Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92980 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ionrossa
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S32061
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Latar Belakang: Sejak tahun 2004 sampai 2010 Badan Litbang Kesehatan mengadakan rangkaian survei harga dan ketersediaan obat. Hasilnya adalah lebih dari 90% obat yang ada di Indonesia harganya masih di atas International Reference Price. Ketersediaan obat di sektor swasta lebih baik dari sektor publik dan masih cukup banyak obat generik & esensial pada fasilitas kesehatan yang ketersediaanya lebih kurang 3 bulan. Tujuan: Studi ini bertujuan untuk mengetahui harga dan ketersediaan obat terkini di rumah sakit, puskesmas dan apotek. Studi dilakukan di enam (6) wilayah DKI Jakarta yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu. Metode: Studi mengikuti metode baku dari World Health Organization dan Health Action International. Sampel adalah 22 jenis obat esential dan lokasi pengumpunan sampel di rumah sakit, puskesmas dan apotek. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur yang tertera pada kuesioner. Analisis data secara statistik deskriptif. Hasil: secara umum harga obat di Indonesia masih lebih tinggi dari International Reference Price dan beberapa diantaranya dapat mencapai > 100 kali. Belum banyak perubahan pola harga obat jika dibandingkan dengan hasil studi tahun 2010 dan 2004. Kesimpulan: Terdapat variasi harga yang cukup lebar antara harga obat antar puskesmas, antar RS pemerintah, yaitu 83,3% vs 80,6% (swasta) vs 57% (puskesmas). Saran: Pemerintah perlu melakukan pengaturan harga obat agar lebih rasional dan terjangkau serta meningkatkan ketersediaan obat di puskesmas. "
BULHSR 18:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
David Winandanu Kusumah
"ABSTRAK
Kadar kolesterol yang tinggi (hiperkolesterolemia) merupakan salah satu penyebab penyakit jantung yang terbesar. Penyakit jantung sendiri masih menjadi penyebab utama kematian di antara penyakit-penyakit tidak menular. Aktivitas fisik adalah suatu kegiatan yang memerlukan ATP dan dilakukan oleh kontraksi serta relaksasi otot skeletal untuk menciptakan pergerakan tubuh. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan aktivitas fisik antara penderita hiperkolesterolemia dan non-hiperkolesterolemia pada karyawan FKUI tahun 2015. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross-sectional pada 22 karyawan usia 30-60 tahun yang diambil secara consecutive sampling. Data yang diambil dari responden berupa data primer yaitu aktivitas fisik selama 2 hari kerja dan 1 hari libur responden yang dilihat melalui pengisian kuisioner dan data sekunder yaitu rekam medis karyawan FKUI. Kemudian data diolah menggunakan spss 11.5 for windows. Variabel pada penelitian ini adalah aktivitas fisik dan kondisi hiperkolesterolemia yang dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara aktivitas fisik pada karyawan dengan hiperkolesterolemia dan tanpa hiperkolesterolemia.

ABSTRACT
High level of cholesterol (hypercholesterolemia) is one of the biggest cause of heart disease. Heart disease is still the number one cause of death between uncommunicated diseases. Physical activity is an activity which needs ATP and done by contraction and relaxation of skeletal muscle to create a body movement. The aim of this study is to know the comparison of physical activity between hypercholesterolemia and non-hypercholesterolemia employees of FKUI in 2015. This study was conducted with a cross-sectional method on 22 employees aged 30-60 years were taken by consecutive sampling. Data taken from respondent was primary data as a record of physical activity on two weekdays and one weekend which taken through questionnaire and secondary data which is medical record of FKUI?s employees. Then the data was processed using spss 11.5 for windows. Variables in this study were the physical activity and hypercholesterolemia. This data was analyzed by chi-square test. The result showed no significant association between physical activity in hypercholesterolemia and non-hypercholesterolemia employees"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nadhira
"Indonesia is still bound to problems associated with nutritional status. There were 16 and 19 provinces in which prevalence of underweight school-age boys and girls are above the national prevalence. Knowledge about nutrition is one of the factors that can affect nutrition intake. Nutrition intake itself plays a role in determining nutritional status. This study aims to determine nutritional status and its relationship to the level of knowledge about protein-calorie deficiency in school-aged children of Kampung Kids. Data was retrieved on October 18th, 2009 by performing an anthropometric physical examination and giving questionnaires to be answered by 78 school-aged children enrolled in Kampung Kids.
