Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97816 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Selvia Marsentiani
"Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis dan karakterisasi kopolimer
grafting radiasi asam akrilat (AA) dan campuran asam akrilat dengan akrilamid
(AmAA) sebagai penukar ion logam berat. Penelitian ini bertujuan mengetahui
pengamh gugus amida terhadap sifat-sifat pertukaran ion serat rayon yang
dimodifikasi dengan gugus karboksilat. Parameter yang dipelajari adalah
kapasitas pertukaran, selektivitas pertukaran dan kinetika pertukaran. Dari data
yang diperoleh juga didapatkan informasi panas adsorpsi serat P-g-AA dan P-gf
AmAA terhadap logam Cu (II).
Penentuan kapasitas dilakukan dengan metode kolom dan titrasi asambasa.
Selektivitas pertukaran dilakukan terhadap logam Cu (II), Co (II), Cd (II), Cr
(III), Ni (II), Pb (II), Zn (II) dan Fe (III) dengan sistem batch dan larutan yang tidak diserap oleh serat diukur menggunakan AAS. Kinetika pertukarfn dan pai^^s^^
adsorpsi ditentukan dengan variasi waktu kontak dan suhu antara serat P-g-AA
(jan p.g-AmAA terhadap logam Cu (II).
Hasil yang diperoleh menunjukkan hubungan linear antara kapasitas tukar
Ion (mek/g) dengan % grafting maslng-masing serat. Makin tinggi % grafting,
kemampuan serat untuk menukarkan ionnya akan semakin tinggi pula.
Pada pH asam (3,0), urutan keselektifan logam adalah Cu > Pb > Cr > Zn
> Co > Ni > Cd > Fe untuk serat P-g-AA dan Cu > Cr> Pb > Fe > Ni > Co > Zn >
Cd untuk serat P-g-AmAA. Sedangkan pada pFI basa (8,0) adalah Pb > Cu > Cr
> Zn > Cd > Ni > Co > Fe untuk serat P-g-AA , dan Fe > Zn > Co > Pb > Ni > Cr
> Cd > Cu untuk serat P-g-AmAA. Pada kedua serat, penyerapan terlihat
melalui mekanisme pertukaran ion dan mekanisme koordinasi antara serat
dengan ion-ion logam. Kedua serat tidak selektif untuk digunakan pada pH
asam, sehingga baik sebagai penyerap ion-ion logam yang berasal dari limbah
industri. Dengan mengetahui harga Kd masing-masing logam, maka dapat
dilakukan pemisahan antara logam yang satu dengan yang lain,
Pengujian sifat kecepatan penyerapan menunjukkan bahwa waktu kontak
10 detik , serat belum mencapai kejenuhan. Jumlah ion Cu (II) yang diserap akan
semakin besar sesuai dengan kenaikan suhu. Reaksi antara serat P-g-AA dan
f
P-g-AmAA adalah reaksi endoterm, yang berarti menyerap panas untuk
melangsungkan reaksinya dengan logam Cu (II)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ninda Virlia Sasmita
"Penelitian bertujuan untuk melihat pengarurfaaanya gugus karbdksilat
pada serat rayon yang dimodifikasi dengan gugus amida melalui penentuan
harga kemampuan pertukaran ion, harga log Kd dan selektivitas pertukaran
terhadap Ion-ion logam berat, serta kecepatan pertukaran lonnya pada
beberapa suhu terhadap logam Cu (II). Selain itu juga dilakukan uji pendahuluan
pertukaran serat Pg-Am terhadap anion nitrat, sulfat, dan phosfat.
Percobaan dilakukan pada serat rayon yang telah dimodifikasi dengan
pencangkokan {grafting) dengan monomer akrilamida (Pg-Am) dengan 141,3
% grafting dan pada serat rayon yang dicangkok dengan campuran akril
amida dengan asam akrilat (Pg-AmAA) dengan 104,4% grafting. Kemampuan
pertukaran ditentukan dengan meng-gunakan HCI/NaOH pada beberapa konsentrasi.
