Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165211 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edwina Novya
"Pembangunan kota mandiri pada hakekatnya adalah suatu proses penataan tata ruang dan pengembangan wilayah baru menjadi kawasan yang mempunyai berbagai perlengkapan. Pengembangan kota mandiri BSD yang mempunyai kemudahan dengan tersedianya berbagai jaringan jalan antar wilayah mengakibatkan meningkatnya mobilisasi dan perpindahan penduduk ke wilayah ini. Hal ini turut berdampak kepada wilayah di sekitar BSD yang ikut mengalami perubahan seiring dengan berkembangnya BSD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perubahan penggunaan tanah di wilayah sekitar BSD berdasarkan jarak dari BSD. Metode analisa yang dipakai adalah analisis deskriptif untuk melihat perubahan penggunaan tanah di wilayah penelitian. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa BSD memberikan dampak bagi perubahan penggunaan tanah di wilayah sekitarnya, khususnya perubahan penggunaan tanah pemukiman."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S34060
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1996
S33577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Christine Sariasih
"Kota mandiri Bumi Serpong Damai lahir pada tahun 1984 di daerah Tangerang. Kota mandiri adalah suatu kota dengan berbagai sarana dan prasarana yang lengkap dan 60% dari keseluruhan penghuninya telah bekerja di dalam kota tersebut. Produk-produk properti (seperti rumah, ruko, toko) yang ditawarkan melalui konsep kota mandiri ternyata mendapat respon positif dari konsumen. Hal ini mengundang tumbuhnya pesaing-pesaing Baru kota BSD. Untuk dapat bertahan dalam persaingan ini, pengembang BSD hares membangun kekuatan dan keunggulan kotanya dibandingkan kota-kota milik para pesaingnya. Hal ini dapat dicapai jika penghuni kota BSD merasa puss ketika tinggal dan beraktifitas di kota ini.
Penelitian ini bermaksud untuk menjawab pertanyaan: faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi kepuasan penghuni kota mandiri BSD dan pengaruh persepsi kepuasan tersebut terhadap sikap penghuni setelah tinggal di kota tersebut. Persepsi kepuasan penghuni tinggal di kota mandiri BSD tersebut diukur dengan menggunakan model pengukuran kepuasan diskonfirmasi ekspektasi dengan kinerja oleh Oliver (1997). Dalam model tersebut dinyatakan bahwa kepuasan dipengaruhi oleh faktor-faktor: ekspektasi penghuni sebelum membelilmenyewa produk properti, kinerja kota BSD dan diskonfirmasi penghuni selama tinggal di kota tersebut. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur konstruk kinerja kota diperoleh dari penelitian-penelitian sebelumnya mengenai kepuasan tinggal di suatu kotalkomunitas.
Unit analisis penelitian ini adalah penghuni kota mandiri BSD yang telah membelilmenyewa rumah dan tinggal di kota tersebut minimal satu tahun, Pengambilan sampel penelitian dilakukan di daerah perumahan, pusat perbelanjaan, ibadah, rekreasi, taman jajan, wartel, halte bus dan jalan-jalan di kota BSD. Penghuni yang bersedia menjadi responden penelitian diwawancara secara terstruktur dengan menanyakan item-item pertanyaan dalam kuesioner. Item pertanyaan kuesioner adalah indikator-indikator untuk mengukur konstruk-konstruk penelitian ini. Konstruk ekspektasi penghuni diukur dengan menggunakan 7 indikator, konstruk kinerja kota mandiri BSD diukur dengan menggunakan 16 indikator, konstruk diskonfirmasi penghuni diukur dengan menggunakan 4 indikator, konstruk persepsi kepuasan penghuni diukur dengan menggunakan 4 indikator dan konstruk sikap penghuni setelah tinggal di kota tersebut diukur dengan menggunakan 4 indikator. Seluruhnya terdapat 35 indikator dalam penelitian ini.
Metode analisis data yang digunakan adalah metode Structural Equation Model (SEM) mengingat SEM menguji suatu rangkaian hubungan saling ketergantungan secara bersamaan (seketika). Ini sangat bermanfaat bila satu variabel terikat akan menj adi variabel bebas pada hubungan saling ketergantungan berikutnya. Penghuni yang berhasil dijadikan responden dan memiliki data jawaban yang sah untuk digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 251 orang.
