Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 218005 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhsinin
"ABSTRAK
Kemoterapi untuk mengobati kanker pada anak-anak menyebabkan berbagai efek samping, efek samping yang sangat dikeluhkan adalah berupa mual muntah. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional yang bertujuan untuk menguji hubungan karakteristik anak dan karakteristik obat kemoterapi terhadap kejadian mual dan muntah anak yang menjalani kemoterapi di rumah sakit di Banjarmasin. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 42 anak dengan menggunakan teknik consecutive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang bermakna antara karakteristik anak dan karakteristik obat terhadap kejadian mual dan muntah. Dari hasil analisis multivariat didapat 3 variabel yang berhubungan dengan kejadian mual dan muntah (tingkat kecemasan, jenis obat kemoterapi dan dosis obat kemoterapi). Baik kejadian mual ataupun kejadian muntah, jenis obat kemoterapi dan kecemasan merupakan variabel yang paling dominan berhubungan. Disarankan perawat anak diharapkan dapat memberikan kenyamanan kepada anak sebelum memberikan kemoterapi dengan memberikan relaksasi dan distraksi.

ABSTRACT
Chemotherapy in children with came causing several side effects, include nausea and vomiting.The research was correlation description and cross sectional design. The purpose to indentified with correlation between children?s characteristic and character of medicine used in chemotherapy towards nausea and vomiting in children during chemotherapy at Banjarmasin hospital. The sample in this research was 42 children with consecutive sampling technique.
The result shows that children?s characteristic and character of medicine is related of nausea and vomiting. From the result of analisis multivariate there is that 3 variables related with record of nausea and vomiting (anxiety level, type of medicine and distribution method of chemotherapy?s). Either nausea or vomiting of type of medicine and anxiety level from chemotherapy is a dominant variable related to with nausea and vomiting. Nurse must be helped children to be comfort before chemotherapy with relaxation and distraction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28467
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cicilia Marina
"Penggunaan siklofosfamid sebagai agen kemoterapi menyebabkan beberapa efek samping berupa mual, muntah, leukopenia, anemia, dan sistitis hemoragik. Efek samping yang disebabkan oleh siklofosfamid perlu mendapatkan perhatian dan penanganan khusus karena dapat membahayakan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prevalensi kejadian mual, muntah, leukopenia, anemia, dan sistitis hemoragik pada pasien kanker yang mendapatkan kemoterapi siklofosfamid di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta periode Juli 2012 - Juli 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dan pengambilan data retrospektif dilakukan dengan menggunakan data rekam medik pasien. Sampel adalah pasien yang mendapatkan kemoterapi siklofosfamid di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta periode Juli 2012 - Juli 2013. Pengambilan sampel sebanyak 79 sampel dilakukan dengan total sampling. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan prevalensi efek samping pada pasien yang mendapatkan kemoterapi siklofosfamid di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta periode Juli 2012 - Juli 2013 adalah mual (69,6%), muntah (50,6%), leukopenia (96,2%), anemia (87,3%), dan sistitis hemoragik (13,9%). Muntah dipengaruhi oleh dosis (p=0,000).
