Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113658 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Taufik
"Telah dilalculcan penelitian tentang pengaruh lcad.ar air
dalam granulat tablet terhadapbeberapa sifat karaicteristik
tablet Metampiron. Evaluasi dilakulcd.n selarna 12 minggu terhadap
pengaruh penyimpanan/wadah padalima macam produk
tablet Metampiron.
Dari lima produic tablet Metarnpiron dengan berbagal Ica
dar air pada granulat tablet, setelah diteliti menunjukkan
tidak adanya )corelasi antara kadar air dalam granul dengan
kekerasan tablet, keregasan tablet, dan waktu hancur tablet.
Tablet Metampiron yang diperoleh dari produk .1, II,
III, dan V mempunyai mutu dan stabilita yang lebih bait dibandingkan
dengan prôthik IV.
Radar air bukan merupakan fal
Metampiron yang cami buat.
Cara-cara penyimpanan dan wa}tu penyimpanan berpengaruh
terhadap stabilita fisik tablet Metampiron (kecerasan, wak
tu hancur, Iceregasan, kadar air ).
Selama penyimpanan tablet Metampiron mudah berubahah warna
dari putih Ice }uning pucat. terutamapada wadah tebuIca.

The influence of water content to several characteristic
properties in tablet granulation of Metampiron tablet
has been investigated. The evaluation was done for 12 weeks
to figure out the influences of storaging 5 products of Me -
tampiron tablet which had been made.
Five products of Metampiron tablets made from tablet
granulation which content various water, showed no correla--
tion between water content in granulation with hardness,
friability, and desintegration of tablet.
It means the water content is not the important factor
in formulation of Metampiron tablet.
Metampiron tablets obtained from product I, II, III, and V
have better quality and stability than product IV
Storage way and storage time influence against physical
stability of Metampiron tablet ( hardness, desintegration,
friability, water content ).
The colour of Metampiron tablet is easy to change from white
to yellowish during strorage specially in exposed container.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ballada Santi
"Anemia didetinisikan sebagai suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lcbih rcndah daripada nilai normal untuk kclompok orang yang bersangkutan. Anemia ibu hamil berdasarkan SKRT tahun |995 sebesar 50,9%; prevalensi anemia ibu hamil di Kabupaten Kuningan tahun 2005 sebesar 62,5 %. Salah satu upaya untuk pencegahan dan penanggulangan anemia ibu hamil dengan pemberian suplemen tablet besi-folat. Selain suplemen tablet besi folat, pemerintah daerah juga menyediakan suplemcn multivitamin mineral. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan pengaruh konsumsi supiemen tablet besi-folat dan suplemen multivitamin mineral terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil anemia di Kabupaten Kuningan Tahun 2006.
Penelitian ini menggunakan desain ekspcrimen dengan randomisasi, dilakukan pada ibu hamil anemia dengan umur kehamilan trimester ll (minggu kc 16 sampai minggu ke 24) yang menderita anemia di Wilayah Kabupaten Kuningan Tahun 2006. Jumlah sampel 138 terdiri : 70 diberi suplemen tablet besi folat dan 68 diberi saplemen multivitamin mineral. Data yang dikumpulkan dam primer yang diperoleh melalui wawancara dan pengukuran. Data diuji dengan 1.1851 berpasangan dan Lies! dna mean independent.
Hasil penelitian diperoleh : proporsi anemia pada ibu hamil trimester ll di Kabupaten Kuningan masih cukup tinggi (59,57 %); karakteristik ibu hamil yaitu usia ibu hamil, jamk kehamilan, paritas, latar belakang pendidikan, pekerjaan, asupan makanan, pola konsumsi makanan dan status gizi ibu hamil tidak ada perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok pcrlakuan atau dapat dikatakan homogen; terdapat perbedaan yang bermakna kadar Hb sebelum dan setelah perlakuan; terdapat kcccndcrungan pcningkatan :ata-rata kadar Hb lebih tinggi pada ibu hamil yang dibcri suplemen tablet besi folat dibandingkan ibu hamil yang diberi suplemen multivitamin mineral, tidak ada pcrbedaan yang bcmiakna kenaikan kadar Hb antara ibu hamil yang diberi suplemen tablet besi folat dan ibu hamil yang diberi suplemen multivitamin mineral, peningkatan kadar Hb lebih tinggi pada ibu hamil anemia dengan kadar llb awal yang lebih rendah karena kebutuhan tubuh akan besi berpengaruh besar terhadap absorpsi besi.
