Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60201 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danny Boestami
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salusra Wijaya
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Baidun
"Penelitian ini dimaksudkan untuk mengaplikasikan analisa jabatan sebagai dasar
restrukturisasi organisasi pada perusahaan merger. Permasalallan tunggal yang akan
dijawab dalam penelitian ini adalah: ?Bagaimanakah cara menyusun program analisa
jabatan yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan restlukturisasi organisasi
pada perusahaan Mercer??.
Penelitian dilaksanakan pada PT JAPTINDO Jakarta merupakan perusahaan
daerah milik Pemerintah Daerah Khusus Ibukota (PEMDA DKI) Jakarta yang melupakan
hasil merger dani 3 perusahaan yaitu PT Peptija, PT Paula dau PT Puja.
Metode Analisa Jabatan yang digunakan dalam proses merger ini meliputi: daftar
pertanyaan (quetionare), wawancara (inrerview), buku catatan ha1ian (logs), dan
pengamatan (observasi).
Analisa jabatan untuk kepentingan restrukturasi organsasi perusahaan merger
mengkonsentrasikan pada analsis terhadap uraian jabatan dan analisis terhadap pemegang
jabatan. Analisis terhadap uraian jabatan, clilakukan dengan cara menganalisis nlengenai:
(1) posisi jabatan dalam stmlnur organisasi; (2) Fungsi jabalan; (3) tugas-tugas pokok,
tugas-tugas tarnbahan dan tugas-tugas Iain; (4) wewenang jabatan; (5) tanggungjawab
jabatan; (6) nilai jabatan; dan (7) persyaratan jabatan Analisis terhadap pemegang jabatan
dilakukan dengan ca|'a menganalisis mengenai: (I) eselon yang diduduki pejabat; (2)
golongan pangkat; (3) pendidikan; (4) pelatihan dan (5)masa kerja
Berdasarkan kesimpnlan di atas, maka dalam tulisan ini perlu disampaikan saran-
saran sebagai berikut: (I) Analisa jabatan yang akan dijadikan sebagai dasar restrukturisasi
organisasi pada pemsahaan merger memakan waktu yang relatif Iama, sehingga
memerlukan waktu dan tenaga yang relatif besar. Sedangkan proses merger
mcngulanrakan kecepatan dalam pengambilan keputusan. Oleh karenanya, perlu diiringi
oleh metode Iain yang dapat mempercepat pengambilan keputusan dalam restrukturisasi
organisasi pennsahaan merger. (2) Trend merger dalam perusahaan merupakan hal barn,
khususnyya di lndonesia, selringga masih sulit ditemukan literature yang mengadakan
kajian khusus mengenai konsolidasi organisasi. Oleh karenanya perlu diadakan sualu
kajian yang lebih mendalam mengenai proses restrukturisasi organisasi pelusahaan merger
beserta implikasinya pada penetapan strategi pengelolaan sumberdaya manusianya.
"
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Kadaryati
"P.T. BSP belum melaksanakan analisis jabatan sehingga keseluruhan
sistim manajemen sumber daya manusianya belum berjalan secara optimal.
Sistim rekrutmen dan seleksi , sistim penilaian kinerja, sistim evaluasi jabatan
dan penggajian, serta sistim pelatihan dan pengembangan karyawannya belum
didasarkan pada kriteria-kriteria dan standar yang obyektif, tetapi masih lebih
pada pertimbangan pimpinan yang subyektif.
Langkah langkah yang perlu dilakukan untuk melaksanakan program
analisis jabatan yang menghasilkan suatu uraian dan spesitikasi jabatan
adalah: (1) langkah persiapan yang meliputi: (a) kegiatan untuk meyakinkan
P.T. BSP akan pentingnya program analisis jabatan, (b) menetapkan
penanggung jawab dan pelaksana program analisis jabatan, (c) menetapkan
tujuan program analisis jabatan, (cl) menetapkan informasi jabatan yang akan
dianalisis, (e) menetapkan metode yang akan digunakan, (f) memilih pejabat
yang representatif dari setiap jabatan untuk dilakukan analisis; (2) tahap
implementasi, yang meliputi kegiatan: (a) sosialisasi program analisis jabatan
pada para pejabat, (b) pengumpulan data dengan cara mempelajari dokurnen
dan infomasi yang relevan, membagikan kuisioner, melakukan wawancara
dan observasi; (3) serta tahap analisis dengan melakukan: (a) kaji ulang
informasi yang diperoleh dengan pemegang jabatan maupun dengan atasan
langsungnya, (b) menyusun informasi dan data tentang jabatan-jabatan secara
sistematis dalam bentuk uraian dan spesifikasi jabatan.
