Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186218 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A. Badru Rifa`i
"Pustakawan diharapkan memiliki kompetensi serta dapat beradaptasi terhadap perubahan, khususnya perubahan perpustakaan yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Salah satu proses adaptasi terhadap perubahan di lingkungan Perpustakaan X adalah mengikutsertakan para pustakawan dalam program pelatihan aplikasi TIK. Penelitian ini menganalisis tentang efektifitas pelatihan aplikasi TIK bagi pustakawan di Perpustakaan X. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui "tingkat efektifitas" pelatihan TIK ditinjau dari aspek; reaksi, pembelajaran, dan perubahan perilaku bagi pustakawan. Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan strategi triangulasi konkuren.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa pelatihan TIK ditinjau dari aspek reaksi memiliki tingkat efektifitas yang tercatat "sangat tinggi", hal ini dapat dilihat dari tingkat kepuasan pustakawan terhadap kebutuhan pelatihan, metode pelatihan, penjelasan materi dan media yang digunakan. Ditinjau dari pembelajaran memiliki tingkat efektifitas yang tercatat "sangat tinggi" juga, hal ini dapat diamati dari penguasaan pengetahuan pustakawan yang bertambah tentang materi TIK, implementasi materi, dan manfaat dalam melaksanakan tugas. Ditinjau dari aspek perubahan perilaku memiliki tingkat efektifitas yang tercatat "sangat tinggi", hal ini dapat diamati dari perubahan prilaku dalam menghadapi aplikasi TIK yang diterapkan, adanya sikap terbuka terhadap perubahan dan adanya minat untuk mengeksplorasi pemahaman dalam bidang TIK.

Librarians are expected to have competencies and to be adapted to changes, especially in library-based information and communication technology (ICT). One of the adaption processes in environment of X Library is to include the librarians in ICT training programs. This study analyzed the effectiveness of ICT training of librarians at the Library of X. The purpose of this study was to determine the "level of effectiveness" in terms of ICT training aspects: reaction, learning, and behavioral changes to librarians. This study uses a mixed method by concurrent triangulation strategy. The findings of the research indicates that the ICT training in terms of aspects of the reaction has effectiveness level of "very high", this can be seen from the level of satisfaction towards the training needs of librarians, training methods, explanation of materials and media used.
Based on the effectiveness level of learning has been recorded as "very high" as well, this can be observed from the increasing mastery of the knowledge of librarians about ICT materials, implementation materials, and benefits in carrying out the task. Judging from the aspect of behavioral changes have a level of effectiveness recorded "very high", this can be observed from behavioral changes in dealing with ICT applications that are applied, an open-arm attitude towards changes and an interest in exploring the concepts in the area of ICT.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28810
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abdi Mubarak Syam
"Penelitian ini membahas tentang "Komunikasi Antarbudaya Pustakawan dan Pengguna" di Perpustakaan Umum Kota Medan, tujuannya adalah untuk memahami komunikasi antarbudaya terjadi antara pustakawan dan pengguna dan juga mengetahui faktor yang menghambat jalannya komunikasi antarbudaya antara pustakawan dan pengguna di perpustakaan tersebut agar komunikasi dapat terjalin dengan baik tanpa adanya kesalahpahaman yang disebabkan oleh perbedaan budaya, sehingga kebutuhan informasi pengguna tercukupi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, yaitu menggambarkan fenomena pustakawan dalam melayani pengguna yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda sebagai pengalaman hidupnya, selain itu fenomena tersebut memiliki keunikan dan perbedaan dari setiap individu sehingga melalui pendekatan fenomenologi ini diharapkan memperoleh pemahaman yang mendalam tentang pengalaman pustakawan dalam berkomunikasi dan melayani pengguna yang berbeda latar belakang budaya.
Hasil yang dicapai adalah ditemukannya faktor penghambat seperti penafsiran gaya berbicara (logat) yang dinilai keras oleh sebagian pengguna kepada pustakawan begitu juga sebaliknya, dan adanya unsur diskriminatif terhadap salah satu marga atau etnis tertentu.

