Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132735 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Universitas Indonesia, 2003
S32567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
"Rasa nyeri merupakan hal yang umum terjadi pada pasien pasca operasi sebagai akibat dari cedera, prosedur invasif, atau keberadaan penyakit. Nyeri mempunyai konsekuensi klinis, ekonomi dan sosial, seperti perubahan sistem kekebalan tubuh, memperlambat penyembuhan, berkurangnya kemampuan untuk melakukan pekerjaan tertentu dan perasaan menderita akibat nyeri yang sebenarnya tidak perlu. Penanganan nyeri pasien pasca operasi harus dilakukan secara adekuat, sehingga diharapkan dapat mengurangi waktu perawatan di rumah sakit, pasien dapat kembali melakukan rutinitas seperti sebelum menjalani operasi dan tidak menderita akibat nyeri pasca operasi. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui proporsi dan profil penggunaan analgesik pada pasien pasca operasi di Instalasi Rawat Inap A (IRNA-A) RS Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Penelitian ini merupakan studi deskriptif prospektif dengan cara mengambil data primer dan sekunder. Pengambilan data primer melalui wawancara dengan pasien / keluarga pasien dan dengan dokter, sedangkan pengambilan data sekunder dari rekam medis pasien pasca operasi yang dirawat di IRNA-A lantai tiga sampai lantai lima RSCM selama awal Maret-akhir April 2007. Selain pengamatan jumlah pasien yang menggunakan analgesik, juga dilakukan pengamatan efek analgesia dari berbagai analgesik yang digunakan ditinjau dari aspek dosis, cara pemberian dan lama pemberian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi penggunaan analgesik sebesar 81,6% (284 pasien dari 348 pasien), dengan proporsi terbanyak ialah penggunaan analgesik non-opioid pada semua jenis bedah. Persentase efek analgesia baik tertinggi masing-masing ditemukan pada pasien yang menggunakan analgesik pada dosis lazim, menggunakan analgesik dengan durasi lama dan menggunakan analgesik dengan cara pemberian per oral."
Universitas Indonesia, 2007
S32456
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2004
S32430
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Anuariyanti
"Antibiotika merupakan satu diantara obat yang umum digunakan oleh pasien rawat inap di RSUD Budhi Asih Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan antibiotika pada pasien rawat inap dan adanya penggunaan antibiotika yang tidak rasional dari segi indikasi, dosis dan lama pemakaian. Penelitian dilakukan dengan metode survei yang bersifat deskriptif retrospektif. Data dikumpulkan dari Medical Record (Rekam Medis) pasien yang dirawat pada bulan Januari-Juni 2005.
Hasil penelitian menunjukkan jenis antibiotika yang banyak digunakan adalah antibiotika golongan penisilin (51,33%) antara lain ampisilin dan amoksisilin, dan antibiotika golongan sefalosporin (38%) antara lain sefadroksil, sefazolin, sefoperazon, sefotaksim, seftriakson dan sefiksim. Pengobatan pada pasien DHF yang banyak digunakan adalah antibiotika golongan penisilin, sejumlah 33 orang pasien (22%) antara lain, ampisilin dan amoksisilin. Pengobatan pada infeksi saluran gastrointestinal menggunakan antibiotika golongan sefalosporin (20%) antara lain, sefadroksil, sefazolin, sefoperazon, sefotaksim, seftriakson dan sefiksim. Antibiotika golongan penisilin paling banyak digunakan pada kelas tiga (33,99%) antara lain, ampisilin dan amoksisilin. Penggunaan antibiotika yang rasional adalah dari segi indikasi dan lama pemakaian, masing-masing sejumlah 150 orang pasien (100%), sedangkan penggunaan antibiotika yang tidak rasional adalah dari segi dosis, sejumlah 35 orang pasien (23,34%) yang paling banyak terjadi pada kelompok umur 0-14 tahun dari 150 orang pasien.
Antibiotic is a common drug used in patient at RSUD Budhi Asih Jakarta. The objective of this study is to know a pattern of antibiotic use in patient and the irrational using of antibiotics which was based on choosing its indication, dosage and duration. The study was conducted with descriptive retrospective method. The data were collected from Medical Record of patients during January until June 2005.
