Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150693 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Inge Agustin
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai representasi Rote Armee Fraktion dan juga Generasi 68 di dalam film Jerman berjudul die fetten Jahre sind vorbei karya Hans Weingartner. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dengan menggunakan teori representasi dan identitas dari Stuart Hall. Hasil penelitian menunjukan bahwa film ini merepresentasikan tokoh Jan, Jule, dan Peter sebagai Rote Armee Fraktion generasi millennium melalui penggambaran ideologi yang sama dan juga latar belakang sejarah tokoh Justus Hardenberg. Film ini juga memposisikan dirinya bersebrangan dengan media-media yang sebelumnya telah merepresentasikan Rote Armee Fraktion.

Abstract
This thesis discusses the representation of Rote Armee Fraktion and Generation 68 in the movie die fetten Jahre sind vorbei directed by Hans Weingartner. Drawing from Stuart Hall's theory of representation and identity, the research utilizes the theory alongside with other approaches in its analysis. Results show that the movie represents the characters Jan, Jule, and Peter as the milenium generation of Rote Armee Fraktion through a depiction of identical ideologies and the background history of the character Justus Hardenberg. This movie also places itself in a position opposite to prior media portrayals of Rote Armee Fraktion"
2010
S14263
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Ari Prabowo
"Multikulturalisme telah menjadi suatu realitas yang terjadi sejak dulu, sebagai suatu wacana telah berkembang sejak sepuluh tahun terakhir. Di dalam masyarakat wacana ini mengalami hambatan, karena dengan adanya realitas ini maka tentunya dibutuhkan suatu sudut pandang yang baru bagi masing-masing individu untuk menyikapinya. Masalah utama yang dihadapi oleh multikulturalisme adalah pen-stereotip-an dari identitas seseorang. Pen-stereotip-an semacam ini dapat menciptakan terjadinya konflik, bahkan terciptanya perang. Masalah-masalah semacam inilah yang kemudian dijadikan tema utama dalam film-film pada saat ini sebagai suatu representasi dari realitas yang ada. Salah satu contohnya adalah film Kebab Connection. Film ini bercerita mengenai kehidupan seorang pemuda Turki yang tinggal di Jerman dan bercita-cita untuk membuat film kungfu pertama di Jerman. Ia kemudian membantu pamannya membuat iklan pendek untuk mempromosikan restoran kebab milik pamannya. Sementara itu pacarnya hamil, dan berita ini menjadi masalah besar bagi hubungannya dengan keluarganya dan ia pun diusir oleh ayahnya"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14716
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Pahotan Franto
"Skripsi ini mencoba memaparka nsecara umum unsur seks sebagai bagian dalam film Indonesia dari tahun 1970 sampai tahun 1996. Pemaparan dikhususkan kepada penjelasan mengapa unsur seks bisa dapat muncul dalam film-film Indonesia selama kurun waktu tersebut. Dengan pemaparan tersebut maka akan dapat dilihat pengaruh yang diakibatkan dan reaksi yang timbul dari berbagai pihak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara garis besar seks dalam film Indonesia adalaha aspek komersialisme. Saran yang dapat diberikan adalah perlunya pelaksanaan UU Perfilman mengenai Sensor Film secara ketat, sikap tegas dari pemerintah dalam membina perfilman nasional, dan sebaiknya pemerintah membuat pengkategorian jenis film."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S12660
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yolana Wulansuci
"Skripsi ini membahas budaya populer manga dan anime sebagai soft power Jepang. Pembahasan ini menggunakan konsep budaya populer oleh John Storey dan konsep soft oleh Joseph S. Nye Jr. Penelitian ini difokuskan pada manga dan anime Doraemon serta menggunakan metode kualitatif dengan teknik deskriptif analisis. Perhatian pemerintah Jepang terhadap budaya populer yang dimanfaatkan menjadi soft power salah satunya dapat dilihat dari ditunjuknya Doraemon menjadi Duta Budaya Animasi Jepang pertama pada tahun 2008 yang memiliki misi diplomasi khusus. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman mengenai budaya populer manga dan anime yang dimanfaatkan Jepang sebagai soft power negara tersebut dalam menjalin hubungan dengan dunia internasional.