This research discusses about "Intercultural Communication Librarians and Users" in Public Library Medan. The goal is to understand intercultural communication that happen between librarians and users and also determine the factors that obstruct intercultural communication between librarians and users in the library so that communication can be established without misunderstanding caused by cultural differences so that the users's information needs met.
This study is qualitative research with phenomenological approach, which describes the phenomenon of librarians in serving users who have different cultural backgrounds as the experience of his life, other than that the phenomenon has a uniqueness and diversity of each individual so through a phenomenological approach is expected to a gain a deep understanding of the experience of librarians in communicating and serving users with different background culture.
The result is the discovery of inhibitng factors such as the interpretation of the style of speech (accent) were rated harsh for some users to the librarian and vice versa, and the discriminatory element to one clan or ethnic origin.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T45435
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdi Mubarak Syam
"Penelitian ini membahas tentang “Komunikasi Antarbudaya Pustakawan dan Pengguna” di Perpustakaan Umum Kota Medan, tujuannya adalah untuk memahami komunikasi antarbudaya terjadi antara pustakawan dan pengguna dan juga mengetahui
faktor yang menghambat jalannya komunikasi antarbudaya antara pustakawan dan pengguna di perpustakaan tersebut agar komunikasi dapat terjalin dengan baik tanpa adanya kesalahpahaman yang disebabkan oleh perbedaan budaya, sehingga kebutuhan informasi pengguna tercukupi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, yaitu menggambarkan fenomena pustakawan dalam melayani pengguna yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda sebagai pengalaman hidupnya, selain itu fenomena tersebut memiliki keunikan dan perbedaan dari setiap individu sehingga melalui pendekatan fenomenologi ini diharapkan memperoleh pemahaman yang mendalam tentang pengalaman pustakawan dalam berkomunikasi dan melayani pengguna yang berbeda latar belakang budaya
Hasil yang dicapai adalah ditemukannya faktor penghambat seperti penafsiran gaya berbicara (logat) yang dinilai keras oleh sebagian pengguna kepada pustakawan begitu juga sebaliknya, dan adanya unsur diskriminatif terhadap salah satu marga atau etnis tertentu.

This research discusses about “Intercultural Communication Librarians and Users” in Public Library Medan. The goal is to understand intercultural communication that happen between librarians and users and also determine the factors that obstruct intercultural communication between librarians and users in the library so that communication can be established without misunderstanding caused by cultural differences so that the users’s information needs met. This study is qualitative research with phenomenological approach, which describes the phenomenon of librarians in serving users who have different cultural
backgrounds as the experience of his life, other than that the phenomenon has a uniqueness and diversity of each individual so through a phenomenological approach is expected to a gain a deep understanding of the experience of librarians in communicating and serving users with different background culture.
The result is the discovery of inhibitng factors such as the interpretation of the style of speech (accent) were rated harsh for some users to the librarian and vice versa, and the discriminatory element to one clan or ethnic origin.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Yosua Apulta
"Dewasa ini manajemen risiko muncul sebagai suatu area kepentingan yang dinilai sebagai prioritas tinggi di banyak organisasi. Tujuan utama dari manajemen risiko dalam organisasi adalah untuk meminimalkan impak kerugian akibat dari suatu risiko pada organisasi hingga pada level yang dapat ditoleransi oleh organisasi. Manajemen risiko sangat terkait dengan aset dari organisasi. Dengan nilai aset informasi yang kini menjadi sangat signifikan bagi organisasi, bidang manajemen risiko yang secara spesifik terfokus pada risiko sistem informasi kini mendapat perhatian besar. Setiap organisasi tentunya memiliki misi yang spesifik. Dalam era digital dewasa ini penggunaan teknologi informasi atau information technology (IT) sangat dimaksimalkan untuk pengolahan informasi. dalam menyediakan dukungan yang lebih baik terhadap pencapaian misi organisasi Seiring dengan meningkatnya ketergantungan organisasi pada sistem informasi terotomasi, semakin meningkat pula tingkat kerentanan organisasi terhadap risiko-risiko seperti sabotase dan gangguan terhadap proses bisnis organisasi. Atas dasar itu sistem manajemen pengamanan informasi berperan penting, yaitu sebagai suatu pelindung terhadap aset informasi organisasi, yang juga berarti melindungi misi organisasi dari risikorisiko terkait keamanan sistem informasi. Manajemen risiko di bidang IT atau Sistem Manajemen Pengamanan Informasi dapat dilakukan dengan bermacam metodologi dan pendekatan. Salah satu pendekatan yang bersifat umum dan holistik adalah pedoman ISO 27001:2005 yang dikeluarkan oleh International Standard Organization. Pedoman ini mendasari aktifitas manajemen risiko yang dilakukan di Bank X dan juga mendasari penelitian ini. Penanganan risiko informasi yang ideal adalah yang dilakukan dengan penuh pertimbangan. Salah satu metode untuk mengoptimalkan formulasi solusi dari risiko untuk kemudian dijadikan bahan pertimbangan adalah dengan simulasi risiko. Hasil simulasi risiko terkait sistem manajemen pengamanan informasi sebagai tindak lanjut dari manajemen risiko yang dilakukan di Bank X adalah formulasi alokasi dana penanggulangan risiko ke dalam 7 dari 11 kelompok risiko yang ada. Berdasarkan simulasi didapati bahwa bentuk alokasi ini akan mendatangkan perhitungan keuntungan paling tinggi bagi organisasi dalam batasan kendala yang ada.

