Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129407 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sibuk Waluyo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S28319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Tony Ibnu Sumaryada Wijaya Puspita
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S28272
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Budiawanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mensintesa dan mengoptimasi thick film BaFe12O19 fasa tunggal, thick film BaTiO3 fasa tunggal dan material multilayer BaTiO3/ BaFe12O19 dengan metode Sol-Gel/Spin Coating. Karakterisasi dilakukan untuk mengetahui sifat ferromagnetik dan ferroelektrik.  Deposisi material multilayer dilakukan pada substrat single crystal Si (100) menggunakan spin coater. Thick film BaFe12O19 fasa tunggal berhasil disintesa dengan parameter optimum jumlah lapisan 9 lapis,  kecepatan putaran 3000 rpm, temperature annealing 10000C selama 3 jam, dan rasio molar Ba: Fe = 1 : 8. Hasil karakterisasi SEM menunjukkan bahwa material multilayer BaFe12O19 memiliki distribusi ukuran dan bentuk partikel yang  homogen, dengan ukuran partikel berkisar antara 100-150 nm dan tebal sekitar 2,9 µm. Hasil uji VSM pada material multilayer BaFe12O19 menunjukkan nilai koersivitas  pada arah parallel dan perpendicular yang hampir sama yaitu 2,5 kOe. Thick film BaTiO3 fasa tunggal berhasil dideposisikan dengan kondisi proses optimum yaitu, temperatur annealing 8000C selama 4 jam dan kecepatan putaran 4000 rpm.  Film BaTiO3 dengan jumlah lapisan 5 lapis mempunyai ketebalan 2,6-3,2 µm. Material multilayer BaTiO3/ BaFe12O19 berhasil dideposisikan pada substrat Si dengan metode sol-gel/spin coating serta menunjukkan sifat ferromagnetik dan ferroelektrik. Nilai magnetik Saturasi, Remanen, dan medan koersif pada material multilayer BaTiO3/ BaFe12O19 yaitu 2,7 memu, 1,3 memu dan 1,7 kOe. Sedangkan kurva histerisis elektrik menunjukkan nilai polarisasi spontan (Ps), polarisasi remanen (Pr) dan medan Coersive (Ec)  berturut-turut 5,4 mC/cm2, 6,2 mC/cm2 dan 1 kV/cm.

In this research, single phase thick film BaFe12O19, BaTiO3 and BaTiO3/ BaFe12O19 multilayer had been synthesized by sol gel/spin coating method. Ferroelectric and ferromagnetic properties were observed. Multilayer materials was deposited on single crystal substrate Si (100) using a spin coater. Single phase thick film BaFe12O19  was synthesized with optimum parameters of  9 layers, 3000 rpm rotation speed, 10000C annealing temperature for 3 hours, and molar ratio Ba:Fe = 1: 8. The characteristic SEM images indicate that the multilayer BaFe12O19 material has a homogeneous size and shape distribution of particles, with crystallite size 100-150 nm. The magnetic hysteresis loops for single phase thick film BaFe12O19 showed that perpendicular and in-plane coercivity had the same value of 2,5 kOe. Single phase thick film BaTiO3 was successfully deposited with optimum process conditions which were annealing temperature at  8000C for 4 hours and rotation speed 4000 rpm. The BaTiO3 film with 5 layers has a thickness of  2.6-3.2 µm. BaTiO3/ BaFe12O19 multilayer material was successfully deposited on the Si substrate with the sol-gel/spin coating method and showed ferromagnetic and ferroelectric properties. The saturation magnetization (Ms), remanent magnetization (Mr), and coercivity of BaTiO3/ BaFe12O19 multilayer material are 2.7 memu, 1.3 memu and 1.7 kOe. From ferroelectric hysteresis loop it can be inferred that the values of remanent polarization (Pr), spontaneous polarization (Ps) and coercive field (Ec) are ,4 mC/cm2, 6.2 mC/cm2 and 1kV/cm, respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
D2541
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Musni Ahyani
"Boron Karbida (B4C) dapat disintesis dari berbagai macam bahan dan metode. Dalam penelitian ini dipilih pembuatan boron karbida dengan metode reduksi karbotermik dari bahan asam borat, karbon aktif dan asam sitrat. Boron karbida hasil sintesis kemudian digunakan sebagai fasa penguat komposit material tahan peluru alumina-titania. Proses sintesis dilakukan dengan beberapa komposisi (F 1-F8) dan beberapa teknik pencampuran. Secara garis besarnya asam sitrat dan asam borat dicampur kemudian ditambahkan karbon aktif. Selanjutnya dilakukan teknik mixing yang berbeda, yaitu milling dengan potmill dan milling dengan vibrator ballmill, untuk memperoleh ukuran butiran yang berbeda. Campuran reaktan hasil mixing kemudian dilakukan kalsinasi, di press sehingga berbentuk pelet, kaemudian dilakukan sintering pada kondisi argon dengan temperatur yang bervariasi. Hasil sintesis dikarakterisasi dengan menggunakan difraksi sinar-X (XRD), Fourier Transformator Infra Red (FTIR), uji mikrostruktur dengan Scanning-Electron Microscope (SEM), Ialu dibandingkan dengan karakteristik boron karbida produk Aldrich sebagai standar. Proses sintering pembuatan komposit alumina-titania berpenguat B4C dilakukan pada temperatur 1600 °C. Plate basil sintering diuji hardness dan fracture toughness-nya, lalu dilakukan nilai D balistik.
