Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185410 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Jakarta: Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2014
616.72 PER d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Sannaria U.
"Metode penetapan kadar ambroksol dalam plasma manusia secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi telah dikemukakan oleh Nobilis. Pengulangan metode yang tepat sama sulit dilakukan karena kondisi laboratorium yang berbeda, antara lain perbedaan kolom kromatografi yang digunakan. Untuk memperoleh hasil yang memuaskan perlu dilakukan adaptasi metode sesuai kondisi spesifik laboratorium. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan kondisi yang optimal untuk penetapan kadar ambroksol berdasarkan metode Nobilis, dengan memodifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada metode tersebut. Faktor-faktor tersebut meliputi kondisi pengukuran dan kondisi isolasi ambroksol dari plasma manusia. Faktor—faktor yang dimodifikasi pada kondisi pengukuran antara lain komposisi eluen dan kecepatan aliran eluen> sedangkan faktor—faktor yang dimodi fikasi pada kondisi isolasi adalah pH dan kapasitas dapar, waktu dan cara pengocokan, kecepatan dan waktu sentrifus, dan cara pemisahan lapisan ekstrak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan kolom Shimpack CLC—ODS 15 cm x 6 mm diperoleh kondisi optimal untuk pengukuran adalah: eluen yang mengandung asetonitril 12-15 X v/v, nonilamina 0,45-1,5 X v/v, ditambah asam fosfat sampai pH 2,4 dan kecepatan aliran eluen 1,2 ml/menit. Kondisi optimum untuk isolasi adalah sentrifus dengan kecepatan 2000 rpm selama 6 menit, pengocokan dengan cara vortex selama 4 menit, dan pemisahan lapisan ekstrak dengan cara pembekuan, dengan faktor lain tidak diubah. Uji perolehan kembali ambroksol dengan metode ini memberikan hasil 89 % (82-96%)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Latar Belakang: Sejak tahun 2004 sampai 2010 Badan Litbang Kesehatan mengadakan rangkaian survei harga dan ketersediaan obat. Hasilnya adalah lebih dari 90% obat yang ada di Indonesia harganya masih di atas International Reference Price. Ketersediaan obat di sektor swasta lebih baik dari sektor publik dan masih cukup banyak obat generik & esensial pada fasilitas kesehatan yang ketersediaanya lebih kurang 3 bulan. Tujuan: Studi ini bertujuan untuk mengetahui harga dan ketersediaan obat terkini di rumah sakit, puskesmas dan apotek. Studi dilakukan di enam (6) wilayah DKI Jakarta yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu. Metode: Studi mengikuti metode baku dari World Health Organization dan Health Action International. Sampel adalah 22 jenis obat esential dan lokasi pengumpunan sampel di rumah sakit, puskesmas dan apotek. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur yang tertera pada kuesioner. Analisis data secara statistik deskriptif. Hasil: secara umum harga obat di Indonesia masih lebih tinggi dari International Reference Price dan beberapa diantaranya dapat mencapai > 100 kali. Belum banyak perubahan pola harga obat jika dibandingkan dengan hasil studi tahun 2010 dan 2004. Kesimpulan: Terdapat variasi harga yang cukup lebar antara harga obat antar puskesmas, antar RS pemerintah, yaitu 83,3% vs 80,6% (swasta) vs 57% (puskesmas). Saran: Pemerintah perlu melakukan pengaturan harga obat agar lebih rasional dan terjangkau serta meningkatkan ketersediaan obat di puskesmas. "
BULHSR 18:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ionrossa
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S32061
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manik Marganamahendra
"Gambaran risiko kesehatan masyarakat dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan untuk menangani pandemi COVID-19. Gambaran ini menggunakan standar dasar dari WHO yang telah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia saat ini. Untuk melihat risiko kesehatan masyarakat dengan kondisi vaksin yang masih belum tersedia dapat melalui pendekatan tiga aspek yaitu: faktor epidemiologis, kapasitas surveilans kesehatan masyarakat dan kapasitas pelayanan kesehatan. Adapun variabel yang diperhitungkan dari tiga aspek tersebut adalah persentase fatalitas kasus, positivity rate, kapasitas contact tracing, bed occupancy rate dan densitas tenaga kesehatan. Hasil penelitian pada provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan yang juga provinsi zona merah yang pertama kali melakukan PSBB di Indonesia menunjukan bahwa masing-masing provinsi tetap memiliki risiko kesehatan masyarakat yang tinggi di aspek yang berlainan.

