Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5460 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Korea : Jimoondang, 2008
KOR 302.235 19 KOR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ann Arbor: University of Michigan Press, 2016
302.231 HAL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rubina Winnie Miranda
"ABSTRAK
Vietnam dan Thailand merupakan dua negara Asia Tenggara dengan proses modernisasi yang berbeda satu
dengan yang lainnya. Vietnam pernah berada di bawah rezim komunis, sedangkan Thailand cenderung pro-
Amerika dan promodernisasi di masa Perang Dingin hingga setelahnya. Namun, keduanya sama-sama
mengonsumsi Hallyu secara masif, menganggapnya sebagai simbol modernitas pan-Asia. Hallyu dilokalisasi
dan dijadikan sebagai standar bagaimana budaya populer seharusnya diproduksi. Dengan kerangka teori sirkuit
budaya, penelitian ini menganalisis dimensi-dimensi yang terkait dengan penyebaran Hallyu di Thailand dan
Vietnam dan bagaimana kedua negara tersebut melokalisasi Hallyu sebagai produk lokalnya.

ABSTRACT
Vietnam and Thailand are two Southeast Asian countries that have been through different modernization
process one and another. While Vietnam was once under a communist regime, Thailand was an ally of the U.S.
and tend to be pro-modernization during the Cold War era the following era. However, both countries consume
Hallyu massively and view it as a symbol of pan-Asian modernity. They also look up to Hallyu as a standard for
how pop culture is supposed to be produced by localizing it. Using a modified circuit of culture as a theoretical
framework, this paper examines the interrelated dimensions associated with Hallyu proliferation in Thailand and
Vietnam, and how two countries localize Hallyu as their own local products."
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adina Dwirezanti
"Skripsi ini bertujuan untuk membahas mengenai keberadaan budaya popular dalam hal ini adalah Korean Wave sebagai bagian dalam diplomasi Publik Korea. Pembahasan mengenai topik ini dibatasi dalam periode 2005-2010, dimana tahun 2005 ini menjadi awal dari digunakannya Korean Wave sebagai bagian dalam aktivitas diplomasi publik Korea. Pembahasan mengenai diplomasi publik melalui Korean Wave ini dibagi dalam dua aktivitas Korea, yaitu dalam bidang pariwisata dan program pertukaran dengan negara-negara lain. Penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan penjabaran secara deskriptif melalui penjabaran mengenai program-program yang dilaksanakan Korea dalam bidang pariwisata dan program pertukaran tersebut.
Melalui analisa data-data aktivitas diplomasi dan signifikansi aktivitas diplomasi tersebut, penulis mendapat beberapa temuan mengenai peran Korean Wave dalam diplomasi publik Korea, yaitu meningkatkan citra Korea, Menarik minat kedatangan masyarakat asing, mendorong kemajuan bidang-bidang lain dari Korea, dan mendorong terjalinnya kerjasama antara Korea dengan negara-negara lainnya. Beberapa peran tersebut dapat tercapai dikarenakan tiga faktor yang ditemukan penulis sangat dominan dalam Korean Wave, yaitu komitmen pemerintah, kepopuleran dari Korean Wave itu sendiri, dan faktor informasi.

