Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109186 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Eva Eka Prasetyawati
"Acalypha indica Linn telah digunakan secara luas di masyarakat dalam pengobatan tradisional untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan khasiat rebusan akar, daun dan herba tanaman A.indica Linn dalam menurunkan kadar asam urat dalam darah tikus putih jantan yang diinduksi kafeina. Tikus dibagi menjadi 6 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 tikus, yaitu kelompok kontrol normal yang diberikan larutan CMC 0,5% dan 5 kelompok lainnya diinduksi dengan kafeina untuk meningkatkan kadar asam urat dalam darah tikus. Bahan uji diberikan secara oral dengan dosis 5,4 gram/200 gram bb. Alopurinol digunakan sebagai kontrol pembanding. Pengukuran kadar asam urat dengan metode enzimatik dilakukan secara spektrofotometri pada panjang gelombang 520nm.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa ketiga macam rebusan dapat menurunkan kadar asam urat mulai hari ketiga sampai kesembilan. Rebusan daun A.indica Linn. memiliki efek menurunkan kadar paling kecil dan rebusan herba memiliki efek menurunkan kadar asam urat paling besar pada dosis yang sama.

Acalypha indica Linn has been widely used in traditional remedy to decreasing uric acid in the blood. The aim of the research was to identify the differences effect of decoction of roots, leaves and herbs of A.indica Linn to decrease uric acid in rats induced by caffeine. The rats were divided into 6 groups, each consisted of 5 rats.i.e normal control received 0,5% carboxymethyl cellulose solution orally. The others five group induced with caffeine was given orally to increase uric acid in the blood of rats. The decoction was given orally with the same dose of 5,4 gram/200 gram weight. Allopurinol was used as standard. The uric acid measurement was executed using enzymatic method spectrophotometrically at 520nm wavelength.
The results showed that the three of decoction decrease uric acid on the blood from the days three until days nine. Decoction of leaves given the low effect to decrease uric acid and the decoction of herb given the highest effect to decrease uric acid in the blood of rats."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2005
S32822
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Marcia Dewi Hartanto
"Rebusan akar Acalypha indica Linn. atau akar kucing terbukti dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah (Pratita, A., 2005). Penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh sari fraksi heksana, kloroform, etil asetat, dan sisa air dari rebusan akar A. indica terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah tikus putih jantan (Rattus novergicus) galur Sprague Dawley yang diinduksi dengan kalium oksonat. Penelitian dilakukan terhadap tujuh kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari lima ekor tikus. Induksi asam urat dengan kalium oksonat dilakukan secara injeksi intraperitoneal terhadap enam kelompok, sedangkan satu kelompok diberikan larutan CMC 0,5%. Sari fraksi heksana, kloroform, etil asetat, dan sisa air dosis 10,8 gram/200 gram bb dan alopurinol sebagai pembanding diberikan secara oral sehari sekali selama delapan hari. Pengukuran kadar asam urat dengan metode enzimatik dilakukan secara spektrofotometri pada panjang gelombang 520 nm. Hasil percobaan menunjukkan bahwa setiap sari fraksi dapat menurunkan kadar asam urat darah pada tikus putih jantan yang diinduksi dengan kalium oksonat dengan efek semakin meningkat yaitu sari fraksi sisa air, kloroform, etil asetat, dan heksana."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S32547
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mely Jamilah
"Gout merupakan penyakit metabolik yang menyebabkan kadar asam urat darah melebihi batas normal. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan nilai LD50 ekstrak air herba Akar Kucing ( Acalypha indica Linn.) dan pengaruhnya terhadap kadar asam urat dalam darah. Pada penentuan nilai LD50, 20 ekor mencit dibagi secara acak menjadi 4 kelompok. Mencit-mencit ini diamati selama 24 jam. Hasil menunjukkan bahwa nilai LD50 dari ekstrak air herba Akar Kucing adalah 8,1329 g/kg bb. Pada uji khasiat ekstrak air herba Akar Kucing digunakan 36 tikus jantan yang dibagi menjadi enam kelompok. Kelompok I, II dan III masing-masing diberi ekstrak air herba Akar Kucing dengan dosis 1,35 g/200 g bb; 2,7 g/200 g bb; and 5,4 g/200 g bb per hari. Sedangkan kelompok IV, V dan VI merupakan kelompok kontrol pembanding (alopurinol), perlakuan dan normal. Perlakuan diberikan selama 7 hari. Pada hari ke-8, semua kelompok (kecuali kontrol normal) diinduksi dengan kalium oksonat satu jam sebelum perlakuan. Dua jam setelah diinduksi, sampel darah diambil dan diukur. Penetapan kadar asam urat menggunakan metode kolorimetri enzimatik. Hasil menunjukkan dosis 2,7 g/200 g bb dan dosis 5,4 g/200 g bb per hari dapat menurunkan kadar asam urat secara bermakna (p<0,05).