Dari hasil sintesis didapat komposisi optimal pada F2 yaitu pada komposisi asam sitrat 1/6 mol, hal ini dapat dilihat dari hasil pembentukkan B4C pada temperatur 1450 °C dan 1560 °C pada Metode-I (milling dengan potmill dengan ukuran butir reaktan ± 300 mesh). Pembentukkan B4C terbanyak terjadi pada temperatur 1560 °C yaitu terbentuk fasa ± 83,96 % B4C (R3m) dengan struktur kristal rombohedral, 2.56 % B203 (P31) struktur kristal heksagonal dan 13,48 % C (P63/mmc) struktur kristal heksagonal. Dari hasil sintesis Metode-II (milling dengan vibrator ballmill ukuran butir reaktan ± 87 % dibawah 1 mikron) pembentukan B4C dapat terjadi pada temperatur lebih rendah yaitu 1300 ºC terbentuk ± 75,11 % B6C (R3m) dengan struktur kristal rombohedral, 0,165 % C (P63/mmc) struktur mm helsagonal, 12,78 % Fe2O3 (R3c) struktur kristal trigonal, 10,45 % B60 (R3mH) struktur kristal rombohedral, 1,64 % B203 (P3121) struktur kristal trigonal/rombohedral. Hasil karakterisasi dengan FTIR fasa B4C dari hasil sintesis menunjukkan finger print (1087,65 cm-1) yang identik dengan standar B4C produk Aldrich (l079,64 cm-1); hal ini memperkuat hasil XRD. Sedangkan hasil SEM belum terlihat jelas karena adanya agregat dan masih bercampur dengan fasa lain. B4C hasil sintesis yang digunakan sebagai fasa penguat pada alumina-titania menunjukkan peningkatan nilai D balistik yang signifikan. Pada temperatur sintering 1600 °C penambahan 3% berat B4C pada alumina-titania menghasilkan nilai kekerasan 10,6118 GPa dan fracture toughness 3,08 MPa m½, nilai D (Balistik) 127,658.(c). Alumina-titania tanpa B4C menghasilkan nilai kekerasan 10,4474 GPa, fracture toughness 3.12 MPa m½, nilai D (Balistik) 122,641.(c). Dapat disimpulkan bahwa B4C hasil sintesis sudah dapat dipakai sebagai material tahan peluru, walaupun dalam hal ini hasil sintesis belum dimurnikan.
Boron carbide (B4C) can be synthesized by various materials and methods. In this research, boron carbide was synthesized from boric acid, active carbon and citric acid by using carbothermic reduction method. Boron carbide from this synthesis was used as reinforced material for body armor composite alumina-titania. The synthesis was conducted through several methods. In general, citric acid and boric acid were mixed and added with active carbon. In this case, two different mixing were used, pottmill and vibrator ballmill mixing. The mixing result was then encrusted at 450 °C and pressed to form a pellet, afterward it was sintered in argon condition with various temperatures. The synthesis results were characterized by using X-Ray Diffraction (XRD), the microstructure of synthesis result was characterized by Scanning Electron Microscope (SEM) and Fourier Transformator Infra Red (FTIR), and then it was compared to the boron carbide standard from Aldrich.