This research aims to explain about the existence of popular culture, in this case is Korean Wave as part of Korean public diplomacy. The explanation of this topic is will be limited in 2005-2010, which in 2005 was the beginning of Korean Wave as part of public diplomacy of Korea. The explanation of this public diplomacy through the Korean Wave is divided in two activities, tourism and exchange program with other countries. This research used qualitative research metods with descriptive explanation about the public diplomacys program that implemented in the field of tourism and Korean Exchange program.
Through analysis of the data on the activity of diplomacy and the significance of the diplomacy activity, the author concludes that?s there are some roles that played by the Korean Wave in Korean public diplomacy, such as improving image of Korea, Attracting the arrival of foreign people to come to Korea, encourage the progress of other parts of Korea, and encourage the cooperation between Korea and the other country. Some of these roles can be achieved due to the three aspect that the author was found, such as the government?s commitment, the popularity of the Korean Wave itself, and information about Korean Wave itself.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Putih Bastian
"ABSTRAK
Fokus dari tesis ini adalah melihat penerimaanKorean wave di Jepang.
Keberadaan Korean terlihat populer di Jepang sejak tahun 2003, di mana
masyarakat Jepang masih memiliki sentimen anti-korea, karena adanya perbedaan
persepsi sejarah, konflik perebutan pulau di Laut Jepang serta adanya hierarki
sosial antara masyarakat Jepang dan masyarakat Korea di Jepang. Penelitian ini
menggunakan teknik kualitatif. Hasil penelitian ini menemukan bahwa
sebelumnya Jepang merupakan negara yang bersifat satu jalur dalam persebaran
budaya pop, karena Jepang menjadi negara yang sering mengekspor produk
budaya pop-nya namun tidak terlalu menerima masuknya budaya pop dari negara
lainnya kecuali dari Amerika dan Inggris. Keberadaan Korean wave di Jepang ini
kemudian menjadi hal yang menimbulka pro dan kontra di masyarakat Jepang,
ada sebagian masyarakat yang menerima dan ada masyarakat anti-Korea yang
melakukan gerakan anti-Korean wave. Dalam tulisan ini dilihat bahwa
penerimaanKorean waveke Jepang ini dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu
adanya kepentingan Jepang dan Korea untuk memperbaiki hubungan kedua
negara dan peran globalisasi sebagai ruang berkembangnya arus informasi budaya
populer, serta faktor internal, yaitu pemerintah Jepang yang tidak melarang
masuknya Korean wave dan peran media informasi Jepang dalam menyiarkan
Korean wave di Jepang.

ABSTRACT
This research focuses to see the acceptance of Korean wave in Japan. Korean
wave in Japan seemed to be popular since 2003 where the Japan’s society still
having the issue with anti-Korea sentiment due to the difference point of
perspectives on history between Japan and Korea, dispute over islands in Japan
Sea and social hierarchy between native Japan and Korea resident in Japan. This
research used qualitative method and the result of this study has found that at first
Japan was a country that solely exporting their pop culture productions and deny
the import of foreign pop culture production, except America and British pop
cultures. Hence, The Korean wave in Japan opens up pro and controversy in
Japanese society.Some part of the Japanese society welcomed and accepted the
Korean wave whereas the anti-Korea society refused and made an anti-Korean
wave movement. In this research, the acceptance of Korean wave in Japan is
highlighted by two factors, external and internal; which the external are the
interests between Japan and Korea to repaired the relations between the countries
and the role of globalization as a place for the streaming of popular culture
informations. The internal are the policy of Japan’s government not to ban the
existence of Korean wave in Japan and the role of Japans media information in
broadcasting and spreading the Korean wave in Japan."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35543
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Putri Shafira
"Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengetahuan tentang bagaimana suatu negara menciptakan identitasnya dengan menggunakan “nation branding”. Studi ini berfokus menganalisa bagaimana Korea Selatan menggunakan “Korean Wave”, fenomena budayanya, dan media global, untuk mengubah identitas nasionalnya. Menggunakan teori kultivasi analisis, penelitian dilakukan dengan menggunakan tinjauan literatur pada database jurnal, katalog perpustakaan dan database surat kabar online, dengan mempelajari bagaimana Korea Selatan digambarkan dalam artikel media dan jurnal penelitian. Hasil mengungkapkan bahwa Korea Selatan telah berhasil mengubah identitasnya. Dahulu nya Korea Selatan dikenal karena perang Korea dan krisis keuangan yang parah, namun karena fenomena global telah berdampak pada industri pariwisata, ekonomi dan hiburan, Korea Selatan sekarang telah dikenal akan hiburan dan pariwisatanya.