Gout is a metabolic disease that can cause much uric acid level in blood. The purpose of this research was to determinated LD50 level in the water extract of Akar Kucing (Acalypha indica Linn.) herb and it influence to uric acid level. In determinate LD50, 20 mice were randomly divided into 4 dose groups. The dosed animals were observed during 24 hour. Result show that LD50 of the water extract of Akar Kucing herb is 8,1329 g/kg body weight. In the observation about the influence of the water extract of Akar Kucing herb, 36 male rats were randomly divided into 6 groups. Group I, II, and III received 1,35 g/200 g; 2,7 g/200 ; and 5,4 g/200 g body weight per day of the water extract of Akar Kucing herb. While group IV, V, and VI are group comparing (alopurinol), treatment, and normal control. This treatment was given for 7 day. In the 8 day, all group (except normal group) were injected with potassium oxonate 1 hour before drug administration. After 2 hours from injection of potassium oxonate, blood samples were collected and determinated. The determination was used colorimetric enzymatic method. Result showed that dose 2,7 g/200 g and dose 5,4 g/200 g rat per day has significant effect to reduce uric acid level (p<0,05)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32729
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anita Ayu Dwi Ajie Saputri
"Pengobatan hiperurisemia dapat diberikan tanaman akar kucing (Acalypha indica Linn) yang dikombinasikan dengan tanaman jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) sebagai obat antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian ekstrak air akar tanaman akar kucing dengan ekstrak etanol 70% rimpang Jahe Merah dilihat dari penurunan kadar asam urat darah tikus putih jantan yang dibuat hiperurisemia oleh kalium oksonat. Sebanyak 35 ekor tikus putih jantan galur Sprague Dawley dengan berat 180 gram sampai 200 gram dibagi menjadi tujuh kelompok. Tiga kelompok diberikan kombinasi ekstrak, yaitu akar kucing dengan dosis tetap 5,4 g/200 g bb yang dikombinasikan dengan variasi dosis jahe merah, masing-masing 14 mg/200 g bb, 28 mg/200 g bb, dan 56 mg/200 g bb dan disuspensikan dengan larutan CMC 0,5%. Kelompok lainnya terdiri dari pembanding tunggal akar kucing dosis 5,4 g/200 g bb, pembanding alopurinol, kontrol induksi, dan kontrol normal dan diberikan secara per oral selama delapan hari. Pengukuran kadar asam urat dalam plasma darah dilakukan dengan metode kolorimetri enzimatik pada Spektrofotometer UV-VIS dengan panjang gelombang 520 nm. Hasil menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak air akar tanaman akar kucing 5,4 g/200 g bb dengan jahe merah 56 mg/200 g bb dapat menurunkan kadar asam urat setara dengan alopurinol dan kontrol normal.

Hyperuricemia treatment can be given roots of Acalypha indica Linn. combined with red ginger plant (Zingiber officinale Rosc.) as anti-inflammatory drug. This study aimed to examine the effect of aqueous extract the roots of Acalypha indica Linn. with 70% ethanol extract of rhizome of Red Ginger from the decrease in blood uric acid levels of male rats made hiperurisemia by potassium oxonate. There were 35 male white rats of Sprague Dawley strain weighing 180 grams to 200 grams were divided into seven groups. Three groups were given a combination of extract, consist of a fixed dose 5.4 g/200 g bb of Acalypha indica L. was combined with varied dose of red ginger, respectively 14 mg/200 g bb, 28 mg/200 g bb, and 56 mg / 200 g bb suspended with 0.5% CMC solution. Another groups consisted of a single dosage 5.4 g/200 g bb comparative of Acalypha indica Linn, allopurinol comparison, control induction, and normal controls were administered orally for eight days. Measurement of uric acid levels in blood plasma by enzymatic colorimetric method on UV-VIS spectrophotometer with a wavelength 520 nm. The results showed that the combination 5.4 g/200 g aqueous extract the root of Acalypha indica Linn with 56 mg/200 g red ginger might decrease uric acid levels equivalent to allopurinol and normal controls. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S1140
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Hidayat Syamsurizal
"Akar kucing (Acalypha indica Linn) merupakan tanaman yang memiliki banyak kegunaan antara lain sebagai obat yang dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah. Pemanfaatan secara luas dari tanaman ini harus didukung oleh data-data yang dapat membuktikan keamanannya secara ilmiah. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian rebusan akar tanaman akar kucing terhadap fungsi ginjal tikus. Penelitian ini menggunakan 40 ekor tikus yang dipilih secara acak menjadi 4 kelompok. Kelompok I sebagai kontrol normal yang diberi air 2 ml/200 g bb. Kelompok II, III dan IV diberi perlakuan rebusan akar A. indica masingmasing dengan dosis 13,5 g/kg bb, 27 g/kg bb, dan 54 g/kg bb. Frekuensi pemberian sekali sehari selama 90 hari. Pada hari ke-91 tikus diambil darahnya untuk dilakukan pengukuran kadar urea dan kreatinin plasma secara kolorimetri dan dibedah untuk pemeriksaan histologis ginjal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada gejala toksik pada tikus yang diberi rebusan Acalypha indica Linn ditinjau dari kadar urea dan kreatinin plasma serta gambaran histologis ginjal.