The synthesis result was used as a reinforced in alumina-titania in several composition at sintering temperature of 1600 ?C and 2 hours of holding time. A plate resulted from the sintering was tested for the hardness and fracture toughness and its D ballistic-value was calculated. The optimal composition F2 of the synthesis result was obtained at 1/6 mol of citric acid at 1450 °C and 1560 °C by using Method-I (pottmill milling grain size ± 300 mesh). The highest percentage of B4C occurred at 1560 °C in which the reaction yielded in ± 83.96 % B4C (R3m) rhombohedral, 2.56 % B2O3 (P31) hexagonal and 13.48 % C (P63/mmc) hexagonal. The Synthesis result from Method-II (milled by vibrator ballmill mixing, grain size ± 87% below 1 micron) the B4C formation is obtained at a lower temperature (1300 °C), consisted of ± 75.11 % B4C (R3m) rhombohedral, 0.165 % C (P63/mmc) hexagonal, 12.18 % Fe2O3, (R3c) trigonal, 10.45 % B60 (R3mH) rhombohedral and 1.64 % B203 (P3121) in trigonal/rhombohedral. FTIR analysis showed B4C?s linger print ( 1087.65 cm") that identical with B4C standard from Aldrich (1079.64 cm-1) which comformed fhe XRD result, whereas the SEM result was still unclear due to the formation of aggregate that mingled with other phases. The synthesis result of B4C, which is used as a reinforced on alumina-titania composite showed a significant increase in D ballistic value. Using 3% weight of B4C as a reinforced in alumina-titania composite and sintering at 1600 ºC resulted in 10.6118 GPa of hardness and 3,08 MPa m½ of fracture toughness, and 127.658.(c) of D Balisstic value. It can be concluded that the B4C from this synthesis can be used as a body armor material, regardless its purity. A re-synthesis process yielded in better B4C proven by XRD end FTIR result, however, in this research, the re-synthesis result sample was not further tested as a reinforced in alumina-titania composite.
"
Depok: 2009
D1220
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Sudarmaji
"ABSTRAK
Telah dilakukan sintesa material BiFeO3, Bi 1-x MgxFeO3 x = 0,07 dan x = 0,1 dan BiFe 1-y ZnyO3 y = 0,07 dan y = 0,1 dengan metoda sol-gel autocombustion. Material Precursor yang digunakan adalah Bi5O O 9 NO3 4 dan Fe NO3 3.9H2O dan Asam sitrat sebagai bahan bakar. Sebagai dopant Mg digunakan Mg NO3 2.6 H2O dan sebagai dopant Zn digunakan Zn NO3 2.4 H2O. Temperatur proses sol-gel dijaga antara 80-90oC. Proses autocombustion dilakukan pada temperature 150oC selama 2 jam. Proses kalsinasi dilakukan pada temperature 550oC selama 10 jam. Semua material hasil sintesa berupa material multifasa. Material yang dihasilkan memiliki rumus molekul BiFeO3, Bi0,93Mg0,07FeO3, Bi0,91Mg0,09FeO3, BiFe0,97Zn0,03O3 dan BiFe0,92Zn0,08O3. Semua material hasil sintesa bersifat soft ferromagnetic dan ferroelektrik. Intersisi Mg pada BiFeO3, menyebabkan peningkatkan magnetisasi saturasi dan magnetisasi remanen, penurunan medan magnet koersif, penurunan polarisasi saturasi dan polarisasi remanen dan menaikan medan listrik koersif BiFeO3. Substitusi Zn2 terhadap Fe3 , menyebabkan penurunan nilai magnetisasi saturasi dan magnetisasi remanen, menaikan medan magnet koersif, menurunkan polarisasi saturasi dan polarisasi remanen dan menurunkan medan listrik koersif BiFeO3

ABSTRACT
BiFeO3, Bi 1-x MgxFeO3 x = 0.07 and x = 0.1 and BiFe 1-y ZnyO3 y = 0.07 and y = 0.1 materials have been synthesised, using sol-gel auto combustion method. Bi5O OH 9 NO3 4 and Fe NO3 3.9H2O as precursor materials and citric acid as fuel. Mg dopants use Mg NO3 2.6H2O and Zn dopants use Zn NO3 2.4 H2O. Sol-gel process temperature is maintained between 80-90oC. Auto combustion process rsquo;s temperature is 150oC for 2 hours. The calcination process is performed at temperature 550oC for 10 hours. all material synthesis results are multiphase materials. The resulting materials have molecular formula BiFeO3, Bi0,93Mg0,07FeO3, Bi0,91Mg0,09FeO3, BiFe0,97Zn0,03O3 and BiFe0,92Zn0,08O3. All synthesis results materials are soft ferromagnetic and ferroelectric. Interstitial Mg in BiFeO3 causing increasing saturation and remanent magnetization, decreasing coercive magnetic field, decreasing saturation and remanent polarization, and increasing coercive electric field of BiFeO3. Substitution of Zn2 to Fe3 reducing the value of saturation and remanent magnetization, increasing coercive magnetic field, decreasing saturation and remanent polarization, decreasing coercive electric field of BiFeO"
2015
D2509
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Jadigia
"Penelitian monomerimida model matriks komposit dimaksudkan untuk mencari alternatip baru dalam pengembangan material. Pemilihan poliimida sebagai matriks komposit akan memberikan kualitas komposit yang tahan pada suhu tinggi. Sintesis monomer imida dilakukan dengan metode PMR 15. Hasil sintesis monomer maleimida , bismaleimida, tetrahidroftalimida dan bistetrahidroftalimida masing-masing diperoleh sebanyak 65,3 % , 68,0 % , 73,1 %dan 83,4 % . Karakterisasi hasil sintesis diukur dengan HPLC , FTIR , 1H dan I3C - NMR serta dengan XRD, data ini menunjukkan struktur kimia monomer yang disintesis sesuai dengan yang diharapkan.