The study aims to seek knowledge of how a nation creates its identity using the application of nation branding. The study focuses on analysing how South Korea use Korean Wave, its cultural phenomenon, and the global media, to alter its national identity. Using the cultivation analysis theory, the study was carried out using literature reviews on journal databases, library catalogue and online newspaper databases. It examines how South Korea was visualised in media articles and research journals. Results revealed that South Korea has succeeded in changing its identity. In the past, South Korea was known for the Korean War and the severe financial crisis, but because the global phenomenon has had an impact on the tourism, economic and entertainment industries, South Korea is now known for its entertainment and tourism.

The study aims to seek knowledge of how a nation creates its identity using the application of nation branding. The study focuses on analysing how South Korea use Korean Wave, its cultural phenomenon, and the global media, to alter its national identity. Using the cultivation analysis theory, the study was carried out using literature reviews on journal databases, library catalogue and online newspaper databases. It examines how South Korea was visualised in media articles and research journals. Results revealed that South Korea has succeeded in changing its identity. In the past, South Korea was known for the Korean War and the severe financial crisis, but because the global phenomenon has had an impact on the tourism, economic and entertainment industries, South Korea is now known for its entertainment and tourism.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amila Nur Fasya
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fenomena gelombang Korea yang telah mengambil alih seluruh dunia. Mempertimbangkan bahasa konsumen asing bukan bahasa Korea, mereka ditantang dengan hambatan bahasa untuk menikmati budaya populer Korea. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dan keterlibatan fans global dalam mengkonsumsi budaya populer Korea. Studi ini menganalisa respon dari wawancara kualitatif untuk mengamati pendapat, pemikiran dan sikap penggemar global K-pop yang berada di Brisbane, khususnya untuk menemukan tren terbaru dalam lingkup digital yang mendorong penggemar global untuk dengan penuh semangat mengonsumsi produk budaya Korea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggemar global secara aktif terlibat melalui media sosial, termotivasi untuk mempelajari bahasa, serta memiliki kecenderungan untuk membeli produk yang terkait gelombang Korea.

This study aims to analyse the phenomenon of Korean wave that has been impressively taking all over the world. Considering foreign consumers first language is not Korean, they are challenged with language barriers to enjoy the Korean popular culture. The purpose of this study is to analyse the influence and engagement of global fans in consuming the Korean popular culture. The study analyses the response of qualitative interview to observe the opinions, thoughts and attitude of global fans of K-pop resided in Brisbane, specifically to find recent trends within the digital scope that drives global fans to passionately consume Korean cultural product. Study results show that global fans are actively engaging through social media, motivated to learn the language, have the tendency to purchase Korean wave related product.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amila Nur Fasya
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fenomena gelombang Korea yang telah mengambil alih seluruh dunia. Mempertimbangkan bahasa konsumen asing bukan bahasa Korea, mereka ditantang dengan hambatan bahasa untuk menikmati budaya populer Korea. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dan keterlibatan fans global dalam mengkonsumsi budaya populer Korea. Studi ini menganalisa respon dari wawancara kualitatif untuk mengamati pendapat, pemikiran dan sikap penggemar global K-pop yang berada di Brisbane, khususnya untuk menemukan tren terbaru dalam lingkup digital yang mendorong penggemar global untuk dengan penuh semangat mengonsumsi produk budaya Korea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggemar global secara aktif terlibat melalui media sosial, termotivasi untuk mempelajari bahasa, serta memiliki kecenderungan untuk membeli produk yang terkait gelombang Korea.
This study aims to analyse the phenomenon of Korean wave that has been impressively taking all over the world. Considering foreign consumers first language is not Korean, they are challenged with language barriers to enjoy the Korean popular culture. The purpose of this study is to analyse the influence and engagement of global fans in consuming the Korean popular culture. The study analyses the response of qualitative interview to observe the opinions, thoughts and attitude of global fans of K-pop resided in Brisbane, specifically to find recent trends within the digital scope that drives global fans to passionately consume Korean cultural product. Study results show that global fans are actively engaging through social media, motivated to learn the language, have the tendency to purchase Korean wave related product. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Tsani Almasah
"Industri budaya populer Korea Selatan telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa jika dibandingkan pada awal perkembangannya di tahun 2000-an. Meskipun telah banyak penelitian yang memberikan wawasan mengenai hubungan antara budaya populer dan pariwisata, masih sedikit yang membahas mengenai bagaimana industri budaya populer Korea Selatan berperan dalam membentuk dan mengubah citra negaranya. Penelitian ini kemudian hadir untuk mengonfirmasi hubungan antara budaya populer Korea Selatan (Hallyu) dengan citra negara Korea Selatan dengan menggunakan musik (K-Pop), serial drama (K-Drama), dan film Korea Selatan sebagai objek penelitiannya. Survei diikuti oleh 280 responden usia sekolah menengah atas (perempuan = 66,1%) yang familiar dengan budaya populer Korea Selatan. Temuan menunjukkan bahwa Hallyu berpengaruh terhadap citra negara Korea Selatan. Akan tetapi, hasil dari uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa Hallyu bukanlah faktor pemengaruh satu-satunya dalam pembentukan citra negara Korea Selatan (R2 = 36,8%).

