Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90519 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yendra Asfitria
"ABSTRAK
Telah diketahui bahwa kulit buah manggis sering digunakan masyarakat untuk mengatasi penyakit diare. Untuk mengetahui seberapa Jauh manfaatnya, telah dilakukan pengujian efek antidiare pada tikus putih dan ekstrak kering kulit buah manggis ( Garcinia mangostana Linn.) dengan cairan penyari etanol 70%. Bahan yang digunakan untuk menimbulkan diare pada tikus putih adalah oleum ricini dosis 2m1/ ekor per oral. Uji efek antidiare dari ekstrak etanol 70% dari kulit buah manggis, yang dikeningkan, dilakukan pada tiga dosis secara oral yaitu 6,4905 ; 64,905 ; 649,05 mg/ 100 gr BB. Sebagai pembanding digunakan aquades dosis 2 m.1./ 100 gr BB dan loperamid dosis 2 mg/ 100 gr BB. Pada dosis 6,4905 mg/ 100 gr BB, ekstrak etanol 70% kulit buah manggis, yang di keringkan belum menunjukkan efek antidiare, sedangkan pada dosis 64,905 mg/ 100 gr BB memperlihatkan efek antidiare. Pada dosis yang lebih tinggi (649,05 mg/ 100 gr BB) efek antidiare Juga makin besar, tetapi masih lebih rendah di bandingkan dengan loperamid dosis 2 mg/ 100 gr BB."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonya Aprella Diva
"Buah manggis (Garcinia mangostana Linn) merupakan salah satu buah tropis dari Asia Tenggara seperti Indonesia dan kulitnya biasanya digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi inflamasi dan mikroorganisme. Selain itu, kulit buah manggis juga diperkirakan dapat digunakan sebagai antikanker.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh ekstrak etanol kulit buah manggis terhadap viabilitas sel Raji secara in vitro melalui uji sitotoksisitas. Ekstrak etanol kulit buah manggis didapatkan melalui proses maserasi dan evaporasi dengan rotary evaporator. Ekstrak dibagi menjadi beberapa konsentrasi, yaitu 6,25 μg/ml, 12,5 μg/ml, 25 μg/ml, 50 μg/ml, 100 μg/ml, 200 μg/ml, 400 μg/ml, dan 800 μg/ml, kemudian diujikan ke sel Raji dan diinkubasi selama 48 jam. Uji sitotoksisitas yang digunakan adalah metode MTT-assay. Sifat sitotoksisitas ekstrak tersebut ditentukan oleh nilai IC50, lalu uji kemaknaan yang digunakan adalah Kruskal-Wallis. Hasil analisis menunjukkan nilai IC50 sebesar 3,07 μg/ml (p = 0,02).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol kulit buah manggis bersifat sitotoksik kuat terhadap viabilitas sel Raji dan ditemukan adanya perbedaan bermakna antar kelompok. Hasil uji Post Hoc memperlihatkan terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dengan konsentrasi 6,25 μg/ml dengan kelompok perlakuan lain.

Mangosteen (Garcinia mangostana Linn) is one of tropical fruit from south east Asia such as Indonesia and its pericarp usually used as traditional medicine for anti-inflammatory and anti-microorganism. Mangosteen pericarp is also expected can be used as anticancer.
The aim of this study was to determine the in vitro cytotoxicity of mangosteen pericarp ethanol extract on viability of Raji cells. The extract was obtained by maceration and evaporation process with rotary evaporator. The extract was divided into several concentration, such as 6.25 μg/ml, 12.5 μg/ml, 25 μg/ml, 50 μg/ml, 100 μg/ml, 200 μg/ml, 400 μg/ml, and 800 μg/ml, then it was tested with Raji cells and incubated during 48 hours. The cytotoxic effect against Raji cells is evaluated by MTT-assay. The cytotoxicity level of the extract is determined by IC50 value, then the significance test is used Kruskal-Wallis. The result of analysis showed that IC50 value was 3.07 μg/ml (p = 0.02).