Selektivitas pertukaran dipelajari dengan menentukan perbandingan
konsentrasi ion logam dan anion dalam serat dan dalam larutan pada
berbagai pH. Kecepatan pertukaran ion dipelajari dengan memvariasikan
waktu kontak serat yangtelah dimodifikasi dengan larutan Cu (II) pada suhu 25°, 36°, 45° dan 60°C. Pengukuran konsentrasi logam pada penelitian ini
dilakukan dengan AAS sedangkan pengukuran konsentrasi anion dalam
larutan ditentukan dengan spektrofotometer UV Vis.
Dari percobaan disimpulkan bahwa gugus karboksiiat tidak terialu
memberikan pengaruh pada kemampuan pertukaran ion serat Pg-Am. Hasil
yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin pekat konsentrasi HCI/NaOH
yang dipakai, semakin tinggi pula harga kemampuan tukar ion serat Pg-Am
dan Pg-AmAA. Kemampuan pertukaran ion untuk serat Pg-Am dan serat Pg-
AmAA berturut-turut mencapai 9,5 mek/gr dan 10,1 mek/gr. Penentuan harga
Kd serat-serat Pg-Am dan Pg-AmAA menunjukkan urutan selektivitas ion-ion
logam yang berbeda untuk pH asam maupun basa. Adanya gugus kartx)ksilat
berpengaruh terhadap selektivitas dan meningkatkan distribusi logam dalam
serat. Mekanisme penukaran ion yang terjadi pada serat Pg-Am adalah mekanisme
koordinasi sedangkan pada serat Pg-AmAA terjadi mekanisme koordinasi
dan mekanisme pertukaran ion. Pada uji penukaran anion, diperoleh
hasil bahwa serat Pg-Am tidak dapat berfungsi sebagai penukar anion untuk
phosfat. Urutan selektivitas anion yaitu P04^'< CH3C00' < NOs" < S04^'.
Serat Pg-Am mempunyai kecepatan pertukaran terhadap Cu (II) yang lebih
tinggi daripada serat Pg-AmAA. Untuk serat Pg-Am dalam waktu 1 menit,
85% - 95% gugus aktif telah ditukar oleh Cu (11) dan untuk Pg-AmAA dalam
waktu 2 menit baru 50% gugus yang dipertukarkan. Adanya gugus
karboksiiat juga meningkatkan kestabilan serat pada suhu tinggi.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasridah
"Telah dilakukan kopolimerisasi cangkok pada serat rayon terikat silang N,N?-metilenbisakrilamida (NBA) dengan teknik ozonasi menggunakan monomer akrilamida dan asam akrilat untuk menghasilkan suatu serat penukar kation. Optimasi kondisi ikat silang diperoleh pada laju alir 0,3 L/min, waktu ozonasi 90 menit, konsentrasi NBA 5%, suhu 80oC dan waktu reaksi 60 menit dengan persen pencangkokan rata-rata 49,50. Serat rayon terikat silang menunjukkan ketahanan dalam asam dan basa yang lebih baik dan derajat pengembangannya dalam air lebih rendah. Ozonasi kembali pada serat rayon terikat silang digunakan untuk mencangkokan monomer-monomer. Pada pencangkokan akrilamid dengan konsentrasi 30% pada suhu 70oC selama 90 menit diperoleh persen pencangkokan sebesar 152,46 % dan pencangkokan asam akrilat dengan konsentrasi 30% pada suhu 50oC selama 90 menit diperoleh persen pencangkokan sebesar 169,77 %.
Melalui spektrum FT-IR, pada R-NBA muncul bilangan gelombang 1533,41 cm-1 yang menunjukkan adanya gugus amida sekunder dari NBA, pada R-NBA-g-AAm terdapat puncak serapan yang tajam pada bilangan gelombang 1685,79 cm-1 yang menunjukkan munculnya gugus karbonil (C=O) dari amida sedangkan pada R-NBA-g-AA muncul puncak pada bilangan gelombang 1641,42 cm-1 menunjukkan pita serapan vibrasi rentang gugus karbonil (C=O) dari asam karboksilat. Kapasitas pertukaran ion yang diperoleh sebesar 1,1mek/g untuk RNBA-g-AAm dan 0,7 mek/g untuk R-NBA-g-AA. Penentuan tetapan distribusi ion Cu2+ pada pH 5 memberikan nilai sebesar 4,41 L/g untuk R-NBA-g-AAm dan 2,82 L/g untuk R-NBA-g-AAm.

