Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147726 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Satriyo
"Skripsi ini membahas efisiensi hukum paten dengan menggunakan analisis ekonomi terhadap hukum sebagai teori pembahasannya. Analisis ekonomi terhadap hukum sebagai bagian dari filsafat hukum dapat menguji secara ilmiah nilai efisiensi dari hukum paten yang berlaku. Dengan menggunakan asumsi, analisis ekonomi terhadap hukum dapat berlaku dan sejalan dengan perkembangan jaman. Teori analisis ekonomi terhadap hukum memberi dimensi baru dalam dunia filsafat. Ini sesuai dengan tujuan penulisan ini yang ingin memberikan pemahaman mengenai aplikasi teori analisis ekonomi terhadap hukum. Selain itu, penulisan ini ingin membuktikan bahwa analisis ekonomi terhadap hukum dapat dipergunakan untuk menghitung efisiensi pelaksanaan hukum paten.

This thesis discusses the efficiency of patent law by using economic analysis of law as a theoretical discussion. Economic analysis of law as part of the philosophy of law can scientifically test the efficiency value of the applicable patent law. By using the assumptions, economic analysis of law can be valid and in line with the changing times. The theory of economic analysis of law provides a new dimension in the world of philosophy. This is consistent with the objectives of this thesis is to provide an understanding of the application of economic analysis of law. In addition, this study wanted to prove that the economic analysis of law can be used to calculate the efficiency of the implementation of patent law."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S16093
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Agus Riswandi
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004
346.048 2 BUD h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiah Chaerany
"Phobia merupakan kondisi keterbatasan karena dorongan kecemasan dan ketakutan manusia. Phobia juga dipahami sebagai pengalaman subjektif . Phobia membatasi keberadaan ruang gerak seseorang melalui cemas dan takut yang menguasai pikiran. Kondisi keterbatasan terjadi saat aktifitas manusia menjadi terbatas, tidak biasa, atau abnormal dalam pandangan sosial. Pengalaman phobia berikut reaksi tindakan merupakan wujud nyata korelasi pikiran manusia. Setiap orang yang berpikir, memanfaatkan asosiasi penginderaan (persepsi) dan kemampuan kognisi. Relasi antara phobia, tindakan, serta pemicunya menyatu sebagai hubungan antar syaraf pada kesadaran manusia. Pemusatan perhatian akan dijelaskan lewat kerja distribusi jaringan syaraf sebagai aplikasi teori ruang kerja.

Phobia is a limited condition because of the pressure of human anxiety and fear. Phobia is also understood as subjective experience. Phobia limits the existence of someone probability through anxiety and fear controlling mind. Limited condition happens when human activity becomes restricted, unable, or abnormal in social view. Phobia experience with reaction in form of action is the concrete form the mind correlation. Every human who thinks uses association of sense (perception) and cognition ability. Phobia relation, action, also its trigger unite as neural correlation on human consciousness. Attention focusing will be elaborated through neural distribution on Global workspace theory."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S16108
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Rafika Dwinanda Kirana
"Skripsi ini membahas kritik dari pemikiran seorang Fatima Mernissi, yang merupakan sosiolog sekaligus Feminis Islam, terhadap tradisi harem. Sejarah harem adalah sejarah kelam perempuan. Tradisi opresif ini terlahir dari rahim sistem masyarakat yang patriarkis, dengan eksistensi perempuan dipandang sebagai pelengkap belaka dari keberadaan laki-laki. Bahkan, secara teologis kaum perempuan dituding sebagai penyebab terusirnya Adam dari surga. Harem juga diartikan sebagai sebuah ruang pribadi, dengan segala aturan di dalamnya. Sekali perempuan diberitahu apa yang dilarang, berarti perempuan tersebut telah memiliki harem di dalam diri. Sebuah hukum yang terpatri di dalam benak itulah yang membuat Fatima Mernissi selalu risau. Eksistensi harem yang sengaja diperuntukkan buat pengekangan perempuan dari aktivitas dengan dunia luar, bagaimanapun juga merupakan sebuah produk institusi budaya patriarkhi yang menindas perempuan. Menurut Fatima Mernissi, dibutuhkan suatu paradigma tradisi baru yang lebih relevan. Untuk merealisasikan tujuan agama yang ada pada suatu tradisi itu sendiri, yakni keadilan. Untuk melaksanakan proyek tersebut, kita memerlukan metodologi baru terhadap tradisi keagamaan yang tidak bias jender. Demi menghadirkan paradigma baru keagamaan, metodologi yang dibutuhkan adalah intelektualisme-kritis untuk menerobos tradisi keagamaan yang menjadi pedoman. Dengan kata lain, diperlukan reinterpretasi dan rekonstruksi terhadap bangunan pemikiran keagamaan dalam konteks sosial kekinian. Telaah terhadap salah satu tema sentral dalam hal ini adalah mengenai penciptaan manusia, karena superioritas laki-laki atas perempuan dibangun di atas kepercayaan bahwa perempuan diciptakan dari dan untuk laki-laki.Oleh karena itu, Fatima Mernissi berharap. teologi Islam rasional dapat mendudukkan perempuan pada posisi yang _ideal_ di antara wilayah publik dan wilayah domestik. Atas dasar kesadaran realitas modernitas, dan perlu ditekankannya prinsip-prinsip kesetaraan.