Bagi P.T. BSP program analisis jabatan yang telah direncanakan dan
disusun oleh penulis, apabila dilaksanakan tahap demi tahap secara konsisten
akan dapat memberikan pengetahuan tentang isi dan syarat-syarat jabatan
yang tertuang menjadi suatu uraian jabatan dan persyaratan jabatan yang dapat
dipergunakan untuk berbagai tujuan peningkatan efektivitas pengelolaan
sumber daya manusia (SDM)."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaldo Janan Aziz
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S16774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahdi Mahmudy
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17053
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dita Adhitya Ruki
"Tugas akhir ini merupakan laporan kegiatan dalam upaya menyelesaikan persoalan dalam poses seleksi yang terjadi ada di KPK. KPK adalah suatu organisasi baru yang berdiri secara resmi pada tanggal 23 Desember 2003. Dan mempunyai visi serta misi utama yaitu memberantas korupsi di Indonesia.
Sebagai suatu organisasi baru KPK membutuhkan sumber daya manusia untuk menjalankan seluruh kegiatan KPK. Karyawan KPK yang dibutuhkan dimulai dari jabatan deputi hingga karyawan dengan level yang lebih rendah.
KPK memandang perlu adanya sebuah proses seleksi untuk mencari orang-orang yang berkompenten dan mempunyai integritas tinggi dalam hal pemberantasan korupsi di Indonesia.
Sebagai suatu lembaga baru yang belum pernah melakukan suatu proses seleksi KPK menggunakan jasa konsultan sebagai pelaksanaannya. Akan tetapi proses seleksi itu kurang memenuhi keinginan KPK atau dengan kata lain kurang "pas", ada calon - calon yang kurang memenuhi syarat tetapi lolos untuk mengikuti wawancara akhir, ataupun ada calon yang seharusnya menjadi kandidat untuk jabatan A tetapi ditempatkan untuk menjadi kandidat pada jabatan B.
Setelah melakukan penelitian, bagaimana hal itu dapat terjadi ditemukan lah bahwa proses seleksi di KPK terlalu lama dan panjang sehingga membuat para peserta dan juga pelaku wawancara menjadi jenuh, belum lagi tekanan-tekanan yang didapat baik secara internal maupun eksternaI. Membuat proses seleksi tidak menjadi menyenangkan dan kondusif.
Untuk mengatasi hal itu penulis mencoba memberikan sebuah alternatif solusi baru, yaitu dengan memperpendek rangkaian proses seleksi di KPK dengan tidak melupakan hal-hal pokok yang harus dilakukan. Pada Tahap proses seleksi sebelumnya dibutuhkan sembilan tahapan dengan waktu hampir 3 bulan tetapi pada altematif solusi yang baru hanya dibutuhkan 7 tahapan saja dan waktu kurang lebih hanya 2 bulan saja.
Diharapkan dengan adanya suatu proses seleksi yang baru ini KPK dapat lebih cepat mendapatkan dan menemukan orang-orang yang dicarinya untuk segera bekerja serta melaksanakan tugas KPK."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18805
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes
"Analisis jabatan merupakan suatu hal yang mendasar sebelum memulai proses rekrutmen, seleksi dan penempatan karena semua informasi yang diperoleh akan digunakan selama proses ketiga hal tersebut. Tanpa adanya analisis jabatan maka masalah-masalah yang berhubungan dengan kinerja dan kualifikasi karyawan akan muncul dikemudian hari.
Prosedur rekrutmen, seleksi dan penempatan tanpa melalui proses analisis jabatan akan menghasilkan ketidakcocokan antara jabatan dengan si pemegang jabatan. Di PT.NAR keluhan yang sering didapati di lapangan adalah kurangnya pengetahuan dan
ketrampilan yang dimiliki sebagian besar karyawan dalam melakukan tugas-tugas yang diberikan kepadanya Beberapa upaya yang dilakukan oleh manajemen seperti melakukan pelatihan, baik tentang produk maupun motivalional training, memang telah sodikit
membantu mengurangi gap antara tuntutan pekeljaan dcngan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh karyawan, Namun demikian tidak semua karyawan dapat memenuhi tuntutaan perusahaan sehingga terpaksa dilakukan pemutusan hubungan kerja.