Graft copolymerization on cross linked rayon fiber with N,N?-metilenbisacrylamide (NBA) carried out with ozonisation technique using monomer acrylamide and acrylic acid to produce a cation exchange fiber. Optimization conditions of cross- linked fiber obtained at flow rate of 0.3 L/min, ozonation time of 90 minutes with reaction temperature 80oC and reaction time of 60 minutes produces grafting percentage of 49.5. Cross-linked rayon fiber shows resistance towards acid and alkaline solution better and decreases degree in the of swelling. Further ozonation on cross-linked rayon fiber is use to graft the monomers. The grafting percentage for acrylamide is 152.46% (acrylamide concentration is 30% on 70oC for 90 minutes grafting time) and for acrylic acid is 169.77 % (acrylic acid concentration is 30% on 50oC for 90 minutes grafting time) respectively.
The FT-IR spectrum of wave numbers 1533.41 cm-1 indicate the presence of secondary amide groups of the NBA, a sharp absorption peak at wave numbers 1685.79 cm-1 for the carbonyl group (C = O) of the amide from R-NBA-g-AAm, and wave numbers 1641.42 cm-1 for vibration absorption band of the carbonyl group (C = O) of the carboxylate from R-NBA-g-AAm. Ion exchange capacity obtained are 1.1 meq/g for R-NBA-g-AAm and 0.7 meq/g for R-NBA-g-AA. Distribution constant for Cu2+ ions at pH 5 gave a value of 4.41 L/g R-NBA-g-AAm and 2.82 L/g for R-NBA-g-AA.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29070
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Armi Wulanawati
"Senyawa 25,26,27,28,- tetrakarboksi -5,11,17,23 -tetra-tertbutilkaliks[ 4]arena, L- adalah ligan makrosiklik yang memiliki empat gugus karboksilat dan ukuran rongga yaang sesuai dengan ukuran jari-jari kation. Hal ini dimanfaatkan untuk membentuk kompleks dengan ion logam secara selektif melalui pertukaran ion, ikatan koordinasi, dan efek rongga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan gugus karboksilat dalam ligan kaliks[4]arena pada ekstraksi kompleks Na-LH4 terhadap efisiensi ekstraksi, dibandingkan dengan kompleks Na+ dengan ligan LH2 yang hanya memiliki dua gugus karboksilat serta peran Na+ tersebut pada ekstraksi kompleks Ln-LH4 (Ln = Yb, Sm) dalam larutan buffer asetat dan larutan campuran tetrametilamoniumhidroksida dan HCl (TMAH·HCl). Untuk itu, dipelajari pengaruh pH fasa air dan konsentrasi LH4 bebas di fasa organik. Berdasarkan distribusi kompleks yang diperoleh pada berbagai kondisi reaksi tersebut, dapat diperkirakan proses ekstraksi pengompleksan yang terjadi dan spesi yang terbentuk. Hasil percobaan menunj ukkan bahwa dengan membandingkan persen ekstraksi kompleks Na-LH2 terhadap persen ekstraksi kompleks Na-L-, efisiensi ekstraksi meningkat dengan bertambannya gugus karboksilat yang dimiliki suatu ligan. Selain itu, efisiensi ekstraksi meningkat dengan bertambahnya pH fasa air dan kosentrasi ligan bebas di fasa organik. Hal yang serupa terjadi pula pada ekstraksi kompleks Ln-LH4 (Yb, Sm). Pada ekstraksi kompleks Ln3+ ini melibatkan dua spesi kompleks dengan spes1 kompleks pertama LH3 Yb Na+ terletak pada daerah yang lebih asam dibandingkan spesi kompleks kedua LH2 YbNa2+ akibat adanya ion logam natrium yang dapat bertindak sebagai koekstraktan, sehingga meningkatkan efisiensi ekstraksi kompleks lantanida."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T40304
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Sugiarto
"Beton merupakan komponen penting dalam dunia konstruksi, yang teknologinya terus berkembang dan menghasilkan bermacam-macam jenis beton. Salah satunya adalah beton ringan yang berserat.