Risk management has emerged as one major interest area considered as high priority by many organizations. The main objective of risk management is to minimize the impact of loss as the effect of risks for the organization to the lowest level possible and in the organization's range of tollerance. Risk management is highly concerned with the organization's assets. As the value of information as organization's asset continually increasing, a more specifically focused information security management system has attracted organizations. Every organization must have a specific mission to be accomplished. In this digital era the use or information technology (IT) has came highly into practice to process information and to provide a better support to the organization's effort to achieve its mission. As the dependence grows, the organization's vulnerability also grows bigger prior to information system risks such as sabotage and interruption to busness process. This is where the importance of Information Security Management system, to form a protective system to organization's information assets. This means also protecting organization's mission from information system security risks. The application of risk management in IT domain or Information Security Management System can be taken in various methodology and approach. The common and holistic set of example is the ISO 27001:2005 document issued by International Standard Organization. This guidance provides base to risk management activity in Bank X. It is also the main methodology of the base of this research. An ideal risk treatment as the following activity in risk management should be carried with proper considerations. A method to optimize the formulation of risk solutions to be taken into consideration is risk simulation. The result of the simulation carried in this research is a formulation of fund allocation into 7 out of 11 groups of risks identified in the system. Based on this simulation this formulation will lead to the most optimum advantage for the organization."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S50259
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moslem Afrizal
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) terhadap penerimaan pajak di Indonesia. Cakupan analisisnya adalah 34 provinsi di Indonesia dalam rentang waktu tahun 2018 s.d. 2022. Pajak yang menjadi basis analisis adalah pajak pusat yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pusat, dimana proksinya adalah tax ratio (penerimaan pajak per PDRB provinsi), dan proksi TIK nya adalah base transceiver station (BTS) dan penetrasi internet. Pada dasarnya, pengaruh TIK terhadap penerimaan pajak bersifat indirect, sehingga penelitian ini menggunakan metode two-stage least square (TSLS) untuk menguji mekanismenya. Variabel yang menjadi penghubung adalah rasio kepatuhan SPT, karena hubungannya dengan TIK bersifat direct. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode two-step system GMM untuk melihat aspek dinamis dan menguji hubungan antara TIK dan penerimaan pajak secara direct. Hasil estimasi TSLS menunjukkan bahwa BTS dan penetrasi internet menunjukkan korelasi positif terhadap rasio kepatuhan, dan rasio kepatuhan berkorelasi positif terhadap tax ratio. Hasil estimasi GMM menggambarkan bahwa BTS dan penetrasi serta kepatuhan memiliki korelasi yang positif terhadap tax ratio. Sehingga, TIK memiliki hubungan terhadap penerimaan pajak secara indirect dan direct. Oleh karena itu, TIK memiliki potensi yang besar bagi peningkatan kepatuhan pelaporan SPT yang dapat mengarah pada penerimaan pajak di Indonesia.