Disimpulkan terdapat perbedaan yang bemtakna rata-rata kaclar Hb sebelum dan sesudah pcrlakuan pada ibu yang diberi suplemen tablet besi folat dan ibu yang diberi suplemen multivitamin mineral, tidak ada pcrbedaan yang bemtakna kenaikan kadar Hb ibu hamil yang diberi suplemen tablet besi folat dan ibu hamil yang diberi suplemen multivitamin mineral, kecendemngan peningkatan kadar Hb lebih tinggi pada ibu hamil anemia yang diberi suplemen tablet besi folat dibandingkan dengan ibu hamil anemia yang diberi suplemen multivitamin mineral, suplemen tablet besi folat maupun suplemen multivitamin mineral dapat meningkatkan kadar Hb ibu hamil anemia sama baiknya, peningkatan Radar Hb lebih tinggi pada ibu hamil anemia dengan kadat' Hb awal yang lebih rendah karena kebutuhan tubuh akan besi berpengaruh besar terhadap absorpsi besi.
Disarankan penanggulangan ibu hamil anemia dapat dengan pemberian suplemen tablet besi folat maupun suplemen multivitamin mineral tetapi perlu dipertimbangkan efektivitas dari segi finansial, perlu penekanan dalam keteraturan minum suplemen. Pcmilih suplemen multivitamin mineral perlu dipertimbangkan dengan kandungan besi sesuai dengan standar WI-IO (60 mg besi) dan unsur vitamin lain yang berguna untuk meningkatkan kadar Hb ibu hamil serta mengurangi efek, melakukan penyuluhan tentang asupan makanan yang mengandung zat besi. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T34501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liwa Kartina
"Pati singkong terpregelatinasi merupakan pati singkong yang diolah sehingga
terjadi perubahan struktur granul yang memungkinkan penggunaannya sebagai bahan
pembantu tablet cetak langsung. Dalam penelitian ini hendak diketahui pengaruh
ukuran partikel pati singkong terpregelatinasi terhadap karakteristik fisik tablet cetak
langsung isoniazida (INH).
Pati singkong terpregelatinasi dibuat dari suspensi yang mengandung air 55%,
pad a suhu 120 ± 5 °C menggunakan alat single! drum dryer. Lapisan tipis yang
dihasilkan dijadikan serbuk menggunakan cufler mill. Dari hasil pengayakan
bertingkat, serb uk dibagi menjadi 3 kelompok ukuran partikel; 60-100 mesh, 100-200
mesh dan yang lebih halus dari 200 mesh. Pati singkong terpregelatinasi dengan ukuran
tersebut akan mensubtitusi Avicel dalam fonnula tablet secara bertahap, 25 %, 50%,
75% dan 100%. Pengamatan dilakukan terhadap laju alir massa tablet, beberapa
parameter fisik tablet dan kadar INH dalam tablet.
Hasil penelitian menunjukkan tablet dengan nilai kekerasan tertinggi, keregasan
terendah dan waktu hancur tercepat, dihasilkan oleh fonnula yang menggunakan pati
singkong terpregelatinasi ukuran 60-100 mesh. Semakin kecil ukuran partikel pati
singkong terpregelatinasi yang digunakan, tampilan fisik tablet semakin baik dan
waktu hancur semakin lama. Pati singkong terpregelatinasi ukuran 60-100 mesh dapat
mensubtitusi A vicel sebanyak 75%, ukllran 100-200 mesh sebanyak 50% dan ukuran
>200 mesh sebanyak 25%, dari total Avicel pada fonnula standar."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
L. Erasbrial Nappu
"Percabaan penyalutan tablet Placebo telah dilakukan dengan
proses penyalutan lapisan tipis menggunakan Hidroksipropil
Metilselulosa,
Sebelum proses penyalutan, ailakukan pemeriksaan kekerasan,
uaktu hancur, keregasan, keseragaman bobot dan keseragaman ukuran
dari tablet inti. Formula tablet Placebo yang digunakan seba—
gai tablet inti diperoleh dari Lembaga Farmasi TNI-AL, Sedangkan
metoda penyalutan yang digunakan adalah metoda panci penyalut
1
dengan sistim penyemprotan, n
Dari basil percobaan penyalutan, didapatkan Dahuja dengan
penggunaan Hidroksipropil Metilselulosa diperoleh basil yang
cukup balk sesuai dengan Farmakope Indonesia Edisi III.

