Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130920 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dedy Swistida
"Terutama dalam hal pengindraan terhadap suatu objek yang tak terjangkau letaknya. Selain itu, tingkat keakurasian yang tinggi dari suatu device elektronika sangat dibutuhkan. Pada penelitian ini akan dirancang sebuah sensor dari rangkaian elektronik yang dinamakan osilator. Rangkaian osilator adalah suatu rangkaian elektronik yang dapat menghasilkan osilasi tanpa diberikan sinyal secara eksternal. Sinyal tersebut timbul karena adanya noise pada setiap komponen yang digunakan. Osilasi tersebut timbul juga karena adanya rangkaian resonator yang menyebabkan sinyal tersebut beresonansi dan amplifier yang menguatkan sinyal tersebut sehingga tidak teredam. Osilator yang digunakan adalah jenis LC dimana rangkaian penyusun resonatornya yaitu induktor dan kapasitor. Dengan mengubah nilai induktansi dan kapasitansi pada resonatornya, maka frekuensi osilasinya akan berubah. Perubahan frekuensi terhadap perubahan nilai komponen induktor dan kapasitor tersebut akan dijadikan sebagai karakteristik sensor induktif dan kapasitif dalam hal sensitivitas. Selain itu juga akan didapatkan karakteristik yang lain yaitu range dan linieritas dari perubahan tersebut. Osilator yang akan digunakan yaitu tipe Colpitts, Pierce, dan Clapp dimana setiap tipe memiliki konfigurasi amplifier dan resonator yang berbeda. Karakteristik dari setiap tipe osilator akan dibandingkan sehingga akan didapat karakteristik sensor yang baik dalam penggunaannya. Dari hasil penelitian, didapat karakteristik sensor induktif yang baik pada tipe Colpitts dengan nilai sensitivitas yaitu -0.0306 MHz/μH pada range perubahan induktansi (12 - 28.6) μH dan perubahan frekuensi sekitar (1.612 - 1.101) MHz. Untuk sensor kapasitif memiliki karakteristik yang baik pada tipe Clapp dengan sensitivitas yaitu -0.12 MHz/nF pada range perubahan kapasitansi (0.7 - 2) nF dan perubahan frekuensi (1.275 - 1.111) MHz.

By calculating center of mass Development of electronic technology is modern
recently. Especially, in object sensing which is far for us. And else, high
accuration is very important for it. In this research, writer will design an
electronic sensor is called oscillator. Oscillator circuit is an electronic circuit
produce oscillation without signal from external. Signal exist in this circuit
because the noise signal from the components of the circuit. Signal will resonance
because the resonator and will amplify by the amplifier. Writer will use kind of
LC oscillator. When the inductive and capacitive components are changed,
oscillation frequency will change. Change of frequency and component value will
be taken for sensor characteristic. Type of oscillators will be used are Colpitts,
Pierce, and Clapp. Each of type is different in amplifier and resonator
configuration. Each of characteristic is compared which is one better. Colpitts has
a nice characteristic in inductive sensor with sensitivity value is -0.0306 MHz/μH
at inductive range (12 - 28.6) μH and frequency range is (1.612 - 1.101) MHz. for
capacitive sensor, Clapp has the one with sensitivity value is -0.12 MHz/nF at
capacitive range is (0.7 - 2) nF and frequency range is (1.275 - 1.111) MHz.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29453
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdiansyah
"Pada penelitian ini dirancang sebuah sensor dari rangkaian elektronik yang dinamakan osilator. Rangkaian osilator adalah suatu rangkaian elektronik yang dapat menghasilkan osilasi tanpa diberikan sinyal secara eksternal. Sinyal tersebut timbul karena adanya noise pada setiap komponen yang digunakan. Osilasi tersebut timbul juga karena adanya rangkaian resonator yang menyebabkan sinyal tersebut beresonansi dan amplifier yang menguatkan sinyal tersebut sehingga tidak teredam. Osilator yang digunakan adalah jenis LC dimana rangkaian penyusun resonatornya yaitu induktor dan kapasitor. Dengan mengubah nilai induktansi dan kapasitansi pada resonatornya, maka frekuensi osilasinya akan berubah. Perubahan frekuensi terhadap perubahan nilai komponen induktor dan kapasitor tersebut dijadikan sebagai karakteristik sensor induktif dan kapasitif dalam hal sensitivitas, range, dan linieritas dari perubahan tersebut. Osilator yang digunakan yaitu tipe Colpitts dan Hartley, dimana setiap tipe memiliki konfigurasi resonator yang berbeda dengan amplifier yang sama. Karakteristik dari setiap tipe osilator akan dibandingkan sehingga akan didapat karakteristik sensor yang baik dalam penggunaannya. Dari hasil penelitian, didapat karakteristik sensor induktif yang baik pada tipe Colpitts dengan nilai sensitivitas yaitu -78 kHz/μH pada range perubahan induktansi 2-40 μH dan perubahan frekuensi sekitar 3.889-0.921 MHz. Untuk sensor kapasitif memiliki karakteristik yang baik pada tipe Hartley dengan sensitivitas yaitu -1.983 MHz/nF pada range perubahan kapasitansi 0.05-1.5 nF dan perubahan frekuensi 3.695-0.819 MHz.

In this research was design an electronic sensor is called oscillator. Oscillator circuit is an electronic circuit produce oscillation without signal from external. Signal exist in this circuit because the noise signal from the components of the circuit. Signal will resonance because the resonator and will amplify by the amplifier. Oscillator circuit using LC oscillator. When the inductive and capacitive components are changed, oscillation frequency will change. Change of frequency and component value will be taken for sensor characteristic. Type of oscillators will be used are Colpitts and Hartley. Each of type is different in resonator configuration but same in amplifier. Each of characteristic is compared which is one better. Colpitts has a good characteristic in inductive sensor with sensitivity value is -78 kHz/μH at inductive range 2-40 μH and frequency range is 3.889-0.921 MHz. For capacitive sensor, Hartley has a good characteristic with sensitivity value is -1.983 MHz/nF at capacitive range is 0.05-1.5 nF and frequency range is 3.695-0.819 MHz."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43216
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faldo Maldini
"Pada penelitian ini dirancang sebuah sensor dari rangkaian elektronik yang dinamakan osilator. Rangkaian osilator adalah suatu rangkaian elektronik yang dapat menghasilkan osilasi tanpa diberikan sinyal secara eksternal. Sinyal tersebut timbul karena adanya noise pada setiap komponen yang digunakan. Osilasi tersebut timbul juga karena adanya rangkaian resonator yang menyebabkan sinyal tersebut beresonansi dan amplifier yang menguatkan sinyal tersebut sehingga tidak teredam. Osilator yang digunakan adalah jenis LC dimana rangkaian penyusun resonatornya yaitu induktor dan kapasitor. Dengan mengubah nilai induktansi dan kapasitansi pada resonatornya, maka frekuensi osilasinya akan berubah. Perubahan frekuensi terhadap perubahan nilai komponen induktor dan kapasitor tersebut dijadikan sebagai karakteristik sensor induktif dan kapasitif dalam hal sensitivitas, range, dan linieritas dari perubahan tersebut. Osilator yang digunakan yaitu tipe Colpitts dan Armstrong, dimana setiap tipe memiliki konfigurasi resonator yang berbeda dengan amplifier yang sama. Karakteristik dari setiap osilator akan dibandingkan sehingga akan didapat karakteristik sensor yang baik dalam penggunaannya. Dari hasil penelitian, didapat karakteristik sensor induktif yang baik pada tipe Colpitts dengan nilai sensitivitas yaitu -350.1 KHz/μH pada range perubahan induktansi 2-7.37 μH dan perubahan frekuensi sekitar 3.901—2.021 MHz. Untuk sensor kapasitif memiliki karakteristik yang baik pada tipe Colpitts dengan sensitivitas yaitu -30 MHz/nF pada range perubahan kapasitansi 0.05-0.1 nF dan perubahan frekuensi 2.09-1.943 MHz.