Some of adverse drug reactions such as nausea, vomiting, leucopenia, anemia, and hemorrhagic cystitis caused cyclophosphamide as chemotherapy agents. The side effects caused by cyclophosphamide should get special attention and treatment because it can harm the patient. This research aimed to analyze the prevalence of nausea, vomiting, leucopenia, anemia, and hemorrhagic cystitis of patients treated with cyclophosphamide chemotherapy in Dharmais Cancer Hospital Jakarta period July 2012 - July 2013. The research design was cross-sectional and retrospective by using the patient's medical record. Samples were cancer patients who received cyclophosphamide chemotherapy in Dharmais Cancer Hospital Jakarta period July 2012 - July 2013. Sampling was carried out as many as 79 samples with a total sampling. Based on the results, the prevalence of side effects of patients treated with cyclophosphamide chemotherapy in Dharmais. Cancer Hospital Jakarta period July 2012 - July 2013 were nausea (69.6 %), vomiting (50.6 %), leucopenia (96.2 %), anemia (87.3 %), and hemorrhagic cystitis (13.9 %). Vomiting was influenced by dose (p=0,000)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S53825
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gede Nyoman Ardi Supartha
"ABSTRAK
Profesi keperawatan untuk dapat memberikan layanan keperawatan yang berkualitas, diperlukan kemampuan perawat yang mampu mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan seni dalam melakukan pelayanan keperawatan dan menjalankan peran perawat profesional. Spesialis keperawatan medikal bedah peminatan onkologi memiliki tanggung jawab sebagai pemberi asuhan keperawatan, peneliti, pendidik, advokat, dan inovator juga menjadi tuntutan penting untuk dijalankan. Peran pemberi asuhan keperawatan dilakukan pada pasien Kanker Nasofaring dengan faktor penyulit TB Paru dan Infeksi dengan menggunakan Model Adaptasi Roy. Disamping itu terdapat 30 pasien lainnya yang juga mendapat penerapan dari model keperawatan ini. Penerapan EBN yang dilakukan adalah akupresur P6 dan edukasi perawat untuk menagtasi mual muntah pasien kemoterapi. Program inovasi kelompok adalah penerapan terapi kombinasi Guided Imagery dan Progressive Muscle Relaxation untuk mengatasi nyeri pada pasien kanker.Kata kunci : akupresur, kemoterapi, mual muntah, Model Adaptasi Roy, nyeri ABSTRACT
Nursing professions to be able to provide quality nursing services, nurses are required capable of integrating science and art in performing nursing services and perform the role of professional nurses. Specialized medical nursing specialist oncology specialists have responsibilities as nursing caregivers, researchers, educators, advocates, and innovators are also important demands to run. The role of nurse care caregivers is done in patients with Nasopharyngeal Cancer factors of Pulmonary TB and Infection by using the Roy Adaptation Model. In addition there are 30 other patients who also received the application of this nursing model. Implementation of EBN conducted is acupressure P6 and nurse education to mensing the nausea vomiting chemotherapy patients. Group innovation program is the application of combination therapy Guided Imagery and Progressive Muscle Relaxation to overcome the pain in cancer patients.Keywords acupressure, chemotherapy, nausea, pain, Roy 39 s Adaptation Model, vomiting "
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Enita Mayasari
"Latar belakang: Meningkatnya insidens kesakitan dan kematian akibat keganasan alternatif terapi dengan kemoterapi. Rejimen kemoterapi menggunakan obat sitotoksik yang mempunyai batas terapi sangat sempit sehingga memberi efek samping lebih besar dibandingkan manfaat dan angka harapan hidup. Kedua hal ini terjadi pada pasien KPKBSK jenis KSS dan adenokarsinoma EGFR wild type.
Metode: Desain penelitian ini dilakukan dengan metode Survey retrospektif dan studi analitik terhadap faktor yang mempengaruhi prognosis. Data diambil dari Rekam Medis RSUP Persahabatan dengan total sampling pada periode 2011 sampai 2016.
Hasil: Sampel penelitian teridiri dari 30 subjek kelompok KSS dan 30 subjek kelompok adenokarsinoma dengan karakteristik subjek laki-laki 86,7% dan subjek perempuan 13,3% dengan usia (median 57, range 36-66). Mendapatkan median TTP pada kelompok KSS yaitu 150 Hari (IK 95% 123,401-176,599) dan adenokarsinoma memiliki TTP 150 Hari (IK 95% 134,818-165,182).Mendapatkan KSS memiliki median PFS 150 Hari (IK 95% 99,790-200,210) dan adenokarsinoma memiliki PFS 150 Hari (IK 95% 121,597-178,403). Mendapatkan median KSS memiliki median OS 330 Hari (IK 95% 265,558-349,412) dan adenokarsinoma memiliki OS 341 Hari (IK 95% 227,930-404,070). Subjek dengan one year survival rate pada kedua kelompok sama banyak yaitu 47%. Kejadian anemia terbanyak yaitu grade 2 pada kelompok KSS sebanyak 8 subjek dan kelompok adenokarsinoma EGFR wild type sebanyak 5 subjek.
Kesimpulan:Perbandingan Efikasi dan toksisitas hematologi kemoterapi lini I kanker paru karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK) jenis karsinoma sel skumosa (KSS) dengan adenokarsinoma EGFR wild typetidak mengalami perbedaan yang signifikan.

Background:The increasing incidence of morbidity and mortality is due to malignancy alternative therapy using chemotherapy. Chemotherapy using cytotoxic agents with narrow margin of safety results in greater side effects and decreasing chance of survival that occur in squamous cell carcinoma and wild-type EGFR adenocarcinoma.
