Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183548 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Kaniksma Kp
"ABSTRAK
Lebih kurang 5 juta ton hidrokarbo'n yang berasal dari minyak bumi
mencemari lautan di seluaih dunia tiap tahunnya. Sedimen laut Teluk Jakarta
memiliki potensi untuk tercemar oleh senyawa hidrokarbon mengingat
letaknya yang berada dalam jalur lalu lintas pelayaran yang padat.
Penelitian ini bermaksud mengetahui distribusi n-alkana dalam
sedimen laut dari maslng-masing staslun di Teluk Jakarta dengan
menggunakan Instrumen kromatografi gas. Sampel diambil pada tanggal 24,
26. dan 28 Mel 2004 dari 6 staslun yang tersebar dl wllayah Barat, Tengah,
dan TImur Teluk Jakarta yaknl staslun 1, 29, 9, 15, 17, 25. Metode
pengambllan sampel sedimen dllakukan dengan metode grab (sesaat)
dengan staslun kontrol 29 diambll dl tempat yang leblh jauh dari pantal.
Hasll yang diperoleh dari penelitian Inl secara keseluruhan sedimen
laut dari maslng-masing staslun dl Teluk Jakarta menunjukkan adanya
distribusi n-alkana pada rentang Cu - C26 yang didomlnasi oleh alkana
dengan jumlah atom karbon genap. Hasll anallsa GC menunjukkan sbdimen
laut Teluk Jakarta mengandung sumber hidrokarbon alamlah yang berasal
dari alga merah (rhodophyta) atau alga biru (cyanophyta)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Aditya
"Lapangan minyak Kotabatak merupakan salah satu lapangan minyak yang dikelola oleh production area Kotabatak Petapahan (Kopet) Sumatra Light South PT CPI. Lapangan minyak Kotabatak memberikan kontribusi sebesar 80% terhadap produksi harian minyak mentah production area Kotabatak Petapahan dan memberikan kontribusi sebesar 20% terhadap produksi harian minyak sub operation unit Sumatra Light South. Di lapangan minyak Kotabatak terdapat stasiun pengumpul Kotabatak. Penelitian mengenai bahaya kebakaran belum membahas secara terperinci peristiwa kebocoran hidrokarbon dan dampak peristiwa kebakaran hidrokarbon. Perusahaan PT CPI memiliki komitmen untuk melindungi masyarakat dan lingkungan sekitar serta melaksanakan kegiatan operasi dengan handal dan efisien. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui bentuk kebakaran hidrokarbon dan dampak kebakaran hidrokarbon yang dapat terjadi di stasiun pengumpul Kotabatak.
Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk mengetahui bentuk dan dampak kebakaran hidrokarbon yang mungkin terjadi di stasiun pengumpul Kotabatak Sumatra Light South PT CPI. Tujuan khusus Penelitian ini ini adalah mengetahui bentuk kebakaran yang dapat teljadi di stasiun pengumpul Kotabatak, mengetahui dampak kebakaran hidrokarbon jenis kebakaran tangki pada wash tank T-2B dan peristiwa bola api pada separator V-5 terhadap manusia yang berada wilayah di stasiun pengumpul Kotabatak, mengetahui dampak kebakaran hidrokarbon jenis kebakaran tangki pada wash tank T-2B dan peristiwa bola api pada separator V-5 yang dapat terjadi terhadap aset yang terdapat di stasiun pengumpul Kotabatak.
Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai bentuk dan dampak kebakaran hidrocarbon di stasiun pengumpul Kotabatak, memberikan bagi Sumatra Light South PT CPI, mcnambah pengetahuan peneliti mengenai proses analisis dampak kebakaran serta dapat menjadi dasar bagi penelitian selanj utnya. Dcsain penelitian ini adaiah anaiisis dampak kcbakaran dengan menggunakan metode penilaian bahaya kebakaran. Pendekatan yang digunakan adalah pemodelan matematika. Analisis dampak kcbakaran dilakukan untuk mengetahui dampak kebakaran hidrokarbon tcrhadap rnanusia dan aset yang berada di dalam wilayah stasiun pengumpul Kotabatak. Dampak kebakaran yang dinilai adalah radiasi panas.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah bentuk kebakaran yang dapat teijadi di stasiun pengumpui minyak Kotabatak adalah kebakaran tangki, trench jire, kebakaran kolam, jetfire/torch fire, flash fire, vapor cloud explosion, dan peristiwa bola api. Dampak kebakaran terhadap manusia akibat peristiwa kebakaran tangki pada wash tank T-2B adalah rasa sakit pada radius sampai dengan 40 meter dari titik tengah tangki setelah paparan panas selama 1 detik. Luka bakar tingkat 1 pada radius sampai dengan 16 meter setelah paparan panas selama l detik. Luka bakar tingkat 2 pada radius sampai dengan 26 meter sampai dengan 30 meter dari titik tengah tangki seteiah paparan panas selama 2 detik. Luka bnkar tingkat 3 dan kematian pada jarak 14 meter sarnpai dengan 18 meter dari titik tengah tangki setelah paparan panas selama 6 detik. Dampak peristiwa bola api terhadap manusia adalah manusia yang berada pada jarak antara 5 meter sampai dengan '7 meter dari titik tengah separator V-5 akan mengalarni Iuka bakar tingkat tiga dan dapat menyebabkan kematian. manusia yang berada pada jarak antara 9 meter sampai dengan 11 meter dari titik tengah separator V-5 akan mengalami Iuka bakar tingkat dua. Pengamat yang berada pada jarak antara 14 meter sampai dengan 16 meter mengalami luka bakar tingkat satu dan merasakan sakit akibat radiasi panas. Dampak kebakaran tangki wash tank T-2B terhadap peralatan dan fasilitas adalah tangki dan pipa yang berada pada radius 24 meter dari titik tengah akan mengalami kerusakan bahan dan rncngalami distorsi.
Tangki dan pipa baja yang tidak dilengkapi dengan pelindung panas serta bejana tekan pada radius 40 meter akan mengalami kerusakan bahan. Tangki dan pipa baja dengan ketebalan tipis dan dilengkapi lapisan pelindung panas yang berada pada radius 60 meter akan mengalami kerusakan bahan. Fasilitas pengkabelan yang bemda pada radius 132 meter sampai dengan 182 meter akan mengalami kerusakan. Kayu yang berada pada radius 40 meter akan terbakar. Kayu, kenas, dan cat berada pada radius 60 meter akan mencapai kondisi siap untuk terbakar. Dampak peristiwa bola api di separator V-5 adalah tangki dan pipa yang berada pada radius 8 meter terdistorsi dan mengalami kerusakan bahan. Tangki dan pipa yang berada pada radius 8 meter sampai 10 meter mengalami kerusakan bahan. Tangki dan pipa dengan ketebalan tipis yang berada pada radius 14 meter akan mengalami kenrsakan bahan. Fasilitas pengkabelan yang berada pada radius 32 meter sampai dengan 44 meter akan mengalami kerusakan. Bahan yang dapat terbakar yang berada pada radius 2 meter dari titik tengah separator V-5 akan terbakar. Bahan yang dapat terbakar yang berada pm radius 16 meter mencapai kondisi siap untuk terbakar.

Kotabatak oilfield is operated by operated by Kotabatak Petapahan (Kopet) production area under the responsibility of Sumatra Light South, Kotabatak oilfield contribute to 80 % of Kotabatak Petapalran production area daily oil production and contribute to 20 % of Sumatra Light South sub operation unit daily oil production. Kotabatak gathering station is located at Kotabatak oiltield. Current research performed about tire hazard at Kotabatak Gathering station, does not specifically analyze hydrocarbon tire and consequences of hydrocarbon tire. Chevron Pacific Indonesia has a cormnitment to protect the people and the environment and to perform their activity excellently and ehiciently. So it is needed to perform a research to know the type of hydrocarbon fire and consequence of hidrocarbon tire that might be happen at Kotabatak gathering station.
The aim of this research is to identify the type of hydrocarbon tire and its consequences which might oecrrr at Kotabatak gathering station. The objective of this research is to identify the type of hydrocarbon fire that might be happen at Kotabatak gathering station, to identify the consequences of tank fire at wash tank T-2B and fireball at separator V-5 to human kind at Kotabatak gathering station and to identify the consequences of tank 'tire at wash tank T-2B and ireball at separator V-5 to asset and facilities at Kotabatak gathering station.