Hasil analisis data dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa:
1. Ekspektasi penghuni mempengaruhi diskonfirmasi dan persepsi kepuasan penghuni selama tinggal di kola BSD.
2. Kinerja faktor fisik kota mempengaruhi diskonfirmasi dan persepsi kepuasan penghuni selama tinggal di kota BSD.
3. Kinerja faktor sosial kota mempengaruhi diskonfirmasi dan persepsi kepuasan penghuni selama tinggal di kota BSD.
4. Kinerja faktor ekonomi kota mempengaruhi diskonfirmasi dan persepsi kepuasan penghuni selama tinggal di kota BSD.
5. Kinerja faktor pengelolaan kota mempengaruhi diskonfirmasi penghuni selama tinggal di kota BSD.
6. Diskonfirmasi penghuni mempengaruhi persepsi kepuasan penghuni selama tinggal di kota BSD.
7. Persepsi kepuasan penghuni mempengaruhi sikap penghuni setelah tinggal di kota BSD.
Sedangkan kinerja faktor pengelolaan kota tidak signifikan mempengaruhi persepsi kepuasan penghuni selama tinggal di kota BSD.
Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa model Oliver (1997) dalam menyatakan kepuasan sebagai fungsi dari ekspektasi penghuni, kinerja kota dan diskonfirmasi penghuni terbukti. Model Szymanski (2001) yang menjelaskan perilaku seseorang setelah mengkonsumsi sebuah produk, juga terbukti dalam penelitian ini, yaitu dengan adanya hubungan antara persepsi kepuasan penghuni dengan sikap penghuni setelah tinggal di kota BSD."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T20624
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harnizeta Salsabila Rochalya
"Post-suburban merupakan suatu wilayah yang memiliki beberapa pusat kegiatan yang eksklusif dan terpisah secara fungsional dan spatial antara permukiman, pusat perbelanjaan, atau kawasan industry, serta memiliki gaya tarik masing-masing. Setiap pusat ini memiliki fungsi khusus dan dipisahkan dengan jarak tempuh 15-30 menit menggunakan mobil, dengan frekuensi perjalanan dalam dan antar kota yang seimbang. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pemenuhan kebutuhan rekreasi penduduk wilayah post-suburban, khususnya Bintaro Jaya dan Bumi Serpong Damai. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner di media sosial internet serta dilengkapi dengan observasi lapang. Analisis data dilakukan dengan analisis spasial dan deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada wilayah Bintaro Jaya dan BSD City didominasi oleh responden dengan kelas sosial menengah dan tinggi. Dominasi kegiatan rekreasi di Bintaro Jaya dilakukan di Bintaro Xchange Mall, sementara di BSD dilakukan di Aeon Mall BSD City. Kondisi fisik kedua ruang rekreasi ini adalah ruang rekreasi dengan jenis tenant yang lengkap sehingga menjadi one stop solution bagi penduduk wilayah post-suburban, dimana mereka hanya perlu mengunjungi satu ruang rekreasi untuk memenuhi kebutuhannya. Kesimpulan dari penelitian menunjukkan bahwa Bintaro Jaya dan Bumi Serpong Damai merupakan kota post-suburban yang mandiri dalam pemenuhan kebutuhan rekreasi. Ruang rekreasi yang dipilih penduduk di wilayah post-suburban adalah ruang rekreasi yang modern dan serba ada untuk menunjang gaya hidup yang mudah, efisien, dan modern.

Post-suburbanization results in an area with several exclusive, functionally and spatially separated activity zones, between residential zones, shopping centers, industrial zones, and each with its own appeal. Each zone serves a specific function and is separated by a travel distance of 15-30 minutes by car, with a balanced frequency of travel within and between cities. This research aims to examine the fulfillment of recreational needs for residents in post-suburban cities, particularly Bintaro Jaya and Bintaro Serpong Damai. Data collection was conducted using online questionnaires spread through social media, supported by field observations. Data analysis was through spatial and descriptive analysis. The results of the analysis indicate that in Bintaro Jaya and BSD City, respondents are predominantly from middle and high social classes. Recreational activities in Bintaro Jaya are concentrated at Bintaro Xchange Mall, while in BSD City are concentrated at Aeon Mall BSD City. The physical conditions of these recreational spaces are characterized by comprehensive tenant offerings, making them a one-stop solution for the post-suburban residents, where they only need to visit one recreational space to meet their needs. The conclusion of this research indicates that Bintaro Jaya and Bumi Serpong Damai are self-sufficient post-suburban cities in meeting recreational needs. Consumers' choice for recreational spaces in post-suburban cities lean towards modern, one stop solutions that support an easy, efficient, and modern lifestyle."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Nugroho
"ABSTRAK
Dengan semakin banyaknya pembangunan kawasan pemukiman baru di sekitar kata besar di Indonesia, dapat dilihat sebagai sumber bangkitan perjalanan baru bagi jalan yang ada.
Studi ini bertujuan melakukan pendekalnn estimasi pola bangkitan perjalanan dari kawasan terpadu dimana dalam kasus ini adalah kawasan Kota Mandiri Bumi Serpong Damai.