Methods: This is a retrospective survey and analytic study of factors that affect prognosis. Data was obtained from patients’ medical records in RSUP Persahabatan from 2011 to 2016.
Results: The subjects of this study consist of 30 patients with squamous cell carcinoma (SCC) and 30 patients with wild-type EGFR adenocarcinoma, 86,7% of the subjects are male and 13,3% are female with median age 57 (range 36-66). Median TTP in SCC is 150 days (CI 95% 123,401-176,599) and in adenocarcinoma is 150 days (CI 95% 134,818-165,182). Progression free survival in SCC is 150 days (CI 95% 99,790-200,210) and in adenocarcinoma is 150 days (CI 95% 121,597-178,403). Median OS of SCC is 330 days (CI 95% 265,558-349,412) and adenocarcinoma is 341 days (CI 95% 227,930-404,070). One year survival rate subjects in those two groups are similar, which is 47%. Highest incidence of anemia is grade 2 anemia in 8 subjects with SCC and 5 subjects with adenocarcinoma.
Conclusion: First-line chemotherapy has similar efficacy and toxicity both in patient with NSCLC-SCC and NSCLC-wild type EGFR adenocarcinoma.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Diah Pusparini Pendet
"Praktik residensi merupakan bagian dari pendidikan profesi yang bertujuan untuk membentuk perawat spesialis. Pendidikan lanjutan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Target kompetensi yang harus dicapai yaitu mampu memberikan asuhan keperawatan lanjut secara kompleks, melaksanakan tindakan keperawatan yang didasarkan pada bukti, dan yang terakhir adalah mampu menyelesaikan program inovasi berbasis bukti yang nantinya diharapkan dapat digunakan dalam praktik keperawatan. Teori keperawatan yang digunakan dalam menyelesaikan target komptensi tersebut adalah Roy Adaptation Model RAM . Pendekatan model adaptasi ini bertujuan untuk memepertahankan integritas sistem adaptasi manusia. RAM berfokus pada proses adaptasi manusia, yaitu proses penyesuaian diri terhadap perubahan lingkungan baik oleh faktor internal maupun eksternal. Pada target kompetensi penerapan asuhan berbasis bukti digunakan penerapan terapi musik untuk mengurangi kecemasan pada pasien kanker yang menjalani radioterapi. Hasil penerapan menunjukkan bahwa terapi musik mampu mengurangi kecemasan pada pasien yang sedang menjalani radioterapi. Proyek inovasi adalah pemberian edukasi manajemen efek samping kemoterapi di rumah, hasil proyek inovasi menunjukkan pemberian edukasi dapat meningkatkan pengetahuan dan manajemen efek samping kemoterapi pada pasien kanker.

Residency practice is one part of profesional education with the aim to improve and establish specialist nurse. Advanced education is being held to increase the quality of nursing service. Target of competency which is must be achieved are capable to provide advanced nursing care complexically. Implement of nursing care based on evidence, and third is capable to accomplish inovation project based on evidences which is expected to be used in nursing practice. Nursing theory which is applicated to achieved target of competency is Roy Adaptation Model RAM . Roy adaptation model is used with the aim for maintaining the integrity of human adaptation system. The main focus of RAM as nursing theory is on human adaptation process by definition is adaptation process of human self toward the changing of environment which can be influenced by internal and external factors. The implementation of evidence based nursing used musical therapy for decreasing level of anxiety disorder in patient with cancer who are receiving radiotherapy. Inovation project is educating how to manage side effect of the therapy in homecare. The result of this inovation project show that application of educating the side effect can improve knowledge and management of side effect patient with cancer who are receiving chemotherapy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Maria
"Latar belakang: Osteosarkoma merupakan tumor tulang primer ganas tersering yang ditemukan pada anak-anak dan remaja dengan prevalensi mencapai 20% dari seluruh keganasan tulang. Sejak pengenalan kemoterapi neoadjuvan, angka sintasan penderita osteosarkoma meningkat pesat menjadi 50-75%. Respons kemoterapi neoadjuvan selama ini dinilai secara histopatologik melalui operasi, dengan mengevaluasi persentase area nekrosis dibandingkan tumor. Sekuens diffusion weighted imaging (DWI) dan nilai apparent diffusion coefficient (ADC) adalah sekuens magnetic resonance imaging (MRI) untuk menilai restriksi difusi suatu jaringan secara kualitatif dan kuantitatif.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan mencari korelasi nilai ADC tumor pasca kemoterapi dengan pemeriksaan histopatologik untuk mengevaluasi respons kemoterapi neoadjuvan pada pasien osteosarkoma.