In this research was design an electronic sensor is called oscillator. Oscillator circuit is an electronic circuit produce oscillation without signal from external. Signal exist in this circuit because the noise signal from the components of the circuit. Signal will resonance because the resonator and will amplify by the amplifier. Oscillator circuit using LC oscillator. When the inductive and capacitive components are changed, oscillation frequency will change. Change of frequency and component value will be taken for sensor characteristic. Type of oscillators will be used are Colpitts and Armstrong. Each of type is different in resonator configuration but same in amplifier. Each of characteristic is compared which is one better. Colpitts has a good characteristics in inductive sensor with sensitivity value is -350.1 KHz/μH at inductive range 2-7.37 μH and frequency range is 3.901—2.021 MHz. For capacitive sensor, Colpitts has a good characteristics with sensitivity value is -30 MHz/nF at capacitive range is 0.05-0.1 nF and frequency range is 2.09-1.943 MHz."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47376
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Gunawan
"Observer yang digunakan untuk estimasi kecepatan umumnya berada pada sumbu α-β, sehingga menyulitkan bila akan dilakukan kompensasi karena bagian pengendali, dekopling dan fluks model berada pada sumbu direct-quadrature dq. Setiap penggunaan transformasi memungkinkan timbulnya kesalahan. Oleh karena itu pada simulasi ini digunakan metoda estimasi kecepatan motor induksi dengan meletakkan observer pada sumbu dq. Model motor aktual yang digunakan tetap berada dalam sumbu alfa-beta, sedangkan observer menggunakan persamaan model motor dalam rotor fluks oriented control (RFOC) . Hal ini juga membuktikan bahwa penggunaan model motor yang berbeda antara aktual dan estimasi dapat dilakukan.Hasil simulasi dengan C-MEX S-function Matlab/Simulink 6.5 menunjukkan bahwa penggunaan full order observer pada sumbu dq memberikan hasil yang cukup baik.

Design of Induction Motor Drive Without Velocity Sensor Using Current Vector Controller with Full and Reduced Observer Moving to DQ Axis. The observer is used in estimation velocity sensor usually in α-β axis, therefore this situation will need an extra transformation when we want to add compensator because the flux model is in direct and quadrature-axis dq. Every used the transformation to make possible emerge an error. So in this simulation is used a method to estimate the velocity of induction motor drive with observer that is moved to dq-axis. The model of actual motor used is in alfa-beta axis, but the observer use the motor models in rotor flux oriented control (RFOC).This matter, also to prove that the different models of motor drives can be used between the actual and estimated one. The simulation results with C-MEX S-function Matlab/Simulink 6.5 to show that the full order observer in dq axis gives better performance than the reduced order observer."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abdur Rohman Harits Martawireja
"Telah diimplementasikan sistem elektronika berupa rangkaian osilator tipe colpitts untuk melihat karakteristik resonator kristal serta pengaruh perubahan nilai setiap komponen penyusun rangkaian osilator tipe colpitts pada perubahan frekuensi osilasi. data eksperimen yang didapatkan adalah pengaruh variasi tiap komponen osilator terhadap perubahan frekuensi dan tegangannya, serta pengaruh perubahan temperatur pada kristal terhadap frekuensi keluaran. Hasil dari karakteristik kristal yang dicoba dalam sistem ini bermanfaat sebagai sensor temperatur dengan jangkauan 10 - 50°C.