Selain kurangnya pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh karyawan,tingkat pendidikan dan pengalaman minimum yang menjadi persyaratan jabatan seringkali dianggap tidak cocok/terpenuhi. Pada beberapa jabatan dijumpai bahwa si pemegang
jabatan lidak memiliki pegalaman yang cukup di bidang tersebut, selain itu latar belakang pendidikan yang dimiliki juga tidak Sesuai. Kondisi ini tentu sangat menyulitkan pihak manajemen dalam melakukan penempatan Untuk menjawab permasalahan terscbut maka perlu disusun suatu program analisis jabatan agar dapat menghasilkan uraian jabatan dan spesifikasi jabatan yang dapat
menjadi landasan dalam melalcukan rekrutmen, seleksi dan pencmpatan. Hal ini sangat penting mengingat sampai saat ini PT. NAR belum memiliki uraian jabatan dan spesifikasi jabatan secara formal.
Program analisis jabatan di PT. NAR secara khusus dirancang untuk keperluan rekrutmen, seleksi dan penemepatan meskipun informasi yang dihasilkannya dapat juga dipakai untuk kegiatan-kegiatan manajemen lainnya. Prosedur analisis jabatan melingkupi
beberapa tahapan kegiatan yang hams diikuti secara seksama mulai dari tahap persiapan sampai pada format penulisan laporan hasil analisis jabatan. Dalam setiap tahapan kerja diperlukan komitmen dan kerjasama antara manajemen, atasan langsung, pemegang
jabatan, rekan kerja setingkat dan analis jabatan agar dapat memperoleh data atau informasi yang akurat dalam pengumpulan data. Metode pengumpulan data juga dirancang sedemikian dengan menggunakan tiga metode yaitu kuestioner, wawancara dan
pengamatan agar data yang diperoleh lebih komprehensif
"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T38366
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parlindungan Hutahean, Hotma Ruma
"ABSTRAK
Sebagai bagian dari kebijakan dan rencana Pemerintah RI untuk melakukan restrukturisasl
dan rekapitalìsasi sektor perbankan, maka pada tanggal 31 Juli 1999 dilakukan merger 4
(empat) bank milik pemerintah yaltu PT. Bank Bumi Daya (Persero), PT. Bank Dagang
Negara (Persero), PT. Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero) dan PT. Bank Pembangunan
Indonesia (Persero) (selanjutnya bersama-sama disebut Bank Bergabung?) ke dalam PT.
Bank Mandiri (Persero), sehìngga terhitung sejak tanggal tersebut Bank Bergabung telah
bubar tanpa terlebih dahulu mengadakan likuidasi.
Sejalan dengan proses merger, pacia saat ini PT. Bank Mandiri (Persero) telah memiliki 5
(lima) Dana Pensiun berbentuk Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) yang terdiri dari:
a. I. (satu) DPPK ? Program Pensiun luran Pasti (PPIP) selanjutnya disebut Dana Pensiun
Bank Mandiri (DPBM) dengan kepesertaan pegawai tetap Bank Mandiri terhitung sejak
tanggal 01 Agustus 1999. DPBM-PPIP telah mendapatkan pengesahan dan Departemen
Keuartgan Republik Indonesia berdasarkan Keputusan nomor KEP-300 JKM.17 /1999
tanggal 14 Juli 1999.
b. 4 (empat) DPPK ? Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) yang berasal dari masing
masing Dana Penslun eks Bank Legacy berturut-turut dengan nama DPBM-A, DPBM-B,
DPBM-C dan DPBM-D. Peraturan Dana Pensiunnya telah memperoleh pengesahan dan
Departemen Keuangan Republik Indonesia masing-masing nomor: KEP-394; 395; 396;
397; /KM.O1 /1999 tanggal 15 Nopember 1999.
Sehingga saat ¡ni PT. Bank Maridirl (Persero) memillki 5 (lima) DPPK dengan 2 (dua) Jenis
Program Pensiun yaltu 1 (satu) DPPK ? PPIP dan 4 (empat) DPPK ? PPMP.