The results showed there were 40 children (51.3%) undernutritioned, 25 children (32.1%) was having short-stature, and 30 children (38.5%) were thin. There are 2 subjects (2.6%) who have a good level of knowledge about protein-calorie deficiency, while 7 people (9%) has moderate knowledge level, and about 69 people (88.5%) has bad level of knowledge. Fisher's Exacts test shows that there is no significancies between nutritional status with the level of knowledge about protein-calorie deficiency (p = 1.000). In conclusion, nutritional status is not significantly related with the level of knowledge about protein-calorie deficiency on school-aged children in Kampung Kids.

Indonesia tidak lepas dari masalah terkait status gizi. Terdapat 16 dan 19 propinsi yang prevalensi anak usia sekolah laki-laki dan perempuan yang bertubuh kurusnya berada di atas prevalensi nasional. Pengetahuan tentang gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi asupan gizi. Asupan gizi sendiri berperan dalam menentukan status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status gizi dan hubungannya dengan tingkat pengetahuan mengenai kekurangan kalori protein anak usia sekolah di Yayasan Kampung Kids. Data diambil pada tanggal 18 Oktober 2009 dengan melakukan pemeriksaan fisik antropometri serta pengisian kuesioner oleh 78 anak usia sekolah yang terdaftar di Yayasan Kampung Kids.
Hasilnya menunjukkan terdapat 40 orang (51,3%) bergizi kurang, 25 orang (32,1%) bertubuh pendek, serta 30 orang (38,5%) bertubuh kurus. Subyek yang memiliki tingkat pengetahuan mengenai kekurangan kalori protein baik sejumlah 2 orang (2,6%), sedang 7 orang (9%) dan tingkat pengetahuan kurang 69 orang (88,5%). Pada uji Fisher Exacts tidak terdapat perbedaan bermakna antara status gizi dengan tingkat pengetahuan mengenai kurangan kalori protein (p= 1,000). Disimpulkan status gizi dengan tingkat pengetahuan mengenai kekurangan kalori protein anak usia sekolah yayasan Kampung Kids tidak berhubungan secara bermakna.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nelson, Ethel R.
Bandung: Indonesia Publishing House, 2008
615 NEL d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2014
616.72 PER d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abd. Latief Bustami
"Angka Kematian Bayi dan Balita di Indonesia relatif tinggi. Faktor utama penyebab kematian balita adalah penyakit ISPA. Tingginya prevalensi penyakit ISPA itu diperkirakan disebabkan oleh pandangan masyarakat terhadap etiologi penyakit itu. Pandangan itu diperkirakan mempengaruhi pilihan penyembuhan penyakit. Masalah penelitian ini adalah pilihan-pilihan penyembuhan penyakit ISPA pada balita di Pulau Kangean.
Temuan penelitian ini adalah: (1), pandangan orang Kangean tentang etiologi penyakit ISPA diklasifikasikan menjadi empat, yaitu biasa (biesa), perbuatan sihir seseorang (gebeien), pengaruh makhluk halus (sapa-sapaan) dan pembalasan Tuhan di dunia terhadap perbuatan orang tuanya (belesan). Pandangan Foster dan Anderson dan Rivers tentang etiologi penyakit anak di pulau Kangean tidak bisa diterima, (2). pandangan tentang etioiogi penyakit mempengaruhi pilihan penyembuhan penyakit. Penentuan pilihan penyembuhan penyakit tidak mengacu pada keempat etiologi penyakit secara linier melainkan berpindah-pindah, coba-coba, ganda, dan bersamaan. Etiologi peoyakit yang disebabkan biesa, gebeian, sapa-sapaan, dan belesan selalu disembuhkan dengan kehadiran dukon sarad, dukon rana\ guru mengaji (Kyae Morok) dan Kyae, sedangkan yang biesa dilakukan oieh orang tua, dokter dan penyembuh lainnya secara siklus. Walaupun setelah dari dokter tetap melakukan a sarad, Pendapat Rivers tentang setiap pandangan hidup itu mempunyai kepercayaan tentang etiologi penyakit yang berhubungan dengan penentuan pilihan penyembuhan secara monolitik tidak bisa diterima, (3). prinsip dalam proses penyembuhan adalah mencari kecocokan antara pandangan mereka tentang etiologi penyakit dan kesembuhan (sadeging). Pilihan penyembuhan penyakit