The conclusion of this research were the mangosteen pericarp ethanol extract has high cytotoxicity for viability Raji cells and there was a significant difference between groups. Post Hoc test result showed there were significant difference between control and 6.25 μg/ml group which compared with other groups.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririhena, Fiorentina Cemerlang
"Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak di Indonesia dengan 95% diantaranya adalah adenokarsinoma kolon. Saat ini, tatalaksana yang dapat diberikan berupa bedah reseksi atau laparoskopi masih terbatas khususnya pada kanker kolon stadiur akhir. Sehingga, masih diperlukan penelitian untuk menemukan terapi alternatif untuk mendukung tatalaksana yang ada. Salah satunya adalah kulit buah manggis yang dikatakan memiliki berbagai manfaat, termasuk antikanker. Ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana l.) pada penelitian ini diuji efek sitotoksisitasnya terhadap sel adenokarsinoma kolon (C2BBE1) secara in vitro. Kulit manggis utuh segar dikeringkan, ditumbuk menjadi serbuk, dimaserasi dalam alkohol 99%, kemudian dievaporasi untuk menghasilkan crude extract kulit manggis. Dilakukan uji KLT dan fitokimia untuk mengidentifikasi kandungan ekstrak. Digunakan delapan variasi konsentrasi ekstrak, yaitu 6,2 μg/ml, 12,5 μg/ml, 25 μg/ml, 50 μg/ml, 100 μg/ml, 200 μg/ml, 400 μg/ml, dan 800 μg/ml yang dilarutkan dalam DMSO dan media RPMI sebelum ditambahkan ke sel uji. Sel uji merupakan sel adenokarsinoma kolon dari Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM yang sebelum digunakan sudah ditumbuhkan, diamati pertumbuhannya, dihitung kepadatannya, dan dipelihara dalam medium kultur komplit, pada suhu 37 °C dengan kandungan 5% CO2 pada inkubator. Penambahan ekstrak dilakukan saat pertumbuhan sel konfluens dan diinkubasi kembali selama 48 jam untuk kemudian diamati di bawah mikroskop dino-eye dan dilakukan uji sitotoksisitas dengan metode MTT assay. Didapatkan nilai %inhibisi proliferasi sel dengan pemberian ekstrak berbeda bermakna terhadap kontrol dengan nilai p=0.015 (< 0,05) dengan uji Kruskal Wallis. Nilai IC50nya adalah 1,11 μg/ml yang berarti ekstrak yang mengandung polifenolat (termasuk xanton) tersebut bersifat sitotoksik kuat terhadap sel uji.

Colorectal cancer is the third most found cancer in Indonesia in which 95% of them are colon adenocarcinoma. Today, the therapy is still limited in resection surgey or laparoscopy which is not efficient especially in late stadium. Therefore, alternative treatments are needed to support existing therapies. One of them is Mangosteen Pericarp which is known for its many benefits including as an anticancer. In this study, mangosteen (Garcinia mangostana Linn) pericarp ethanol extract’s cytotoxicity is tested on colon adenocarcinoma cells (type C2BBE1). The fruit’s pericarp is peeled, dried, ground into powder, macerated in 99% ethanol, then evaporated to create a crude extract of mangosteen pericarp. TLC and phytocemical screening is done to detect the components of the extract. There were 8 variations of extract concentration; 6.2 μg/ml, 12,5 μg/ml, 25 μg/ml, 50 μg/ml, 100 μg/ml, 200 μg/ml, 400 μg/ml, and 800 μg/ml which were dissolved in DMSO and RPMI media before given to tested cell lines. Tested cell lines were available from anatomic pathology laboratory of FKUI RSCM which were cultured, monitored, counted, and inccubated in culture media under moist ciurcumstances (370C, 5% CO2), The extracts are given to cell lines which were 50% confluent then incubated for 48 hours. The cells then observed under microscope with dino-eye camera and tested using MTT assay kit to know the cytotoxycity. The results show significant difference between inhibition percentage of tested extracts to control with the value of p=0.015 (< 0,05) measured with Kruskal Wallis test. The IC50 value is 1.11μg/ml which means that the xanthon containing extract is highly cytotoxic to the tested cell lines.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Cancera Angelita
"Angka kejadian penyakit mieloma multipel kecil, yaitu 0,8% di dunia dan 0,6% di Asia Tenggara dari seluruh kasus kanker yang ada. Namun, penyakit ini terjadi secara asimtomatik sehingga sulit didiagnosis, belum dapat disembuhkan, dan mudah mempengaruhi organ dalam tubuh. Kulit buah manggis yang jarang dimanfaatkan diketahui mengandung senyawa xanton (polifenolat) yang memiliki aktivitas antikanker. Penelitian in vitro menggunakan sel jalur p3x63ag8 untuk menemukan ada tidaknya efek sitotoksisitas ekstrak etanol kulit buah manggis serta IC50. Sel dibagi menjadi 9 kelompok, yaitu 1 kelompok kontrol dan 8 kelompok perlakuan dengan konsentrasi 6,25 μg/ml, 12,5 μg/ml, 25 μg/ml, 50 μg/ml, 100 μg/ml, 200 μg/ml, 400 μg/ml, dan 800 μg/ml. Data diambil dengan metode MTT assay dan hasilnya berupa nilai optical density. Setelah inkubasi 48 jam menggunakan ekstrak etanol kulit buah manggis, hasil persamaan garis diketahui IC50 nya adalah 5,41 μg/ml. Analisis statistik dengan Kruskal Wallis menghasilkan adanya perbedaan efek sitotoksik pada konsentrasi yang berbeda . Uji Post Hoc didapatkan perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan 6,25 μg/ml dengan kelompok perlakuan lain.

