merupakan hal yang utama. Oleh karena itu strategi P.T. Prodia, suatu perusahaan jasa yang bergerak di bidang laboratorium klinik, untuk menerapkan TQM dalam operasionalnya merupakan faktor kunci sukses yang sangat sulit disaingi oleh kompetitor. Di dalam TQM, kualitas telah menjadi komitmen mulai dari manajemen puncak sampai tingkat bawah dan sudah menjadi budaya perusahaan (corporate culture).
Salah satu pendekatan TQM dapat dicapai dengan memperhatikan karakteristik pelanggan, baik pelanggan eksternal maupun pelanggan internal. Dalam karya akhir ini dibuat kuesioner yang disebarkan kepada kedua jenis pelanggan tersebut. Hasil kuesioner membuktikan bahwa P.T. Prodia telah berhasil menciptakan brand image kepada konsumen tentang mutu yang dapat dipercaya, serta sikap mental/perilaku karyawan yang berorientasi pada mutu dan pelayanan. Kekuatan Prodia dalam menanamkan mutu di segala bidang merupakan suatu strategi yang menciptakan keunggulan bersaing yang tidak mudah disaingi oleh laboratorium klinik lain.
Dumulai dari pemilihan metoda pemeriksaan yang mempunyai spesifisitas dan sensitivitas yang terbaik, peralatan yang canggih dan mutakhir, pendidikan dan pelatihan karyawan secara berkesinambungan, sampai program-program pengendalian mutu baik intra-laboratorium di masing-masing cabang dan cabang pembantu, maupun ekstra laboratorium seperti PNPKLK (Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium Klinik) yang dikelola oleh Departemen Kesehatan dan pada College of American Pathologist surveys (CAPS) di USA, Quality Control services (QCS) di Jerman, maupun sebagai corresponding members dari National Commitee for Clinical Laboratory Standard (NCCLS) di Amerika. Melalui program-program pengendalian mutu yang dikelola secara terpadu tersebut serta sikap mental para para karyawannya, Laboratorium Klinik Prodia dapat memberikan hasil pemeriksaan yang dapat diandalkan bagi para dokter."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
TA2320
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nonon Saribanon Rubyawan
"ABSTRAK
Pelaksanaan program intensifikasi di bidang pertanian
sejalan dengan peningkatan permintaan produk pertanian
berdampak pada tingginya pemakaian pupuk dan pestisida,
khususnya pada tanaman hortikultura. Tanaman sayuran
yang merupakan salah satu tanaman hortikultura penting,
umumnya memerlukan pemeliharaan intensif, dan adanya
tuntutan konsumen terhadap kualitas produk sehingga
penggunaan pupuk dan pestisida pun sangat intensif.
Dengan kata lain, konsumen sayuran umumnya menginginkan
produk yang kualitasnya baik dan bebas dari serangan
atau bekas serangan hama dan penyakit.
PRT merupakan suatu konsep yang berusaha untuk mendorong
dan memadukan beberapa faktor pengendalian untuk
menekan populasi hama serta memperkecil kerusakan
tanaman dan hasil tanaman. Pada prinsipnya konsep PHT
berbeda dengan konsep pengendalian hama pada sistem
Konvensional yang sangat tergantung pada penggunaan pestisida. Walaupun demikian, PHT bukanlah suatu konsep yang anti penggunaan pestisida (Reddy dalam Sastrosiswojo, 1994:5). Pada sistem PHT, pestisida yang digunakan adalah pestisida yang selektif dan aman, serta digunakan apabila benar-benar diperlukan dan sepanjang tidak mengganggu faktor pengendalian lainnya atau interaksinya (Untung dalam Sastrosiswojo, 1994:5).
Penggunaan pestisida yang tidak selektif dapat mengakibatkan
penurunan populasi musuh alami hama serta serangga
berguna dan makhluk bukan sasaran (Oka, 1993:6).
Hal ini dapat mengakibatkan penurunan keragaman jenis
(diversitas spesies) dalam ekosistem pertanian tersebut
yang mempengaruhi kestabilan ekosistem dan berarti pula
telah terjadinya penurunan kualitas lingkungan.
Penurunan atau babkan punahnya musuh alami hama akibat
penggunaan pestisida yang tidak selektif, dapat menimbulkan
ketidakseimbangan antara populasi hama dengan
musuh alaminya sehingga apabila keadaan lingkungan
mendukung, dapat terjadi ledakan populasi hama (outbreak)
yang disebut resurgensi hama.