ditentukan oleh pandangan mereka tentang etiologi penyakit ISPA. Sumber perawatan ditentukan oleh tingkat keparahan penyakit, uasaha penyembuhan yang tidak berhasil.kondisi lokasi penderita, fasilitas medis, ketersediaan paramedis, dan pembiayaan. Temuan ini sesuai dengan pendapat Young (1980). Penyembuhan penyakit ditentukan oleh peran penyembuh. Temuan penelitian ini memperkuat pendapat Malinowski (1922) dan Geertz di Jawa (1989), Jordan di Madura (1985), (4) pandangan terhadap penyembuhan yang gagal dilakukan dengan cara pindah ke penyembuh yang lain bahkan berulang-ulang bersifat siklis. Penyembuhan penyakit yang gagal setelah berikhtiar dianggap takdir (paste) dan pasrah pada nasib (pasra), dan (5) pandangan terhadap penyembuhan yang berakhir dengan kematian bayi dipengaruhi oleh pandangannya tentang keberadaan anak dan ajaran Islam. Pandangan itu berhubungan dengan faktor kegunaan si pasien bag! kelompok yang membuat keputusan tersebut. Temuan ini sesuai dengan pendapat Foster dan Anderson, (1986).
"
2001
T1084
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erik Tapan
Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2004
616 ERI f (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Diana Nurfitri
"ABSTRACT
Pedikulosis kapitis banyak terdapat pada orang yang hidup berkelompok seperti di pesantren sehingga santri perlu diberikan edukasi mengenai gejala klinisnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penyuluhan terhadap pengetahuan santri tentang gejala pedikulosis. Desain penelitian menggunakan pre-post study dengan intervensi penyuluhan kesehatan. Data diambil di sebuah Pesantren, Jakarta Timur bulan Mei 2012 dengan memberikan kuesioner yang berisi enam pertanyaan gejala pedikulosis kepada 181 santri (total sampling). Jumlah responden tersebut terdiri dari 109 responden laki-laki dan 72 perempuan, berusia 11-19 tahun, dengan tingkat pendidikan madrasah aliyah 71 responden dan madrasah tsanawiyah 110 responden. Skor pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan diuji dengan uji marginal homogeneity pada program SPSS versi 20. Hasil penelitian menunjukkan sebelum penyuluhan tingkat pengetahuan responden: 4 (2,2%) orang baik, 19 (10,5%) cukup dan 158 (87,3%) kurang. Setelah penyuluhan, responden berpengetahuan baik 18 (9,9%), cukup 51 (28,2%) dan kurang 112 (61,9%). Uji marginal homogeneity menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,01) pada tingkat pengetahuan mengenai gejala pedikulosis sebelum dan sesudah penyuluhan. Disimpulkan bahwa penyuluhan efektif meningkatkan pengetahuan santri mengenai gejala pedikulosis.

ABSTRACT
Pediculosis capitis is often found in group-based population such as pesantren, thus students should be given an education about its symptoms. The purpose of this study was to investigate the effectiveness of health education on student?s knowledge improvement about the symptoms of Pediculosis. The pre-post study design was used. Data was taken from the pesantren, East Jakarta on May 2012. The questionnaire was distributed which consist of 6 questions about pediculosis symptoms to 181 students. The students consisted of 109 male students and 72 female students, aged 11-19 years old, with level education of students were 71 Madrasah Aliyah and 110 Madrasah Tsanawiyah. Score of knowledge before and after health education was calculated statistically using Marginal homogeneity test at SPSS version 20 software. The result showed the level of knowledge before health education was 4 (2.2%) good, 19 (10.5%) average, and 158 (87.3%) poor. After health education was held, there was improvement on the result: 18 (9.9%) good, 51 (28.2%) average, and 112 (61.9%) poor. Marginal homogeneity test shows significant difference (p<0.01) on level of knowledge before and after the health education was held. This finding concludes that health education effectively improved student?s knowledge on symptoms of pediculosis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>