This study aims to examine the relationship between information, communication and telecommunication (ICT) and tax revenue in Indonesia. The analysis covers 34 provinces in Indonesia over the period from 2018 to 2022. The focus of the analysis is on central taxes managed by the Directorate General of Taxes, with the proxy for tax revenue is the tax ratio (tax revenue per provincial GDP), and the ICT proxies are base transceiver stations (BTS) and internet penetration. Essentially, the association of ICT on tax revenue is indirect, thus this study employs the two-stage least squares (TSLS) method to test the mechanism. The intermediary variable is the tax compliance ratio, due to its direct relationship with ICT. Additionally, this study uses the two-step system GMM method to examine the dynamic aspects and test the direct relationship between ICT and tax revenue. The TSLS estimation results indicate that BTS and internet penetration show a positive correlation with the compliance ratio, and the compliance ratio positively correlates with the tax ratio. The GMM estimation results reveal that BTS, internet penetration, and compliance have a positive correlation with the tax ratio. Therefore, ICT is related to tax revenue both indirectly and directly. Consequently, ICT holds significant potential for enhancing tax compliance, which can lead to increased tax revenue in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Iswary Lawanda
"Disertasi ini mendiskusikan proses sosial yang berlangsung dalam suatu organisasi menanggapi perubahan mendadak dijelaskan dengan interaksionisme simbolik. Interaksi sosial yang merupakan seperangkat aksi simbolik disebut resistensi dan akomodasi. Resistensi secara sembunyi-sembunyi sebagai transkripsi tersembunyi dan akomodasi dilakukan sebagai transkripsi publik oleh kelompok yang inferior dengan mengambil peran kelompok yang dominan. yang menyatakan dirinya modern. Gejala lain muncul di antara keduanya. Keberagaman refleksi resistensi dan akomodasi untuk meraih status terhormat, sumber daya dan melupakan asal mereka. Pernyataan tesis disertasi adalah interaksionisme simbolik yang berfokus pada simbol. Pendapat saya pembangunan bukanlah sekedar proses terencana yang direalisasikan menjadi seperangkat kegiatan untuk siapa saja dengan syarat-syarat tertentu. Pembangunan memerlukan sinergi antara program dan proyek yang belum bersinerg.

This thesis is to show that symbolic interactionism explains about resistance and accommodation by actors in social interaction focusing on symbols. Its methodology is focused on social action by actors and on groups and passes back and forth between two as unit of analysis within their social setting. Actor behavior including their reflection of organization is a positioning of actors as the product of interpretation by each of them about themselves and symbols within their social settings. By focusing on actor symbolic action in its interplay with social settings, which includes past and present, this thesis shows that resistance and accommodation is reflected variedly from one actor to another, and from one group and social organization to another. The case presented is that of librarians and library staff in Nagari Library. The librarians and library staff is variedly resistant but remain accommodative live side by side. In my opinion program of development is not merely well-planned process to be a set of activities applied generally to everyone. Development requires necessarily a synergy between program and project."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
D2283
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suni Triani
"Kegiatan pengolahan dan dokumentasi bahan pustaka yang dilakukan PUSTAKA menghasilkan berbagai jenis sarana bibliografis. Fungsi utama sarana bibliografis tersebut adalah sebagai alat bantu penelusuran informasi sehingga dapat menemukan sumber informasi yang diperlukan dengan lebih cepat dan tepat penggunaan sarana bibliografis terutama dalam kegiatan layanan perpustakaan. Namun, pustakawan cenderung tidak tampak menggunakan sarana bibliografis dalam memberikan layanan kepada pengguna perpustakaan.
Penelitian ini ingin memahami permasalahan yang terjadi dalam pemanfaatan sarana bibliografis oleh pustakawan. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah supaya pengguna perpustakaan PUSTAKA dapat dilayani dengan tepat guna melalui penelusuran informasi dan temu kembali informasi yang diiakukan dengan cepat dan mudah melaiui penggunaan sarana bibliografis.