Residu pestisida di lingkungan merupakan akibat penggunaan
pestisida yang ditujukan pada sasaran tertentu
seperti tanaman dan tanah. Selain itu, pestisida dapat
terbawa oleh gerakan air dan udara sehingga residu
pestisida dapat berada di berbagai unsur lingkungan di
permukaan bumi (Untung, 1993:229).
Kubis merupakan salah satu tanaman sayuran dataran
tinggi yang penting di Indonesia. Pemakaian pestisida
pada tanaman kubis sangat intensif, demikian pula
penggunaan lahan oleh petani. Hal ini menimbulkan
kekhawatiran adanya dampak negatif dari penggunaan
pestisida terhadap unsur-unsur lingkungan yang ada pada
ekosistem pertanian tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode percobaan
berpasangan (Paired Treatment comparison) antara penerapan
sistem PBT (P) dengan sistem Konvensional (K),
tanpa ulangan sebab luas lahan yang diamati yaitu 500 m2
untuk setiap perlakuan dianggap cukup memadai sebagai
suatu model ekosistem pertanaman kubis di lapangan.
Basil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem PHT
lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan sistem
Konvensional. Hal ini terlihat dari keragaman jenis
(diversitas spesies} fauna di atas tanah pada ekosistem
kubis dengan penerapan sistem PHT yang berkisar antara
1,664 sampai 2,021 lebih besar dibandingkan dengan
sistem Konvensional yang berkisar antara 1,606 sampai2,000.
Dari penelitian ini juga terlihat adanya keseimbangan
populasi hama dan musuh alami yang lebih baik pada
penerapan sistem PBT dibandingkan dengan sistem Konvensional.
Hal ini antara lain terlihat dari tingginya
tingkat parasitasi larva P. Xylostella oleh D. semi-clausum dan
besar populasi imago parasitoid D. Semiclausum dan inareolata sp.
Selain itu, koloni cendawan antagonis patogen tanaman
Trichoderma spp. pada tanah dengan penerapan sistem PHT
jumlahnya lebih tinggi dibandingkan dengan sistem
Konvensional.
Dari beberapa jenis insektisida yang digunakan dan
dianalisis kadar residunya, hanya insektisida Asefat
yang terdeteksi pada seluruh unsur lingkungan yang
diteliti.
Kadar residu insektisida Asefat pada tanah dan air
larian pada penerapan sistem PBT lebih rendah dibandingkan
dengan sistem Konvensional, tetapi tidak terdapat
perbedaan residu insektisida Asefat pada krop
kubis.
Hasil penelitian juga menunjukkan adanya
Bacillus tburingiensis Berliner pada tanah
labnya lebih besar pada penerapan sistem
populasi yang jumPHT akibat
penggunaan insektisida mikroba B. tburingiensis jika
dibandingkan dengan sistem Konvensional.
E. Daftar Kepustakaan 44 (1971 - 1995)

ABSTRACT
Agriculture production should be increased due to the
increasing of market demand. Beside quantity, the
quality products is important, especially for vegetable
crops. To meet this market demand, farmers usually use
fertilizers and pesticides intensively.
One of the important objectives of Integrated Pest
Management (IPM) implementation is to reduce the
amount of pesticide usage. In line with this objective,
the use of natural enemies and selective pesticides is
very important.
The impact of IPM implementation on cabbage against the
environmental aspects such as species diversity of
fauna, insecticide residues on soil and water, insecticide
residues on cabbage crop was studied.
The experiment used paired treatment comparison to
compare IPM system with Conventional system and conducted
at Lembang Experimental Garden of Lembang Horticultural
Institute from August 1994 to December 1994.
Some important results of this study are as follows:
1. Species diversity of fauna in the air (upper soil)
at IPM plot (1. 66-2.02) was higher than Conventional
plot (1.61 - 2.00).
2. The level of parasitism o f Plutella xylostella (L.)
larvae by Diadegma semi clausum Hellen was higher in
IPM system than in Conventional system.
3. The colonies of mycoparasite T.ricooderma spp.
in the soil was higher in IPM system compared with
4.Conventional system.
Insecticide residues
run off showed
(Acephate) in soil and
lower in IPM system
water
than
Conventional system. However, no difference of
insecticide residue on cabbage crop was found in
IPM system and Conventional system.
5. The colonies of Bacillus tburingiensis Berliner
in the soil was higher in IPM system compared with
Conventional system.
E. Number references : 44 (1971 - 1995)."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achraini Fezriana
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1985
S8890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1985
658.562 PEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ayahandayani Kussetyowati
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18287
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>