Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161050 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sonny S. Meinardi
"ABSTRAK
Pada saat ini, perusahaan-perusahaan asuransi jiwa di Indonesia sedang menghadapi kesulitan akan pemasaran. Hal ini antara lain disebabkan oleh karena pandangan masyarakat terhadap asuransi jiwa, sifat dari produk asuransi jiwa, dan struktur pasar dari asuransi jiwa yang semakin kompetitif. Untuk dapat mengatasi kesulitan pemasaran tersebut di atas, maka diperlukan kemampuan dari para manajer pemasaran perusahaan-perusahaan asuransi jiwa tersebut dalam melakukan tindakan dan membuat keputusan yang cepat dan tepat mengenai pemasaran. Hal ini tidak dapat dilakukan tanpa tersedianya informasi mengenai pemasaran yang cepat, tepat, lengkap, relevan, dan dapat diandalkan. Untuk itu, diperlukan adanya suatu sistem informasi pemasaran yang diterapkan dan digunakan dengan baik oleh perusahaan-perusahaan asuransi jiwa. Berdasarkan hal di atas, maka penulis mencoba untuk mengadakan penelitian mengenai penerapan sistem informasi pemasaran pada perusahaan-perusahaan asuransi jiwa. "
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18314
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dina Farhani
"Good Corporate Governance (GCG) adalah sistem dan struktur yang baik untuk mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham serta mngakomodasi berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholders) seperti kreditor, pekerja, penterintah dan lain-lain (OECD. 1999), Dengan melaksanakan corporate governance diharapkan proses dan struktur dalam mengelola bisnis dan operasional perusahaan akan mengarah pada pertumbuhan bisnis dan akuntabililas perusahaan dengan tujuan akhir meningkatkan shareholders value dalam jangka panjang. Kuatnya good corpoate governance menghasilkan perkembangan sosial yang bagus. Penerapan good corporate governance menciptakan struktur kepemilikan perusahaan yang luas dan mengurangi tersentralisasinya kekuasaan pada pihak-pihak tertentu dalam masyarakat, menunjang perkembangan pasar modal dan menstimulasi inovasi, memacu tumbuhnya investasi jangka panjang, dan menghambat pelarian modal (Wolfenshon, 1998).
Tujuan dari penulisan karya akhir ini adalah untuk menguji apakah penerapan good corporate governance dapat meningkatkan kinerja pasar (market performance) perusahaan - perusahaan di Indonesia. Proxy dari kinerja pasar perusahaan adalah rasio Price To Book Value (PBV). Proxy dari penerapan good corporate governance dalam penelitian ini adalah nilai corporate governance Perception Index (CGPI) perusahaan. Selain itu juga akan diteliti pengaruh faktor - faktor fundamental seperti ROE, earning growth rate, dan Beta terhadap PBV. Dengan demikian pembahasan utama dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara praktek good corporate governance dan kinerja pasar perusahaan melalui analisa hubungan antara rasio PBV perusahaan dan Corporate Governance Perception Index perusahaan - perusahaan tersebut.
Pemodelan yang digunakan adalah model regresi bergauula dengan menggunakan software komputer SPSS 11.50. Data sampel yang digunakan dalam penelilian ini terdiri dari pooled data. Sampel penelitian merupakan perusahaan-perusahaan yang menempati peringkat 10 besar dari hasil survei CGPI yang dilakukan oleh The Indonesia Institute Of Corporate Governance (IICG) pada periode 2001 2004. Data sampel yang digunakan dalam penelitian terus diurutkan dari tahun 2000 hingga 2004, dan pada tiap tahun terdapat kumpulan data PBV, indeks CGPI, ROE, earning growth rate, dan Beta perusahaan - perusahaan sampel.
Hasil penelitian menunjukkan nilai Adjusted R2 adalah sebesar 29,8 %. Nilai ini mengandung anti bahwa variasi variabel CGPI, ROE, earning growth rate, dan Beta dari data survei IICG, secara bersama - sama dapat menjelaskan variasi perubahan variahel PBV sebesar 29,8 %, sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain selain keempat variabel - variabel independen tersebut. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa hanya nilai koefisien ROE saja yang signifikan pada level of significance 5 % sedangkan sisanya tidak. Ini berarti bahwa dari keempat variabel independen yang ada, hanya ROE yang memiliki pengaruh positif dan signifikan untuk memprediksi nilai kinerja pasar perusahaan dibandingkan ketiga variabel independen lainnya. Bila dilihat dari hubungan korelasi antara variabel PBV dengan masing - masing variabel independen, terlihat bahwa hanya korelasi antara PBV dan ROE saja yang paling kuat dan paling signifikan pada level of significance 5 %.
Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa corporate governance meriliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap PBV (Proxy dari kinerja perusahaan) tidak terbukti. Adapun hipotesis yang menyatakan Beta memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap PBV pada penehitian ini tidak terbukti, karena hasilnva tidak signifikan. Pada penelitian ini, hipotesis yang menyatakan ROE memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap PBV terbukti. Dan hipotesis yang menyatakan growth (earning growths rate) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap PBV terbukti. Sehingga dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di Indonesia, implementasi good corporate governance ternyata belum memiliki pengaruh yang signifikan dalam menentukan kinerja pasar (market performance) perusahaan.

Companies increasingly depend on external capital (equity, loans) for the financing of their activities, investment and growth. It is therefore increasingly in their interest to assure external financiers of the proper and most efficient use of funds, and of the fact that the management acts in the best interest of the company. Such assurance is given by a system of corporate governance. A sound corporate governance system should provide effective protection for shareholders and creditors, so that they can assure themselves of getting a proper return on investment. It should therefore also help to create an environment conducive to the efficient and sustainable growth of the corporate sector. Corporate governance can therefore he defined as a set of rules that define the relationship between shareholders. managers, creditors, the government, employees and other internal and external stakeholders in respect to their rights and responsibilities, or the system by which companies arc directed and controlled (taken from Cadbury Committee of United Kingdom). The objective of corporate governance is to create added value to the stakeholders.
The government plays an important supporting role by issuing and enforcing adequate regulation on for instance company registration, disclosure of financial company data and rules on the responsibilities of commissioners and directors. The company however has the prime responsibility for implementing a system of good corporate governance within the company. The company should recognize the importance that a system of good corporate governance has for the interests of its shareholders, its financiers and its employees, and therefore, for the company itself. Companies should anticipate stronger enforcement of existing laws and regulations the introduction of new regulations and increasingly strong public security over their actions. By applying Corporate Governance to the companies, there are some benefits that could be gained. The benefits are as follows: Easier to raise capital. Lower cost of capital, improved business performance and improved economic performance, and Good impact on share price. (Due to the current Indonesian situation. privatization of State-Owned Enterprises can contribute significantly to the state budget).
This final paper is made in order to test the effect of implementing the good corporate governance to the firm's market performance in Indonesia. We also analyze the effect of the other fundamental factor such as Return on equity (ROE), earning growth rate and Beta to the firm's market performance in Indonesia. In this research we used Price to Book Value Ratios as the proxy of firm's market performance. And the proxy of the implementation of good corporate governance is the corporate governance perception index (CGPI).
To test the model, we used multiple regression method by the SPSS 11.50 software. The samples of this research arc the top ten companies that are taken from the Indonesian Institute of Corporate Governance survey for the 2001 until 2004 period.
The result of the test showed that the Adjusted R2 score is 29.8 %. It means that the variation of the CGPI, ROE, earning growth rate, and Beta variables, together, could explain the change of PBV variable about 29.8 %. And about 70.2 % could be explained by the other variables beside those independent variables. This research also showed that only ROE's coefficient is significant at the 5 % level of significance, and the correlation test also showed that ROE has the strongest correlation with the PBV variable and this correlation is significance at the 5 % level of significance. This means that among those independent variables, only ROE that have a significance influence to the firm's market performance in Indonesia.
So, in (his final research, the only hypothesis that can he proved is the hypothesis that stated that ROE has the positive and significance influenced to the firm's market performance (PBV). And the hypothesis that stated that the implementation of good corporate governance has the positive and significance influenced to the firm's market performance (PBV) cannot he proved. It means that in Indonesia nowadays, the implementation of good corporate governance doesn't have a significance influenced to the firm's market performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinurat, Maudin
"Tujuan manajemen keuangan adalah meningkatkan nilai perusahaan sehingga kemakmuran para pemegang saham yang diterjemahkan menjadi memaksimumkan harga saham biasa perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pengambilan keputusan yang tepat, antara lain keputusan tentang kebijakan dividen dan leverage.
