Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178878 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2005
S32487
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Alfaridy
"ABSTRAK
Mengetahui hubungan antara derajat postur kifosis melalui pengukuran JOD
(Jarak oksiput – dinding) dengan risiko jatuh melalui penilaian BBS (Berg Balance Scale)
pada usila.
Metode: Desain penelitian adalah deskriptif analitik potong lintang. Subjek usila sehat
umur 60 tahun dan lebih, binaan lembaga non-panti PUSAKA (Pusat Santunan Keluarga)
di Jakarta dengan sistem pengambilan wilayah non-random, selama Desember 2012 hingga
Maret 2013. Pengambilan sampel berdasarkan consecutive sampling. Sampel yang
memenuhi kriteria penerimaan kooperatif, ambulasi mandiri dan menandatangani lembar
persetujuan) diukur derajat kifosisnya dengan JOD dan dinilai risiko jatuhnya dengan BBS.
Hasil: Sebanyak 90 usila dianalisis. Didapatkan lebih banyak kelompok usila muda 60 –
74 tahun (73,3%) dengan jenis kelamin perempuan (87,8%), rerata IMT 22,3 (5) kg/m2,
memiliki status pendidikan dasar (53,3%), tidak bekerja dalam hal ini sebagai ibu rumah
tangga (73,3%), tidak depresi (93,3%), aktivitas harian mandiri (88,9 %) dan tidak
memiliki riwayat jatuh (73,3%).
Terdapat perbedaan risiko jatuh diantara ketiga kelompok kifosis (p<0,001). Analisis post
hoc mendapatkan bahwa risiko jatuh pada kelompok kifosis ringan lebih rendah bermakna
daripada kelompok kifosis sedang dan berat.
Terdapat perbedaan risiko jatuh yang bermakna diantara ketiga derajat kifosis pada
kelompok usila perempuan, tidak ada riwayat jatuh, rentang usia 60 – 74 tahun, IMT
kurang, tidak depresi dan aktivitas harian mandiri.
Simpulan: Terdapat perbedaan risiko jatuh diantara kelompok derajat kifosis ringan,
sedang dan berat.

ABSTRACT
To know the relationship between the degree of kyphotic posture through
measurement of OWD (occiput – wall distance) with the risk of fall through the assessment
of BBS (Berg Balance Scale) in the elderly.
Methods: The design of the study was cross sectional analitic descriptive. The subjects
were healthy elderly aged 60 years and above, who became a caring of PUSAKA (Pusat
Santunan Keluarga) in Jakarta with a non randomized system to took of the areas, during
December 2012 to March 2013. Samples obtained upon consecutive sampling. Samples
who meet the inclusion criterias (cooperative, ambulate independently and signed an
approval sheet) carried out kyphotic measurement with OWD and risk of fall assessment
with BBS.
Results: There were 90 subjects who analized. Researcher found that younger elderly 60 –
74 years old about 73,3%, females 87,8%, mean Body mass Index 22,3 (5) kg/m2, basic
educational status 53,3%, as a housewife 73,3%, no depression 93,3%, independent daily
activity 88,9% and no history of fall 73,3%.
There are differences the risk of fall among the three groups of kyphosis (p<0,001). Post
hoc analysis has been said that risk of fall in the mild kyphosis are lowest than moderate
and severe kyphosis.
There are statistically significant in differences of the risk of fall among the three groups of
kyphosis in the elderly who are woman, no risk of fall’s history, age 60 – 74 years old,
underweight, no depression and independent daily activity.
Conclusions: There are difference risk of fall among mild, moderate and severe degree of
kyphosis"
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Marisa
"ABSTRAK
Berhasilnya pembangunan di Indonesia berdampak positif pada usia harapan hidup, sehingga jumlah warga lanjut usia semakin meningkat. Kondisi fisik, baik anatomis maupun fungsional, pada kelompok usia tersebut telah mengalami kemunduran, oleh karena itu dengan bertambahnya warga lanjut usia akan menimbulkan berbagai masalah termasuk masalah kesehatan. Dari kepustakaan diketahui bahwa penyakit kardiovaskuler dan hipertensi merupakan penyakit yang frekuensinya meningkat dengan bertambahnya usia. Warga lanjut usia merupakan kelompok resiko tinggi untuk mengalami defisiensi magnesium, disebabkan oleh masukan makanan yang kurang, gangguan saluran pencemaan, penggunaan diuretika dan diabetes mellitus.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status magnesium serum pada warga lanjut usia dan faktor-faktor yang berhubungan seperti faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan formal, tingkat penghasilan, pengetahuan gizi, sumber informasi, perilaku gizi, masukan makanan dan keluhan serta penyakit seperti gangguan nafsu makan, keadaan gigi geligi, diare, diabetes mellitus dan penggunaan diuretik.