The benefit of this research is to give information about the form of hydrocarbon fire and consequence of hydrocarbon tire at Kotabatak gathering station, Sumatra Light South will have a reference for (irrther Kotabatak gathering station development, and will be the basis for further research. The design of this research is tire consequence analysis. This research is using tire hazard assessment method. the approach used in mis research is mathematical modeling. Consequence analysis is performed to know the consequence of hydrocarbon fire to human kind and asset at Kotabatak gathering station. Heat radiation is analyzed as the consequence of fire in this research.
The result of this research is the form of hydrocarbon fire that may be happen at Kotabatak gathering station are tank tire, trench tire, pool tire, jet tire/torch tire, ilash Ere, vapor cloud explosion, and fireball. The consequence of tank fire at wash tank T-2B to human kind are pain at a radius up to 40 meters &om the center of wash tank T-2B alier an exposure for l second, first degree burn at a radius up to 16 meters after an exposure for 1 second, second degree bum at a radius from 26 meters up to 30 meters after an exposure for 1 second, and third degree burn at a radius from 14 meters up to 18 meters alter an exposure for 6 second. The consequence of iirebail at separator V-5 to human kind are pain and first degree burn at a radius from 14 meters up to 16 meters from the center of separator V-5 alter, second degree burn at a radius from 9 meters up to 11 meters, and third degree bum at a radius from 5 meters up to 7 meters. Third degree burn may cause direct fatality.
The consequence of tank fire at wash tank T -2B to asset at Kotabatak gathering station are tanks and pipes at a radius up to 24 meters will be distorted and damaged, steel tanks and steel pipes which is not protected with heat protective coating at a radius up to 40 meters will be damaged, thin steel tanks and thin steel pipes which is protected with heat protective coating at a radius up to 60 meters will be damaged, wiring at a radius from 132 meter up to 182 meters will be damaged, wood at a radius up to 40 meters will be bum, and combustible at a radius up to 60 meters will be ready to ignite. The consequence of fireball at separator V-5 to asset at Kotabatak gathering station are tanks and pipes at a radius up to 8 meters will be distorted and damaged, tanks and pipes at a radius &om 8 meters up to 10 meters will be damaged, thin steel tanks and thin steel pipes at a radius up to 14 meters will be damaged, wiring 'at a radius from 32 meter up to 44 meters will be damaged, combustible at a radius up to 2 meters will be bum, and combustible at a radius up to I6 meters will be ready to ignite.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34383
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riswiyanto S.
"Teluk Jakarta memiliki potensi untuk tercemar oleh senyawa hidrokarbon mengingat letaknya yang berada dalam jalur lalu lintas pelayaran yang padat dan tempat bermuaranya sungai Ciliwung. Penetitian ini bermaksud mengetahui distribusi n-alkana dalam sedimen laut dan masing-masing stasiun di Teluk Jakarta dengan menggunakan instmmen kromatografi gas. Sampel diambil pada tanggal 24, 26, dan 28 Mei 2004 dari 6 stasiun yang tersebar di wilayah Barat, Tengah, dan Timur Teluk Jakarta yakni stasiun 1, 29, 9, IS, 17, 23. Metode petigambilan sampet sedimen dilakukan dengan metode grab (sesaat) dengan stasiun kontrol 29 diambil di tcmpat yang lebih jauh dari pantai. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini secara keseluruhan sedimen laut dari masing-masing stasiun di Teluk Jakarta menunjukkan adanya distribusi n-alkana pada rentang Cu - CM yang didominasi oleh alkana dengan jumlah atom karbon genap. Hasil analisa GC menunjukkan sedimen laut Teluk Jakarta mengandung sumber hidrokarbon alamiah yang berasal dari alga merah (rhodophyta) atau alga biru (cyanophyla).

There are high potensial of hidrocarbon polutant in Jakarta bay, as a consequence of its location for port and estuary of Ciliwung rivers. This study wants to know distribution of n-alkana*s in each one of six stations in Jakarta bay. The date of sampling is on 24, 26, and 28 of May in 2004, using Grab method. The result point out that all of the sediment from the sampling site to be dominated by n-alkana, especialy with hidrocarbon's range C|4 - C&- The chromatogram of sedimen sample in Jakarta Bay result indicates that it contains natural hydrocarbon substances originated from red algae (rhodophyta) and blue algae (cyanophyta) species."