A coating experiment of Placebo tablets has been performed
I ^ I
according to film coating process using Hidroksipropil Metil—
celulose,
Before the coating process a laboratory check of hardness,
disintegration time, friability, ueight^variation tolerances,
thickness and diameter of core tablets has been carried out»
The formula of Placebo tablet used as the basic component of
the tablets mas taken from the Nauy Pharmaceutical Institute
(LAFIAL),.Whereas the meth od of coating being used ujas that of
coating pan method with the spraying system,
1
From the experiments it was found out that using the
if
Hioroksipropil P^lerilceluloce gave good enough result according
to Farmakope Indonesia III^° Edition.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 1987
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriet Eksadhi Putra
"Telah dilakukan penelitian pengaruh bahan pengisi terhadap pelepasan furosemida dalam sediaan tablet. Tablet dibuat menggunakan metode granulasi basah dengan bahan pengikat larutan karboksimetil kitosan 5% dan bahan pengisi yang berbeda yaitu laktosa (formula A), avicel 101 (formula B), amilum jagung (formula C) dan dikalsium fosfat (formula D). Pelepasan furosemida dari masing-masing tablet dievaluasi menggunakan alat disolusi tipe 2 dengan medium dapar fosfat pH 5,8. Sampel dianalisis menggunakan spektrofotometer pada גּ 274 nm. Hasil penelitian menunjukkan pelepasan furosemida terbesar yaitu 97,91% dihasilkan oleh formula A, kemudian diikuti oleh formula C 97,56%, formula B 78,56% dan formula D 35,82%.

It is been done experiment toward the influence of filler toward the releasing of furosemida from the tablet dosage form. The tablet is made by using the wet granulation method with carboxymethyl chitosan solution as the binding agent and different filler lactose (formula A), avicel 101 (formula B), corn starch (formula C) and dicalsium fosfat (formula D). The releasing of furosemida from tablet is evaluated by using the disolution apparatus type 2 with buffer fosfat pH 5,8 as medium. The sample is analyzed by using the spektrofotometer on the גּ 274 nm. The results showed the releasing of furosemida of formula A (97,91%), formula C (97,17%), formula B (78,56%) and formula D (35,82%)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32854
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Riyanti
"Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh primogel terhadap pelepasan obat dalam matriks kitosan dengan menggunakan propranolol HCl sebagai model, karena propranolol memiliki waktu eliminasi yang singkat sehingga kadarnya perlu dipertahankan selama terapi. Matriks kitosan melepaskan propranolol secara terkontrol, yang melarut dalam medium asam. Primogel dapat dikombinasikan dengan kitosan dalam matriks tablet lepas terkendali. Kombinasi tersebut dapat mengontrol pelepasan propranolol dalam medium asam. Penelitian ini menggunakan 6 formula yang mengandung primogel di dalam matriks kitosan dengan kadar yang bervariasi dan satu formula tanpa penambahan primogel. Tablet diuji pelepasan propranololnya dengan alat disolusi tipe basket pada medium larutan HCl pH 1,2 selama 2 jam dan dipindahkan dalam medium dapar fosfat pH 7,5 selama 6 jam. Pelepasan propranolol HCl dari matriks yang mengandung kitosan dan primogel mengikuti mekanisme difusi. Kecepatan disolusi propranolol HCl menurun sebanding dengan peningkatan kadar primogel dalam matriks kitosan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Mulyawati
"Ruang Lingkup dan Metodologi Penelitian:
Anemia pada pekerja wanita, masih merupakan masalah kesehatan yang dapat menurunkan produktivitas kerja. Penelitian ini merupakan studi intervensi yang bertujuan untuk membandingkan efek suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) dengan dan tanpa vitamin C terhadap kadar hemoglobin. Total sampel berjumlah 72 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara, pemeriksaan laboratorium (Hemoglobin dan serum ferritin), penilaian pengetahuan tentang gizi dan anemia, penilaian pola makan, asupan makan siang di perusahaan (energi, protein, zat besi), dan pengumpulan data sekunder. Responden dibagi atas dua kelompok, kelompok I (kelompok perlakuan) yang diberikan TTD ditambah 100 mg vitamin C dan kelompok II (kelompok kontrol) yang diberikan hanya TTD . Intervensi yang dilakukan adalah: 1. Pemberian Obat cacing dosis tunggal, 2. Pemberian Tablet Tambah Darah /TTD (200 mg ferro sulfat dan 0.25 mg asam folat) dengan dan tanpa 100 mg vitamin C, satu kapsul perminggu dan satu kapsul selama 10 hari (waktu haid), dalam jangka waktu 16 minggu. Pengawasan dilakukan dengan ketat dan mencatat efek dari pemberian suplemen tersebut. Evaluasi hasil intervensi, dilakukan dengan cara membandingkan perubahan dari kadar hemoglobin, serum ferritin, dan indeks masa tubuh, sebelum dan sesudah intervensi.