Multiple myeloma disease has small incidence, namely 0,8% in the world and 0,6% in Southeast Asia of all cancer cases. However, the diasease occurs in asymptomatic that so difficult to be diagnosed, can not be cured, and affects many organs. The mangosteen pericarp which rarely used evidently contain xanthone (polifenolat) compound which have anticancer activity. Research in in vitro manner using cell lines p3x63ag8 to discover the presence of cytotoxicity effect of mangosteen pericarp ethanol extract and the IC50. Cells was divided into 9 groups, 1 control group and 8 treatment groups (consentrations: 6,25 μg/ml, 12,5 μg/ml, 25 μg/ml, 50 μg/ml, 100 μg/ml, 200 μg/ml, 400 μg/ml, and 800 μg/ml). Data taken by MTT assay method and the result is optical density value. After 48-hours incubation period and the result in line equation, found that IC50 was 5.41 ug / ml. Statistical analysis with Kruskal Wallis declared differences in the cytotoxic effects of different concentrations.Post Hoc test found significant difference beetwen the control group and the treatment group of 6.25 ug / ml just than other groups.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fira Amaris
"Buah manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu tanaman obat
tradisional yang banyak digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit. Penelitian
terdahulu melaporkan bahwa G. mangostana mempunyai aktivitas antioksidan yang
poten yang berperan melindungi sel dari stres oksidatif. Tujuan penelitian adalah
menguji efek hepatoprotektif dari ekstrak etanol kulit buah manggis (EEKBM) pada
tikus yang diinduksi dengan karbon tetraklorida (CCl4). Tikus jantan galur Sprague-
Dawley dengan berat 150-200 g, 11-12 minggu, dibagi menjadi 5 kelompok secara
acak, tiap kelompok terdiri atas 5 ekor tikus. Kelompok I: kontrol. Kelompok II:
diberikan CCl4. Kelompok perlakuan III, IV, V diberikan EEKBM dengan dosis 900,
1080 dan 1296 mg/kgBB/hari secara oral selama 8 hari. Aktivitas alanin
aminotransferase (ALT), malondialdehid (MDA) dan glutation (GSH) diukur pada
plasma dan jaringan hati tikus. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas ALT plasma
dan kadar MDA hati kelompok EEKBM (900, 1080 dan 1296 mg/kg BB) lebih
rendah dibanding kelompok CCl4 secara bermakna (p<0,05). Kadar MDA plasma
tidak berbeda bermakna dengan kelompok kontrol, tetapi lebih tinggi dibanding
kelompok CCl4 secara bermakna (p<0,05). Kadar GSH hati dan plasma dari
kelompok EEKBM (900 dan 1080 mg/kg BB) lebih tinggi dibanding kelompok CCl4
secara bermakna (p<0,05). Pada kelompok EEKBM (1296 mg/kg BB) kadar GSH
plasma lebih tinggi dibanding kelompok CCl4 secara bermakna (p<0,05).
Kesimpulannya, EEKBM mempunyai kemampuan untuk melindungi hati dari
kerusakan oksidatif akibat CCl4, kemampuan ini diduga berhubungan dengan
aktivitas antioksidan dari kandungan senyawa Garcinia mangostana L.