The results of this study indicated that the most frequently antibiotics used by patients were penisilin (51,33%) such as, ampicillin and amoxicillin and cephalosporin (38%) such as, cefadroxil, cefazolin, cefoperazon, cefotaxime, ceftriaxone dan cefixime . The most frequently antibiotics used by patients DHF was penisilin (22%) included ampicillin and amoxicillin. The medicinal therapy for gastrointestinal tract infectious disease used cephalosporin (20%) were cefadroxil, cefazolin, cefoperazon, cefotaxime, ceftriaxone dan cefixime. Penisilin was the most frequently antibiotics used by patients in class three (33,99%) included ampicillin and amoxicillin. The rational using of antibiotics came from the indication and duration each other were one hundred fifty patients (100%), and the irrational using of antibiotics came from the dosage of antibiotics which was happened to age groups zero until fourteen years old (23,34%) from one hundred fifty patients.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32861
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suparman
"Kepuasan pasien dalam suatu rumah sakit merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan. Apabila pelayanan yang di terima sesuai dengan harapan, maka mutu layanan yang diberikan dipersepsikan baik atau memuaskan, dan sebaliknya, jika pelayanan. yang di terima tidak sesuai harapan, maka pelayanan tersehut dipersepsikan buruk dan tidak memuaskan.
Tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh gambaran tingkat kepuasan pasien yang di rawat di Pal. Melati dan ruang MPKP, dengan metode Serqual terhadap pelayanan rawat inap. Pengukuran tingkat kepuasan dilakukan terhadap 120 responden, 60 pasien yang di rawat di Pav. Melati dan 60 pasien yang di rawat MPKP. Penelitian ini adalah cross sectional, dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan variabel yang digunakan untuk mengukur mutu layanan, menggunakan lima dimensi mutu, yaitu : tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien di ruang MPKP ternyata lebih tinggi dari pada di Pav. Melati, untuk semua dimensi (tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy). Sedangkan karakteristik responder yang berhubungan dengan tingkat kepuasan ternyata hanya pekerjaan di Pav. Melati sedang umur dan pendidikan tidak ada hubungan, baik di Pav. Melati maupun ruang MPKP. Menyarankan kepada pihak manajemen Perjan, Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo untuk menerapkan secara optimal MPKP di seluruh ruang rawat, khususnya Paviliun Swadana (VIP), sehingga mutu pelayanan akan lebih berkualitas.

Patient satisfaction in the hospital is one of the indicators of the quality of hospital-health care that have been given to patients, as clients.
If the hospital-healthcare received is equal to that expected by the patients, the quality health insurance would be considered good-and satisfy the patients. On the contrary, if the hospital-healthcare received is not as expected by or satisfy the patients, the healthcare will be of bad perception and disappointment.
The aim of this study is to find the description of in-patient satisfaction level at "Melati" Pavilion and the "Professional Nursing Practice Model" (PNPM) ward or "Ruang Rawat Model Praktik Keperawatan Profesional"(MPKP), using the Serqual Method towards ward-healthcare. Data used in this study was a primary data using univariate and bivariate analysis.
It is a quantitative cross sectional study, conducted to 120 respondents consisted of 60 in-patients at "Melati" pavilion and 60 in-patients at PNPM ward. The variable used to measure the quality health insurance were by the five quality dimensions: tangibility, reliability, responsiveness, assurance, and empathy.
The results of this study showed that the respondent satisfaction levels in all of the quality dimensions (tangible, reliability, responsiveness, assurance and empathy) in the PNPM ward was higher than that of "Melati" pavilion. There were no associations between the characteristics of the respondents (age and educational background) and the level of satisfaction in both types of wards, but there was relationship between job and the level of satisfaction of the respondents at "Melati" pavilion.
It is recommended that in order to increase the in-patient satisfaction, to apply the Professional Nursing Practice Model (PNPM) at all of the wards in RSCM optimally, especially the VIP pavilions, as a result the health quality insurance will be qualified.
References : 45 (1988-2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milla Yustika
"Penggunaan kombinasi dua atau lebih antihipertensi dapat memungkinkan terjadinya interaksi obat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai interaksi obat antihipertensi pada pasien rawat inap di Instalasi Paviliun Cendrawasih RS. Dr. Cipto Mangunkusumo. Penelitian dilakukan dengan metode survei yang bersifat deskriptif analitis. Pengambilan data diperoleh secara retrospektif dari rekam medik pasien periode bulan Januari-Juni 2006 yang menggunakan dua atau lebih obat antihipertensi secara bersamaan. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 102 pasien yang terdiri dari 52 pasien laki-laki dan 50 pasien perempuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi obat yang teridentifikasi dan berpotensi terjadi pada 46 pasien (45,10%) dengan jumlah 109 kasus interaksi obat. Persentase jumlah obat yang digunakan bersamaan pada pasien yang teridentifikasi mengalami interaksi obat tertinggi adalah pada kategori banyak. Tidak ada hubungan yang bermakna antara jumlah obat yang digunakan setiap pasien secara bersamaan dengan jumlah interaksi obat yang teridentifikasi.
