Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117023 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Roking
"Indonesia memiliki berbagai macam tumbuh-tumbuhan (flora). Salah satu flora Indonesia adalah Saurauia vulcani Korth. Pengujian antioksidan terhadap ekstrak metanol dan fraksi dari metanol dilakukan dengan metode penangkapan radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) dan metode tiosianat. Ekstrak metanol dan fraksi dari ekstrak metanol menunjukkan efek positif dengan uji bercak DPPH. Bercak yang mereduksi warna DPPH paling kuat diuji secara kuantitatif dengan metode DPPH dan metode tiosianat. Ekstrak metanol dan fraksi etil asetat daun Pirdot atau S. vulcani Korth menunjukkan daya antioksidan dan penangkap radikal bebas dengan nilai IC50 10,52 μg/mL dan 10,85 μg/mL. Sebagai kontrol positif digunakan vitamin C dan BHT (Butil Hidroksi Toluen) dengan nilai IC50 2,39 μg/mL dan 3,53 μg/mL. Dengan metode tiosianat ada perbedaan antara sampel dan kontrol negatif. Hasil dari analisis kimia aktivitas antioksidan pada S. vulcani disebabkan adanya senyawa polifenol.
Indonesia has many kind of Flora. One of Indonesian flora is Saurauia vulcani Korth. The antioxidant test has been conducted on the dried of methanol extract by scavenging free radicals 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) and tiocyanate methods. Methanolic extract and fraction of methanolic extract S. vulcani Korth leaves demonstrated a positive effect in DPPH staining. Highest reducing power of DPPH from methanolic extract and fraction of methanolic extract quantitative antioxidant activity test was carried out spectrophotometrically applying DPPH and tiocyanate methods. Methanolic extract and ethyl acetate fraction showed antioxidant and scavenging radical activities with IC50 value of 10.52 μg/mL and IC50 10.85 μg/mL, respectively. As positive control used vitamin C and BHT (Butyl Hydroxytoluene) with IC50 value 2.39 μg/mL and 3.53 μg/mL, respectively. Using tiocyanate method showed different absorbance between negative control and sample (methanolic extract, ethyl acetate fraction, vitamin C, BHT). The result of chemical analysis indicated that the antioxidative compound in the S. vulcani Korth was polyphenols group."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Daun sirih merah (Piper cf. fragile, Benth.) telah sering digunakan secara
tradisional sebagai obat berbagai penyakit, salah satunya sebagai antidiabetes.
Mekanisme antidiabetes dari daun sirih merah kemungkinan berhubungan dengan
aktivitas antioksidan yang dimilikinya. Tujuan penelitian ini untuk menentukan
aktivitas antioksidan daun sirih merah serta golongan senyawa aktif. Metode yang
digunakan untuk uji aktivitas antioksidan adalah metode peredaman radikal DPPH
dan reducing power sedangkan untuk identifikasi golongan senyawa aktif
digunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Ekstrak metanol difraksinasi
menggunakan pelarut dengan kepolaran yang meningkat, berturut-turut n-heksan,
kloroform, etil asetat, dan n-butanol. Dengan uji peredaman radikal DPPH
didapatkan hasil fraksi yang aktif yaitu fraksi etil asetat dan n-butanol yang
mempunyai nilai IC50 berturut-turut 18,30 μg/ml dan 37,31 μg/ml sedangkan
dengan metode reducing power didapat hasil fraksi yang aktif adalah n-heksan.
Dua fraksi teraktif dari metode peredaman radikal DPPH diidentifikasi kandungan
kimianya dengan teknik KLT. Identifikasi kimia menunjukkan bahwa senyawa
golongan flavonoid sebagai senyawa dengan aktivitas antioksidan pada fraksi etil
asetat dan fraksi n-butanol."