Dari termogram DTA diketahui titik leleh masing-masing monomer pada 160 °C untuk maleimida , 160 °C untuk bismaleimida , 122 °C untuk tetrahidroftalimida dan untuk bistetrahidroftalimida adalah 202 °C serta telah ditentukan pula zona temperatur polimerisasi sebagai puncak eksotermal yaitu masing-masing pada 250 - 310 °C untuk maleimida , 210 - 280 °C untuk bismaleimida, 150 - 206 °C untuk tetrahidroftalimida serta 377 - 450 °C untuk bistetrahidroftalimida. Studi fisikokimia dilakukan pada kisaran temperatur ini.
Penentuan kondisi polimerisasi optimal dilakukan dengan studi kinetika dan mekanisme polimerisasi dengan analisis fisikokimia menggunakan spektrofotometer FTIR. Polimerisasi optimal diperoleh pada temperatur dan waktu masing - masing pada 258 °C selama 5 jam; 231 °C selama 3 jam ; 201 °C selama 5 jam dan pada 407 °C selama 3 jam masing-masing untuk maleimida, bismaleimida , tetrahidroftalimida dan bistetrahidroftalimida.Data FTIR, XRD GPC dan DTA menunjukkan monomerimida mengalami polimerisasi dengan pemanasan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stein, Oscar Hammer
"ZnO berbentuk batang nano dengan ukuran dan bentuk yang cukup seragam dibuat dengan membuat lapisan tipis dari benih nano ZnO sebagai bibit di atas kaca ITO TCO untuk dilakukan proses hidrothermal. Sampel dikarakterisasi dengan scanning electron microscopy (SEM). Benih nano disintesis dengan menggunakan zinc acetate dihydrate, 2-methoxyethanol dan ethanolamine. Larutan yang berisi benih nano di diamkan dalam waktu 2, 4, dan 6 hari, sehingga menghasilkan besar benih nano yang bervariasi dengan ukuran diameter rata-rata yaitu sebesar 82,33; 332,39; dan 1384,78 nm. Besar ukuran benih nano akan menentukan ukuran dan bentuk dari batang nano yang akan terbentuk setelah proses hidrothermal. Batang nano yang terbentuk dirakit menjadi rangkaian sel surya tersensitasi zat pewarna organik. Sel surya diuji coba untuk mengetahui tegangan terbuka yang dihasilkan dengan perbedaan ukuran batang nano yang berasal dari perbedaan waktu tahan pembuatan benih nano dan menghasilkan tegangan terbuka pada waktu penahanan larutan masing-masing 2, 4, dan 6 hari, yaitu sebesar 341,83; 270,93; dan 256,20 mV pada kondisi cahaya ruang, sedangkan 397,67; 486,03; dan 456,10 mV pada kondisi cahaya yang terfokus.