Mangosteen fruit (Garcinia mangostana L.) is traditionally used as medicinal plant.
Previous studies mentioned that G. mangostana has a potent antioxidant activity to
protect the cells from oxidative stress. This study aimed to investigate the
hepatoprotective effect of the ethanol extract of mangosteen pericarp (EEMP) in rats
induced by carbon tetrachloride (CCl4). Male Sprague-Dawley rats weighing 150-200
g, 11-12 weeks were randomly devided into 5 groups of 5 animals each. Group I:
controls. Group II: treatment CCl4, and 3 treatment Groups (III, IV, V). Group III:
EEMP 900 mg/kgBW, Group IV: EEMP 1080 mg/kgBW and Group V: EEMP 1296
mg/kgBW. All treatment with plant extracts administered orally, once per day for 8
days. The activity of alanine aminotransferase (ALT), malondialdehyde (MDA) and
glutathione (GSH) was measured in rats plasma and liver tissue. Results showed that
the plasma ALT activity and liver MDA levels of EEMP groups (900, 1080 and 1296
mg/kgBW) were significantly lower compared to CCl4 group (p<0,05), while the
plasma MDA levels were not significantly different compare to control group
(p<0,05) but higher compared to CCl4 groups (p<0,05). GSH levels of liver and
plasma of treatment groups (900 and 1080 mg/kgBW) were significantly higher
compared to CCl4 group (p<0,05), while at treatment group of 1296 mg/kgBW, only
the GSH levels of plasma were significantly higher compared to CCl4 group
(p<0,05). Hence, in conclusion ethanol extract of mangosteen pericarp (EEMP)
demonstrated the ability to protect the liver from oxidative damage caused by CCl4,
which was assumed due to the antioxidant activity of the active compound of
Garcinia mangostana L.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T35740
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Aswara
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pewarna alami dari ekstrak kulit buah manggis (Garcinia Mangostana linn.) dan minyak essensial pada formula tanpa penambahan air terhadap kestabilan bath bomb. Ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Variasi rasio serbuk kulit buah manggis dan pelarut yaitu 1:6, 1:7,5, dan 1:9 (g bahan/mL pelarut) serta jenis minyak essensial yang digunakan dalam formula bath bomb diteliti. Penelitian ini membuat 6 sampel bath bomb yaitu menggunakan jasmine oil berupa sampel A (pewarna buatan), sampel B (variasi pewarna 1:7,5), sampel C (variasi pewarna 1:6), dan sampel D (variasi pewarna 1:9) serta sampel E (variasi pewarna 1:7,5 & lavender oil), dan sampel F (variasi pewarna 1:7,5 & peppermint oil). Karakterisasi bath bomb meliputi uji pH, tinggi busa, kestabilan busa, ketahanan pada suhu ruang, dan antibakteri. Karakterisasi pewarna alami dan sampel bath bomb menggunakan FTIR (Fourier Transform Infra-Red) dan GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry). Berdasarkan hasil penelitian, bath bomb dengan warna yang optimal adalah sampel C. Semua sampel bath bomb memiliki pH asam yaitu antara 6,17 – 6,38. Berdasarkan tinggi dan kestabilan busa, bath bomb yang paling optimal adalah sampel F dengan tinggi busa 195 mL dan kestabilan busa selama 03 menit 20 detik. Sedangkan berdasarkan kehilangan massa yang paling kecil adalah sampel B sebesar 5,37 %.