An Electronic system has been implemented in the form of colpitts oscillator to see the characteristics of the crystal resonator and the effect of changes value of each component in colpitts oscillator circuit changed the frequency of oscillation. experimental data show the effect of variation of each component of the oscillator to change frequency and voltage, and also the effect of temperature changes on the crystal frequency output. the characteristics of the tested crystals obtained this system as a temperature sensor in the range of 10-50°C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45902
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renanta Hayu Kresiani
"Penggunaan timbangan kompensasi elektromagnetik dalam proses pengukuran massa di laboratorium menimbulkan potensi peningkatan kesalahan penimbangan yang diakibatkan oleh interaksi antara medan magnet pada pinggan timbangan dengan sifat suseptibilitas magnet standar massa yang terbuat dari baja tahan karat austenitik pada saat dilakukan kalibrasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengamati sifat suseptibilitas magnet serta kesalahan penimbangan pada baja tahan karat tipe 304 serta perubahan sifatnya setelah dilakukan perlakuan panas pada suhu 800°C dan 1100°C.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai suseptibilitas magnet serta kesalahan penimbangan menurun pada sampel yang mengalami perlakuan panas pada suhu 800°C serta memenuhi persyaratan nilai suseptibilitas magnet untuk standar massa kelas E2. Sedangkan sampel yang dipanaskan pada suhu 1100°C nilai suseptibilitas magnet dan kesalahan penimbangannya meningkat. Perubahan nilai suseptbilitas magnet ini konsisten dengan perubahan fraksi massa fasa ferrit pada baja tahan karat tipe 304 yang diperoleh dari hasil analisis XRD.

The use of electromagnetic force compensation balances in laboratory may increase potential error caused by interaction between electromagnetic field affecting weghing pan of the balannce and magnetic succeptibility of mass standards which made of austenitic stainless steel. The evaluation of magnetic succeptibility and its effects to the weighing error of stainless steel 304 as well as magnetic succeptibility change caused by heat treatment on 800°C dan 1100°C were examined in this research.
The results shows that the magnetic succeptibility and its weighing error of sample with heat treatment on 800°C decrease and meet the magnetic suseptbility requirements of E2 class. Whereas for sample with heat treatment on 1100°C the value of magnetic suseptibility and error weighing increase. The change of the magnetic suseptibility consistent with the change of weight percent of ferrite on stainless steel 304 obtained based on XRD analysis.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T34960
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Mulia Angara
"Motor induksi banyak digunakan dalam kehidupan manusia. Hal ini sangat berguna tidak hanya untuk rumah tangga tetapi juga untuk kawasan industri. Oleh karena itu, efisiensi motor induksi sangat penting untuk dianalisis agar dapat mengoptimalisasi kinerjanya. Beban dan suhu adalah dua dari banyak faktor yang mempengaruhi efisiensi motor induksi. Variasi beban di motor induksi akan menghasilkan berbagai tingkat efisiensi yang dianggap sebagai karakteristik beban. Setiap daerah di dunia ini memiliki tingkat suhu yang berbeda-beda sehingga menghasilkan karakteristik efisiensi yang berbeda pula, dan Indonesia sebagai negara tropis memiliki tingkat suhunya sendiri. Dengan mendapatkan karakteristik beban pada berbagai tingkat suhu di daerah tropis, kita akan dapat melihat pengaruh beban dan suhu terhadap efisiensi motor induksi tiga fasa dan mengetahui tingkat beban dan suhu yang sesuai untuk menjalankan motor induksi secara efisien.
Persamaan polinomial suhu terhadap efisiensi adalah:
- y = 0.001x2 - 0.166x + 27.61 (R² = 0.990) pada beban = 1 Nm (16.67%)
- y = 0.000x2 - 0.030x + 55.47 (R² = 0.989) pada beban = 3 Nm (50%)
- y = -0.000x2 - 0.044x + 68.89 (R² = 0.984) pada beban = 5 Nm (83.33%)
Persamaan polinomial beban terhadap efisiensi adalah:
- y = -2.031x2 + 22.96x + 3.531 (R² = 1) pada suhu ambient = 25°C
- y = -2.018x2 - 22.97x + 3.048 (R² = 1) pada suhu ambient = 30°C
- y = -1.921x2 - 22.33x + 3.051 (R² = 1) pada suhu ambient = 40°C

Induction motor is widely used in human life. It is very useful not only for households but also for industrial areas. Therefore, efficiency of the induction motor is very important to be analyzed in order to optimize its performance. Load and temperature are two of many factors which are influencing the efficiency of the induction motor. Load variation in the induction motor will yield various levels of efficiency which is considered as load characteristic. Every area in this world has different levels of temperature one another which yield different efficiency characteristics, and Indonesia as a tropical country has its typical range of temperature. By obtaining that load characteristic at different levels of temperature in tropical areas, we can truly see the influence of load and temperature to the efficiency of three phase induction motor and know the appropriate level of load and temperature to run the induction motor efficiently.