South Korea's popular culture industry has seen tremendous growth compared to its early development in the 2000s. While studies have provided many insight into the relationship between popular culture and tourism, little has been discussed about how South Korea's popular culture industry plays a role in shaping and changing its country's image. This research is then aimed to confirm the relationship between South Korean popular culture (Hallyu) and the country image of South Korea by using music (K-Pop), drama series (K-Drama), and South Korean films as the research objects. Valid survey responses were collected from 280 high school students respondents (female = 66,1%) who are familiar with South Korean popular culture. The findings showed that Hallyu has an effect on the country's image of South Korea. However, the coefficient of determination analysis test shows that Hallyu is not the only influencing factor that could contribute to South Korea's country image (R2 = 36,8%)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadamega Dara Azzaria
"Artikel ini membahas tentang fenomena Korean Wave dan dampaknya terhadap remaja di Indonesia. Korean Wave adalah fenomena yang menggambarkan bagaimana arus budaya pop Korea mendunia sejak akhir 1990 dan mulai menjamah Indonesia pada tahun 2002. Tumbuh bersamaan dengan kemajuan teknologi dan internet membuat budaya ini lebih cepat berkembang dan tersebar luas. Ia bahkan mampu menggeser popularitas budaya populer lain dan memperoleh banyak penggemar. Selama satu dekade, Korean Wave berhasil menunjukkan dan mempertahankan eksistensinya di mata masyarakat, khususnya pada kalangan generasi muda. Hal ini tercermin dari kemunculan tren-tren Korea di kalangan remaja Indonesia, yang menunjukkan bagaimana gaya hidup sosial dan ekonomi mereka terbentuk akibat kehadiran budaya pop ini. Skripsi ini menggunakan metode sejarah dengan mengumpulkan studi literatur, berita-berita sezaman, dan wawancara remaja penggemar Korea yang berdomisili Jakarta sebagai pendukung penelitian.

This article discusses the Korean Wave phenomena and its impact to Indonesian teenagers. Korean Wave phenomena describes how Korean pop culture started to globalize at the end of 1990s and reached Indonesia in 2002. Growing in parallel with internet and advances in technology, this tide expanded faster and wide spread. It was able to exceed the other popular culture and gain many fans. For a decade, Korean Wave had shown and maintained its existence in the public rsquo s eyes, specifically among young generations. This is reflected by the emergence of Korean trends amid Indonesian rsquo s youths and how Korean culture has influenced their social and economic lifestyle. This article used historical method including literature studies, primary resource, and interviews with Korean fans living in Jakarta as supporting data. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>