Metode: Pengukuran nilai ADC tumor pada bagian mid, proksimal, dan distal pada MRI pasca kemoterapi neoadjuvan dengan menggunakan freehand range of interest (ROI) pada sekuens DWI dan ADC dengan nilai b 800. Freehand ROI diukur dengan melibatkan jaringan tumor dan nekrotik tanpa jaringan normal. Nilai ADC tersebut dikorelasikan dengan hasil persentase nekrosis dari pemeriksaan histopatologik berdasarkan lokasi sesuai potongan MRI dan laporan hasil operasi yang berupa persentase nekrosis keseluruhan. Analisis dilakukan dengan uji Pearson pada distribusi normal dan uji Spearman pada distribusi tidak normal.
Hasil: Pada penelitian ini didapatkan 14 subyek penelitian dengan rerata nilai ADC tumor bagian proksimal sebesar 1,66±0,36x10-3 mm2/s, bagian mid 1,68±0,32x10-3 mm2/s, bagian distal 1,66±0,34x10-3 mm2/s, dan rerata ketiganya 1,67±0,32x10-3 mm2/s. Sedangkan persentase nekrosis keseluruhan sebesar 62,8±26,1%. Nilai ADC tumor bagian proksimal berkorelasi signifikan (p>0,05) dengan persentase nekrosis keseluruhan dengan nilai r sebesar 0,60. Luas penampang tumor pada bagian proksimal mempunyai ukuran yang paling kecil dibandingkan pada bagian mid dan distal.
Kesimpulan: Dari penelitian ini disimpulkan bahwa nilai ADC tumor bagian proksimal pada MRI pasca kemoterapi dan ukuran luas penampang tumor yang kecil berkorelasi dengan respons kemoterapi neoadjuvan pada pasien osteosarkoma.

Background: Osteosarcoma is the most prevalent bone malignancy in children and adolescents, approximately 20% of all bone malignancies. Since the introduction of neoadjuvant chemotherapy, prognosis of osteosarcoma have been improved drastically to 50-75%. Neoadjuvant chemotherapy response has been assessed histopathologically after tumor resection, by calculating percentage of necrotic areas compared to tumor areas. Diffusion-weighted imaging (DWI) and apparent diffusion coefficient (ADC) value are magnetic resonance imaging (MRI) sequences to evaluate diffusion restriction in a tissue qualitatively and quantitatively.
Objective: The aim of this study was to seek correlation of post-chemotherapy tumor ADC value and histopathological assessment to evaluate neoadjuvant chemotherapy response in osteosarcoma patients.
Methods: ADC measurement was done in the proximal, middle, and distal part of the tumor by drawing freehand range of interest (ROI) guided by DWI sequence with b value of 800. The freehand ROI was drawn involving the tumor and necrotic area, excluding the normal ones. ADC value was correlated with necrotic percentage in each location according to MRI slices and necrotic percentage of the whole tumor based on the official report. Statistically, the data were analyzed with Pearson’s correlation (in normal distribution data) and Spearman correlation (in abnormal distribution).
Results: There were 14 subjects in this study, with ADC value of 1,66±0,36x10-3 mm2/s (proximal), 1,68±0,32x103 mm2/s (middle), 1,66±0,34x10-3 mm2/s (distal), and mean ADC value of 1,67±0,32x10-3 mm2/s. The necrotic percentage of the whole tumor was 62,8±26,1%. ADC value of proximal part of the tumor correlates significantly (p>0,05) with the necrotic percentage of the whole tumor (r = 0,60). Tumor area in the proximal part was smallest in size than other parts of the tumor.
Conclusion: From this study, it is concluded that ADC value in the proximal part of the tumor in post-chemotherapy MRI and lesser tumor size correlate to neoadjuvant chemotherapy response in osteosarcoma patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agnita Utami
"ABSTRAK
Kemoterapi merupakan terapi kanker yang paling banyak digunakan pada anak.