[Place of publication not identified]: Sains Indonesia, 2004
SAIN-9-2-2004-22
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhajir Marsaoli
"Penelitian tentang kandungan bahan organik, senyawa n-alkana, aromatik, dan total hidrokarbon dalam sedimen di perairan Raha, Sulawesi Tenggara telah dilakukan pada Juni 2001. Hasilnya menunjukkan bahwa sedimen di stasiun 1 dan 4 telah tercemar oleh hidrokarbon minyak bumi. Hal ini tampak dari perbandingan antara F1/F2 (fraksi hidrokarbon jenuh/fraksi hidrokarbon aromatik) > 1. Sedangkan berdasarkan kandungan total hidrokarbonnya, menurut kriteria dari NAS (National Academy of Science) hanya sedimen di stasiun 2 dan 5 yang telah tercemar oleh senyawa hidrokarbon minyak bumi (>100 ppm).

The content of organic material, n-alkana, aromatic compound and hydrocarbon total in the sediment was carried out in the waters of Raha, Southeast of Sulawesi. Investigation on content of organic material, n-alkana, aromatic compound and hydrocarbon total in the sediment was carried out in the waters of Raha, Southeast of Sulawesi in June 2001. The results showed that the sediment at station 1 and 4 were polluted by hydrocarbon compound. This condition is showed by F1/F2 ratio (comparation between saturated hydrocarbon fraction with aromatic hydrocarbons fraction) > 1. According to NAS (National Academy of Science) criteria on total hydrocarbon content, station 2 and 5 only were polluted by hydrocarbons compound (>100 ppm)."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lestari
"Distribusi, pengayaan serta partisi geokimia logam berat Cd,Cr,Cu,Ni,Pb dan Zn pada sedimen dasar di Teluk Jakarta telah dilakukan dengan mengkaji keberadaan dan tingkat kontaminasi sedimen serta konsentrasinya dalam fraksi geokimia. Contoh sedimen diambil pada permukaan sedimen (0-10 cm) dari 14 stasiun di Teluk Jakarta pada bulan Agustus 2007. Contoh sedimen telah dianalisis distribusi ukuran partikel, total bahan organik, kandungan total (mendekati total) logam berat Al, Fe, Mn, Cd, Cr, Cu, Ni, Pb dan Zn dengan metode USEPA 3050B. Analisis partisi pada logam Cd, Cr, Cu, Ni, Pb dan Zn dengan metode ekstraksi bertahap.
Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa logam dibandingkan dengan panduan mutu mengindikasi bahwa konsentrasi rata-rata logam berat di sedimen berada dibawah panduan mutu namun pada beberapa lokasi tertentu terdapat konsentrasi yang lebih tinggi dari batas bawah. Indeks geoakumulasi mengindikasikan bahwa sampel sedimen yang diambil didapat ada beberapa stasiun yang telah terpolusi sedang logam Zn, namun pada beberapa sampel sedimen yang diambil tidak menunjukkan terpolusi oleh logam-logam yang lain, demikian juga dengan faktor pengayaan.
Berdasarkan jumlah konsentrasi tiap unsur logam yang dapat dilihat dari fraksi non residual (Exchangeable, carbonates, amorf dan crystallin oksida, dan organic) logam Pb, Cd, Cr, Cu, Zn dan Ni, lebih tinggi dibandingkan dengan fraksi residual. Hal ini dapat merepresentasikan propoporsi logam berat yang dapat dengan mudah teremobilisasi oleh perubahan kondisi di lingkungan serta sebagian besar sedimen berasal dari aktivitas daratan (antropogenik).

Metals (Cd, Cr, Cu, Ni, Pb and Zn) distribution, enrichment and partition in sediment from Jakarta Bay have been done to assess with sediment contamination. Sediment samples taken on surface (0-10 cm) from 14 station in Jakarta Bay on Agustus 2007. Sediment samples were analysed distribution, grain size, organic matter, total metals (near total) Al,Fe,Mn Cd,Cr,Cu,Ni,Pb and Zn with methods USEPA 3050B. Metals partition (Cd, Cr, Cu, Ni, Pb and Zn) use sequencing extraction methods.
Result from this study showed that some metals compared with sediment quality guide indicated metals concentration under the line threshold value, but in some location have concentration higher than under the line threshold. Geoaccumulation index and enrichment factor indicated that some sediment sample had been moderate pollution with Zn but some sediment sample cannot showedpolluted with ohers metals.