Universitas Indonesia, 2010
S33179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kathie Angelina Davima
"Beberapa tanaman yang berasal dari marga Ruellia telah digunakan
sebagai obat tradisional. Penelitian terhadap Ruellia tuberosa telah
menunjukkan aktivitas antioksidan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui aktivitas antioksidan dan identifikasi golongan senyawa kimia
dari daun tanaman Ruellia coerulea Morong. Daun dimaserasi berturut-turut
menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat dan metanol. Potensi
antioksidan masing-masing ekstrak diukur menggunakan metode
1,1-Difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). Ekstrak etil asetat menunjukkan aktivitas
terbesar dengan IC50 203,401 ppm. Ekstrak etil asetat kemudian difraksinasi
dengan menggunakan kromatografi kolom dipercepat dengan eluen
campuran yaitu n-heksan?etil asetat kemudian etil asetat?metanol dengan
kepolaran yang semakin meningkat. Hasil fraksinasi diperoleh 12 fraksi
(fraksi A-fraksi L). Hasil uji aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa fraksi J
mempunyai aktivitas antioksidan terbesar dengan nilai IC50 205,759 ppm.
Hasil identifikasi fraksi J menunjukkan adanya golongan glikosida, senyawa
fenol dan steroid/triterpenoid."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32690
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Marwah Lestari
"Xantin oksidase mengkatalisis oksidasi hipoxantin dan xantin menjadi asam urat. Kadar asam urat yang meningkat memiliki keterkaitan terhadap penyakit gout. Gout merupakan kelainan metabolik pada katabolisme purin. Salah satu tumbuhan obat yang telah dilaporkan mempunyai efek terhadap penyakit gout dan sebagai anti inflamasi adalah tanaman Sidaguri (Sida rhombifolia L.).
Tujuan penelitian ini untuk menguji kemampuan daun Sidaguri dalam menghambat aktivitas xantin oksidase dan identifikasi golongan kandungan kimianya. Serbuk simplisia diekstraksi berturut-turut dengan cara maserasi bertingkat menggunakan empat pelarut berdasarkan tingkat kepolaran, yaitu petroleum eter, etil asetat, n-butanol, dan etanol 96%. Pengujian penghambatan aktivitas xantin oksidase dilakukan dengan metode spektrofotometri.
Berdasarkan uji penghambatan aktivitas xantin oksidase, semua ekstrak dapat menghambat aktivitas xantin oksidase dengan nilai IC50 1,71 μg/mL pada ekstrak n-butanol; IC50 2,38 μg/mL pada ekstrak etil asetat; IC50 4,64 μg/mL pada ekstrak etanol; dan IC50 9,52 μg/mL pada ekstrak petroleum eter. Pada plot Lineweaver-Burk menunjukkan jenis penghambatan enzim pada ekstrak n-butanol adalah kompetitif. Hasil uji identifikasi kimia pada ekstrak daun sidaguri menunjukkan adanya alkaloid, glikosida, flavonoida, dan terpen.

The xanthine oxidase catalyses the oxidation of hypoxanthine to xanthine and then to uric acid. Increasing uric acid levels have related to gout. Gout is a metabolic disorder in the catabolism of purines. One of the herbs that has been reported to have effect on gout and as an anti-inflammatory is sidaguri (Sida rhombifolia L.).
The purpose of this study was to test the ability of leaf Sidaguri in inhibiting xanthine oxidase activity and identification of chemical constituents. The sample was macerated respectively with petroleum ether, ethyl acetate, nbuthanol, and 96% ethanol. Inhibition of xanthine oxidase activity test carried out by spectrophotometric methods.
Based on xanthine oxidase inhibitory activity test, all the plant extracts were active in inhibiting xanthine oxidase with IC50 value of 1,71 μg/mL on n-buthanol extract; IC50 value of 2,38 μg/mL on ethil acetat; IC50 value of 4,64 μg/mL on 96% ethanol; and IC50 value of 9,52 μg/mL on petroleum ether extract. The Lineweaver-Burk plots showed that the type of nbuthanol extract was a competitive inhibition. The results of chemical identification on a sidaguri leaf extract contain alkaloids, glycoside, flavonoids, and terpenes."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S1846
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mely Mailandari
"Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom atau molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital paling luar dan menjadi tidak stabil karena kehilangan elektronnya. Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan menghambat terjadinya reaksi pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan stress oksidatif.
Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap spesies Garcinia, diperoleh beberapa senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji adanya aktivitas antioksidan pada daun Garcinia kydia Roxburgh. Pengujian dilakukan menggunakan ekstrak dan fraksi hasil kolom yang kemudian diuji aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH. Parameter adanya aktivitas antioksidan yang dimiliki oleh ekstrak dan fraksi ditunjukan oleh nilai % inhibisi dan IC50.
Hasil pengujian aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa semua ekstrak dan fraksi memiliki aktivitas antioksidan. Nilai IC50 ekstrak etilasetat paling aktif yaitu 12,05μg/mL, metanol 12,51μg/mL dan n-heksan 50,71μg/mL. Golongan senyawa yang dikandung oleh ekstrak etilasetat adalah alkaloid, flavonoid dan terpen. Hasil fraksinasi kolom dipercepat menghasilkan sembilan fraksi dan diperoleh yang paling aktif IC50 4,82μg/mL adalah fraksi E dengan kandungan kimia yaitu alkaloid, flavonoid dan terpen.

Free radical is an atom, group of atoms or molecules that have one or more unpaired electrons in the outermost orbitals and become unstable when loss their electrons. Antioxidants stabilize free radicals with complete deficiency of electrons that are owned free radicals.
From the research that has been conducted on Garcinia species, obtained several compounds that have antioxidant activity. This study was conducted to test antioxidant activity in leaves of Garcinia kydia Roxburgh. Tests carried out using the extracts and fractions of the column which tested antioxidant activity by DPPH method. Parameters of antioxidant activity from extracts and fractions indicated by the value of % inhibition and IC50.
Test results showed that all of extracts and fractions have antioxidant activity. The most active ethylacetate extract with IC50 value 12,05μg/mL, methanol 12,60μg/mL and n-hexane 50,71μg/mL. Chemical compounds of ethylacetate extracts are alkaloids, flavonoids, and terpene. The results of accelerated fractionation column obtained nine fractions and the most active fraction with IC50 value 4,82μg/mL is fraction E contain alkaloids, flavonoids and terpenes as the chemical compounds.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1324
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Muhammad Shodiq
"Cyclea barbata Miers. yang termasuk dalam suku Menispermaceae telah lama digunakan sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan demam dan radang. Penelitian terdahulu membuktikan seduhan daun Cyclea barbata Miers. mampu memperbaiki aktivitas enzim antioksidan mencit bertumor kelenjar susu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi daun Cyclea barbata Miers. serta identifikasi golongan senyawa kimia dari fraksi yang paling aktif. Ekstraksi dilakukan secara maserasi berturut-turut menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol. Aktivitas antioksidan masing-masing ekstrak diukur menggunakan metode 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH).
Ekstrak metanol menunjukkan aktivitas terbesar dengan IC50 72,57 μg/ml. Ekstrak metanol kemudian difraksinasi secara kromatografi kolom dipercepat dengan eluen campuran, yaitu n-heksana-etil asetat, kemudian etil asetat-metanol dengan kepolaran yang semakin meningkat. Hasil fraksinasi diperoleh 6 fraksi gabungan (fraksi A-fraksi F). Hasil uji aktivitas antioksidan menunjukkan fraksi E mempunyai aktivitas antioksidan terbesar dengan IC50 20,13 μg/ml. Hasil identifikasi fraksi E menunjukkan adanya golongan senyawa alkaloid, polifenol, glikosida, dan saponin. Sedangkan golongan senyawa yang menunjukkan hasil positif antioksidan terdeteksi sebagai alkaloid dan flavonoid.

Cyclea barbata Miers. included in the Menispermaceae family has been used as a traditional medicine to cured fever and inflammation. The former research has revealed that Cyclea barbata Miers leaves infusion could improve antioxidant enzyme activity from mice with breast tumor. The purpose of this research was to studies antioxidant activity of Cyclea Barbata Miers. leaves extracts and fractions and to identifies the chemical compounds from highest fraction. The leaves were macerated with n-hexane, ethyl acetate, and methanol respectively. The antioxidant activity of each extract were measured using 1,1-diphenyl-2-picrilhydrazyl (DPPH) method.