This thesis is about popular culture manga and anime as Japan_s soft power. The research is using the concept of popular culture by John Storey and soft power_s concept by Joseph S. Nye Jr. The focus of this thesis is on Doraemon_s manga and anime. The Japanese government concerns on make use of popular culture as soft power can be seen from Doraemon_s appointment as the first Anime Cultural Ambassador in 2008 which has a special diplomatic mission. This thesis uses qualitative descriptive analysis methode. The purpose of this study is to understand the use of popular culture as soft power for Japan on making relationship with the international world.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S13904
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Afredite
"Film saat ini tidak lagi hanya berfungsi sebagai sarana hiburan semata, tetapi juga berpengaruh cukup penting dalam kehidupan masyarakat. Film saat ini sarat akan ideologi-ideologi yang dapat mempengaruhi suatu masyarakat, salah satunya adalah ideologi patriarki. Film-film yang mengandung ideologi patriarki seringkali lebih mengutamakan laki-laki dan mensubordinasikan perempuan. Banyak film yang merepresentasikan stereotip citra laki-laki dan perempuan menurut standar budaya patriarki, yang merepresentasikan citra laki-laki sebagai makhluk superior dan perempuan sebagai makhluk inferior. Namun sejak awal tahun 70an, dengan dipengaruhi adanya gerakan feminisme, banyak bermunculan film-film yang disutradarai oleh perempuan dan mengkritik budaya patriarki. Salah satunya adalah film M_nner karya Doris D_rrie yang dibuat pada tahun 1985. Dengan menggunakan analisis semiotika untuk memaknai tanda-tanda yang ada di dalam film, konsep maskulinitas, dan feminisme eksistensialis, skripsi ini berusaha memahami bagaimana citra laki-laki direpresentasikan dalam suatu film feminis, dan bagaimana kajian budaya feminis memandang citra laki-laki dalam film ini. M_nner adalah suatu film yang sarat akan kritik feminis terhadap budaya patriarki. Citra laki-laki dalam film ini ditampilkan secara ironi dan tidak sesuai dengan citra tradisional laki-laki yang berlaku di masyarakat. Dalam film ini, konstruksi citra laki-laki ideal dipandang sebagai usaha laki-laki untuk mempertahankan kekuasaannya atas perempuan.

Nowadays, film is no longer functioned solely as an entertainment. It gives a quite significant influence to the society. Film nowadays is full of ideologies which can influence a particular society. Patriarchal ideology is one of them. The films which are based on patriarchal ideology often put men in the first place and subordinate women. A lot of films which represent a stereotype of men and women's image from patriarchal cultural standard_s point of view represent men's image as a superior human being and women's image as the inferior one. However, a lot of films, affected by the feminist movement, have been directed by women and have criticised patriarchal culture since the early 70s. One of them is a film by Doris D_rrie, Manner, which was produced in 1985. Using semiotic analysis to decode the symbols found in the films, the concept of masculinity and existentialist feminism, this paper is trying to comprehend how men's image is being represented in a feminist film and how feminist culture review look at men's image in the film. Manner is a film full of feminist criticism towards patriarchal culture. Men's image in this film is presented ironically and unsuited for men's traditional image which applies in the society. In this film men's ideal image construction is viewed as men's effort to maintain his power over women."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14704
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gladya Senandini
"Gagalnya proses denazifikasi Jerman Barat, biasnya media massa, serta terlihatnya dukungan pemerintah terhadap memicu ketidakpercayaan publik. Ketidakpuasaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah pun mulai memunculkan kelompok radikal kiri yang intensi awalnya adalah menyuarakan pendapat. Namun, karena tidak ada perbubahan, kelompok tersebut berubah menjadi kelompok teroris yang meresahkan. Skripsi ini akan membahas tentang bagaimana film Der Baader Meinhof Komplex (2008) digambarkan melalui penokohan Ulrike Meinhof. Tujuan penelitian ini adalah bagaimana penggambaran positif dan Ideologi awal RAF melalui tokoh Ulrike Meinhof. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif dengan pendekatan argumentative berdasarkan tinjauan Pustaka. Untuk mengkaji penggambaran RAF yang direpresentasikan oleh Ulrike Meinhof dalam kerangka budaya, adegan dan dialog dari film Der Baader Meinhof Komplex (2008) akan dianalisis menggunakan teori representasi Stuart Hall. Analisis menunjukan bahwa RAF merupakan kelompok yang memiliki tujuan yang baik namun tidak terkendali dalam perkembangannya.