The polynomial equations of ambient temperature versus efficiency are:
- y = 0.001x2 - 0.166x + 27.61 (R² = 0.990) at load = 1 Nm (16.67%)
- y = 0.000x2 - 0.030x + 55.47 (R² = 0.989) at load = 3 Nm (50%)
- y = -0.000x2 - 0.044x + 68.89 (R² = 0.984) at load = 5 Nm (83.33%)
The polynomial equations of load versus efficiency are:
- y = -2.031x2 + 22.96x + 3.531 (R² = 1) at ambient temperature = 25°C
- y = -2.018x2 - 22.97x + 3.048 (R² = 1) at ambient temperature = 30°C
- y = -1.921x2 - 22.33x + 3.051 (R² = 1) at ambient temperature = 40°C
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59530
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Aini
"Motor induksi adalah mesin yang memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik dan digunakan sebagai penggerak dalam dunia industri. Ketika motor induksi dengan kapasitas yang besar terhubung ke jaringan sistem yang besar maka motor induksi membutuhkan torsi awal sehingga menghasilkan arus start yang besar yang akan mengakibatkan jatuh tegangan pada bus di sekitar motor. Dalam mengoperasikan motor induksi, waktu starting perlu diperhatikan karena semakin lama waktu starting motor maka akan memungkinkan motor untuk gagal beroperasi. Untuk menghindari dampak yang diakibatkan karena arus start yang sangat besar maka diperlukan pemilihan metode starting motor induksi berkapasitas 94.8 kW di Stasiun Dukuh Atas. Simulasi startingdilakukan menggunakan perangkat lunak ETAP 19.0.1 untuk melihat karakteristik motor dengan metode Direct On Line(DOL) dan Star-Delta. Hasil simulasi menunjukkan metode Direct On Line (DOL) menghasilkan arus starting yang lebih besar dibandingkan dengan metode starting secara Star-Delta (Y/D) yaitu 613.72% dari FLA, sedangkan pada metode Star-Delta menghasilkan arus start sebesar sebesar 373.61% dari FLA. Torsi start metode Direct On Line (DOL) lebih besar dibandingkan dengan metode Star-Delta yaitu sebesar 81.44% dari torsi minimal, sedangkan torsi start pada metode Star-Delta sebesar 30.18% dari torsi nominal. Nilai arus dan torsi start akan memengaruhi waktu sistem untuk mencapai kondisi tunak. Pada metode Direct On Line (DOL) membutuhkan waktu 13.06 detik untuk mencapai kondisi tunak, sedangkan metode Star-Delta waktu tercepat yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi tunak yaitu 14.56 sekon saat waktu switching pada detik ke-2.

An induction motor is a machine that utilizes the principle of electromagnetic induction to convert electrical energy into mechanical energy and is used as a driving force in the industrial world. When an induction motor with a large capacity is connected to a large system network, the induction motor requires an initial torque so that it produces a large starting current which will result in a voltage drop on the bus around the motor. In operating an induction motor, the starting time needs to be considered because the longer the starting time the motor will allow the motor to fail to operate. To avoid the impact caused by the very large starting current, it is necessary to choose the method of starting an induction motor with a capacity of 94.8 kW at Dukuh Atas Station. The starting simulation was carried out using the ETAP 19.0.1 software to see the characteristics of the motor using the Direct On Line (DOL) and Star-Delta methods. The simulation results show that the Direct On Line (DOL) method produces a larger starting current compared to the Star-Delta (Y/D) starting method, namely 613.72% of FLA, while the Star-Delta method produces a starting current of 373.61% of FLA. The starting torque for the Direct On Line (DOL) method is greater than the Star-Delta method, which is 81.44% of the minimum torque, while the starting torque for the Star-Delta method is 30.18% of the nominal torque. The rated current and starting torque will affect the time it takes for the system to reach steady state. The Direct On Line (DOL) method takes 13.06 seconds to reach a steady state, while the Star-Delta method takes the fastest time to reach a steady state which is 14.56 seconds when the switching time is in the 2nd second."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan naturalis melalui media foto jurnalistik dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa SMAN 1 Garut. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi terhadap siswa kelas XII SMAN 1 Garut. Data penelitian ini dikumpulkan melalui tes tertulis membuat puisi, lembar observasi dan skala sikap. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpukan bahwa (1) model pembelajaran berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan naturalis melalui media foto jurnalistik efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa SMAN 1 Garut; (2) model pembelajaran mempermudah siswa menemukan dan mengembangkan ide dalam membuat puisi.