Penelitian cross sectional ini melibatkan 88 orang warga lanjut usia. Data didapatkan dari wawancara, pemeriksaan fisik termasuk antropometri dan pemeriksaan laboratorium untuk menentukan kadar magnesium dalam serum dan bahan makanan.
Hasil penelitian menunjukkan 54.5% menderita defisiensi magnesium. Tidak ditemukan hubungan yang bermakna (p> 0.05) antara faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan formal, tingkat penghasilan, pengetahuan gizi, perilaku gizi, sumber informasi gizi, masukan energi, masukan protein baik hewani maupun nabati, keadaan gigi geligi, dan diare dengan status magnesium serum. Sedangkan subyek yang menderita penyakit diabetes mellitus dan menggunakan diuretik cenderung mempunyai status magnesium yang rendah. Di samping itu ditemukan hubungan yang kuat antara gangguan nafsu makan dan masukan magnesium dengan status magnesium serum.

The successful development in Indonesia has a positive impact on the life expectancy at birth, leading to the increasing number of elderly. The physical condition of this age group either anatomically as well as functionally is declining with age. With the increasing number of this elderly group several health problems will emerge including, the high frequency of cardiovascular disease and hypertension. Some authors described the aetheology of these diseases to magnesium deficiency. Elderly are at high risk of suffering magnesium deficiency caused by deficient food intake, altered gastrointestinal function, use of diuretics and diabetes mellitus.
Therefore it is considered necessary to study serum magnesium status in the elderly, to know the serum magnesium status and related factors such as age, gender, level of formal education, income, knowledge of nutrition, nutritional information source, nutritional behavior, nutrient intake, complains and problems regarding anorexia, teeth condition, diarrhea, diabetes mellitus and use of diuretics.
This cross sectional study involved 88 elderly. Data were collected through interviews, physical examination, including anthropometrical measurements and laboratory assessments were done to determine magnesium content in serum and food.
From the 88 examined elderly, 54.5% were magnesium deficient. There was no significant association (p>4.05) between age, gender, level of formal education and income, knowledge of nutrition, nutritional behavior, nutritional information source, energy intake, animal and plant protein intake, teeth condition, diarrhea, and serum magnesium status. The subjects with diabetes mellitus and those using diuretics tend to have low serum magnesium status. There was strong association between anorexia and magnesium intake with serum magnesium status.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Florence N. Kandau
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2492
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Usia lanjut adalah individu yang berusia di atas 60 tahun. Peningkatan jumlah usia lanjut disebabkan semakin membaiknya pelayanan kesehatan dan meningkatnya usia harapan hidup di Indonesia. Meningkatnya usia dapat menimbulkan masalah - masalah kesehatan akibat dari perubahan atau kemunduran strukrur dan fungsi organ tubuh.
Salah satu masalah kesehatan yang berhubungan dengan proses menua adalah masalah gizi. Ada beberapa cara yang dapat dipergunakan untuk mengetahui status gizi seseorang, diantaranya dengan mengukur indeks massa tubuh (IMT). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran status gisi usia Ianjut dan untuk mengetahui faktor -faktor demografi yang berhubungan dengan status gizi usia lanjut. Desain yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: analitik korelasi dengan analisis univariat dan bivariar. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2003, di Kelurahan Paseban Kecamatan Senen Jakarta Pusat dengan sampel adalah usia lanjut yang berumur lebih dari 65 tahun sebanyak 66 responden. Penelitian ini melibatkan tujuh variabel independen sebagai faktor-faktor demografi yang berhubungan dengan status gizi, variabel terbanyak adalah umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, status kesehatan, kebiasaan merokok. Hasil analisis unuvariat, responden terbanyak diketahui pada kelompok umur 75 - 84 tahun 45,5 %, jenis kelamin perempuan 81, 8 %, tingkat pendidikan rendah 66, 7 %, tingkat pendapatan tinggi 97,9 %, status kesehatan baik 86.4 %, kebiasaan tidak merokok 86,4 % dan status gizi tidak normal 5 7,6 %. Sedangkan pada analisis bivariat dikerahui bahwa secara statistik tidak ada variabel independen yang mempunyai hubungan bermakna dengan status gizi usia lanjut (IMT). Dari hasil penelitian ini disarankan bagi pelayanan kesehatan untuk meningkatkan pemberian makanan tambahan dan penyuluhan kesehatan pada usia lanjut dan keluarganya, bagi tenaga keperawatan untuk diadakannya pelatihan - pelatihan tentang perawatan usia Ianjut yang dapat meningkatkan status gizi usia lanjut, bagi institusi pendidikan untuk menambahkan literatur, buku, jurnal tentang usia Ianjut sebagai acuan arau pedoman, bagi bidang penelitian perlu dilakukan penelitian lebih Ianjut tentang faktor-faktor yang belum tercakup seperti tingkat stres, keturunan dan hormonal, bagi masyarakat perlu ditingkatkan pengetahuan tentang status gizi usia lanjut melalui pendidikan kesehatan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5432
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rumawas, Johanna Savitri Paramita
Jakarta: UI-Press, 1993
PGB 0238
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Setyarso
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S7142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaen, Nella Ria
"Tindakan pertama yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit ringan adalah dengan swamedikasi atau pengobatan sendiri (self medicated).
