Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144225 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Akhmad Yusuf
"Psngaruli ekstrak eter bas*rang dann (Allium porrum Linn)
teriiadap kadar glukosa, triasilgliserol dan kolastarol darah
tikus jang diberi diit sukr'osa telah diteliti®
Pemberian sukrosa pada tikus dengan dosis 1Q gr/lcg be«-
rat badan/hari splania 60 hari meningkatkan kadar trigliserida
dan kolesterol darah tikus aecara bermakna®
Pemberian ekstrak eter bawang daua {Allluia'' norrtim
Linn®) dsngan dosis yang setara dangan 10 gr bawang daian/kg be
>at badan/hari pada tikus yang diberi ddit s.ukroaa salama 60
hari dapat menxiruiikan kadar triglissrida dan kolesterol darah.
tiiois tersebut.® .
- Disimpilkan, bahi^a bahan aktif dari bawang prei larut
dalaa eter®

The influences of ether extract of Leek (Allius porrum
Linn®) on the glucoses, triacylglycerol and cholesterol blood
levels of the albino rats have been studied.
Rats, fed with sucrose at the dose equivalent to 10 gr
perkilogram body weight/day for a period of 60 days increaced
their triacylglycerol and cholesterol plasma blood level sig
nificantly . ,
Administration the leek extract at the dose of equiva -
lent to 10 gr of leekAg body weight/day on the rats, fed with sucpose for a period of 60 days reducad the triacylgijcerol
and cholssterol blood.,la'/el aigiiificantly.
It la concluded that leek contains acti'/e substances
which is soluble in ether.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetiyati
"Bawang prei, yang dikenal dengan nama botani Allium fisiulosum Linn, biasa digunakan sebagai sayuran, penyedap masakan, dan sebagai obat tradisional untuk beberapa penyakit tertentu. Akan tetapi, informasi ilmiah mengenai efek farinakologi bawang prei inasih sangat sedikit. Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh peinberian bawang prei (A1iium fistulosum L) terhadap kadar peroksida lipid hati dan plasma darah tikus yang diberikan karbon tetrakiorida. Dua puluh satu ekor tikus betina, strain LMR, berumur + 4 bulan, dan berat 120-170 g, dibagi secara acak dalam tiga kelompok.
Kelompok I adalah kelompok kontrol, kelompok II adalah kelompok yang diberi Cd 4 0,55 ing/g BB, dan kelompok III adalah kelompok yang diberi bawang prei 20 g/kg BB selama delapan hari dan Cd 4 0,55 mg/g BB. Pengaruh pemberian bawang prei dilihat melalui perubahan aktivitas GPT plasma, kadar peroksida lipid hati dan kadar peroksida lipid plasma. Hasil penelitian menunjukkarj tidak adanya perbedaan Yang berinakna antara kelompok III dengan kelompok I. Maka dapat disimpulkan bahwa pemberian bawang prei dapat melindungi hati dari kerusakan akibat Cd 4 dengan menghalangi terbentuknya peroksida lipid oleh radikal bebas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Erni Rahmawati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S31976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayati
"ABSTRAK
Bawang putih (Alliuw. sativu Linn.) biasa digunakan sebagai bumbu untuk bermacam masakan, dan sebagai obat tradisional untuk beberapa penyakit tertentu. Walaupun informasi ilmiah mengenai efek farmakologi bawang putih telah banyak diketahui, namun informasi mengenai mekanisme kerjanya masih sangat sedikit. Pada penelitian iini akan dilihat pengaruh pemberian bawang putih (A11iui sativum Linn.) terhadap kadar senyawa-senyawa yang mengandung gugus sulfhidril pada hati dan darah tikus yang diberi karbon tetrakiorida. Delapan belas ekor tikus jantan, Strain Wistar, berumur + 3 bulan, dan berat 120 - 160 gram, dibagi secara acak dalam tiga kelompok. Kelompok I adalah kelompok kontrol; kelompok II adalah kelompok yang diberi Cd 4 0055 mg/g BB pada hari kedelapan; kelompok III adalah kelompok yang diberi sari air bawang putih 10 g/kg BB selama delapan Mari berturut-turut dan pada Mari ice aeLapan setelah diberi sari air bawang putih, 2 jam kemudian diberi CC1 4 0,55 mg/g BB. Pada hari ke sepuluh ketiga kelompok tikus ini dibedah. Pengaruh pemberian bawang putih dilihat melalui perubahan aktivitas GPT plasma, kadar senyawa-senyawa yang mengandung gugus sulfhidril pada hati dan kadar senyawa-senyawa yang mengandung gugus sulfhidril pada plasma darah. HasH penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok III dengan kelompok I dan adanya perbedaan bermakna antara kelompok III dengan kelompok II. Maka dapat disimpulkan bahwa pemberian bawang putih dapat melindungi hati dari kerusakan akibat Cd4 dengan mencegah penurunan kadar senyawa-senyawa yang mengandung gugus sulfhidril pada hati dan plasma darah tikus yang diberi karbon tetrakiorida."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizahwati
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Elvi Susanti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S31971
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endharmini Rahayu Ningsih
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S31923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tina Rosiani Zaini
"Latar Belakang
Stres oksidatif cenderung meningkat seiring bertambahnya usia, terutama pada hati. Spirulina platensis, tanaman yang terkenal dengan sifat antioksidannya, dapat membantu mengurangi stres oksidatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak pemberian Spirulina platensis terhadap kadar karbonil dalam jaringan hati tikus pada berbagai kelompok umur.