This bachelor thesis describing critical of Fatima Mernissi as Sosilog and Islamist Feminis, to harem. Hsitorical of harem is historical of women_s darkness. This opresif tradition is appears from system of pathriarchy societies. Women only regarded as a complete of a man. Moreover, as a teology Women supposed as a cause of evicted Adam from heaven. Harem also meant as a privat room, with anykind obligations there. When the women informed what interedicted, means that women must being have harem in their self. The obligation that was planted in mind, and that_s makes Fatima Mernissi restless. He existence of Harem for excluded of women from outside of world, however constitute of product institution from patriarchy culture that oppresses women. Fatima Mernissi said, needed a padigm of _tradition_ that more relevant. To realize the purposed of religion at one tradition , that is justice. To execute that project , we need the new methodology to tradition of religion that no gender refraction. To perform the new paradigm, methodology that nedeen is critical-intelectualism to break through religion tradition that being orientation. The other word, needen the new reinterpretation dan reconstruction to structure of thinking religion in society contextual. Study of the central them is about human creature because the superiority of man upon the women based on beliveness that women created from and to a man. Because of that, Fatima Mernissi expect Islam teology rational able to bethroth women to the ideal position beyond public regional and domestic regional. Based on consciousness to the reality modernity, and need to pressured the principal of equality."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S16141
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Susatyo Adi Nugroho
"Problem kesenjangan merupakan salah satu problem yang menjadi problem dari rumusan teori keadilan yang hadir pada beberapa dekade belakangan ini. Konsepsi keadilan muncul sebagai rumusan solusi permasalahan kesenjangan dan sekaligus sebagai teori evaluasi atas problem kesenjangan tersebut. Para pemikir keadilan seperti Rawls, Dworkin dan Sen mengurai problem kesenjangan tersebut.Dalam pandangan Amartya Sen, konsepsi keadilan berubah, pengujian atas kondisi inequality yang ada tidak lagi dilihat dari apakah seseorang itu memiliki primary goods ataupun resource, atau bahkan yang kaum libertarian tekankan pada liberties dan rights. Menurutnya pandangan yang ada tentang bagaimana melihat kondisi tidak setara tidak bisa hanya mengunakan salah satu dari variabel basal rights yang harusnya diterima oleh seluruh masyarakat. Maka sebagai penganti dari hal itu Sen mengemukakan teorinya tentang capability to function, dimana kesetaraan harus dilihat dari sejauh mana masyarakat dapat menggapai apa yang ia rencanakan dan inginkan dalam hidupnya. Sen mengedepankan nilai kesejahteraan bukan hanya dilihat dalan kepemilikan atas suatu goods atau yang ia sebut dengan means to freedom, tetapi sejauh mana anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk mengejawantahkan kebebasannya (the extent of freedom). Sejauh mana individu dapat mengkonversikan apa yang ia miliki untuk meraih sesuatu yang ia inginkan menjadi ukuran bahwa sistem penilaian keadilan berjalan. Sen dalam konsepsinya dalam teori keadilan memfokuskan evaluasi kesenjangan kepada persamaan atas akses sumber daya dan kepada kefungsian seseorang. Sen menawarkan cara pandang baru dalam mengatasi hal ini. Pendekatan yang digunakan dalam mengatasi problem ketidaksetaraan untuk mencapai kesetaraan adalah pendekatan partikular atas kesetaraan dalam penilaian keuntungan individu berdasarkan the freedom to achieve, yang berfokus terhadap kemampuan atas kefungsian (capability to function) individu. Pendekatan kapabilitas merupakan perhatian atas kebebasan individu untuk meraih sesuatu. Ketersediaan alternatif-alternatif yang dimiliki individu dalam usahanya meraih well-being memperlihatkan pendekatan kapabilitas yang secara umum peduli pada kebebasan individu untuk meraih sesuatu (freedom to achieve) dan kemampuan individu atas kefungsian (capability to function) secara partikular"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S16133
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Katrin Atmadewi
"Tema besar dalam skripsi ini adalah eksistensi hak individu, terutama dalam hal kehidupan bernegara. Dimulai dengan pembahasan konsep hak yang telah muncul mendahului kontrak yang dibentuk oleh individu sebagai penjamin atas keberlangsungan hidup mereka. Negara sebagai manifestasi kontrak sosial merupakan agen proteksi yang diberikan suatu kuasa oleh individu-individu untuk menjamin keberlangsungan dari individu-individu tersebut dalam mengakses hak¬haknya. Permasalahannya kemudian adalah secara empiris terjadi pelencengan atas fungsi negara sebagai agen proteksi bagi individu-individunya. Ketika negara memiliki suatu kebijakan yang mengarah pada pengorbanan individu sebagai sarana menuju cita-citanya, maka sebenarnya negara tersebut telah keluar dari konteks idealnya. Skripsi ini hendak menunjukan konsep negara yang seharusnya berbasis pada penghargaan atas otonomi individu. Melalui teori Robert Nozick, skripsi ini berusaha menunjukan konsep negara minimal yang tepat untuk diterapkan dalam kehidupan bernegara. Ketika individu hidup dalam suatu negara maka kekuasaan negara tidak dapat terlalu jauh melakukan intervensi terhadap warganegara. Dengan demikian, negara dapat memberlakukan suatu regulasi kepada masyarakatnya jika mereka menyetujuinya secara sukarela.