Hasil dan Kesimpulan:
Dari 72 pekerja wanita ditemukan 56 orang (77.77%) menderita anemia. Faktor lain yang mempengaruhi anemia pada penelitian ini, adalah asupan makanan. Setelah intervensi selama 16 minggu, berhasil meningkatkan kadar hemoglobin, serum ferritin secara bermakna p < 0.05 pada kelompok I dan kelompok II. Untuk melihat efektivitas antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dianalisa efektivitasnya, memberikan hasil terjadi peningkatan kadar hemoglobin, serum ferritin, dan indeks masa tubuh lebih tinggi pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol, walaupun secara statistik tidak bermakna. Peningkatan kadar hemoglobin rata-rata bagi kelompok I sebesar 2.51 ± 1.54 g/dl, dan kelompok II rata-rata 2.19 ± 1.62 g/dl. Peningkatan kadar serum ferritin pada kelompok I rata-rata 36.03 ± 21.83 ug/l, sedangkan kelompok II 28.64 ± 34.46 ug/l.

The Scope and Methodology:
At present, Anemia on female workers is still a health problem that reduces their productivity at work. This research is an intervention study that aims in comparing the effect of FIT supplement with and without vitamin C toward hemoglobin level. The study collected from a total of 72 samples, by observation, interview, laboratory testing (hemoglobin and ferritin serum), anemia and nutrition level of knowledge, evaluation of eating pattern, on-site food consumption at lunch (energy, protein, iron), and secondary data collection. Respondents are divided into two groups, group I (treatment group) are given FIT and 100 mg vitamin C, and group II (control group) that are given only FIT. Performed interventions include: 1.Providing single dosage of anthelmintic. 2. Providing FIT (200 mg Ferro-sulfate and 0.25 mg folat acid) with and without 100 mg vitamin C, one capsule per week, and one capsule per day for 10 days during menstruation, within the period of 16 weeks. The procedure was strictly controlled and every effect was collected as research data Evaluations of intervention effect were performed by comparing the difference of hemoglobin level, ferritin serum and body mass index, before and after intervention.
Result and Conclusion:
56 out of 72 (77.77%) female workers have anemia. After 16 weeks of intervention, hemoglobin and serum ferritin level were successfully increased. By analyzing the collected data of the given FIT in the treatment group and the control group, we can see that the treatment group have higher level of hemoglobin, ferritin serum and body mass index, compared to the control group, even though statically the result is not significant. The increase of hemoglobin level on average for group I is about 2.51 ± 1.54 g/dl, and for group II the average of 2.19 ± 1.62 g/dl. The increase of serum ferritin level on average for group I is about 36.03 ± 21.83 ug/l, and for group II the average of 28.64 ± 34.46 ug/l.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T11309
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Zuraidah
"Prevalensi anemia gizi pada anak Sekolah Dasar (SD) yang sampai sekarang masih tinggi (sekitar 30 %), merupakan sasaran prioritas ketiga dalam penanggulangan anemia.
Dampak buruk yang diakibatkan oleh anemia gizi, khususnya bagi anak sekolah akan dapat menurunkan konsentrasi dan prestasi belajar, malas, lemah, pasif, apatis dan sering terkena penyakit sehingga akhimya perkembangan dan pertumbuhannya akan terganggu.