The combination of two or more antihypertension drugs potentially caused drug interaction. The aim of this study was to identify antihypertensive drug interaction problems which potentially occurred in patients at Cendrawasih Ward of RS. Dr. Cipto Mangunkusumo. The method used was analitical-descriptive. Data were taken retrospectively from medical record of patient treated with greater than or equals 2 drugs. The medical record reviewed were from January until June 2007. There were 102 samples reviewed, consist of 52 men and 50 women.
The result showed that antihypertensive drug interaction was identified in 46 patients (45,10%) with 109 cases of interaction. The number of drugs used in cases with interaction mostly was in category 6 or more drugs. There was no significant correlation between the number of drugs used concurrently with the number of interactions.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho Tam Tomo
"ABSTRAK
Krisis ekonomi yang mulai terjadi sejak awal tahun 1997, telah memberi dampak dalam pembiayaan sektor kesehatan dalam hal ini rumah sakit. Dilema yang dihadapi disatu pihak rumah sakit dengan segala keterbatasan dana, rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu dengan biaya yang terjangkau. Pengelolaan rumah sakit membutuhkan biaya yang cukup besar, terus menerus, disisi lain kemampuan sumber dana dari pemerintah sangat terbatas. Pengelolaan rumah sakit dalam hal ini manajemen keuangan rumah sakit perlu mendapat perhatian terutama masalah piutang pasien yang merupakan salah satu masalah yang dapat mempengaruhi likuiditas rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem penatalaksanaan piutang pasien umum rawat inap di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo yang menyebabkan terjadinya piutang dari faktor internal, dengan pendekatan sistem yaitu : Input, Proses, Output Penelitian ini bersifat diskriptik analitik dengan melakukan pengamatan tangsung dan wawancara mendalam.
Hasil penelitian disimpulkan bahwa sistem penatalaksanaan piutang pasien umum rawat inap yang terdiri dari Tahap pra penerimaan, Tahap Penerimaan, Tahap Perawatan, Tahap Penataan Rekening, Tahap Penagihan, Tahap Penutupan Rekening, belum berjalan sebagaimana mestinya. Tahapan pra penerimaan yang merupakan tahapan yang penting ternyata belum ada. Kegiatan informasi yang seharusnya dilakukan pada tahap tersebut, pada tahap berikutnya juga tidak dilakukan. informasi biaya belum dapat disampaikan kepada pasien/keluarganya secara berkala, sehingga pasien/keluarganya tidak dapat memperkirakan jumlah biaya yang harus disiapkan, sistem komputerisasi yang belum terpadu.
Saran-saran yang dapat diberikan adalah penetapan prosedur pemberian kredit pada tahap pra penerimaan, pencatatan biaya pada tahap perawatan dilakukan setiap hari sehingga informasi biaya dapat diinformasikan secara berkala, kerja sama antara tahap perawatan dart tahap penataan rekening dalam hal biaya dengan sistem komputerisasi yang terpadu, aktifnya bagian penagihan.

ABSTRACT
System Analysis on Credit Arrangement for In-patient at RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo, Year 1999/2000Economic crisis that overwhelmed Indonesia since 1997 has impact on health sector budgeting, especially for hospital. The dilemma that is faced by hospital in their limitation budget nowadays is that hospital shall provide quality of health service with affordable cost for the patient. In other side, the management of hospital needs huge and continuous budget support, while the ability of central government to give budget support to hospital is very limited, Hospital management, in this case refers to the hospital financial management, needs to have special attention especially on credit arrangement for in-patient that become a major problem that can influence hospital liquidity.
The objective of this research is to analyze the credit arrangement system for in-patient at RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo that can lead into credit from internal factor, with the system approach of Input, Process and Output This is a descriptive analysis research by conducting direct observation and in-depth interview.
The result of this research has assumed that the credit arrangement for in-patient consists of some phases. There are: Pre-initial Phase, Initial Phase, Treatment Phase, Accounting Phase, Billing Phase and Billing Closing Phase, which have not run appropriately yet. Pre-initial phase, which is the most important phase, is not existing. The information activity that should be conducted at that phase in fact is not conducted also in the next phase. Information regarding health service cost still can not be delivered regularly to the patient and their family, so that they can not estimate the service cost that should be paid by them, in more the computerized system still not integrated.
Some suggestions are to formulate procedure for providing credit arrangement for in-patient at Pre-initial Phase, daily medical cost recording at Treatment Phase so that information cost is available and can be informed regularly, coordination at Treatment Phase and Accounting Phase in costing with integrated computerized system, and active participation of billing division."
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>