The failure of the West German denazification process, the bias of the mass media. And the appearance of government support sparked public distrust. The public's dissatisfaction with the government's performance has also begun to create radical leftist group, whose initial intention was to voice opinions. However, because nothing has changed, the group has turned into a troubling terrorist group. This thesis will discuss how the film Der Baader Meinhof Komplex (2008) is depicted through the characterization of Ulrike Meinhof. The purpose of this research is how to describe the positive and initial ideology of the RAF through the character Ulrike Meinhof. The method used in this research is a qualitative method with an argumentative approach based on a literature review. To study the RAF depiction represented by Ulrike Meinhof in a cultural framework, scenes and dialogues from the Der Baader Meinhof Komplex (2008) film will be analysed using Stuart Hall's theory of representation. The analysis shows that the RAF is a group that has good goals but is not controlled in its development."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Rahmaesya
""Krautrock", sebuah subgenre musik "Rock" eksperimental asal Jerman yang muncul di akhir tahun 1960an adalah salah satu bentuk nyata subkultur generasi muda di masa itu sebagai bentuk resistensi atau penolakan akan budaya mainstream. Dalam perkembangannya, Kraftwerk adalah satu-satunya grup musik yang berhasil mengangkat "Krautrock" ke dalam industri budaya massa dan menjadikannya akar dari genre musik "Electronica" dan "Techno" yang berkembang hingga sekarang. Pada albumnya yang bertajuk Computer Welt, Kraftwerk yang kerap disebut sebagai Godfathers of Techno, memilih kritik terhadap komputerisasi dan teknologi sebagai ideologi di balik lirik-lirik lagunya. Penggunaan instrumen-instrumen elektronik dan komputer dipadukan dengan tema dan lirik yang menentang komputerisasi, menciptakan suatu ambivalensi sebagai penegasan akan kritik terhadap penggunaan teknologi itu sendiri. Eklektisisme genre, ambivalensi ideologi, serta pengaruhnya terhadap perkembangan musik internasional, menjadikan Kraftwerk sebuah bukti nyata produk budaya pascamodernisme dan industri budaya massa.

"Krautrock", a subgenre of experimental "Rock" music from Germany, emerged in the late 1960s as a subculture that embeds the young generation"s resistance or rejection on mainstream culture. In its development, Kraftwerk is the only group that succeeded in bringing "Krautrock" into the mass culture industry and made it the root of today"s "Electronica" and "Techno." In their album entitled Computer Welt, Kraftwerk, often called as the Godfathers of Techno, chose critic on computerization and technology as the ideology behind their lyrics. The use of electronic instruments and computers strengthened the ambivalency of their critic on the use of technology itself. Eclecticism in genre, an ambivalent ideology, and its influence to the development of international music makes Kraftwerk a living product of postmodernism culture and mass culture industry."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S15000
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yessika Ayurisna
"Skripsi ini membahas representasi maskulinitas dari segi fisik dan mental dalam majalah "Men's Health" USA. Obyek penelitian ini adalah empat artikel dalam majalah "Men's Health," yang terdiri dari dua artikel mengenai fisik dan dua artikel mengenai mental. Kemudian, penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis wacana kritis Norman Fairclough. Selain teori analisis wacana kritis, dalam penelitian ini juga digunakan teori representasi, teori ideologi dan teori maskulinitas.
Hasil penelitian ini adalah dari segi fisik pria harus mengikuti "standar" maskulinitas yang ada, yaitu memiliki tubuh ramping, berotot, memiliki perut kotak-kotak ("six-packs"). Sedangkan dari segi mental, pria harus bisa menerima dirinya apa adanya dengan segala kelemahan dan pria juga dituntut untuk memiliki sisi "nurture" agar bisa pengurus anak-anaknya tanpa bergantung pada wanita. Dengan demikian, pada masa kini telah terjadi perubahan pemikiran masyarakat Amerika mengenai "standar" pria ideal.