Based on metals concentration in non residual fraction in sediment, metals Pb, Cd, Cr, Cu, Zn and Ni, which sum of each metals higher than residual fraction. It can be represented metals proportion can be easy to remobilized by changes in environment condition and most of sediment come from upland activity (antropogenic).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T39499
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwiet Prihatmadji
"ABSTRAK
M1nyak d1 daerah Cepu telah d1ehsplo1tas1 seJah zaman
H1nd1a Belanda H1ngga saat 1n1, belum d1ketahu1 korelas1
antara mas1ng-mas1ng m1nyak dar1 berbaga1 lokas1 dan korelasl
antara m1nyak dengan batuan 1nduhnya Dalam rangha
stud1 ko1elas1, d1lakukan anal1s1s terhadap m1nyak dar1 sumur
Kawengan, Ledok, Nglobo, Semangg1, Juga anal1s1s batuan
sed1men formas1 Kawengan dan Tuban
Tahap awal untuk mengetahu1 korelas1 antara m1nyak dan
' hemungk1nan batuan 1nduhnya, d1lahukan stud1 hematangan
terhadap batuan sed1men dar1 formas1 Kawengan dan Tuban
yang mencakup kadar TOC, EOM dan anal1s1s p1rol1sls Sedangkan
stud1 korelasl d1dasarkan pada d1str1bus1 b1omarker
dar1 kelas 1sopreno1d dan n-alkana, yang mel1put1 d1str1-
bus1 n-alhana C15+' d1str1bUSl lSOprenold 1C15-1C20' perbandlngan
1sopreno1d terhadap f1tan, perba~d1ngan prlstan/fltan,
prlstan/nc17 dan n1la1 CPI Has1l anal1s1s TOC, EOM dan p1rol1s1s terhadap batuan
sed1men d1 kedalaman 1452-1454 m menunJukkan prospek yang
cukup ba1k sebaga1 batuan 1nduk
Anal1s1s kromatograf1 gas terhadap contoh m1nyak, memberlkan
1nd1kas1 bahwa m1nyak termasuk dalam hlas1f1has1
paraf1n1s Korelas1 antara m1nyak Kawengan, Nglobo, Ledok
dan Semangg1 menunJukkan sumu~ Semangg1 mempunya1 c1r1 mlnyak
yang agak berbeda Sedangkan horelas1 antara m1nyak
dengan batuan sed1men da~1 formas1 Tuban, menunJuhhan hemunghlnan
formas1 Tuban (1452-1560 m) merupakan batuan lnduh
dar1 minyak."
1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Jakarta, pantainya yang dicirikan oleh buruknya kualitas perairan dan pengelolaannya, sehingga diprediksi akan semakin mengkhawatirkan banyak orang pada masa-masa mendatang. Penelitian evolusi lingkungan perairan Teluk Jakarta telah dilakukan pada Juli 2011 melalui analisis sedimen yang diperoleh dari sediment core pada dua lokasi, yakni di lepas pantai Sungai Penjaringan mewakili bagian barat dan dekat muara Sungai Bekasi mewakili bagian timur. Penelitian ini bertujuan mendapatkan potret lingkungan secara kronologis perairan Teluk Jakarta terutama sejak era industrialisasi. Sampel sedimen yang diperoleh melalui pengintian dipotong-potong dengan interval tertentu, sebagian dianalisis untuk menentukan umur absolutnya menggunakan isotope 210Pb dan sebagian yang lain untuk analisis konsentrasi logam berat. Rangkaian potret tersebut selanjutnya dipergunakan untuk memprediksi kualitas perairan Teluk Jakarta pada 20 tahun mendatang.