Metodologi yang digunakan untuk mengetahui fenomena permasalahan penelitian dilakukan secara survey untuk mendapatkan gambaran secara langsung mengenai situasi, kondisi, dan fenomena yang terjadi di lokasi penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara mengumpulkan data melalui metode wawancara dan pengamatan berperan serta. Hasil wawancara kemudian ditranskripsikan dalam transkrip wawancara dan catatan lapang penelitian. Metode sitasi digunakan untuk menganalisa data hasil penelitian dan disimpulkan dengan metode grounded theory.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sarana bibliografis banyak digunakan oleh pengguna yang langsung datang ke perpustakaan PUSTAKA. Pustakawan menggunakan sarana bibliografis untuk melakukan penelusuran informasi dan menentukan titik akses untuk temu kembali sumber informasi. Pustakawan berperan sebagai pembimbing pengguna dalam melakukan penelusuran informasi, dengan cara menunjukkan lokasi sarana bibliografis, menentukan titik akses yang paling cepat dan mudah, mengarahkan teknik-teknik penelusuran informasi, menganalisa subyek informasi yang diminta, serta evaluasi informasi.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pustakawan telah memanfaatkan sarana bibliografis untuk membantu pengguna menelusur dan menemukan sumber informasi yang diminta dengan lebih cepat dan tepat. Disarankan agar perpustakaan PUSTAKA menyediakan fasilitas pendukung agar sarana bibliografis yang ada dapat semakin dilengkapi dengan pemberian titik akses yang menjadi penghubung temu kembali sumber informasi.

Organization and documentation of library material at Indonesian Center to Agricultural Library and Technology Dissemination (ICALTD) produces some kinds of bibliographic tools. Former function of those bibliographic tools is using as information retrieval aids, which enable to find out the information sources quickly and promptly. Bibliographic loots primarily use on library services division. Nevertheless, librarians tends rarely seem presenting library services with using those bibliographic tools.
The aim of this research is to understanding the problem research in using of bibliographic tools by librarians. The purpose of this research is so that the users of the ICALTD enable served to retrieve and to find the information sources quickly and promptly with using of bibliographic tools.
The research phenomenon investigated using a survey method, which perhaps unable researcher to gain more comprehensive data proper into the research problem. Qualitative study was implemented in this research to collecting research data using interviews and participatory observations methods. The conversations of the interviews methods were transcribed into conversation transcription and notes of: fiefs observations. Citation method was using for analyzed research findings and concluded with grounded theory methods.
Findings research describes that using of bibliographic tools mostly by the directly users which coming to the ICALTD to using the library collection. Librarians had using the bibliographic tools to retrieve information and defined the' access point to find information sources. Librarians take the role as the adviser co the users in retrieve the information, point out the location of the bibliographic tools, defining the access point, guiding with reference techniques, analyzes the information subjects, and evaluate the information sources.
This research concluded that the librarians were had using the bibliographic tools to help the users to find out the information quickly and exactly. Suggested to the ICALTD to provide facilities that supported bibliographic tools uses.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfia Hasanah
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai literasi informasi pustakawan di Perpustakaan Umum Daerah Kota Bogor. Pada pengamatan awal, diketahui bahwa Perpustakaan Umum Daerah Kota Bogor memiliki program literasi informasi bagi pemustaka yang disebut Wisata Pustaloka. Berdasarkan hal itu, penting bagi pustakawan untuk menguasai keterampilan literasi informasi agar dapat memainkan peran mereka dalam membimbing dan menciptakan masyarakat Kota Bogor yang berpengetahuan luas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan literasi informasi pustakawan dalam memenuhi kebutuhan informasi pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Kota Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Informan penelitian berjumlah enam orang yang dipilih menggunakan purposive sampling, dengan kriteria pustakawan berlatar pendidikan Ilmu Perpustakaan. Model literasi informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Empowering Eight yang terdiri dari identifikasi, eksplorasi, seleksi, organisasi, penciptaan, penyajian, penilaian dan aplikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi informasi pustakawan di Perpustakaan Umum Daerah Kota Bogor dalam hal pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka sudah diterapkan yakni pada komponen identifikasi, eksplorasi, penyajian, penilaian, dan aplikasi. Namun ada beberapa kemampuan yang belum dapat diterapkan secara maksimal, diantaranya komponen seleksi, organisasi dan penciptaan informasi.

