Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127280 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yogi Widianto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S29753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muslimin
"Telah dibuat lapisan tipis Indium Tin Oxide (In2O3 : SnO2 ; ITO) pada substrat kaca dengan cara dc magnetron sputtering. Perbandingan gas Argon dan oksigen dalam sputter divariasikan dari 3.1%, 5.1%, 8.0% dan 8.9%. Sampel yang dibuat digunakan untuk mempelajari pengaruh tekanan parsial oksigen terhadap sifat listrik lapisan tipis Indium Tin Oxide, pengukuran resistivitas listrik lapisan tipis dilakukan di luar vakum dengan metode four point probe untuk rentang temperatur 11°K sampai 300°K, sedangkan penentuan jumlah pembawa muatan dilakukan dengan metode efek Hall pada lapisan tipis. Energi aktivasi sebagai fungsi temperatur pada lapisan tipis ITO yang diperoleh pada penelitian ini berkisar antara 9.6 x 10.3 eV sampai 1.5 x 10-5 eV. Jika tekanan partial oksigen makin besar maka resistivitas listrik lapiasa tipis ITO makin besar sedangkan jumlah pembawa muatannya makin kecil."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamat Syahroni
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S29682
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariska Halimtengker
"ABSTRAK Pada tahun belakangan ini, teknologi nano mendapat banyak perhatian karena aplikasinya yang potensial dalam kehidupan, diantaranya sebagai biosensor, chemosensor (sensor kimia), membran, katalis dan adsorben. Dalam penelitian ini, disintesis senyawa nanopartikel logam termodifikasi dengan ligan untuk diaplikasikan sebagai sensor ion logam. Pembuatan nanopartikel logam (Ag dan Au) dilakukan dengan mereduksi Ag+ dan Au3+ menggunakan zat pereduksi NaBH4. Nanopartikel Ag mempunyai ?max = 395 nm sedangkan nanopartikel Au mempunyai ?max = 508 nm. Hasil yang diamati bahwa dengan bertambahnya waktu reduksi, ?max dari nanopartikel semakin besar. Modifikasi nanopartikel Ag dengan Asam 3-merkaptopropanoat (AMP) dan sistein (sis) pada konsentrasi yang sama, dihasilkan nanopartikel Ag termodifikasi AMP (Ag@AMP) yang lebih besar jumlahnya dibandingkan nanopartikel Ag termodifikasi sis (Ag@sis). Untuk nanopartikel Au termodifikasi oleh AMP (Au@AMP) dan sistein (Au@sis) didapatkan pula Au@AMP dengan jumlah yang lebih besar dari Au@sis. Nanopartikel Au termodifkasi diamati lebih stabil dibandingkan nanopartikel Ag termodifikasi. Dalam aplikasi sebagai sensor ion logam, Ag@AMP selektif hanya untuk Pb2+ dibandingkan Cd2+, Hg2+ dan Fe3+, sedangkan Ag@sis dapat mengikat keempat ion logam tersebut. Untuk Au@AMP dan Au@sis dapat membentuk kompleks dengan Pb2+, Cd2+ dan Hg2+, tetapi tidak dengan Fe3+. Dalam proses regenerasi, Ag@AMP, Au@AMP dan Au@sis dapat diperoleh kembali, sedangkan regenerasi untuk Ag@sis didapatkan kompleks baru (Ag@sis-logam-EDTA). Kata kunci: Nanopartikel, Nanopartikel logam, Nanokoloid, Sensor kimia, Asam 3-merkaptopropanoat, Sistein, Pembentukan kompleks."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Suhandar Rahman
Jakarta: Universitas Indonesia, 1984
S29600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Fimani
"Sirih merah (Piper cf.fragile, Benth) merupakan salah satu tanaman Indonesia yang dimanfaatkan secara tradisional untuk pengobatan luka pada penderita diabetes melitus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek penyembuhan luka dari sediaan infusa daun sirih merah pada tikus yang dibuat diabetes menggunakan metode Morton yang dimodifikasi. Kondisi diabetes pada tikus diciptakan dengan cara penginduksian aloksan. Hewan uji dibagi menjadi 6 kelompok (n = 4), dimana 3 kelompok kontrol dan 3 kelompok bahan uji. Kelompok I, II, dan III merupakan kelompok kontrol normal (NaCl 0,9%), kontrol perlakuan (NaCl 0,9%), dan kontrol pembanding (povidone-iodine 10%). Kelompok IV, V, VI merupakan kelompok bahan uji 1, 2, dan 3. Bahan uji diberikan secara topikal dengan konsentrasi 10%, 20%, dan 40% selama 12 hari. Luas daerah luka dan persentase penyembuhan luka diukur setiap hari selama 12 hari pengamatan.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa infusa daun sirih merah memiliki pengaruh secara signifikan terhadap penyembuhan luka pada tikus yang dibuat diabetes (α = 0,05). Persentase penyembuhan luka meningkat secara signifikan setiap hari pada kelompok bahan uji ketika dibandingkan dengan kontrol perlakuan. Sedangkan luas daerah luka berkurang secara signifikan ketika dibandingkan dengan kontrol perlakuan."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S33182
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rannia Putri Isniendira
"Proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 adalah protein yang utamanya berasal dari hati dan berperan dalam degradasi reseptor low-density lipoprotein, sehingga menjadikannya target terapeutik yang menjanjikan untuk menunrunkan kolesterol. Pengembangan obat yang menargetkan proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 telah menarik banyak perhatian, namun adanya keterbatasan penelitian model in vivo dengan hewan wild type yang mampu merepresentasikan kondisi manusia dapat menghambat proses pengembangan obat. Sebuah studi menunjukkan diet tinggi fruktosa dapat meningkatkan proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 pada manusia. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan model hewan proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 dengan tikus wistar jantan yang diinduksi diet tinggi fruktosa menggunakan variasi durasi induksi selama 3, 4, dan 5 minggu. Parameter yang dinilai adalah kadar Proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 di plasma dan hati yang diukur dengan ELISA, serta ekspresinya di hati yang dievaluasi dengan western blot. Pada tikus yang diinduksi fruktosa, terdapat peningkatan signifikan kadar Proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 di plasma dan hati dibandingkan dengan kontrol (p<0,05) pada durasi 3 dan 4 minggu untuk plasma, serta durasi 3 minggu untuk hati. Western blot menunjukkan mature proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 tereskpresi pada kelompok dengan induksi fruktosa, serta terjadi penurunan ekspresi di minggu ke-3 dan ke-5 jika dibandingkan dengan kontrol. Penelitian ini menunjukkan tikus yang diinduksi fruktosa dapat menjadi pilihan sebagai model hewan proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 dengan durasi induksi selama 4 minggu untuk memberikan hasil yang optimal.

Proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 is a liver-derived protein with an ability to promote degradation of low-density lipoprotein receptor, making it a promising therapeutic target in cholesterol-lowering therapy. The development of drugs targeting proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 has attracted considerable attention, but the limited studies of in vivo model with wild type animals that exhibit similarities to that of a human situation could inhibit the drug development process. Recent study has revealed high fructose diet increased proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 in humans. In this study, the development of animal model of proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 was carried out using rats induced by fructose with duration of induction variation. Plasma and hepatic proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 were measured with ELISA, while hepatic proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 expression was detected with western blot. A significant increase in plasma and hepatic proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 levels were observed in fructose-induced rats following treatment for 3 and 4 weeks, and 4 weeks, respectively, compared to the control group (p<0,05). Western blot showed proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 was expressed in fructose-induced groups, and there was a decrease in expression in frucotse- induced group treated for 3 and 5 weeks. This study demonstrate that fructose-induced rat has a potential to be animal model of proprotein convertase subtilisin/kexin type 9, with an induction duration of 4 weeks to provide an optimal result."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audina Khalda Nabilah
"PCSK9 (Proprotein Convertase Subtilisin/Kexin Type 9) merupakan regulator Low-Density Lipoprotein (LDL) melalui perannya dalam degradasi Low-Density Lipoprotein Receptor (LDLR) sehingga PCSK9 dapat dijadikan target terapi yang menjanjikan sebagai agen penurun lipid. Inhibitor PCSK9 yang tersedia memiliki beberapa kekurangan. Untuk itu, banyak peneliti mengembangkan obat inhibitor PCSK9 lainnya. Dalam pengembangan obat, model hewan PCSK9 yang sejalan pada manusia dibutuhkan dan dikembangkan melalui induksi suatu nutrisi, misalnya fruktosa. Penelitian efek diet tinggi fruktosa terhadap kadar PCSK9 plasma dan ekspresi PCSK9 otak masih sangat terbatas dan perlu diteliti lebih lanjut. Pada penelitian ini, tikus diberikan diet tinggi fruktosa dengan variasi durasi, yaitu 3 minggu, 4 minggu, dan 5 minggu untuk melihat efeknya terhadap kadar PCSK9 dan ekspresi PCSK9. Pengukuran kadar PCSK9 plasma dan otak dilakukan menggunakan metode ELISA dan ekspresi PCSK9 otak dianalisis menggunakan metode western blot. Hasil menunjukkan bahwa terjadi perubahan kadar PCSK9 pada plasma dan otak tikus dibandingkan kelompok normal. Kadar PCSK9 plasma menunjukkan peningkatan signifikan (p<0,05) pada kelompok 3 minggu dan 4 minggu dibandingkan kelompok kontrol dan kadar PCSK9 plasma tertinggi teramati pada durasi induksi 4 minggu. Kadar PCSK9 otak menunjukkan penurunan signifikan (p<0,05) pada kelompok 3 minggu dan 4 minggu dibandingkan kelompok kontrol. Ekspresi PCSK9 pada otak menunjukkan pola penurunan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil, dapat disimpulkan bahwa model hewan PCSK9 pada tikus berpotensi digunakan sebagai model hewan PCSK9.

PCSK9 (Proprotein Convertase Subtilisin/Kexin Type 9) is a Low-Density Lipoprotein (LDL) regulator through its role in Low-Density Lipoprotein Receptor (LDLR) degradation, making PCSK9 a promising therapeutic target as a lipid-lowering agent. The currently available PCSK9 inhibitors have drawbacks. As a result, many researchers have developed PCSK9 other inhibitor drugs. PCSK9 animal model is required in drug development and develops through the induction of a nutrient, such as fructose. Research on the effect of a high-fructose diet on circulating PCSK9 levels and brain PCSK9 expression is still limited dan further research is needed. Thus, in this study, rats were fed a high-fructose diet for 3 weeks, 4 weeks, and 5 weeks to see how it affected PCSK9 levels and expression. The ELISA method was used to measure plasma and brain PCSK9 levels and the western blot method was used to analyze brain PCSK9 expression. The results showed plasma PCSK9 levels increased significantly (p<0,05) in the 3-week and 4-week groups compared to the control group, with the 4-week induction duration producing the highest plasma PCSK9 levels. Brain PCSK9 levels decreased significantly (p<0,05) in the 3-week and 4-week groups when compared to the control group. PCSK9 expression in the brain also decreased when compared to the control group. Based on the findings, the PCSK9 animal model in rats has the potential to be used as a PCSK9 animal model."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>