Dalam upaya peningkatan dan pengembangan kualitas sumberdaya manusia yang sehat, produktif dan mempunyai inteligensia yang tinggi, maka pemerintah dalam hal ini Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Departemen Kesehatan RI telah melaksanakan program Pemberian Makanan Tambahan bagi anak Sekolah Dasar (PMT-AS) dan tablet besi khususnya pada desa tertinggal di Indonesia.
Dalam penelitian ini, digunakan data sekunder yang dikumpulkan pada pelaksanaan program PMT-AS dan tablet besi terhadap 189 orang anak SD yang berasal dari 5 SD pada 5 Kabupaten di Propinsi Jawa Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pemberian Makanan Tambahan dan tablet besi terhadap perubahan status anemi gizi anak sekolah. Untuk itu, desain penelitian yang digunakan adalah Praeksperimental dengan perlakuan ulang, dengan intervensi berupa makanan tambahan yang terdiri dari 200 - 300 kalori dengan 10 - 12 gram protein yang dibenkan selama 4 (empat bulan), serta tablet besi dosis 120 mg sebanyak 90 buah tablet yang diberikan yang diberikan setiap hari selama 3(tiga bulan).
Variabel yang diteliti adalah status anemia gizi setelah intervensi (dependen) dan variabel independen adalah : status anemia gizi sebelum intervensi, status gizi , umur, jenis kelamin, pengetahuan gizi, sikap gizi serta perilaku gizi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan prevalensi anemia gizi dan 87.3 % menjadi 21.2 % setelah diberikan intervensi. Sedangkan dari hasil analisis statistik secara multivariat diketahui bahwa faktor yang sangat berpengaruh terhadap status anemia gizi setelah diberikan intervensi, berturut-turut adalah status anemia gizi awal, status gizi serta perilaku gizi anak.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar dalam pelaksanaan program penanggulangan anemia pada anak SD khususnya di desa tertinggal Propinsi Jawa Barat agar seluruh anak SD dibenkan tablet besi (blanket program), sedangkan secara individual perlu untuk mempnoritaskan anak yang menderita anemia serta mempunyai status gizi kurang yang kemungkinan besar tidak hanya terdapat di IDT. Disarankan pula agar dalam memberikan intervensi untuk penanggulangan anemia, untuk selalu dapat mengetahui kadar Hb anak dengan tepat sebelum dan sesudah pelaksanaan intervensi.

Effect of Iron Suplementation on Nutritional Anemia Status of Elementary School Children Recieving Suplementary School Feeding Package and Iron Tablets in Less Developed Villages, West Java 1995Up to now, the prevalence of nutritional anemia in school children is still high (± 30 %) and even though the third priority in nutritional anemia program.
Nutritional anemia has negative impact especially to school children. It will cause laziness, fatigue, less active, apathetic, and also decreasing learning capacity due to shortened attention span. So those would lower educational achievement, beside that anemic children are easily get sick which will affect their growth.
Healthy, productive and intelligent people are the goal of human resources development. The government especially Nutrition Development of the Ministry of Health conducts a supplementary school feeding and iron tablets. The target group is elementary school children of less developed villages in Indonesia.
This study used evaluative data on 189 children who received supplementary school feeding and Iron tablets in 5 elementary school in 5 districts in West Java which were collected In 1995. The objectives of the study are to find out the effect of supplementary feeding and iron tablets on the anemia status of children who received the package.
Study design was a pre-experimental designs which supplementary feeding and an iron tablet was given as intervention. The package consists of 200 - 300 calories and 10 - 12 gram protein per day were given for 4 months and 120 mg iron tablets was given daily for 3 months (90 tablets).
Nutrition anemia status alter intervention was the dependent variable while the independent variables were nutritional anemia status before intervention, nutritional status before intervention, age, sex, nutritional knowledge, attitude and practice on nutrition before intervention.
The result showed that after the intervention, the nutritional anemia status pevalence was decreased from 87.3 % to 21.2 %. Multivariate analysis showed that nutritional anemia status, nutritional status, and practices of nutrition before intervention were the variables that influence anemia status after intervention.