ABSTRACT
This research examines librarians rsquo information literacy skill at Bogor Public Library. In early observation, it is found that Bogor Public Library has information literacy program called Wisata Pustaloka. Based on the statement, it is important for librarians to master information literacy skill so as to be able to play their roles in guiding and creating knowledgeable Bogor society. This research aims to identify librarians rsquo information literacy skill in fulfilling library users rsquo information needs at Bogor Public Library. This research is using qualitative approach with case study method. Data for this research is collected through observation and interviews. Research informants were six people selected using purposive sampling, with the criteria librarians at Bogor Public Library with Library Science education background. Information literacy model used in this research is Empowering Eight model consisting of identification, exploration, selection, organization, creation, presentation, assessment and application. But there are some capabilities that have not been applied maximally, including components selection, organization and information creation."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Szasza Hervanovriza
"Sekolah merupakan institusi pendidikan formal yang melakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada siswa. Tidak hanya sebatas pada transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi sekolah juga merupakan agen sosialisasi yang membentuk perilaku siswa seperti yang diinginkan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara sosialisasi pendidikan di sekolah dan sosialisasi pendidikan dalam keluarga terhadap perilaku penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Pengertian dari perilaku penggunaan teknologi informasi dan komunikasi itu sendiri adalah tindakan siswa dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara berulang. Penggunaan ini sendiri akan efektif jika siswa memanfaatkan teknologi tersebut untuk keperluan akademis dengan porsi yang lebih besar daripada kepentingan lain.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulam data melalui survey yang dilakukan di SMAN ?X? Jakarta. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 165 yang terdiri dari siswa kelas X, kelas XI, dan kelas XII. Teknik penarikan sampel menggunakan stratified random sampling non-proporsional sehingga dapat melihat gradasi jawaban responden berdasarkan tingkatan kelas.
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel sosialisasi pendidikan di sekolah dan variabel sosialisasi pendidikan dalam keluarga berpengaruh terhadap perilaku penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dengan kekuatan hubungan yang lemah. Di dalam variabel sosialisasi pendidikan di sekolah terdapat empat dimensi yang juga diuji pengaruhnya yaitu peran guru, kurikulum tertulis, hidden curriculum, dan peer group. Dari keempat dimensi tersebut dimensi kurikulum menjadi dimensi yang paling kuat dalam mempengaruhi perilaku penggunaan teknologi informasi dan komunikasi siswa. Berbeda dengan tiga dimensi lain, hasil pengujian statistik mengungkapkan bahwa tidak terdapat hubungan antara dimensi peer group dengan perilaku penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Pada variabel sosialisasi pendidikan dalam keluarga, lemahnya hubungan antara sosialisasi pendidikan dalam keluarga disebabkan oleh lemahnya kontrol orang tua terhadap perilaku penggunaan teknologi informasi dan komunikasi siswa yang kecendrungannya disebabkan oleh ketidakmampuan orang tua dalam mengikuti perkembangan teknologi yang sangat pesat.

Schools are educational institutions that conduct formal transfer of science and technology to student. Not only limited to the transfer of science and technology, but the school is also an agent of socialization that shape student behavior as desired by the community. This study aims to see how the relationship between the socialization of education in schools and educational socialization in the family of the behavior of the use of information and communication technology. Understanding of the behavior of the use of information and communication technology itself is the act of the students in using information and communication technology repeatedly. Use of this alone would be effective if student utilize these technologies for academic purpose with a larger portion than other interests.
This study uses quantitative methods with survey techniques in SMAN "X" Jakarta. The number of sample in this study is 165 which consists of grade X, XI and XII classes. Technique sampling using a stratified random sampling nonproportional in order to see the gradations of respondent's answer based on grade level.
The result of this study indicate that the variable socialization of education in schools and education in the family socialization variables influence the behavior of the use of information and communication technology with the strength of weak ties. In socialization variable of education in school there are four dimensions that also tested the effect of the role of teachers, written curriculum, hidden curriculum and peer group. From the fourth dimensions, the dimensions of the curriculum is the most powerful in influencing the behavior of the use of information technology and communications students. Unlike the three other dimensions, the statistical tests revealed result that there is no relationship between the dimensions of the peer group with the behavior of the use of information and communication technology. Family socialization show low influence towards information technology usage behavior. It was because parents could not follow the technology development.which have progressive development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>