Sampai sekarang ini masih diperdebatkan oleh para ahli keuangan, apakah kebijakan dividen dan kebijakan leverage berpengaruh terhadap harga saham atau tidak. Naik turunnya harga saham itu sendiri ditentukan oleh faktor internal perusahaan dan faktor eksternal. Faktor eksternal bersifat "uncontrollable ", untuk itu dianggap "given". Dalam hal ini yang akan dibahas adalah faktor internal seperti kebijakan dividen dan kebijakan leverage.
Pengambilan keputusan yang tepat akan berdampak positif terhadap nilai perusahaan yang tercermin dengan peningkatan harga saham perusahaan.
Penelitian ini merupakan studi tentang korelasional, yaitu ingin mengetahui seberapa jauh pengaruh dividen dan leverage terhadap perkiraan harga saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Model yang dipergunakan adalah regresi berganda dengan pendekatan Logaritma Natural (ln).
Tujuan yang ingin dicapai dalam studi ini adalah untuk mengetahui apakah kebijakan dividen dan leverage mempunyai pengaruh terhadap harga saham, sedangkan manfaatnya berupa sumbangan pemikiran kepada emiten, investor dan pemerintah (BAPEPAM).
Hasil yang dicapai dalam studi ini menunjukkan bahwa tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti kebijakan dividen dan leverage secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham di BEJ. Demikian juga halnya dengan uji t terhadap koefisien regresi menunjukkan bahwa koefisien dividen dan juga leverage secara keseluruhan menunjukkan pengaruh yang signifikan, namun daya prediksi secara keseluruhan masih lemah hanya 24,6%.
Pengujian model dalam studi ini mempunyai asumsi dasar klasik Ordinary Least Square (OLS). Model ini tidak mengandung gejala multikolinearitas, autokolerasi maupun gejala heteroskedastisitas.
Studi ini memiliki implementasi bagi emiten maupun bagi investor. Bagi emiten Infrastruktur, rasa, dan investasi, Pertanian, dan Pertambangan diharapkan memperhatikan kebijakan dividennya, karena mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan harga saham. Manajemen juga dapat meningkatkan jumlah leveragenya, namun pada batas tertentu harus berhenti, sehingga akan diperoleh struktur modal yang optimal. Bagi investor walaupun leverage perusahaan tidak menjadi persoalan yang berarti, namun harus berhati-hati untuk memperhatikan kondisi keuangan perusahaan sebelum memutuskan investasinya, sebab bila proporsi hutang sudah melebihi yang semestinya, akan berisiko tinggi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T7404
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudianto Prasetiadi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah struktur modal suatu perusahaan mempengaruhi nilai perusahaan tersebut dan mengidentifikasi faktor-faktor fundamental perusahaan yang mempengaruhi struktur modal perusahaan. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan manufaktur yang tercatat pada Bursa Efek Jakarta periode 2005 dengan jumlah sampel sebanyak 126 perusahaan. Dari hasil pengujian hipotesis ditemukan hasil bahwa debt equity ratio terbukti secara signifikan (pada tingkat keyakinan 5%)
mempunyai hubungan positif dengan nilai perusahaan. Untuk faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal hanya faktor keuntungan yang terbukti secara signifikan (pada tingkat keyakinan 5%) mempunyai hubungan negatif dengan struktur modal perusahaan dan faktor risiko bisnis yang terbukti secara signifikan (pada tingkat keyakinan 5%) mempunyai hubungan positif dengan struktur modal perusahaan. Sedangkan faktor size dan pertumbuhan tidak terbukti secara signifikan mempunyai hubungan dengan struktur modal perusahaan. "
2007
T 23815
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Aswin M.
"Kebijakan dividen suatu perusahaan publik dapat mempengaruhi harga saham masih merupakan suatu perdebatan bagi para ahli keuangan. Teori-teori yang mereka kemukakan bermuara kearah dua kutub yang berbeda. Pertama, adalah teori yang dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani pada tahun 1961 (teori MM) yang dikenal sebagai irrelevant dividend theory. MM mengatakan bahwa kebijakan dividen suatu perusahaan tidak berpengaruh pada harga saham (nilai perusahaan). Teori yang kedua adalah bird-in-the hand theory yang dikemukakan oleh Gordon (1963) dan Lintner (1962), yang menyatakan bahwa harga saham suatu perusahaan tergantung pada dividend payout ratio-nya.