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan obat dalam swamedikasi pada ibu rumah tangga, mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan swamedikasi dan mendapatkan informasi tentang materi dan metode yang dibutuhkan untuk penyuluhan swamedikasi pada masyarakat di Kelurahan Utan Panjang, Jakarta Pusat.
Desain penelitian ini adalah dengan Cross Sectional study. Data primer didapatkan dari responden dengan wawancara menggunakan pedoman kuesioner. Sampel penelitian adalah 96 orang ibu-ibu rumah tangga yang melakukan swamedikasi dalam tiga bulan terakhir penelitian yang diambil dengan metode sampling random. Ditemukan bahwa responden terbesar berusia 40 ? 49 tahun, berpendidikan tamat SLTA, tidak bekerja, dengan pendapatan rumah tangga antara Rp 1.001.000 ? Rp 2.000.000. Responden terbesar yang melakukan swamedikasi mengeluh sakit kepala dan maag, mengobati sendiri menggunakan obat dengan bentuk sediaan tablet sebagai pilihan terbesar, dosis obat yang digunakan dua kali sehari selama 1 ? 2 hari dengan hasil 93,8 % sembuh (hilang keluhan). Persentase terbesar obat yang digunakan berharga Rp 400 ? Rp 1.000 berasal dari warung yang jaraknya 0?100 meter dari rumah, tanpa mengeluarkan biaya transportasi. Alasan melakukan swamedikasi atau pengobatan sendiri persentase terbesar karena penyakit yang diderita masih dianggap ringan. Secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan, pendapatan rumah tangga, pengetahuan, sikap responden dan biaya obat dengan tindakan swamedikasi. Menurut responden penyuluhan swamedikasi yang dibutuhkan masyarakat adalah mengenai efek samping obat dan gejala penyakit yang diberikan oleh dokter puskesmas atau kader, melalui media telivisi atau ceramah. Dengan melihat aspek kebutuhan informasi untuk meningkatkan kualitas pengobatan sendiri, maka diperlukan suatu upaya untuk membekali masyarakat dengan informasi yang benar dalam hal ini apoteker merupakan fasilitator yang ideal bagi kegiatan tersebut.

The first health seeking action undertaken by most people to overcome mild disease is through self medication.
This research aim to describe the use of drug in self medication of housewives, to find out the related factors in self medication and to get information about material and method needed in health education of Utan Panjang community.
This study employed Cross Sectional approach design, primary data are acquired from the respondents through interviews using questionnaire as the guidelines. The samples of this research are 96 respondents consist of housewives who perform self medication in the recent three months which are taken through random sampling method. It is discovered that most respondents aged between 40 ? 49 years old, most with high school educational background, with household incomes around Rp 1.001.000 ? Rp 2.000.000. Most respondents use drugs in self medication if they get headache and digestive problem. They use tablet to treat themselves which dosage two times in a day among 1 ? 2 days latter. 93,8 % of respondents are cured. Cost of drugs between Rp 400 ? Rp 1000. The respondents can get the drug at any small shops, which are near from their house without spending more money for transportation. The reason of doing self medication is the assumption that their illness is mild and they know about the drug itself. Statistically there was no significantly relation between educational levels, household incomes, respondents knowledge, respondents? attitude, and the drugs cost with self medication. The information about drugs in self medication needed by the community of Utan Panjang are drugs side effects and sickness symptoms, the information should be given by physician at health center via television or presentation. Considering the requires of information to improve quality of self medication, we have to contribute the society with right information in this case pharmacist as the ideal facilitator.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S32956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Zulfitri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku lansia hipertensi dalam mengontrol kesehatannya di wilayah kerja Puskesmas Melur Pekanbaru.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan rnetode probability sampling method dengan teknik secara gugus bertahap (multistage sampling), yang berjumlah 82 responden. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian lansia hipertensi berusia di atas 55 tahun, panca indra berfungsi baik, sehat jiwa, tingga! bersama keluarga, dan anggota keluarganya yang paling dominan bersama dan merawat lansia, yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Melur Pekanbaru. Uji statistik yang digunakan adalah uji Cl1i-Square.