At macro level it is suggested that the implementation of similar program should be covered all school children (blanket program) of less developed villages. While at individually level, it is suggested that priority should be given only to children who suffered from anemia and under nutrition not only in the less developed villages area.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amadea Ayu Ashira Putri
"Biji nangka yang kaya akan pati masih minim pemanfaatannya dalam industri farmasi. Berdasarkan penelitian sebelumnya, dinyatakan bahwa pati biji nangka berpotensi untuk digunakan sebagai eksipien dalam pembuatan sediaan farmasi yaitu sebagai pengikat dan penghancur, tetapi tidak ditemukan data yang cukup terkait penggunaannya sebagai superdisintegran dalam pembuatan tablet cepat hancur. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh eksipien pati biji nangka (JFSS) dan pati biji nangka tertaut silang (CL-JFSS) serta menganalisis pengaruh reaksi taut silang pada pati biji nangka terhadap kemampuan pembengkakan serta waktu hancur tablet isoniazid. Pati diisolasi melalui ekstraksi secara basa dan kemudian dilakukan reaksi taut silang dengan menggunakan sodium trimetafosfat (STMP) sebagai agen penaut silang dengan konsentrasi 0,1% dan 10%. Konfirmasi atas terjadinya reaksi taut silang pada tepung pati ditentukan dengan FTIR dan derajat substitusi fosfat (DS). Sifat fisikokimia dan fungsional pati juga dievaluasi. Tablet cepat hancur (TCH) isoniazid dibuat dengan metode kempa langsung dan dilakukan evaluasi tablet pada umumnya. Pati biji nangka yang diperoleh memiliki kandungan amilosa sekitar 29,5%. Perubahan pada spektrum inframerah serta nilai DS sebesar 0,006 dan 0,0254 untuk CL-JFSS-0,1%STMP dan CL-JFSS-10%SMTP mengkonfirmasi bahwa telah terjadi reaksi taut silang. Nilai kemampuan pembengkakan untuk JFSS, CL-JFSS-0,1%STMP, dan CL-JFSS-10%STMP masing-masing adalah sebesar 198,32%±2,08%; 198,37%±1,46%; dan 130,22%±0,61% dari berat awal sehingga diketahui bahwa reaksi taut silang belum mampu meningkatkan kemampuan pembengkakan tepung pati. Waktu hancur TCH isoniazid yang menggunakan CL-JFSS-10%STMP lebih lambat dibanding tablet yang menggunakan JFSS. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa reaksi taut silang pada pati biji nangka belum mampu meningkatkan kecepatan waktu hancur TCH.

Jackfruit seeds, rich in starch, have potential to be used in the pharmaceutical industry as binder and disintegrant, but still minimally utilized as mentioned in previous research. However, there is limited data on its use as a superdisintegrant in fast disintegrating tablets (FDT). This study aimed to obtain excipients from jackfruit seed starch (JFSS) and cross-linked jackfruit seed starch (CL-JFSS) and analyze the effect of crosslinking reaction on starch's swelling ability and disintegration time of isoniazid FDT. Starch was isolated from jackfruit seed using alkaline extraction. The crosslinking was performed using 0,1% and 10% sodium trimetaphosphate (STMP) as crosslinking agent. FTIR and the degree of phosphate substitution were used to confirm the crosslinking reaction. Additionally, the physicochemical and functional properties of starch were also evaluated. Isoniazid FDT formulations were prepared using a direct compression method. Jackfruit seed starch which was obtained has an amylose content of around 29.5%. Changes in the infrared spectrum and DS values of 0.006 and 0.0254 for CL-JFSS-0.1%STMP and CL-JFSS-10%SMTP confirmed that a cross-linked reaction had occurred. Swelling ability values for JFSS, CL-JFSS-0.1%STMP, and CL-JFSS-10%STMP were respectively 198.32%±2.08%; 198.37%±1.46%; dan 130.22%±0.61% times the initial weight. The crosslinking reaction had not yet increase starch flour's swelling ability. Evaluation of FDT using JFSS and CL-JFSS as superdisintegrant resulted in a quick disintegration time of 5-8 seconds, fulfilling the disintegration time requirement of FDT. The isoniazid FDT using JFSS and CL-JFSS shares similar characteristics as FDT using crospovidone as its superdisintegrant. Thereby, it can be concluded that crosslinking reaction in jackfruit seed starch had not yet improve the disintegration time of FDT."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Julito P.
Depok: Universitas Indonesia, 1996
S32046
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>