Methanol extract showed the highest activity with IC50 value of 72,57 μg/ml. Methanol extract then fractionated using vacuum liquid chromatography by combination of n-hexane-ethyl acetate, followed by ethyl acetate-methanol with increased polarity. The fractionation obtained 6 fractions (fraction A-fraction F). The antioxidant activity assay showed that fraction E has highest antioxidant activity with IC50 value of 20,13 μg/ml. Identification of fraction E revealed that the fraction contains alkaloids, phenolic compounds, glycosides, and saponins. While the chemical compounds that showed an antioxidant positive result detected as alkaloid and flavonoid.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42811
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Susanto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32684
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Gunawan Tri Sandi
"Tumbuhan Saurauia vulcani telah dimanfaatkan masyarakat di kawasan danau Toba, Sumatera Utara sebagai obat tradisional antidiabet dan penyakit pencernaan lainnya. Sementara itu, studi tentang senyawa aktif sebagai antikanker kolorektal belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan isolasi senyawa aktif Saurauia vulcani, melakukan pengujian antikanker kolorektal pada sel WiDr dan HCT 116 dan penentuan struktur senyawa bioaktif. Bahan baku penelitian ini adalah daun Saurauia vulcani yang diperoleh dari Sipiso-piso, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat dan metanol. Pengujian yang dilakukan meliputi uji fitokimia, toksisitas, total fenol dan uji antikanker (sitotoksik) dengan metode Methyl Thiazolyl Tetrazolium (MTT) pada sel kanker kolorektal WiDr dan HCT 116. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen fraksi n-heksana adalah 7,04 %, fraksi etil asetat 12,92% dan fraksi metanol 17,95%. Hasil penapisan fitokimia mengungkapkan adanya beberapa senyawa kimia tanin, saponin, flavonoid, dan terpenoid. Hasil uji toksisitas (LC50) pada fraksi n-heksana, etil asetat dan metanol berturut-turut adalah 365,19 ppm, 715,28 ppm dan 225,77 ppm. Semua kelompok fraksi yang diuji tergolong toksik karena kurang dari 1000 ppm. Kandungan total fenolik Saurauia vulcani adalah 7,16 mg GAE/g, 13,70 mg GAE/g dan 16,56 mg GAE/g untuk masing-masing fraksi n-heksana, etil asetat, dan metanol. Nilai total phenolic content (TPC) tertinggi adalah pada fraksi metanol. Aktivitas sitotoksik ekstrak dengan sel kanker WiDr menghasilkan bahwa fraksi etil asetat menunjukkan aktivitas sitotoksik yang kuat (97,41 µg/mL) terhadap sel kanker tersebut; sedangkan ekstrak metanol (191,92 µg/mL) dan ekstrak n-heksana (456,19 µg/mL) memberikan aktivitas sitotoksik sedang sampai agak lemah. Hal yang sama pada uji sitotoksik dengan sel HCT 116 menunjukkan bahwa ekstrak metanol (529,39 µg/mL), ekstrak etil asetat (568,53 µg/mL), dan n-heksana (777,35 µg/mL) tidak memberikan aktivitas sitotoksik. Hasil pemisahan dan pemurnian senyawa kimia dengan kromatografi berdasarkan metode bioassay guided isolation diperoleh 4 senyawa murni. Hasil elusidasi struktur kimia menggunakan spektrofotometer UV-Vis, spektroskopi massa, FTIR, H-NMR, C-NMR, DEPT, HMQC, COSY, HMBC, dan MS adalah senyawa avicularin, kuersitrin, hiperosida, dan rutin. Keempat senyawa ini, yang memiliki aktivitas antikanker dan yang terbaik adalah senyawa avicularin. Keempat senyawa ini baru pertama kali diisolasi dari tumbuhan Saurauia vulcani. Hasil pengujian dengan sel kanker WiDr menunjukkan bahwa avicularin (173,44 µg/mL) memiliki aktivitas yang paling kuat diikuti oleh hiperosida (379,57 µg/mL), rutin (521,14 µg/mL) dan kuersitrin (575,14 µg/mL).