Kelelahan yang berkepanjangan dan tidak ditangani dengan baik dapat
menyebabkan penurunan kualitas hidup anak. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan pada anak yang
menjalani kemoterapi. Desain penelitian adalah cross sectional. Sampel dalam
penelitian ini adalah anak berusia 8-18 tahun yang menjalani kemoterapi
berjumlah 101 orang di tiga rumah sakit pemerintah di Jakarta. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling. Penelitian
menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kadar hemoglobin (p=
0,021), nyeri (p= < 0,001), kualitas tidur (p= 0,046), dan depresi (p= < 0,001)
dengan kelelahan pada anak yang menjalani kemoterapi. Hasil analisis multivariat
menunjukkan terdapat tiga faktor yang paling berkontribusi terhadap kelelahan,
yaitu kadar hemoglobin, nyeri, dan depresi. Perawat perlu melakukan pengkajian
terhadap faktor yang paling berkontribusi terhadap kelelahan sehingga dapat
melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengurangi kelelahan pada
anak

ABSTRACT
Chemotherapy is a cancer treatment that is most widely used in children and can
lead to fatigue. The prolonged and improperly treated fatigue can lead to
decreased quality of life of the children. The objective of this study was to
analyze factors associated with fatigue in children undergoing chemotherapy. The
study design was cross-sectional. The sample in this study were 101 children aged
8-18 years who were undergone chemotherapy in three public hospitals in Jakarta.
The sample was choosen with consecutive technique sampling. The study showed
significant relationships among level of hemoglobin (p= 0,021), pain (p= <
0,001), sleep quality (p=0,046), and depression (p= <0,001) with fatigue in
children undergoing chemotherapy. The multivariate analysis showed that there
were three factors that most contribute to fatigue that are hemoglobin level, pain,
and depression. Nurse need to conduct an assessment of the factors that most
contribute to fatigue so that it can perform appropriate nursing interventions to
reduce fatigue in children"
2016
T46360
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Firmana
Jakarta: Salemba Medika, 2017
615.58 DIC k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mellynia Tri Sugiarti
"Sediaan kemoterapi yang beragam dapat ditemui dalam melakukan pelayanan kesehatan terhadap pasien kemoterapi di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Beragamnya jenis sediaan kemoterapi mengakibatkan butuhnya suatu pedoman khusus berupa monografi sediaan kemoterapi yang berisi tentang informasi yang dibutuhkan terkait obat kemoterapi yang digunakan di rumah sakit tersebut. Tujuan dirumuskannya suatu monografi sediaan obat, diantaranya untuk membantu memastikan keselamatan pasien, mengonfirmasi bahwa obat yang diberikan kepada pasien memenuhi harapan kualitas untuk keamanan dan efektivitas, serta dapat digunakan oleh bagian rekonstitusi sediaan kemoterapi di rumah sakit tersebut untuk memberi tahu dokter, apoteker, dokter gigi, perawat, dan profesional kesehatan lainnya terkait penggunaan obat yang tepat. Obat-obatan kemoterapi yang tersedia di Rumah Sakit Universitas Indonesia terdiri atas beberapa kandungan zat aktif, seperti vinkristin sulfat, metotreksat, rituximab, etoposid, doksorubisin, 5-Fluorourasil, cisplatin, carboplatin, kalsium folinat, bortezomib, serta bleomisin hidroklorida. Monografi sediaan kemoterapi yang digunakan pasien kanker di Rumah Sakit Universitas Indonesia perlu dirumuskan dengan baik dengan mencangkup beberapa aspek, seperti nama sediaan, indikasi, dosis, regimen obat, efek samping, indikator klinis yang perlu dimonitor, dan interaksi obat yang perlu diwaspadai. Perumusan monografi sediaan kemoterapi tersebut dilakukan agar mempermudah dalam melakukan penelusuran literatur, baik dari segi rekonstitusi hingga pemantauan klinis.