Metode
Sampel yang digunakan adalah hati tikus usia 12, 18, dan 24 minggu yang masing-masing kelompok usia telah diberikan Spirulina platensis dan kelompok kontrol tidak diberikan. Metode perhitungan yang digunakan adalah Metode Warburg-Christian untuk Pengukuran Protein dan Metode Allen untuk Pengukuran Karbonil.
Hasil
Konsentrasi karbonil tertinggi kelompok kontrol terdapat pada kelompok 18 minggu (0,743 nmol/mg protein), sedangkan terendah pada kelompok 24 minggu (0,423 nmol/mg protein). Konsentrasi karbonil tertinggi kelompok Spirulina terdapat pada kelompok 12 (0,678 nmol/mg protein), dan terendah pada kelompok 24 minggu (0,391 nmol/mg protein). Kelompok 12 minggu yang diberikan spirulina menunjukkan peningkatan konsentrasi karbonil sebanyak 1.215 kali dibandingkan kelompok kontrol. Kelompok 18 minggu yang diberikan spirulina menunjukkan penurunan konsentrasi karbonil sebanyak 0.686 kali dibandingkan kelompok kontrol. Kelompok 24 minggu yang diberikan spirulina menunjukkan peningkatan konsentrasi karbonil sebanyak 0.924 kali dibandingkan kelompok kontrol.
Kesimpulan
Kadar karbonil dalam jaringan hati meningkat pada kelompok kontrol dari kelompok usia 12 minggu ke 18 minggu. Sedangkan kadar karbonilnya menurun pada kelompok usia 18 minggu ke 24 minggu. Kelompok usia 12 minggu yang diberikan Spirulina menunjukkan peningkatan kadar karbonil dibandingkan kelompok kontrol. Sebaliknya, kelompok usia 18 minggu dan 24 minggu yang diberikan Spirulina menunjukkan penurunan kadar karbonil dibandingkan kelompok kontrol.

Introduction
Oxidative stress tends to rise as age increases, with the liver being notably affected. Spirulina platensis, a plant known for its antioxidant properties, may help reduce oxidative stress. This study aims to evaluate the impact of Spirulina platensis administration on carbonyl level in the liver tissues of rats across different age groups. Method
The sample will be rat liver with ages 12, 18, and 24 weeks in which each age group have been given Spirulina platensis and the controlled group will not be given. The method for calculations will use Warburg- Christian Method for Protein Measurement and Allen Method for Carbonyl Measurement.
Results
The highest carbonyl level in the control group was in the 18-week group (0.743 nmol/mg protein), while the lowest was in the 24-week group (0.423 nmol/mg protein). The highest carbonyl level in the Spirulina group was in 12-week group (0.678 nmol/mg protein), and the lowest was in the 24-week group (0.391 nmol/mg protein). The 12-week group given spirulina showed an increase in carbonyl level of 1,215 times compared to the control group. The 18-week group given spirulina showed a reduction in carbonyl level of 0.686 times compared to the control group. The 24-week group given spirulina showed an increase in carbonyl level of 0.924 times compared to the control group.
Conclusion
Carbonyl levels in liver tissue increased for control group from the 12-weeks to the 18- weeks age group. Meanwhile, the carbonyl levels decreased from 18-weeks to 24-weeks age group. The difference from the control to the spirulina of the 12-weeks age group showed an increase, while the difference from the control to the spirulina of the 18-weeks and 24-weeks age group showed a decrease.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>