Saurauia vulcani plant has been used traditionally by people in the Lake Toba area, North Sumatra as a traditional anti-diabetic medicine and other digestive diseases. Meanwhile, studies on active compounds such as colorectal anticancer have never been carried out. This study aims to isolate the active compound of Saurauia vulcani and perform colorectal anticancer testing on WiDr and HCT 116 cells and determination of the structure of the bioactive compound. The raw materials for this research were Saurauia vulcani leaves obtained from Sipiso-piso, Karo Regency, North Sumatra. Extraction was carried out by multilevel maceration method using n-hexane, ethyl acetate, and methanol as solvents. Testing performed included phytochemical, toxicity, total phenolic content and anticancer (cytotoxic) tests using the MTT method on WiDr and HCT 116 colorectal cancer cells. The results showed that the yield of the n-hexane fraction was 7.04%, the ethyl acetate fraction was 12.92 %, and the 17.95% methanol fraction. The result of the phytochemicals screening revealed the presence of several chemical compounds including tannins, saponins, flavonoids, and terpenoids. The results of the toxicity test (LC50) on the n-hexane, ethyl acetate, and methanol fractions were 365.19 ppm, 715.28, and 225.77 ppm respectively. All fraction groups tested were classified as toxic because it was less than 1000 ppm. The total phenolic content of Saurauia vulcani was 7.16 mg GAE/g, 13.70 mg GAE/g, and 16.56 mg GAE/g for the n-hexane, ethyl acetate, and methanol fractions, respectively. The highest total phenolic content (TPC) value was in the methanol fraction. The cytotoxic activity of the extract with WiDr cancer cells resulted in the ethyl acetate fraction showing strong cytotoxic activity (97.41 µg/mL) against these cancer cells; while methanol extract (191.92 µg/mL) and n-hexane extract (456.19 µg/mL) gave moderate to weak cytotoxic activity. The same thing happened in the cytotoxic test with HCT 116 cells showing that methanol extract (529.39 µg/mL), ethyl acetate extract (568.53 µg/mL), and n-hexane (777.35 µg/mL) did not show cytotoxic activity. The results of the separation and purification of chemical compounds by chromatography based on the bioassay-guided isolation method yielded 4 pure compounds. The results of chemical structure elucidation using a UV-Vis spectrophotometer, mass spectroscopy, FTIR, H-NMR, C-NMR, DEPT, HMQC, COSY, HMBC, and MS were avicularin, quercitrin, hyperoside, and rutin. These four compounds have anticancer activity and the best one is avicularin compound. These four compounds were isolated for the first time from the Saurauia vulcani plant. Testing results with WiDr cancer cells showed that avicularin (173.44 µg/mL) had the strongest activity followed by hyperoside (379.57 µg/mL), rutin (521.14 µg/mL), and quercitrin (575.14 µg /mL)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Maulidina
"Hiperurisemia adalah keadaan dimana tingginya kadar asam urat dalam tubuh. Salah satu penyebab tingginya kadar asam urat adalah aktifnya xantin oksidase. Pengobatan untuk kondisi tersebut yaitu dengan menghambat kerja xantin oksidase sehingga produksi asam urat berkurang. Daun salam (Syzygium polyanthum Wight.) merupakan salah satu contoh pengobatan tradisional dalam mengurangi produksi asam urat.
Tujuan penelitian ini untuk memberikan bukti ilmiah mengenai aktivitas fraksi n-heksan, etil asetat, n-butanol, dan metanol dalam menghambat xantin oksidase pada Syzygium polyanthum Wight. Serbuk simplisia diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan metanol 80%, kemudian dilakukan fraksinasi dengan pelarut n-heksana, etil asetat, n-butanol dan metanol secara berurut-urut.