Dengan menggunakan regresi linier dalam penurunan model-model matematika diharapkan dapat diidentifikasikasi karakteristik dari variabel bebas yang sesuai dengan kondisi daerah studi.
Pengumpulan data dilakukan dengan survei wawancara terhadap 1575 responden dari 318 keluanga. Faktor-faktor yang diamati meliputi: jumlah anggota keluarga, pemilikan kendaraan bermotor, maksud perjalanan.

"
1996
S35053
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Maringan
Depok: Universitas Indonesia, 1990
S33386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Gus Abdurrahman Wahid
"ABSTRAK
Pembangunan kota baru mandiri Bumi Serpong Damai City yang berada di Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan menyebabkan adanya perubahan pemanfaatan lahan dan adanya arus penduduk yang masuk ke kawasan ini. Hal ini berpengaruh kepada perkampungan asli yang termasuk dalam kawasan pembangunan BSD City, yaitu Lengkong Ulama, Lengkong Gudang, dan Lengkong Wetan. Alih fungsi lahan yang terjadi di kampung tersebut, dan juga perubahan proporsi penduduk perkampungan yang kemudian merubah kondisi sosial kampung-kampung di Kecamatan Serpong dapat tergambarkan pada tatanan spasial aktivitas berkumpul dari generasi ke generasi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode obervasi lapang, in-depth interview dengan metode penetapan informan dengan cara snowballing, triangulasi sebagai upaya untuk memvalidasi jawaban informan melalui kajian pustaka, hasil observasi lapangan, dan jawaban informan lain mengenai topik yang sama. Hasil dari organisasi spasial yang terbentuk adalah adanya sistem gravitasi titik di lokasi-lokasi berkumpul untuk kegiatan keagamaan, adat-istiadat, musyawarah, dan kegiatan sosial. Kampung yang jauh dari kawasan pusat BSD City dan memiliki nilai kultural yang kuat seperti Lengkong Ulama secara umum mampu mempertahankan tatanan spasial kegiatan berkumpul yang dimiliki, hal ini dikarenakan perubahan pemanfaatan lahan yang tidak terlalu intensif di sekitar kampung dan proporsi penduduk warga asli yang masih lebih banyak. Berbeda dengan Lengkong Gudang dan Lengkong Wetan yang berada di dalam kawasan pusat BSD City, terjadi perubahan pemanfaatan lahan yang intensif dan proporsi penduduk pendatang yang lebih banyak, sehingga terdapat sistem gravitasi titik yang mulai memudar seperti kegiatan adat yang sudah tidak dilakukan.

ABSTRACT
Bumi Serpong Damai City, a New Town Development in Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan is causing many changes in land usage in its development area and also a flow of immigrants into this area. This phenomenon also causing several rural settlements or kampung in this area to change in terms of land usage and population proportions, these kampung, namely Lengkong Ulama, Lengkong Gudang and Lengkong Wetan. The mentioned changes in land usage and locals immigrants population proportions are affecting the social condition in communal and gathering activities within the kampung and can be explained by its spatial organization across generations. Methods in data gathering and data analysis in this research are done by qualitative methods, by utilising in depth interview with informant recruitment by snowballing sampling. Triangulation methods in analysis is used to achieve credibility of the information. The results are, spatial organization of point gravitation systems are often found in many place of prayers, admnistrative building, public area, and informal gathering places such as cafetaria or security posts, within the kampung. There are spatial variations between these three kampung and changes periodically alongside the development of BSD City. Kampung that retains it cultural value and have a consistent gravitational system is found far from BSD City 39 s first and central development area, while kampung that has a diminishing cultural value and fading point gravitational system are found within BSD City central development area."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Bayu Sudibyo
"Pengembangan kawasan kota telah mengubah kawasan terbelakang menjadi pusat bisnis (CBD). Dirancang pengembang ternama, kawasan CBD BSD tidak saja menarik dari sisi keberagaman fungsi ruang, tetapi juga menyimpan dinamika tersendiri. Dengan memadukan pendekatan produksi ruang Henry Lefebvre dan David Harvey, penelitian ini berjalan dalam alur kombinasi deskripsi wajah baru pengembangan kawasan kota di CBD BSD dan bagaimana wajah baru itu telah menghapus jejak historis sebuah kampung. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode wawancara, observasi, dan visualisasi, penelitian ini membuktikan bahwa (1) Wajah baru kawasan CBD BSD menunjukkan fungsi ruang sebagai artikulasi keberadaan status sosial penghuninya dan ajang komodifikasi yang ditandai dengan pembaratan (westernisasi) kawasan dan penciptaan hunian prestisius eksklusif. Hadirnya pusat gaya hidup pada Kawasan CBD BSD menjadi sarana berbagai macam aktivitas bisnis. (2) Di balik masifnya pembangunan apartemen, tersimpan jejak-jejak relokasi sebuah kampung. Fenomena sosial ini telah menghapus jejak historis Kampung Sampora Kaler. Tanah warisan leluhur sebagai identitas kolektif warga Sampora Kaler tidak dapat dipertahankan, sehingga kehilangan makna historisnya. Fenomena di atas merupakan manifestasi sifat progresif kapitalisme yang menempatkan ruang sebagai komoditas strategis untuk keberlangsungan modal.