Sejalan dengan teori kedua, Litzenberger dan Ramaswamy (1980) mengemukakan tax preference theory, yang menyatakan bahwa perilaku investor dan pemegang saham di pengaruhi oleh prefensinya terhadap pajak yang harus dibayarkan dari return saham yang dimilikinya.
Penelitian ini ingin menjawab dua permasalahan pokok penelitian sebagai berikut: pertama, apakah ada hubungan antara kebijakan dividen dan harga saham secara empiris di Indonesia ? Kedua, teori kebijakan dividen yang mana yang dapat menjelaskan hubungan antara kebijakan dividen dan harga saham serta teori yang mana yang sesuai di Indonesia ?
Untuk menjawab permasalahan penelitian diatas, kemudian dilakukan pendekatan dengan menggunakan suatu model yakni Capital fissests Pricing Model (CAPM). Model ini telah digunakan oleh Litzenberger dan Ramaswamy (1979 & 1982) yang dirumuskan sebagai berikut:
Rit = Rf + Pi (Rm -- Rf) + yi (Di - Dm)
Kemudian dengan menggunakan regresi. berganda, data Rik, Rf, Rm, Di dan Dm dianalisis. Dari analisis regresi berganda ini akan diperoleh nilai ?Pi dan yi. Bila nilai Ti sama dengan nol, maka (Di - Dm) tidak berpengaruh terhadap Rit. Artinya, hasil tersebut sesuai dengan irrelevant dividend theory dari MM.
Bila yi tidak sama dengan nol, maka (Di -- Dm) mempunyai pengaruh terhadap Rit. Artinya, hasil ini sesuai dengan bird-in-the hand theory dari Gordon & Limner dan dengan tax preference theory dari Litzenberger & Ramaswamy.
Populasi penelitian ini adalah semua peusahaan yang sudah tercatat di Bursa Efek Jakarta pada Desember 2000, sejumlah 293 perusahaan. Sampel dilakukan dengan menggunakan teknik stratifikasi (stratified sampling) yang memenuhi kriteria antara lain: perusahaan tersebut harus terdaftar sebelum Januari 2000, tidak terkena criteria delisting, laporan keuangan telah disebabkan sebelum 30 April 2000, tidak mendapatkan opini disclaimer dari akuntan publik dan memberikan divider tunai sejak tahun 1996. Dan penerapan kriteria ini didapatkan 100 perusahaan.
Periode pengamatan penelitian ini dimulai dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2000 dengan satuan waktu pengamatan tahunan atau sebanyak 5 tahun pengamatan. Satuan tahun digunakan karena pembagian dividen pada umumnya di Indonesia dilakukan per tahun.
Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 10 dan hasilnya menunjukkan bahwa ternyata tidak ada pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham di Pasar Modal Indonesia. Hal ini lebih mendekati kepada teori MM atau yang dikenal sebagai irrelevant divident theory. Artinya Ho diterima dan H1 ditolak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga saham atau nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh kebijakan dividennya, ini kemungkiran disebabkan oleh kondisi perekonomian Indonesia yang tidak normal sehingga dividend yield dan capital gains tidak signifikan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. Sejak krisis ekonomi terjadi, IHSG cenderung melemah sehingga para investor tidak lagi menjadikan dividen sebagai salah satu tujuan untuk membeli saham. Dengan tingginya risiko ekonomi yang dihadapi oleh pars investor, maka ketiga teori yang ada mengenai pengaruh kebijakan dividen ini tidak dapat berjalan di Indonesia.