Various chemotherapy drugs can be found in providing health services to chemotherapy patients at the University of Indonesia Hospital. The various types of chemotherapy preparations result in the need for a special guideline in the form of a monograph of chemotherapy preparations which contains the information needed regarding the chemotherapy drugs used in the hospital. The purpose of formulating a drug monograph is to help ensure patient safety, confirm that the drugs given to patients meet quality expectations for safety and effectiveness, and can be used by the chemotherapy preparations reconstitution department in the hospital to notify doctors, pharmacists, dentists, nurses, and other health professionals regarding the appropriate use of medications. Chemotherapy drugs available at the University of Indonesia Hospital consist of several active ingredients, such as vincristine sulfate, methotrexate, rituximab, etoposide, doxorubicin, 5-Fluorouracil, cisplatin, carboplatin, calcium folinate, bortezomib, and bleomycin hydrochloride. The monograph of chemotherapy drugs used by cancer patients at the University of Indonesia Hospital needs to be well formulated by covering several aspects, such as preparation name, indication, dosage, drug regimen, side effects, clinical indicators that need to be monitored, and drug interactions that need to be watched out for. The formulation of the monograph of chemotherapy preparations was carried out in order to make it easier to conduct a literature search, both in terms of reconstitution and clinical monitoring."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wardatun
"Siklofosfamid merupakan obat kemoterapi yang secara luas digunakan dalam penanganan berbagai jenis kanker. Sistitis hemoragik pada kandung kemih merupakan salah satu efek samping yang sering muncul dari penggunaan siklofosfamid. Akrolein sebagai metabolit siklofosfamid teridentifikasi sebagai penyebab sistitis hemoragik. Akrolein dalam tubuh akan mengalami metabolisme melalui konjugasi dengan glutation menghasilkan asam 3-hidroksipropil merkapturat (3-HPMA) yang dieksresikan melalui urin. Senyawa sulfidril diantaranya Mesna dan N-asetilsistein digunakan untuk mencegah teijadinya sistitis hemoragik. Biji petal cina mengandung senyawa sulfidril dan berpotensi digunakan sebagai altematif untuk mencegah teijadinya sistitis hemoragik melalui induksi produksi dan metabolisme glutation. Penelitian ini bertujuan untuk menilai potensi ekstrak biji petal cina dalam mencegah teijadinya sistitis hemoragik pada tikus terinduksi siklofosfamid dengan menganalisis senyawa 3-HPMA dfilfltn urin dan 4-hidroksisiklofosfamid dalam plasma pada tikus. Optimasi ekstraksi biji petal cina dilakukan terhadap perendaman dengan akuades dan maserasi menggunakan pelarut etanol 30, 50, 70 dan 96%. Ekstrak basil optimasi distandarisasi lalu digunakan untuk uji secara in vivo. Sebanyak 30 ekor tikus yang terbagi dalam 3 kelompok digunakan dalam uji ini. Kelompok pertama merupakan kelompok kontrol negatif yang diberikan akuades selama satu minggu. Kelompok kedua diberikan akuades selama satu minggu dan pada hari ketujuh diberikan injeksi siklofosfamid secara intraperitoneal dengan dosis 50 mg/kg. Kelompok ketiga diberikan ekstrak biji petal cina melalui per oral sekali sehari dengan dosis 300 mg/kg selama satu minggu, lalu pada hari ketujuh satu jam setelah pemberian ekstrak terakhir diinjeksi siklofosfamid dengan dosis 50 mg/kg. Darah diambil dari vena ekor tikus pada menit ke 30 dan ke 60 setelah pemberian injeksi siklofosfamid sedangkan urin dikumpulkan selama 24 jam. Analisis 3-HPMA dan 4-hidroksisiklofosfamid dilakukan dengan kromatografi cair kineija ultra tinggi tandem spektrometri massa (KCKUT-SM/SM). Analisis 3-HPMA menggunakan internal standar 3-HPMA-D3 (asam 3-hidroksipropil merkapturat-Deuterium), dengan fase gerak = 0,1% asam format dalam air:0,l% asam format dalam asetonitril = 90:10j kolom KCKUT BEH Cig (2,1 x 100mm, l,7p.m), laju alir 0,2 mL/menit; waktu analisis 7 menit; deteksi MS pada m/z 221,968>90,993 untuk 3-HPMA dan 225,032>17 untuk 3-HPMA-D3. Analisis 4-hidroksisiklofosfamid menggunakan internal standar heksametilfosforamid dengan fase gerak = 0,1% asam format dalam ainmetanol =50;50; kolom KCKUT BEH Ci8 (2,1 x 100mm, l,7}im), laju alir 0,3 mL/menit; waktu analisis 7 menit; deteksi MS pada m/z 333,65>221,01 untuk 4- hidroksisiklofosfamid dan 180,07>134,9 untuk heksametilfosforamid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etanol 70% merupakan pelarut yang menghasilkan ekstrak dengan kadar sulfidril tertinggi dan kadar mimosin terendah pada biji petal cina yang telah direndam selama 24 jam. Ekstrak etanol 70% biji petal cina memenuhi standar mutu ekstrak obat tradisional. Metode analisis 3-HPMA dalam urin dan 4- hidroksisiklofosfamid dalam plasma menggunakan KCKUT SM/SM telah tervalidasi sesuai acuan FDA, 2018 dan EMA, 2011 dan dapat diterapkan dalam analisis in vivo. Pemberian ekstrak etanol 70% biji petal cina dapat meningkatkan kadar 3-HPMA dalam urin dan tidak mempengaruhi kadar metabolit aktif 4-hidroksisiklofosfamid dalam plasma. Pemberian ekstrak biji petal cina memberikan pengaruh positif pada hasil uji histopatologi kandung kemih dan pada profil hematologi tikus. Ekstrak biji petal cina berpotensi untuk digunakan sebagai altematif dalam mencegah teijadinya sistitis hemoragik pada penggunaan siklofosfamid.