"
OLDI 38:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Rochyatun
"Pengamatan terhadap kandungan logam berat dalam sedimen telah dilakukan di perairan Teluk Jakarta pada bulan Juni dan September 2003. Kadar logam berat dalam sedimen di bagian Barat Teluk Jakarta berkisar antara Pb = 8,49-31,22 ppm, Cd = <0,001-0,47 ppm, Cu = 13,81-193,75 ppm, Zn = 82,18-533,59 ppm dan Ni = 0,99-35,38 ppm, sedangkan bagian Tengah Teluk Jakarta, kadar Pb berkisar antara 2,21-69,22 ppm, Cd = <0,001-0,28 ppm, Cu = 3,36-50,65 ppm, Zn = 71,13-230,54 ppm dan Ni = 0,42-15,58 ppm dan bagian Timur Teluk Jakarta, kadar Pb berkisar antara 0,25-77,42 ppm, Cd = <0,001-0,42 ppm, Cu = 0,79-44,94 ppm, Zn = 93,21-289,00 ppm dan Ni = 0,42-128,47 ppm. Kadar logam berat dalam sedimen di bagian Barat Teluk Jakarta lebih tinggi dibandingkan di bagian Tengah dan Timur Teluk Jakarta. Sedimen di bagian Barat Teluk Jakarta mempunyai tekstur berupa lumpur yang berwarna hitam, hal ini terbukti bahwa sedimen yang mempunyai tekstur berupa lumpur mengandung logam berat yang cukup tinggi.

Observation on Heavy Metals in Sediment of Jakarta Bay Waters. Observation on heavy metals in Jakarta Bay, from June and September 2003. Heavy metals Pb in sediment at the West have been conductet of Jakarta Bay Waters varied between Pb = 8,49-31,22 ppm, Cd = <0,001-0,47 ppm, Cu = 13,81-193,75 ppm, Zn = 82,18-533,59 ppm and Ni = 0,99-35,38 ppm,while those at the Center of Jakarta Bay, varied between Pb = 2,21-69,22 ppm, Cd = <0,001-0,28 ppm, Cu = 3,36-50,65 ppm, Zn = 71,13-230,54 ppm and Ni = 0,42-15,58 ppm and at the East of Jakarta Bay, Pb content varied between 0,25-77,42 ppm, Cd = <0,001-0,42 ppm, Cu = 0,79-44,94 ppm, Zn = 93,21-289,00 ppm and Ni = 0,42-128,47 ppm. Hevy metals content in sediment the West of Jakarta Bay was high of equivalent the Center and East of Jakarta Bay. At than those composition sediment at the west was black, that indicated high heavy metals content."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hamidah Razak
"Pengamatan kandungan senyawa butiltin (BT) dalam air laut dan sedimen di perairan Teluk Banten telah dilakukan pada bulan Agustus 2003 dan Oktober 2003. Pengukuran kandungan BT ditentukan alat GC-FPD. Hasil yang diperoleh adalah kandungan BT dalam air laut di Teluk Banten yang terdiri dari TBT, DBT, dan MBT masing-masing pada bulan Agustus 2003 berkisar antara <2 ng Sn/l, <2-9 ng Sn/l dan <5-17 ng Sn/l., sedangkan bulan Oktober 2003 kisaran kandungan TBT, DBT dan MBT masing-masing ttd-<2 ng Sn/l , ttd-6 ng Sn/l dan ttd-6 ng Sn/l. Dalam sedimen pada bulan Agustus 2003 ditemukan kisaran kandungan TBT, DBT dan MBT masing-masing 0,5-12 ngSn/g, <0,5-2,7 ng Sn/g dan<0,5-2,2 ng Sn/g dan pada bulan Oktober 2003 masing-masing ditemukan dengan kisaran antara <0,5-12 ng Sn/g,0,5-2,7 ng Sn/g dan <0,5-2,2 ng Sn/g Kandungan TBTdalam sedimen tertinggi ditemukan pada bulan Agustus 2003 yaitu sebesar 12,0 ng Sn/g, sedangkan bulan Oktober dijumpai kandungan yang lebih rendah. Dari hasil pengamatan ditemukan kandungan TBT dalam sedimen lebih tinggi dibandingkan dengan dalam air laut. Apabila ditinjau dari kandungan tributiltin (TBT) dalam air maka perairan Teluk Banten dapat dikatakan masih bersih karena masih memenuhi persyaratan Nilai Ambang Batas dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 tahun 2004, untuk perairan pelabuhan yaitu sebesar 10 ng Sn/l.

Butiltins compound in seawater and sediment of Banten Bay. Observation on butiltin (BTs) compound content in seawater and sediments from Banten Bay were conducted in August 2003 and October 2003. Butiltin content including TBT, DBT and MBT on August 2003 respectively range between <2ng Sn/l, <2 to 9 ng Sn/l and < 5 to 17 ng Sn/l and on October 2003 was found respectively nd to <2 ng Sn/l, "
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>