Pemakaian beton ringan ini bertujuan untuk memperkecil berat sendiri beton, yang berupa beban man, sehingga diharapkan dapat memperkecil biaya bangunan secara keseluruhan.
Untuk penelitian ini, dibentuk beton ringan dcngan agregat kasar batu apung pumice, dan untuk meningkatkan mutu digunakan serat kawat binddraad yang mudah diperoleh. Karena dalam penggunaan beton ringan lersebut perlu juga diantisipasi terhadap bahaya kebakaran, maka periu diteliti dan dipahami mengenai perilaku beton tersebut terhadap pengaruh temperatur tinggi.
Sasaran utama yang ingin dicapai dari penelitian tersebut adalah diperolehnya pengetahuan dan pemahaman mengenai pengaruh temperatur tinggi terhadap sifat-sifat mekanis beton ringan pumice dengan tambahan kawat binddraad pada persentase berat kawat tertentu yang mempunyai kekuatan optimum, sehingga nantinya didapatkan suatu gambaran mengenai kuat tekan, kuat tank belah, modulus elastisitas, dan Poisson's ratio, serta kuat lentur dari beton ringan tersebut setelah dipengaruhi temperatur 200°C, 300°C, dan 500°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azwar
"Keberhasilan PT Astra International sebagai perusahaan publik tentunya tidak diragukan lagi, sukses tersebut adalah hasil kerja keras dan penerapan strategi perusahaan yang tepat dalam pengelolaan proses ini. Penerapan Gugus Kendali Mutu (GKM) Cipta 2000 di Auto 2000 Ciledug telah berhasil meningkatkan produktivitas kerja karyawan di bagian service. Penelitian yang diangkat dari pelaksanaan GKM Cipta 2000 dengan tema mempercepat waktu pemeriksaan kerusakan komponen IIA telah berhasil menurunkan waktu pengerjaannya dari 192 menit menjadi 27 menit (sebesar 86%) setelah dibuatkan alat bantu khusus "Cipta IIA Tester". Selain itu dengan dilaksanakannya GKM Cipta 2000 ini telah dapat dihemat biaya sebesar Rp.3.960.000,- per tahun. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan GKM Cipta 2000 telah berhasil menumbuhkan pertisipasi karyawan dengan cara ikut menyumbangkan saran pada pertemuan kelompok, sehingga melahirkan ide-ide baru yang bisa digunakan untuk pemecahan masalah-masalah yang dihadapi, bekerja lebih aman dan cepat dan membuat karyawan lebih percaya diri dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Subhan
"Dalam dekade terakhir ini, teknologi biopolymer komposit yang diperkuat dengan serat alami semakin menjadi perhatian dengan kelebihan-kelebihannya yaitu biaya murah, performa yang baik dan ringan untuk menggantikan komposit yang berasal dari synthetic polymers atau glass fibre. Pada makalah ini akan dibahas sifat-sifat mekanik komposit yang berasal dari PLA dan serat flax dari serat alami. Komposisi material yang digunakan adalah terdiri dari PLA murni, PLA/10% volume fiber, PLA/20% volume fiber dan PLA/30% volume fiber. Perlakuan material dimulai dari mencampur PLA dan serat flax menurut komposisinya, proses ekstrusi, proses granulasi, dan proses injection molding. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian tarik, bengkok, torsi, tekan dan impact.
Dari hasil percobaan menunjukkan nilai modulus dari masing-masing pengujian meningkat dengan bertambahnya volume fiber. Ini menunjukkan bahwa kekakuan dari komposit meningkat dengan bertambahnya volume fiber. Nilai modulus elastisitas yang tertinggi sebesar 7144.33 MPa pada komposit yang mengandung 30% serat flax dan 70% PLA. Hasil ini menunjukkan bahwa biodegradable komposit yang berasal dari serat alami dan biopolymer mempunyai potensi dikembangkan untuk menggantikan komposit yang berasal dari synthetic polymers atau glass fibre.