"
JURPEND 14:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ridho Yuwono
"Kompor induksi merupakan kompor yang menggunakan prinsip induksi elektromagnetik yang mengubah mengubah arus listrik menjadi sumber panas pada peralatan masak. Arus listrik yang mengalir melalui kumparan tembaga pada kompor menghasilkan perubahan medan magnet. Perubahan medan magnet disekitar kumparan dapat menginduksi peralatan memasak dan menghasilkan panas yang diakibatkan arus eddy. kompor induksi lebih efisien dibandingkan kompor jenis lain karena energi panas yang digunakan dapat diatur sesuai daya masukan kompor. Akan tetapi, peralatan elektronika daya yang terdapat pada kompor induksi menghasilkan gangguan harmonisa. distorsi Harmonisa diakibatkan oleh superposisi gelombang frekuensi fundamental dengan kelipatan integer frekuensinya yang disebabkan beban nonliniear. Harmonisa menyebab perubahan nilai rms dari tegangan dan arus menjadi lebih besar. Besarnya nilai harmonisa pada semua komponen harmonisa dinyakatan dalam nilai Total Harmonics Distortion (THD). THD merupakan rasio nilai rms terhadap komponen harmonik yang digunakan untuk menentukan seberapa besar pengaruh harmonisa. Standar harmonisa IEEE 519-2014 dijadikan acuan untuk menentukan nilai THD yang diperbolehkan dalam peralatan listrik. Tesis ini membahas mengenai karekteristik harmonisia yang dibangkitkan kompor induksi. Variasi tegangan input dapat mempengaruhi perubahan nilai THD pada setiap daya kompor induksi. Diharapkan hasil penelitian ini bisa diketahui karakteristik harmonisa di setiap tegangan dengan menggunakan daya kompor induksi yang berbeda, besaran nilai THD terhadap tegangan input setiap kompor induksi dan perbandingan harmonisa di setiap daya kompor terhadap tegangan inputnya.

Induction cookers use electromagnetic induction principles that convert electric current into heat sources in cookware. An electric current conducts a copper coil on the stove causes an oscillation of the magnetic field. Changes in the magnetic field around the coils can induce cooking utensils and generate heat caused by eddy currents. Induction cookers are more efficient than other stoves because the heat energy used can be adjusted according to the input power on the stove. However, power electronics on induction cookers can produce harmonics. Harmonics distortion is caused by the superposition of waves of fundamental frequencies with integer multiples of fundamental frequencies that are caused by the non-linear load. Harmonics causes changes in the rms value of the voltage and current to be larger. The magnitude of the harmonic values in all harmonic components expresses in the value of Total Harmonics Distortion (THD). THD is the ratio of RMS value to harmonic components used to determine how much harmonic influence. The IEEE 519-2014 Standard is used as a reference to examine the THD value allowed in electrical equipment. This thesis discusses about the characteristics of harmonics generated by an induction cooker. Variations in input voltage can affect changes in the THD value in each induction cooker. It is expected from the results of this study can determine the characteristics of the harmonics at each input voltage by using a different induction cooker power, the THD value to the input voltage of each induction cooker and the comparison of harmonics in each induction cooker to the input voltage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>