This study aims to determine the effect of natural dyes from mangosteen rind extract (Garcinia Mangostana Linn.) and essential oils in a formula without the addition of water on the stability of the bath bomb. Extraction using maceration method with 96% ethanol solvent. The variations in the ratio between mangosteen rind powder and solvent, there are 1:6, 1:7.5, and 1:9 (g material/mL solvent) and the type of essential oil used in the bath bomb formula was investigated. This study made 6 samples of bath bombs using jasmine oil in the form of sample A (artificial coloring), sample B (dye variation 1:7.5), sample C (dye variation 1:6), and sample D (dye variation 1:9) and sample E (dye variation 1:7.5 & lavender oil), and sample F (dye variation 1:7.5 & peppermint oil). Characterization of the bath bomb include testing of pH, foam height, foam stability, resistance at room temperature, and antibacterial. Characterization of natural dyes and bath bomb by using FTIR (Fourier Transform Infra-Red) and GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry). Based on the research results, the bath bomb with the optimal color is sample C. All bath bomb samples have an acidic pH between 6.17 – 6.38. Based on foam height and stability, the most optimal bath bomb was sample F with a foam height of 195 mL and foam stability for 03 minutes 20 seconds. Meanwhile, based on the smallest mass loss, sample B was 5.37%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oryza Gryagus Prabu
"Kulit buah manggis diketahui memiliki efek antibakteri, khususnya bakteri Propionibacterium acnes. Bakteri Propionibacterium acnes merupakan bakteri gram positif yang bersifat anaerob obligat. Bakteri ini merupakan flora normal pada kulit namun merupakan agen penyebab munculnya jerawat/acne vulgaris. Selain itu, infeksi P. acnes juga dapat menyebabkan sindrom SAPHO (synovitis, acne, pustulosis, hyperostosis, osteitis), osteomyelitis, infeksi gigi, rheumathoid arthritis, peritonistis, inflamasi prostat, sarkoidosis, dan infeksi yang berkaitan dengan alat seperti kateter, implan, dan lainnya. Resistensi pada bakteri P.acnes terhadap antibiotik juga merupakan masalah yang cukup penting di dunia yang berkaitan dengan pemakaian antibiotik yang tidak rasional. Pada penelitian ini aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah manggis digunakan dengan Agar Brucella yang ditanami dengan bakteri dan ditambahkan sumuran dengan ekstrak sebagai uji.
Uji yang digunakan adalah ekstrak kulit buah manggis dengan pengenceran 10 kali, 15 kali, 20 kali, 30 kali, dan 40 kali yang dibandingkan dengan kontrol negatif akuades serta kontrol positif tetrasiklin yang dibagi menjadi beberapa pengeceran yaitu 10 kali, 15 kali, 20 kali, 30 kali, dan 40kali. Hasil yang didapat kemudian dilakukan uji statistik menggunakan One Way Anova yang didapatkan bahwa ekstrak kulit buah manggis mempunyai aktivitas antibakteri hubungan yang berbeda bermakna dengan kontrol negatif pada pengenceran 10 kali (p<0.001), 15 kali (p<0.001), 20 kali (p<0.001), dan 30 kali (p<0.001), sedangkan ekstrak pengenceran 40 kali tidak mempunyai aktivitas antibakteri (p=1.000). Namun, ekstrak kulit buah manggis jika di bandingkan dengan antibiotik tetrasiklin mempunyai aktivitas yang lebih rendah.

Mangosteen pericarp is known to have antibacterial effects, especially against Propionibacterium acnes bacteria. Propionibacterium acnes is a gram-positive bacteria that are obligate anaerobes. These bacteria are normal flora of the skin but is a causative agent of pimples/acne vulgaris. In addition, P. acnes could also cause SAPHO syndrome (synovitis, acne, pustulosis, hyperostosis, osteitis), osteomyelitis, dental infections, arthritis rheumathoid, peritonistis, prostate inflammation, sarcoidosis, and infections associated with medical devices such as catheters, implants, and more. P. acnes resistance to antibiotics is also a significant problem in the world related to the irrational use of antibiotics. In this study, the antibacterial activity of mangosteen pericarp extract is examined with Brucella Agar in which there are well-filled of test solution such as extract, placebo, and/or positive control to show that it could inhibit the growth of P.acnes by measuring the inhibitory zone diameter.