During the last few years, natural fibre reinforced biopolymer composites technology is focused on creating low cost, high performance, and lightweight materials to replace synthetic polymers or glass fibre composites. In this paper will discuss about the mechanical properties of PLA and flax fibre for natural fibre reinforced composites. Composition observed in this study consisted of pure PLA, 10% fibre volume, 20% fibre volume and 30% fibre volume. Preparation of specimens started from mixing PLA and flax fibre in accordance the composition, extrusion, granulation and injection molding. Testing is carried out a tensile test, flexural test, torsion test, compressive test and impact test.
From research results showed the value of the modulus of each test is increasing with the increasing fibre volume fraction. It shows the stiffness composites increased with the increasing fibre volume fraction. The highest value of modulus of elasticity is 7144.33 Mpa for composites containing 30% flax fibre and 70% PLA. The results showed that biodegradable composites derived from natural fibres and biopolymer have a great potential to be developed as a replacement composite materials derived from synthetic polymers or glass fibre.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T29568
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Onzi Aldi Ramaga
"Serat yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat rayon-g-
(PMAA-co-MBAAm) yang dibuat melalui pencangkokan (grafting) asam
metakrilat (MAA) dan penambahan Methylene bis-Acrylamide (MBAAm)
sebagai kopolimer cangkok serat rayon-g-PMAA. Serat rayon yang
digunakan diperoleh dengan variasi dosis iradiasi 20 KGy dan 28 KGy, dan
variasi waktu pencangkokan 30 menit dan 90 menit. Dosis iradiasi
berhubungan dengan kerapatan pusat aktif yang terbentuk pada serat rayon
dan waktu pencangkokan berhubungan dengan pertumbuhan panjang rantai
tercangkok. Untuk menggambarkan panjang rantai tercangkok dilakukan
pengukuran viskositas instrinsik larutan dari serat yang dihidrolisis dengan
asam kuat pekat (H2SO4 72 %) dan pengukuran FTIR untuk gel (serat yang
tidak terhidrolisis dengan asam kuat pekat). Uji aplikasi serat rayon-g-
(PMAA-coMBAAm) dilakukan terhadap penentuan kapasitas adsorpsi
penukaran, selektivitas, serta kinetika adsorpsi penukarannya terhadap
beberapa ion logam. Semua percobaan dilakukan dengan metode Batch
dengan menentukan kadar ion-ion logam sebelum dan sesudah penyerapan
dengan menggunakan AAS. Pengukuran spektrum IR terhadap gel hasil
hidrolisis serat rayon-g-PMAA oleh asam sulfat pekat menunjukkan naiknya
intensitas serapan terhadap serat rayon-g-PMAA yang mengalami waktu
pencangkokan lebih lama. Uji Kapasitas adsorpsi penukaran terhadap ion ion H" dan Na"", memberikan nilai kapasltas terbesar untuk serat rayon-g-
(PMAA-co-MBAAm) dengan dosis iradiasi 28 KGy waktu pencangkokan 90
menit. Keselektifan keempat sampel serat rayon-g-(PMAA-co-MBAAm)
menunjukkan kecenderungan yang sama terhadap ion logam dari pada
Co^'^dan Cd^* pada pH kisaran 4,0-7,0. Uji kinetika menunjukkan kesesuaian
dengan persamaan kinetika reaksi pseudo orde 1 untuk reaksi reversibel.
Serat dengan dosis 20 KGy-90 menit yang diperkirakan mempunyai
kerapatan pusat aktif tinggi dengan panjang rantai tercangkok panjang,
memberikan harga konstanta laju adsorpsi (K) yang lebih besar dibandingkan
dengan serat dosis 20 kGy-30 menit. Isoterm adsorpsi Freundlich yang
dipelajari pada serat dengan dosis 20 kGy-30 menit menunjukkan distribusi
energi penyerapan yang heterogen terhadap penyerapanlon logam Cu^^ dan
Co"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nidyaningsih
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T40164
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarito
"Material seperli semen, agregat kasar, agregat halus dan air merupakan bahan utarna pembentuk beton. Beton mempunyai peranan yang begitu besau' dalam menopang beban pada slruktm bangunan, sehingga diluntut mum kekuatan yang memadahi. Perkembangan teknologi beton berkembang sejalan dengan perkembangan semen sebagai bahan pengikat beton, perhatian khusus perlu diberikan terhadap sifat-sifat beton yang berpengaruh terhadap mutu pelaksanaan. Perhatian yang harus dilakukan berupa perbaikan sifat-sifat beton segar dengan :menambahkan bahan tambah (additive) jenis terta1tu.