Diketahui dalam penelitian ini, fraksi yang paling aktif memiliki aktivitas penghambatan xantin oksidase adalah fraksi etil asetat dengan nilai IC50 sebesar 18,43 μg/mL. Uji kinetika enzim menunjukkan bahwa fraksi etil asetat memiliki tipe penghambatan kompetitif. Pada identifikasi golongan senyawa, fraksi etil asetat memiliki senyawa alkaloid, tanin, saponin, flavonoid, polifenol, glikosida, dan terpen.

Hyperuricemia is condition where the uric level in the body is high. One of the reason for the condition that uric acid level in blood is high is active of xanthine oxidase. The treatment for this condition is by inhibiting the xanthine oxidase so that the production of uric acid can be reduced. Syzygium polyanthum Wight. leaves is an example of traditional medicine for reducing uric acid production.
The purpose of this study to provide scientific evidence related with fraction nhexane, ethyl acetate, n-butanol, and methanol to inhibit xanthine oxidase activity in Syzygium polyanthum Wight. leaves. The simplicia powder was macerated by methanol 80%, and then fractionated successively by n-hexane, ethyl acetat, nbutanol, and methanol.
Research’s result shows that the most active fraction proved to give the best inhibitory activity of xanthine oxidase is the fraction of ethyl acetate with IC50 value of 18,43 μg/mL. Kinetic enzyme assay showed that ethyl acetate fraction had competitive inhibitory type. Phytochemical identification shows that the fraction of ethyl acetate contains alkaloid, tannins, saponin, flavonoids, polyphenol, glycosides, and terpene.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46735
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gladys Brigita
"Antidesma neurocarpum Miq. merupakan bagian dari suku Euphorbiaceae yang banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional di Indonesia. Salah satu manfaat Antidesma neurocarpum Miq. diantaranya sebagai antioksidan. Dalam penelitian sebelumnya ekstrak metanol daun Antidesma neurocarpum Miq. memiliki potensi antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 2,18 μg/mL. Berdasarkan penelusuran literatur masih sedikit informasi dan penelitian mengenai Antidesma neurocarpum Miq. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan fraksinasi, uji aktivitas antioksidan, dan identifikasi golongan senyawa dari subfraksi teraktif. Fraksinasi ekstrak metanol dilakukan dengan teknik kromatografi kolom dipercepat. Penelitian menunjukkan bahwa subfraksi M.6.2.3 memberikan peredaman warna DPPH yang paling besar. Hasil identifikasi golongan senyawa diketahui subfraksi metanol daun Antidesma neurocarpum Miq. mengandung golongan senyawa antrakuinon, flavonoid, glikosida, dan tanin. Subfraksi yang diperoleh tersebut diuji aktivitas antioksidan menggunakan 1,1-difenil-2-pikrilhidrasil (DPPH). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa subfraksi M.6.2.3 memiliki aktivitas antiokasidan dengan IC50 sebesar 1,6684 µg/mL. Standar yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuersetin, yaitu dengan IC50 1,2081 µg/mL.

Antidesma neurocarpum Miq. belongs to Euphorbiaceae family which from widely used as a traditional medicine in Indonesia. One of benefits from Antidesma neurocarpum Miq. can also be used as an antioxidant. In the previous research, the methanol extract of leaves of Antidesma neurocarpum Miq. has strong potential of antioxidant with IC50 value 2,18 μg/mL. However, the search of the literature was still a little information about Antidesma neurocarpum Miq, especially information about antioxidant activity. This research was intended to isolate, identify groups compounds, and measure antioxidant activity from the most active subfraction. The methanol extract was isolated by vacuum column chromatography. Research showed that subfraction M.6.2.3 was better scavenging of DPPH colour than others subfraction. Phytochemical screening showed that methanol extract of Antidesma neurocarpum Miq. leaves contain anthraquinones, flavonoids, glycosides, tannins. The isolate was tested antioxidant activity using the 1,1-diphenyl-2-picryrilhydrazyl (DPPH). The result showed that subfraction M.6.2.3 have antioxidant activity with IC50 value 1,6684 mg/mL The standard used was quercetin that had IC50 1,2081 µg/mL."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45304
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>