This thesis deals with the representation of masculinity from a physical and mental perspective in the American magazine "Men's Health." The main topic of this thesis concerns four articles published in "Men's Health", consisting of two articles about the human physique and two articles about the human mentality. Furthermore, the method used in this research is based on the critical discourse analysis by Norman Fairclough. Besides the framework of critical discourse analysis, this thesis applies multiple other theories as well, like the theories of representation, ideology and masculinity.
The conclusion that can be drawn from this research is that from the physical perspective, men have to follow the current 'masculinity standard', meaning a slim, yet muscled body. But, however, from the mentality perspective men have to accept their own shortcomings or weaknesses and are required to be in touch with their 'nurture-side' in order to take care of their children without being dependant on their wives. With these criteria in mind, we can see a recent development in the American way of thinking on the topic of the 'ideal man'.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S14226
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Dwina Juniandri
"Representasi Turki di dalam filmGegen die Wand (melawan tembok): Proses encoding-decoding tiga narasumber herkebangsaan Turki terhadap film. (I)i bawah bimbingan Dr. Lilawati Kurnia). Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya IJniversitas Indonesia, 2008. Penelitian mengenai idenitas kultural Turki dilakukan melalui sebuah film Jerman karya Fatih Akin herjudul Gegen die Wand (melawan tembok). Tujuannya untuk mengetahui lebih lanjut lenomena identitas kultural di kalangan generasi muda Turki sebagai komunitas pendatang terbesar di Jerman. Pendekatan cultural studies menjadi landasan utama penelitian beserta'beherapa teori dan metodc lain. Sementara basil wawancara betsama tiga prang narasumber menjadi uji kebenaran perihal identitas kultural Turki yang direpresentasikan kedelapan tokoh film dengan dua karakter utama, Cahit Tomruk dan Sibel Guner. Seperti apa identitas dan representasi awal yang terbentuk Berta identitas dan representasi barn dari ketiga narasumber menjadi basil akhir penelitian. Didapat representasi Baru dari ketiganya, bahwa representasi Turki di dalam film berbeda dengan representasi Turki di negara asal. Ketiga narasumber memaknai para tokoh sebagai generasi Turki hibrid, yakni mereka yang telah megadopsi nilai-nilai kebudayaan setempat. Dengan demikian melalui film Gegen die Wand (melawan tembok) Fatih Akin selaku sutradara berupaya menghadirkan gambaran Turki yang mcmiliki beragam bentuk, baik esensialis, diaspora-hibrid, atau berada diantaranya. ilal tersehut adalah realisasi multikulturalisme, bahwa masing-masing dapat menjadi apa pun yang diinginkan di mana pun berada sekaligus pilihan dalam memaknai identitas kultural diri sebagai seorang'furki.

Representation of Turkish culture in Gegen die Wand (Against The Wall) film: Encoding-decoding process of three Turkish people toward the film. (Under supervision of Dr. Lilawati Kurnia). Faculty of Humanities University of Indonesia. 2008. The research about cultural identity of Turkish is made based on a Germany film from Fatih Akin with the title of Gegen die Wand (Against The Wall). The aim is to get more understanding about the phenomena of cultural identity within the Turkish young generation as the largest immigrant comnTunity in Germany. Cultural studies method becomes the main foundation for this research along with some other theories and methods. While the interview result with the three Turkish young men use as analysis for cultural identity of Turkish. In the film the cultural identity are represented in eight film characters with two leading role, Cahit Tomruk and Sihel Giiner. The final result is to determine on how the new identity and representation was formed against the initial one from the three sources. Based on their point of view it is clear that Turkish image in the film is different from the Turkish as its origin. All of them observed some the figures as a Turkish hybrid generation which already adopted local culture values. Therefore through Gegen die Wand (Against The Wall) film Fatih Akin as director tried out to represented portraits of Turkish identity which has many figures, such as origin, diaspora-hybrid, and between the two of them. This is an attempt to show the act of multiculturalism: that every person can choose his or her place and also represent the cultural identity as Turkish."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14705
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Runni Kurniasari
"Skripsi ini membandingkan kecenderungan dan hasil nilai antara bentuk tes yang menggunakan gambar dan tidak, serta melihat pengaruh penggunaan gambar dalam tes kosakata terhadap pemahaman dan daya ingat mahasiswa semester empat tahun ajaran 2007/2008 Program Studi Jerman Universitas Indonesia. Metode penelitian ini adalah eksperimen, sedangkan penyusunannya menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Penelitian menghasilkan bahwa penggunaan gambar pada tes kosakata memiliki kecenderungan nilai Iebih tinggi dan dapat meningkatkan pemerolehan nilai, namun tidak mampu meningkatkan daya ingat peserta tes. Basil penelitian menyarankan bahwa gambar kurang efektif digunakan pada bentuk tes kosakata, namun dapat dimanfaatkan dalam proses pengajarannya.

This research compares the tendency and result of the using of picture in German vocabulary tests to observe how the using of picture influences fourth-semester students' understanding and memory. This research is focused on fourth-semester students of the German Departement in the University of Indonesia. This is done through an experiment, and data collecting is done through a description of quantity. This research shows that the using of picture in vocabulary test has the tendency to increase students' scores, but it does not increase the students' memory. In the end, it is suggested to use picture in teaching Deutsch to students, but it is not recommended to do so in vocabulary tests."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S14976
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>