Demikian halnya dengan bahan tambah campuran beton (admixture) yang perkembangannya sejalan dengan perkembangan semen dan makin berkembang sesuai dengan makin beragamnya masalah yang muncul di lapangan berkaitan dengan sifat-sifat beton dan penggunaannya. Sehingga muncul berbagai macam bahan tambah campuran baton sesuai dengan fungsinya masing-masing, yang salah satunya adalah Superplasticizer sebagai bahan tarnbah campuran beton yang berfungsi unluk mereduksi air.
Dalam kegiatan ini peneliti mencoba menggunakan salah sal-u jenis produk Super-plasticizer dengan merk dagang Tricosa! sebagai obyek penelitian, admixlure tersebut dicampurkan kedalam beton rnutu sedang (mulu K200, KBDO dan k400) dengan berbagai prosentase Tricosal Superplasticizer terhadap berat semen masing-masing mulai dari 0,25; 0.50; 0.75 : 1.00 dan 1.25%.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh penggunaan superplasticizer tersebut terhadap sifat-sifat beton terutama terhadap kemudahan pengerjaan (workabilily), pengikatan (setting time) kuat tekan (compressive strength) dan modulus elastisitasnya pada baton rnutu sedang. Setelah dilakukan percobaan-percobaan dan pengujian yang selanjulnya dilakukan evaluasi, dari hasil evaluasi nantinya dapat dislmpulkan sejauh mana pengaruhnya terhadap sifat - sifatbeton tersebut.
Dengan bertambahnya kadar superplasticizer ternyata akan bertambah pula nilai slump yang berarti workabilitas semakin meningkat Beton dengan mutu yang lebih linggi (K400) mendapat pengaruh yang lebih besar berupa kenaikan slump terutama pada kadar mulai 0.75 hingga 1.25 %, namun pada mutu yang lebih rendah pengaruhnya lebih kecil pula.
Begitu juga terhadap waktu pengikatan dapat mengurangi atau mempersinglcat waktu pengikatan awal dan akhir, namun yang sangat berpengaruh adalah saat beton mendapat pengaruh admixture tersebut sekalipun kadar terendah.
Terhadap kuat tekan clengan bertambahnya kadar superplasticizer akan meningkatkan kuat tekan seiring bertambahnya kadar admixture, dalam hal ini terjadi titik optimum pada kadar 0.75% untuk ketiga mutu, yang mendapat pengaruh paling besar berupa kenaikan kuat tekan pada beton mutu K200 dan yang mendapat pengaruh paling kecil pada beton mutu K400, bahkan pada kadar 1.00 dan 1.255 kuat tekannya dibawah kuat tekan beton nqrmalnya.
Pengaruhnya terhadap modulus elastisitas, pada kadar adrnixture 0,25% - 0.50% rnemberikan nilai yang lebih tinggi dan untuk kadar yang lebih tinggi berikutnya semakin menurun nilai modulus elastisitasnya, dan prosentase kenaikan terbesaruntuk berbagai kadar texjadi pada beton mutu K300. Jika dibandingkan dengan nilai Modulus Elastisitas standar SK SNI T-15-1991-03, maka dari mutu beton yang diuji nilai modulus elastisitasnya masih dibawah standar, namun yang nilainya mendekati standar terjadi pada beton mutu K300.
Pada bagian akhir tulisan ini berupa kesimpulan yang menyajikan rangkuman dari hasil penelitian ini, inti temuanyang cukup selama pelaksanaan penelitian dari gejala yang timbul akibat salah satu atau lebih kondisi yang dibuat akan tercermin pada bagian ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35686
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>