The overview of public health risks can be used as a consideration in making policy to handle COVID-19 pandemic. This overview uses the basic standards of WHO which has been adapted to the current conditions in Indonesia. Public health risks when vaccines are still not available can be identified through a three-aspect approach, which are epidemiological factors, public health surveillance capacity, and health care capacity. The variables that are related with these three aspects are: the percentage of case fatalities, positivity rate, contact tracing capacity, bed occupancy rate, and density of health workers. By comparing the province of DKI Jakarta, West Java, East Java and South Sulawesi which are also the red zone provinces that first implemented LSSR in Indonesia, the research shows that each province still has a high public health risk in different aspects."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Agustina Tri Haryati
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian terhadap analisis klorfeniramjna
maleat, parasetainol dan fenilpropanolamjna
hjdrok].orjda menggunakan kromatografj cair kinerja tinggi
(KCKT) dalam tablet influenza. Analisis dilakukan
Eenggunakan kolom Cj8 fase terbaljk dengan detektor UV
pada panjang gelombang 262 nm dan 362 nm, teperatur koloiz
350C, fase gerak metanol-aquabidest yang mengandung 0,01 H
KH2FO4 PH 3,5 (3:7) dengan kecepatan aliran 1 l/ienjt.
Klorfenjramjna maleat, parasetamol dan fenilpropanolaznjna
hidroklorjda dapat dipisahkan dengan baik.
HasH analisis terhadap empat tablet influenza
meriunjukkan bahwa kadar yang dipero].eh dengan metode KCKT
mi adalah klorfenjramjna maleat (88,84X-101,80%),
parasetamol (94,15Z-100,37%) dan fenhlpropanolajna hidrokiorida
(99,68Z-158,89z).

"
1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Winandanu Kusumah
"ABSTRAK
Kadar kolesterol yang tinggi (hiperkolesterolemia) merupakan salah satu penyebab penyakit jantung yang terbesar. Penyakit jantung sendiri masih menjadi penyebab utama kematian di antara penyakit-penyakit tidak menular. Aktivitas fisik adalah suatu kegiatan yang memerlukan ATP dan dilakukan oleh kontraksi serta relaksasi otot skeletal untuk menciptakan pergerakan tubuh. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan aktivitas fisik antara penderita hiperkolesterolemia dan non-hiperkolesterolemia pada karyawan FKUI tahun 2015. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross-sectional pada 22 karyawan usia 30-60 tahun yang diambil secara consecutive sampling. Data yang diambil dari responden berupa data primer yaitu aktivitas fisik selama 2 hari kerja dan 1 hari libur responden yang dilihat melalui pengisian kuisioner dan data sekunder yaitu rekam medis karyawan FKUI. Kemudian data diolah menggunakan spss 11.5 for windows. Variabel pada penelitian ini adalah aktivitas fisik dan kondisi hiperkolesterolemia yang dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara aktivitas fisik pada karyawan dengan hiperkolesterolemia dan tanpa hiperkolesterolemia.

ABSTRACT
High level of cholesterol (hypercholesterolemia) is one of the biggest cause of heart disease. Heart disease is still the number one cause of death between uncommunicated diseases. Physical activity is an activity which needs ATP and done by contraction and relaxation of skeletal muscle to create a body movement. The aim of this study is to know the comparison of physical activity between hypercholesterolemia and non-hypercholesterolemia employees of FKUI in 2015. This study was conducted with a cross-sectional method on 22 employees aged 30-60 years were taken by consecutive sampling. Data taken from respondent was primary data as a record of physical activity on two weekdays and one weekend which taken through questionnaire and secondary data which is medical record of FKUI?s employees. Then the data was processed using spss 11.5 for windows. Variables in this study were the physical activity and hypercholesterolemia. This data was analyzed by chi-square test. The result showed no significant association between physical activity in hypercholesterolemia and non-hypercholesterolemia employees"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>