The Main theme of this thesis is individual rights, especially in the matter of living in as a state. Starting by discussing the concept of rights which has existed prior to a of contract formed by the individuals as a the guarantor of their survival. A state as a manifestation of a social contract playes the part of the protecting agent which is given an authority by it's individuals to guarantee the individual`s survival to access their rights. The problem then becomes, empirically, there have been violations of the state`s function as a protecting agent towards the individuals. When a state has the authority that leads to a sacrifation of an individual as a way to achieve an ambition, thus the state has stepped out from it`s ideal concept. This thesis wishes to present a state concept that must be based on the respect of individual`s autonomous capabilities. Using robert nozick`s theory, this thesis tries to present the right concept of minimal state that can be applied in a state-living situation. When an individual lives in a state, the state`s authority cannot go too far in intervening with it`s citizen`s matters . Therefore a state can validate a regulation towards it`s citizens if they give make an agreement voluntarily."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S16023
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Depok, Kampus Baru UI
R 378.598 Uni p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Rachmatika Dewi Andayani
"Budaya Patriarkal merupakan budaya yang sangat mengakar dan melembaga, budaya ini berusaha mendominasi dunia dan mengeluarkan posisi perempuan. Pembongkaran budaya patriarkal telah dilakukan oleh rentetan tiga gelombang besar feminisme, namun akar dari keberadaan patriarkal sebenarnya adalah politik. Oleh karena itu usaha pendobrakan patriarkal harus dilakukan dengan mendobrak sistem politik yang bekerja di dalamnya. Politik sendiri sejak muncul telah menghilangkan perempuan dan hal ini telah berlangsung hingga saat ini.Persoalan politik dan perempuan merupakan sebuah usaha dalam pencapaian identitas perempuan sebagai political being, sebuah identitas yang secara alamiah dimiliki oleh perempuan namun tidak dapat dimilikinya bahkan dikenalnya. Akar dari peminggiran politik perempuan adalah terjadinya pembatasan uang privat dan publik yang bersumber pada persoalan nature dan culture. Perempuan selalu dipatok pada yang privat sehingga akses mereka untuk mencapai ranah publik sangat sulit, padahal kebebasan ruang publik merupakan salah satu instrument prasyarat penting dalam mendukung subjek politik. Diperlukan sebuah system politik yang mampu mengakomodir perempuan ke dalamnya dan menuju pada telos keadilan sesuai dengan Esensi sebenarnya dari politik.
Patriarchal culture is a culture that really strong and have legitimate, this culture try to dominated world and excluding women. Deconstruction to patriarchal culture had been done by big three feminism wave, but the truth root of patriarchal is politics. Politics growing in patriarchal and work with sturdy, cause of that effort to deconstruct patriarchal must done by deconstruct politics system that work inside. Since politics emerge, it had been eliminating women and this situation happen till today. Politics problem and women try to reaching women identity as political being, this identity stay naturally in women self but women never have that identity even to know more about it. The roots of boundary women politics happen in demarcation private and public emerge from nature and culture problem. Women always stay in private; it makes their access to reaching public room very difficult, though the freedom of public room is one of the important criterion instruments in supporting politic subject. We needed a politics system that has capability to accommodate women to the system and goes to target justice according with the essential meaning of politics."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S16026
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cita Citrawinda Priapantja
Jakarta: Universitas Indonesia, 2003
346.048 PRI h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Xemandros, Wolfgang Sigogo
"Iklan sebagai salah satu bentuk masivitas informasi, bekerja di dalam prinsip semiotik, yakni mengenai relasi tanda. Relasi tanda ini tidak lagi bersifat referensial, melainkan berupa manifestasi dari pertukaran simbolik. Kondisi ini adalah apa yang disebut sebagai hiperrealitas oleh Jean Baudrillard; suatu situasi di mana kita tidak lagi bisa membeda-bedakan status realitas. Iklan pada akhirnya bekerja di dalam prinsip hiperreal.

Advertising, as a massively form, run in the semiotics principle. This semiotics is not longer referential, but a form of symbolic exchange. This situation is what Jean Baudrillard call hyperreality; a situation which we are not able to classify the reality. Advertising, as Baudrillard thought, run in hyperreal principle."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S16024
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>