Hasil penelitian tentang hubungan dukungan keluarga (komposit dari dukungan emosional, dukungan fenghargaan, dukungan informasi, dukungan instrumental) dengan perilaku lansia hipertensi dalam mengontrol kesehatannya, didapatkan hasil adanya hubungan yang bermakna (p value = 0,042). Jika dilihat dari empat bentuk dukungan keluarga, hanya tiga bentuk dukungan keluarga yang mempunyai hubungan secara bermakna dengan perilaku lansia hipertensi dalam mengontrol kesehatannya, yaitu dukungan emosional (p value = 0,001), dukungan penghargaan (p value = 0,008), dan dukungan informasi (p value = 0,004). Dukungan keluarga yang paling dominan berhubungan dengan perilaku lansia hipertensi adalah dukungan emosional, dengan menggunakan uji regresi logistik Banda.
Dari basil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa lansia dengan penyakit kronis sangat membutuhkan dukungan dari keluarga, khususnya dukungan erosional, yang dapat meningkatkan semangat dan motivasi lansia untuk bersikap dan berperilaku sehat."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kondisi lansia yang dirawat di panti wredha secara teoritis dapat mengalami
gangguan psikologis yang akan berakibat terhadap perubahan status kesehatan jiwa lansia.
Keadaan ini akan menjadi lebih buruk apabila keluarga kurang memberikan dukungan
selama di panti wredha. Malta sebenarnya dibutuhkan kerjasama antara keluarga dan pihak
panti wredha untuk bisa mempertahankan kesehatan jiwa Iansia. Beberapa tindakan yang
sebaiknya dilakukan keluarga adalah (JKI, 1999 ): ( bisa dilakukan di panti wreda melalui
kunjungan yang rutin dan oleh petugas panti wredha ), dapat dikelompokan berdasarkan
jenis gangguan yaitu tindakan dalam rnengatasi dan mencegah gangguan proses pikir lansia,
tindakan dalam mengatasi dan mencegah gangguan perasaan lansia, tindakan dalam
mengatasi dan mencegah gangguan fisik/somatik lansia, dan tindakan dalam mengatasi dan
mencegah gangguan prilaku pada lansia.
Pada penelitian ini pertanyaan penelitian yang ada berdasarkan konsep terkait
adalah peran dan tindakan keluarga dalam meningkatkan kesehatan jiwa lansia di panti
sosial tresna wredha. Penelitian dilakukan kepada keluarga yang memilki lansia di Panti
Sosial Tresna Wredha Karya Bakti Riya Pembangunan, Jakarta Timur selama bulan Maret
dan April 2002. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif sederhana,
dimana jumlah responden 20 orang dengan kriteria yang ditetapkan. Pada penelitian ini
digunakan instrumen alat pengumpul data berupa lembar kuesioner yang dibuat Oleh
peneliti. Analisa data dilakukan dengan membuat tabulasi dari data kuesioner yang
dikumpulkan, kemudian dihitung dalam bentuk presentase untuk setiap kategori,
selanjutnya dilakukan perhitungan statistik berupa distribusi prekuensi dari masing-masing
kriteria variabel dan mepgambil kesimpulan dari hasil perhitungan tersebut.
Hasil yang diperoleh ternyata 66 % keluarga telah melakukan peran dan tindakan
dalam mencegah dan mengatasi gangguan proses pilcir lansia. Terdapat 80 % keluarga
telah melakukan peran dan tindakan dalam mencegah dan mengatasi gangguan perasaan
Iansia. Didapatkan data juga sekitar 77,5 % keluarga telah berperan dalam mencegah dan
mengatasi gangguan fisik dan somatik lansia. Kemudian keluarga juga hampir 65 % telah
berperan dan bertindak dalam mencegah dan mengatasi gangguan prilaku lansia yang
berada di Panti Sosial Tresna Wredha Karya Bakti Riya Pembangunan"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5240
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>