Perbandingan antara PPIP dan PPMP antara lain adalah sebagal berikut:
- Program Pensiun luran Pasti (PPIP):
adalah program pensiun yang besarnya nilal iuran dìtetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun (PDP) dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya akan dibukukan pada rekening masing-masing peserta sebagai manfaat pensiun.
besarnya manfaat pensiun ditentukan oleh hasil pengembangan iuran tersebut
sehingga risiko investasi ditanggung oleh peserta
perhitungan aktuaria tidak ada karena besarnya iuran sudah ditetapkan
biaya penyelenggaraan relatif lebih rendah karena tidak memerlukan tenaga aktuaris
Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP):
adalah program pensiun yang besar manfaatnya ditetapkan dalam PDP, sehingga
rlsiko investasi tidak ditanggung oleh peserta melainkan oleh perusahaan pemberi
kerja.
besarnya iuran (iuran peserta dan iuran pemberi kerja) ditentukan oleh hasil
perhitungan aktuaris. Untuk peserta besamya ¡uran ditetapkan dalam PDP
perhitungan aktuaria diperlukan untuk menghitung besarnya iuran normal, iuran
tambahan, kewajiban aktuaria, kewajiban solvabilitas, surplus dan defisit. Hash
perhitungan tersebut dituangkan dalam Laporan Aktuarìs yang harus disampaikan
kepada Menteri Keuangan sekurang-kurangnya 3 (tlga) tahun sekali atau apabila
dilakukan perubahan terhadap peraturan Dana Pensiun.
biaya penyelenggaraan relatif Ieblh tinggi karena memerlukan tenaga aktuaris
Seperti telah disebutkan diatas, penyelenggaraan PPIP akan menyebabkan ketidakpastian
bagi Peserta akan besarnya manfaat pensiun yang diterima nantinya pada saat yang
bersangkutan memasuki usia pensiun, sedangkan pada PPMP besar manfaat pensiun setiap
peserta sudah dapat dipastikan sehingga memudahkan peserta dalam membuat
perencanaan (UU No.11 tahun 1992 pasal 20 ayat 1 menyebutkan bahwa manfaat pensiun
diharapkan merupakan penghasilan bagi peserta pada masa pensiunnya).
Oleh karena ¡tu menjadi hal yang menarik untuk ditelusuri latar belakang pemilihan
program Dana Pensiun yang semula (sebelum terjadinya proses merger) masing-masing
Dana Pensiun eks. Bank Legacy menjalankan PPMP untuk pesertanya, kemudian setelah
terbentuk PT. Bank Mandiri (Persero), program Dana Pensiun yang dijalankan oleh DPBM
untuk pesertanya adalah PPIP. Oleh karena ¡tu dalam penulisan karya akhir ini dilakukan
perhitungan aktuaria meliputi perhitungan kewajiban aktuaria, kewajiban solvabilitas,
defisit /surplus dan rasio pendanaan dengan menggunakan asumsi-asumsi dan metode
perhitungan yang wajar dan diterima secara umum yang berdasarkan pada:
1. PDP masing-masing Dana Pensiun sebelum berlangsungnya proses merger
2. Prinsip perhitungan aktuaria yang wajar dan berlaku secara umum di Indonesia
3. Ketentuan perundang-undangan yang beriaku di bidang Dana Pensiun
Perhitungan didasarkan pada asumsi bahwa masing-masing Dana Pensiun eks. Bank
Legacy bergabung dimana proses penggabungan ¡ni mengacu pada Peraturan Pemerintah
Rl No. 76 tahun 1992 tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja dimana pada Bab VI diatur
tentang Penggabungan Dana Pensiun.
Kemudlan untuk leblh memberikan gambaran ke depan, dilakukan juga perhitungan
Proyeksl Cashflow untuk jangka waktu menengah yaitu 5 (lima) tahun mendatang bagì
masing-maslng Dana Pensiun dimana hasil proyeksi akan menentukan pilihan program
penslun yang akan dijalankan.
pemilihan program pensiun dilakukan dengan cara sebagal berikut:
1. Apabila pada akhir tahun ke-5 (lima) hasil proyeksi penggabungan Dana Pensiun
menunjukkan total Kewajiban Aktuaria lebih besar dibandingkan total Kekayaannya
atau terjadi Defisit maka alternatif program pensiun yang dipilih adalah PPIP, namun
2. Apabila pada akhir tahun ke-5 (lima) hasil proyeksi menunjukkan total Kewajiban
Aktuaria lebih kecil dìbandlngkan total Kekayaannya atau kondisi Surplus, maka
alternatif program pensiun yang dipilih adalah PPMP
Mengingat proses penggabungan Dana Pensiun memiliki 2 alternatif yaltu proses
penggabungan yang menyebabkan perubahan PDP dan proses penggabungan yang tidak
menyebabkan perubahan PDP, maka pemilihan alternatif penggabungan Dana Pensiun
dilakukan dengan cara memilih alternatif dengan Surplus terbesar di akhir pertode proyeksi
yaitu akhir tahun ke-5 (lima).
"
2001
T2357
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>