The tests are using mangosteen pericarp extract with 10, 15, 20, 30, and 40 times dilution compared to the negative control and positive control tetracycline which is divided into a number of dilution that are 10x, 15x, 20x, 30x, and 40x. After the tests were measured by assessing the inhibitory zone diameter produced by each test. The results then performed statistical tests using One Way Anova showed that mangosteen pericarp extract has antibacterial activity with significantly different to the negative control at 10 times dilution (p<0.001), 15 times (p<0.001), 20 times (p<0.001), and 30 times (p<0.001), whereas 40 time dilution extract didn?t have antibacterial activity (p = 1.000). However, mangosteen pericarp extract has lower activity than tetracycline.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kiagus M. Reza
"Kulit buah manggis setelah diteliti ternyata mengandung beberapa senyawa dengan aktivitas farmakologi misalnya antiinflamasi antihistamin antibakteri antijamur dan antiviral Aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah manggis dilaporkan memiliki uji antibakteri terhadap terhadap pseudomonas aeruginosa Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri gram negatif berflagel yang bersifat aerob Pseudomonas aeruginosatersebar luas di alam dan biasanya terdapat di lingkungan rumah sakit yang lembap Bakteri inibersifat invasif dan toksigenik menyebabkan infeksi pada pasien dengan daya tahan tubuh yang abnormal dan merupakan patogen nosokomial yang penting Pada penelitian ini uji aktivitas antibakteri Ekstrak kulit buah manggis Garcinia mangostana Linn menggunakanagar nutrient yang ditanami bakteri pseudomonas aeruginosa dan ditambahkan sumuran dengan Ekstrak sebagai subjek uji Uji yang digunakan adalah Ekstrak kulit buah manggis Garcinia mangostana Linn dengan pengenceran 10x 15x 20x 30x dan 40x yang dibandingkan dengan kontrol positif Eritromisin dan kontrol negatif Akuades Pengujian penghambatan pertumbuhan bakteridiukur denganmengukur zona bening disekitar sumuran dengan menggunakan jangka sorong dalam satuan mm terhadap seluruh sampel uji Hasil yang telah didapat dilakukan uji statistik Kruskal Wallis dengan post hoc Mann whitney didapatkan bahwa Ekstrak kulit buah manggis Garcinia mangostana Linn ternyata tidak mempunyai aktivitas antibakteri terhadap pseudomonas aeruginosa Terdapat hubungan yang tidak berbeda bermakna dengan kontrol negatif Akuades pada pengenceran Ekstrak 10x p 1 000 15x p 1 000 20x p 1 000 30x p 1 000 40x p 1 000 dan hubungan berbeda bermakna dengan kontrol positif Eritromisin pada pengenceran Ekstrak 10x p 0 013 15x p 0 013 20x p 0 013 30x p 0 013 40x p 0 013.

Mangosteen pericarp after investigation turned out to contain several compounds with pharmacological activity such as anti inflammatory antihistamine antibacterial antifungal and antiviral Antibacterial activity of mangosteen pericarp against pseudomonas aeruginosa is reported by antibacterial test ofmangosteen pericarp extract Pseudomonas aeruginosa is a gram negative bacteria have flagellaand that are aerobic Pseudomonas aeruginosa is widespread in nature and are usually found in the moist environment of the hospital These bacteria are invasive and toxigenic causing infections in patients with abnormal immune system and is an important nosocomial pathogen In this study the antibacterial activity test of mangosteen pericarp extract Garcinia mangostana Linn were examined with nutrient agar contain of pseudomonas aeruginosa culture and there are well filled of extract as test subjects Mangosteen pericarp extract used in this test is devided into a number of dilution 10x 15x 20x 30x and 40x that of compared with erythromycin as positive control and a distilled as negative control Testing of bacterial growth inhibition was measured by measuring the clear zone using a vernier caliper of all test samples The results obtained statistical by Kruskal Wallis test with post hoc Mann Whitney showed that extracts of mangosteen pericarp Garcinia mangostana Linn apparently did not have antibacterial activity against Pseudomonas aeruginosa There is no significant difference in relation to the negative control of distilled water at 10x extract dilution p 1 000 15x p 1 000 20x p 1 000 30x p 1 000 40x p 1 000 and different relationships erythromycin significantly with positive control at 10x extract dilution p 0 013 15x p 0 013 20x p 0 013 30x p 0 013 40x p 0 013
"
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch Yasin Friansyah
"Kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia, termasuk Indonesia. Berbagai penelitian dilakukan untuk mencari alternatif terapi kanker. Kulit manggis dipercaya mempunyai kandungan senyawa yang bersifat sitotoksik terhadap sel kanker.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek sitotoksisitas ekstrak etanol kulit manggis terhadap sel limfoma Hodgkin. Ekstrak yang digunakan berasal dari proses ekstraksi kulit manggis dengan pelarut etanol menggunakan Vaccum Rotary Evaporator pada tekanan 1 atm dengan suhu 60o C. Ekstrak kulit manggis diberikan dalam 8 konsentrasi berbeda yaitu 6,25 μg/ml, 12,5 μg/ml, 25 μg/ml, 50 μg/ml, 100 μg/ml, 200 μg/ml, 400 μg/ml, dan 800 μg/ml. Sitotoksisitas dinilai dengan uji MTT-assay untuk mendapat nilai IC50.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit manggis mempunyai efek sitotoksik terhadap sel limfoma Hodgkin dengan nilai IC50 sebesar 5.6 μg/ml. Uji kemaknaan menggunakan uji Kruskal-Wallis menunjukkan nilai p = 0.008 (p ≤ 0.05).