Kondisi makro ekonomi Indonesia dimana suku bunga yang relatif tinggi sehingga Indeks Harga Saham Gabungan menjadi rendah, menyebabkan premi risiko (Rm - Rf) cenderung lebih signifikan dari pada dividend yield (Di - Dm). Oleh karena itu, bag.i para investor dalarn mengambil keputusan investasi saham di BEJ, sebaiknya lebih mempertimbangkan pengaruh premi risiko dari pada kebijakan dividen."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T2841
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Junaedi
"Penelitian ini dilakukan untuk rnengetahui pengaruh dan besarnya pengaruh pengungkapan informasi perusahaan terhadap indikator pasar seperti return dan volume perdagangan saham serta perbedaan pengaruh tingkat pengungkapan informasi perusahaan terhadap indikator-indikator tersebut bagi perusahaan yang secara komprehensif melakukan pengungkapan dengan perusahaan yang tidak atau kurang komprehensif dalam melakukan pengungkapan informasi melalui laporan tahunan. Penelitian ini juga berusaha melihat kecenderungan perusahaan dalam melakukan pengungkapan informasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan content analysis dalam membuat indeks pengungkapan inforrnasi perusahaan dalam laporan tahunan selama periode tahun 2000-2002 yang merupakan indikator kinerja keuangan maupun non-keuangan perusahaan. Penelitian ini juga menggunakan indikator market-based return dalam mengukur pengungkapan infonnasi perusahaan. Analisa dalam penelitian ini menggunakan metode analisa perbedaan rata-rata dalam meneliti pengaruh dari variabel pengungkapan informasi perusahaan terhadap indikator market-based return. Selain itu penelitian ini juga menggunakan metode regresi linier dan regresi logistik untuk melihat perbedaan pengaruh pengungkapan informasi antara perusahaan yang secara komprehensif rnelakukan pengungkapan dengan perusahaan yang tidak atau kurang komprehensif dalam melakukan pengungkapan informasi serta kecenderungan pengungkapan infomasi yang dilakukan perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh pengungkapan informasi terhadap kinerja keuangan baik terhadap volume perdagangan maupun return saham. Hasil peneiitian juga menyimpulkan tidak ada perbedaan abnormal return untuk kelompok perusahaan yang secam komprehensif melakukan pengungkapan informasi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak atau kurang komprehensif dalam meiakukan pengungkapan infomasi pada sekitar tanggal pengumuman namun terdapat perbedaan volume perdagangan saham antara kedua kelornpok perusahaan. Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengungkapan informasi yang dilakukan perusahaan melalui laporan tahunan kemungkinan belum dijadikan sebagai salah satu sumber infomaasi yang penting dan menentukan dalam proses pengambilan keputusan investasi oleh pam investor.
Penelitian ini juga menghasilkan kesimpulan bahwa skala perusahaan serta posisi laba yang dilaporkan menentukan tingkat pengungkapan informasi yang dilakukan oleh perusahaan.

This research ins conducted to find out the effect of company's disclosure to market indicators such as share?s trading volume and retum and different effect of company?s disclosure level to those market indicators for the comprehensive- disclosurer and non-comprehensive-disclosurer companies. This research also tries to see the tendency of the companies in disclosing their infomation through annual reports.
This research adopts content analysis approach in generating the companies? disclosure index based on the period of 2000-2002 annual reports which is used as the indicator for the level of company?s disclosure. This research also uses some market-based indicators to see whether company's disclosure level affects or whether there is a different effect for both group of companies? disclosure level to those market indicators. A mean comparison analysis is used to find out the effect and effect difference of disclosure level to market indicators, whilst linear regression together with logistic regressions are used in this research to find out how significant is the association between the disclosure level and market-based indicators and the tendency of company?s diclosure, respectively.
The results of this study show that the company?s disclosure level does not affect market indicators such as share?s trading volume and return. There is also no different effect of disclosure level to those market indicators for both comprehensive and non-comprehensive diselosurer companies. These results conclude that the cornpany?s disclosure through annual report is probably still not a matter of condiserable interest and importance to the investors. Another new evidence found in this research is that the companies? level of disclosures are affected by the size of company and their reported income in the financial statements."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T15804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Junaedi
"The purpose of this study is to evaluate the effect of disclosure level to market indicators, such as trading volume activity (TVA) and stock returns. This study also tries to evaluate the difference in market indicators for companies with differences in disclosure level: comprehensive and non-comprehensive.
This study adopts content analysis approach in generating disclosure index, using data from annual reports affirms listed in the JSX in the periods of 2000 ? 2002. This study uses mean comparison analysis and regression analysis, both linear and logistic, in testing the effect of disclosure level to market indicators of companies with comprehensive and non-comprehensive disclosure.
This study does not provide empirical evidence to support the effect of disclosure level to both market indicators. However, this study finds that there is a difference in TVA between companies with comprehensive and non-comprehensive disclosure. These results lead to a conclusion that disclosure in the annual reports may still not be a matter of considerable interest and importance to investors. This study also finds that firm size and reported income affect disclosure level.
"
2005
JAKI-2-2-Des2005-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>