Akar kucing (Acalypha indica Linn) is a plant that has many usage such as for reduce uric acid consentration. The comprehensive usage from this preparation must be supported with data which can prove it is safety scientifically. Therefore an experiment is done to know the effect of giving the extract to rat renal function. This research used fourty rats which divided into four groups. Group I as normal control which were given water 2 ml/200 g body weight. Group II, III, IV were given water extract of A.indica roots doses 13,5/kg body weight, 27g/kg body weight, and 54 g/kg body weight. Frequency of exposure A. indica was once a day during 90 days. In the 91st day blood sample was collected from observed rats and measured their plasma urea and creatinine levels through colorimetry methods, and the surgery were done to the rats for the histological inspection of their kidneys. The results shows that no toxic effect of Acalypha indica to white rats seen from plasma urea and creatinine levels and kidney histology."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S32819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Martini
"Akar tanaman akar kucing (Acalypha indica Linn.) telah banyak digunakan masyarakat sebagai obat yang dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah, tetapi belum banyak percobaan ilmiah yang membuktikan toksisitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian rebusan akar tanaman akar kucing (A. indica) terhadap organ jantung tikus putih jantan ditinjau dari aktivitas GOT, kreatin kinase plasma serta gambaran histologis jantung. Penelitian ini menggunakan empat puluh ekor tikus yang dipilih secara acak menjadi empat kelompok, setiap kelompok terdiri dari sepuluh ekor tikus. Kelompok I sebagai kontrol normal yang diberi air 2 ml/200 g bb. Kelompok II, III dan IV diberi perlakuan rebusan akar A. indica dengan dosis 13,5 g/kg bb, 27 g/kg bb, dan 54 g/kg bb. Frekuensi pemberian sekali sehari selama 90 hari. Pengamatan yang dilakukan meliputi kimia darah (aktivitas GOT, kreatin kinase plasma) dan histologis organ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada gejala toksik pada tikus yang diberi rebusan akar A. indica ditinjau dari aktivitas GOT, kreatin kinase plasma serta gambaran histologis jantung.
Root of akar kucing (Acalypha indica Linn.) has been widely used to reduce uric acid consentration, but the toxicityity has not been proven scientifically. The aim of this research was to examine the effect of water extract of A. indica roots to the heart of male white rats seen from GOT, creatin kinase plasma activity and heart histology. This research used fourty rats which divided into four groups, each group contains ten rats. Group I as normal control which were given water 2 ml/200 g body weight. Group II, III, IV were given water extract of A.indica roots doses 13,5/kg body weight, 27g/kg body weight, and 54 g/kg body weight. Frequency of exposure A. indica was once a day during 90 days with the oral route administration. Data observation involves blood chemistry (GOT, creatin kinase plasma activity) and heart histology. The result show no toxic effect of A. indica to white rats seen from GOT, creatin kinase plasma activity and heart histology."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Marsaulina
"Akar Kucing (Acalypha indica Linn) digunakan oleh masyarakat sebagai anti radang, emetikum, pencahar, ekspektoran, serta terbukti pada penelitian terhadap bagian akar dari Acalypha indica Linn dapat menurunkan kadar asam urat dalam tubuh tikus putih jantan. Berdasarkan uji khasiat terhadap Akar Kucing maka perlu dilakukan uji keamanan terhadap Akar Kucing yaitu dengan memberikan rebusan akar dari Akar kucing secara oral selama sembilan puluh hari terhadap tikus putih jantan galur Sprague-Dawley. Pemberian rebusan akar diberikan pada tiga kelompok dengan dosis yang berbeda yaitu 2,7 g/200 g bb, 5,4 g/200 g bb dan 10,8 g/200 g bb tikus. Sebagai kelompok kontrol digunakan tikus yang hanya diberi air dan diperlakukan sama seperti kelompok uji. Pengukuran aktivitas GPT dan alkali fosfatase serta pengamatan histoligi hati dilakukan setelah sembilan hari masa percobaan. Pemberian rebusan akar dari Akar Kucing selama sembilan puluh hari dengan dsis 2,7 g/200 g bb, 5,4 g/200 g bb, 10,8 g/200 g bb tikus tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S32791
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>