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ekstrak etanol kulit manggis mempunyai efek sitotoksik kuat terhadap sel Limfoma Hodgkin.

Cancer is one of the leading cause of death in the world, including Indonesia. Various studies have been done to seek alternative cancer therapy. Mangosteen pericarp is believed to have substance that are cytotoxic to cancer cells.
The purpose of this study is to determine the in vitro cytotoxicity of mangosteen pericarp ethanol extract on Hodgkin Lymphoma cells. The extract used in this study is obtained from the mangosteen pericarp extraction using Vacuum Rotary Evaporator at a pressure of 1 atm and temperature of 60o C. Mangosteen pericarp extract is given in eight different concentration of 6.25 ug / ml, 12.5 pg / ml, 25 mg / ml, 50 pg / ml, 100 pg / ml, 200 mg / mL, 400 mg / ml, and 800 ug / ml. Cytotoxicity was assessed using MTT-assay test to obtain IC50 values.
The results showed that ethanol extract of mangosteen pericarp has a cytotoxic effect on Hodgkin lymphoma cells with IC50 value of 5.6 ug / ml. The data were analyzed using Kruskal-Wallis test and had a p value of 0.008 (p ≤ 0.05).
The conclusion of this study is that ethanol extract of mangosteen pericarp has a strong cytotoxic effect on Hodgkin lymphoma cells
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albireza Ruhimat
"Kanker mulut merupakan kanker urutan ke-6 dengan insiden tertinggi di dunia. Pengobatan untuk berbagai jenis kanker termasuk kanker mulut masih sangat terbatas dan memiliki banyak efek samping sehingga perlu dicari pengobatan baru yang poten namun memiliki efek samping yang minimal. Kulit buah manggis yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Asia Tenggara termasuk Indonesia diduga memiliki efek anti kanker karena mengandungksanton (α,β,γ mangostin). Penelitian ini bertujuan menguji efek sitotoksisitas ekstrak etanol kulit buah manggis terhadap sel kanker mulut dengan metodein vitro. Sel kanker mulut diberikan perlakuan berupa kontrol dan 8 konsentrasi (6,25μg/ml, 12,5 μg/ml, 25 μg/ml, 50 μg/ml, 100 μg/ml, 200 μg/ml, 400 μg/ml, 800 μg/ml). Pengujian secara in vitro pada sel kanker mulut yang diberi ekstrak etanol kulit buah manggis dengan dosis 6,25μg/ml - 800μg/ml dilihat viabilitas sel dibandingkan dengan kontrol. Viabilitas sel kanker diidentifikasi dengan MTT Assay kit. Setelah data didapatkan dan dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis, didapatkan nilai p = 0,012 serta IC50 sebesar 4,9 μg/ml. Uji Post Hoc menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan 6,25 μg/ml dengan kelompok lainnya.

Mouth cell cancer is the 6th most common cancer worldwide. The treatment for any kind of cancer including mouth cell cancer is limited and has many side effects, therefore novel and potent treatment with less side effects is needed. Pericarp of the mangosteen which is commonly consumed by Southeast Asian people including Indonesia, is suspected to have chemotherapy properties such as xanthone (α,β,γ mangosteen). This study aimed to find out the cytotoxicity level of ethanol extracts of mangosteen’s pericarp for mouth cell cancer byin vitro test. Mouth cell cancer was given eight different concentration (6.25μg/ml, 12.5 μg/ml, 25 μg/ml, 50 μg/ml, 100 μg/ml, 200 μg/ml, 400 μg/ml, 800 μg/ml) and control (medium). The viability of the mouth cell cancer was identified using MTT Assay kit. The result shows that the p value = 0.012 and the IC50 = 4.9 μg/ml using Kruskal-Wallis test. Post Hoc test show there are differences between the control and 6,25 ug/ml treatment group to the other treatment groups
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>