The development of urban spaces has transformed underdeveloped areas into Central Business Districts (CBD). Offering renowned developers, CBD BSD is not only attractive in terms of the diversity of its spaces, but it also holds unique dynamics. With Henry Lefebvre and David Harvey, this study combines the description of the new face and the developments of CBD BSD and how this new face is equipped with historical traces. Through qualitative consultations including interviews, observations and visualization methods, this research proves: (1) The new face of CBD BSD demonstrates space as an articulation of the social status of its residents and commodification as marked by the westernization of the area and the exclusive prestigious housing offered. The presence of a lifestyle center in CBD BSD has become a variety business facilities; (2) Behind the massive development of apartment, there are traces of village relocation. This social phenomenon has created the historical footprint of Sampora Kaler Village. The land of ancestral inheritance as the collective identity of Sampora Kaler's residents cannot be ordered, thus losing its historical meaning. The above phonomenon is a manifestation of the progressive nature of capitalism, which places space as a strategic commodity for the sustainability of capital."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T54238
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Desinah
"ABSTRAK
Perubahan penggunaan tanah pada dasarnya tidak dapat dihindarkan dalam pelaksanaan pembangunan. Pertumbuhan penduduk yang pesat serta bertambahnya tuntutan kebutuhan masyarakat akan tanah, seringkali mengakibatkan benturan kepentingan atas penggunaan tanah serta terjadinya ketidaksesuaian antara penggunaan tanah dengan rencana peruntuknya. Perubahan penggunaan tanah yang terjadi salah satunya terjadi di Kota Tangerang Selatan semenjak dibangunnya jalan tol Ulujami-Serpong. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan penggunaan tanah yang terjadi sebelum dan sesudah dibangun jalan tol Ulujami-Serpong di Kota Tangerang Selatan dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh serta membandingkan perubahan penggunaan tanah yang terjadi dengan RTRW dari Kota Tangerang Selatan sebelum dan sesudah dibangun jalan tol Ulujami-Serpong. Salah satu teknologi penginderaan jauh yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra landsat 5 dan landsat 8 untuk tahun 2000, 2008, dan 2016 untuk mengidentifikasi nilai indeks kerapatan vegetasi dengan metode perhitungan indeks vegetasi algoritma Normalized Difference Vegetation Index NDVI . Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tanah yang mendominasi sebelum dibangun jalan tol Ulujami-Serpong adalah penggunaan tanah kebun campuran, sawah, rumput, tanah kosong, perkampungan dan perumahan. Penggunaan tanah yang mendominasi sesudah dibangun jalan tol Ulujami-Serpong yaitu penggunaan tanah perumahan, rumput dan sawah. Sesudah dibangun jalan tol Ulujami-Serpong penggunaan tanah rumput dan sawah masing-masing berkurang luasnya.

ABSTRACT
Landuse changes are basically unavoidable in the implementation of development. Rapid population growth and increasing society 39 s demands for land, often resulting conflict of interest on the use of land as well as the occurrence of a mismatch between landuse plan designation. One of the landuse changes that occur due to the construction of Ulujami Serpong toll road in the region of South Tangerang. This study aims to identify the landuse changes that occur before and after the construction of Ulujami Serpong toll road in the region of South Tangerang by using remote sensing technology and to compare landuse changes that occur with the RTRW of South Tangerang City before and after the construction of Ulujami Serpong toll road. Remote sensing technology used in this research is the Landsat 5 and Landsat 8 for 2000, 2008 and 2016 to identify vegetation density index value with the algorithm vegetation index calculation method Normalized Difference Vegetation Index NDVI . The results of the study indicate that the dominant landuse before the construction of Ulujami Serpong toll road is the landuse of mixed gardens, rice fields, grasses, vacant land, settlements and residential. While for the dominant landuse after the construction of Ulujami Serpong toll road is the landuse of residential, settlements, grasses and rice fields, which is after the construction of Ulujami Serpong toll road the landuse of grasses and rice fields respectively reduced the extent. "
2017
S69241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>