ZnO nanorod arrays with quite homogeneous size and shape were fabricated by applying ZnO seed-layer as nucleation on the ITO TCO glass to the hydrothermal reaction. The samples were characterized by scanning electron microscopy (SEM). Nanoseed were synthesized by using zinc acetate dihydrate, 2-methoxyethanol and ethanolamine. Solution that contains nanoseed were held 2,4, and 6 days until produced nanoseeds with different size and diameter of nanorod are 82,33; 332,39; dan 1384,78 nm . Nanoseed size determined the shape and size of nanorod that would be formed after the hidrothermal process. Dye sensitized solar cell were fabricated by using nanorod that were formed before. Dye sensitized solar cell were tested to examine the open circuit voltage that were produced by dye sensitized solar cell with different holding time of nanoseeds and produced open circuit voltage with each holding time of 2, 4, and 6 days, are 341,83; 270,93; and 256,20 mV respectively at room lightning, whereas at focused lightning, DSSC produced 397,67; 486,03; and 456,10 mV."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51496
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novena Damar Asri
"Polimerisasi anilin dilakukan secara in situ dengan terlebin dahulu membuat garam anilinium- sitrat dan anilinium- tartrat dengan perbandingan mol antara anilin dengan asam 1:1 dan dengan tetap menjaga rasio APS/anilin sebesar 1,25. Pemantauan reaksi polimerisasi dipelajari melalui profil suhu, pengukuran berat bubuk polianilin, serta nilai absorbansi film polianilin pada substrat kaca Faktor-faktor yang mempengaruni polimerisasianilin dipelajari melalui variasi konsentrasi reaktan dengan perbandingan tetap, suhu awal polimerisasi, dan perbedaan kepolaran substrat Karakterisasi dilakukan mengunakan spektrofotometer UV Visibel, FT-IR, dan SEM. Variasi suhu dan perbandingan konsentrasi berpengaruh ternadap tanapan polimerisasi dan nilai absorbansi secara umum mengalami kenaikan seiring dengan naiknya suhu dan konsentrasi reaktan Secara umum terlihat banwa polimerisasi dengan menggunakan dopan asam sitrat dan asam tartrat berpengaruh terhadap tanapan polimerisasi dimana asam leman dengan nilai pKa lebin rendah cenderung membutuhkan waktu lebin lama untuk berpolimerisasi yang diikuti dengan semakin tingginya nilai absorbansi seiring dengan semakin lamanya tahapan polimerisasi. Karakterisasi dengan menggunakan FT-IR menunjukkan banwa reaksi antara anilin dengan asam mengikuti perbandingan mol 1:1 yang ditunjukkan dengan adanya gugus-COOH bebas. Hasil karakterisasi dengan SEM menunjukkan bahwa polimer yang terbentuk tumbuh pada permukaan substrat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30357
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Novita Lestari
"Fotokatalisis merupakan metode alternatif untuk pengolahan air limbah dan fotokatalis TiO2 adalah katalis yang banyak digunakan, karena inert, tidak bersifat toksik, dan murah. Namun, celah energi (bandgap) yang lebar pada TiO2 yaitu sekitar 3.2 eV, setara dengan cahaya UV dengan A 388 nm, membatasi aplikasi fotokatalitiknya nanya pada daeran UV, tapi tidak pada daerah cahaya tampak (visible). Padahal canaya tampak tersedia melimpah sebagai cahaya matahari yang sampai ke bumi. Salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi fotokatalitik TiO2 yaitu dengan menyisipkan dopan pada matrik Kristal TiO2, di mana elemen dopan menjadikan matrik katalis baru yang memiliki energi celah lebih kecil, yang setara dengan energi canaya tampak. Salah satu dopan paling menjanjikan adalah nitrogen. Pacla penelitian ini dilakukan sintesis dan karakterisasi dari TiO2 yang di doping dengan nitrogen (N-TiO2) serta dibandingkan aktivitasnya baik secara fotokatalitik maupun fotoelektrokatalitik dengan TiO2 yang tidak di beri dopan. Karakterisasi bahan hasil preparasi menunjukkan bahwa N-TiO2 memiliki energi celan lebih kecil yaitu sebesar 3.0169 eV dibandingkan TiO2 yang tidak didoping dengan nitrogen yaitu sebesar 3.2861 eV. lndikasi keberhasilan penyisipan nitrogen juga diperolen clari profil puncak serapan infra merah dan spektrum Energy Dispersive Xray (EDX), yang jelas mengindikasikan kenadiran nitrogen dalam matrik N-TiO2. Pengujian aktifitas fotokatalisis dan fotolektrokatalis, baik menggunakan sinar UV dan sinar tampak, menunjukkan bahwa, dilihat dari tetapan Iaju reaksinya, N-TiO2 mampu mendegradasi zat warna Congo Red dan asam benzoat Iebih cepat dibandingkan TiO2 tampa doping."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30482
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hepy Abdiwansah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S41307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>