Cyclophosphamide is a chemotherapy drug that is widely used in the treatment of various types of cancer. Hemorrhagic cystitis in bladder is one of side effects that often arise from using of cyclophosphamide. Acrolein as metabolite of cyclophosphamide was identified causing hemorrhagic cystitis. Acrolein in the body undergoes metabolism through conjugation with glutathione to produce 3-hydroxypropyl mercapturic acid (3- HPMA), which is excreted in urine. Sulfhydryl compounds including Mesna and Nacetylcysteine are used to prevent hemorrhagic cystitis. Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit seeds contain sulfhydryl compounds and have the potential to be used as an alternative to avoid the occurrence of hemorrhagic cystitis through production and metabolism of glutathione. This study aims to evaluate potential of Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit seeds extract on cyclophosphamide-induced hemorrhagic cystitis rats through analyze 3-HPMA in urine and 4-hydroxycyclophosphamide in plasma. The seed extraction was optimized with distilled water soaking treatments and maceration using 30, 50, 70 and 96% ethanol solvent. The optimized extract was standardized and then used for in vivo test. Thirty rats which is divided in 3 groups were used in this study. The first group, a negative control group, was given distilled water for one week. The second group was given distilled water for one week, and on the seventh day, they were given an intraperitoneal injection of cyclophosphamide at a dose of 50 mg/kg. The third group was given seed extract orally once a day at a dose of 300 mg/kg for one week, and then on the seventh day, one hour after administration of the last extract, they were injected with cyclophosphamide at a dose of 50 mg/kg. Blood was taken from rat vein tail 30 and 60 min after administration of the cyclophosphamide injection. Rat urine was collected for 24 h. Analysis of 3-HPMA and 4- hydroxycyclophosphamide was carried out by LCMS/MS. 3-HPMA analysis was conducted using the internal standard 3-hydroxypropyl mercapturic acid-Deuterium (3- HPMA-D3) with the mobile phase = 0.1% formic acid in water: 0.1% formic acid in acetonitrile = 90:10; column UPLC BEH Cis (2.1 x 100mm, 1.7pm); flow rate 0.2 mL/min; analysis time 7 minutes; and MS detection at m/z 221.968> 90.993 for 3- HPMA and 225.032>17 for 3-HPMA-D3. Analysis of 4-hydroxycyclophosphamide was conducted using internal standard hexamethylphosphoramide with a mobile phase = 0.1% formic acid in water: methanol = 50:50; column UPLC BEH Ci8 (2.1 x 100mm, 1.7pm); flow rate 0.3 mL/min; analysis time 7 minutes; and MS detection at m/z was 333.65>221.01 for 4-hydroxycyclophosphamide and 180.07>134.9 for hexamethylphosphoramide. The results show that 70% ethanol produced extracts with the highest sulfhydryl content and the lowest mimosine content in soaked Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit seeds. The 70% ethanol extract of seeds was made of qualified traditional medicinal extracts. The analysis method of 3-HPMA in unne and 4- hydroxycyclophosphamide in plasma using LCMS/MS has been validated according to 2018 FDA guidelines and 2011 EMA guidelines and can be applied to in vivo analysis. Administration of 70% ethanol extract of Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit seeds can increase the level of 3-HPMA in urine and does not affect the level of the active metabolite 4-hydroxycyclophosphamide in plasma. Administration of Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit seeds extract had a positive effect on the results of bladder histopathology and hematological profiles. The Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit seed extract has the potential to be used as an alternative to avoid the occurrence of hemorrhagic cystitis in the use of cyclophosphamide.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2022
D2798
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>