Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64436 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Aras K.E.
"Penelitian ibertujuan memberikan gambaran yang jelas mengenai perubahan matsuri dari suatu kegiatan yang bersifat sakral menuju ke arah komersialisasi, khususnya pada saat Shichi Go San matsuri. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan, sedangkan dalam analisa dicoba menggunakan teori yang dikembangkan oleh Celia Lury tentang perubahan kegunaan benda oleh pencari keuntungan, teori Sokyo Ono dan William P. Woodard tentang kehidupan ekonomi dalam ajaran agama Shinto dan juga teori yang dikembangkan oleh Freddy Yuliharto tentang kapitalisme yang merupakan awal terbentuknya komersialisasi. Selain itu, juga digunakan teori kebudayaan yang bersifat adaptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa matsuri yang merupakan kegiatan sakral dalam ajaran agama Shinto dimanfaatkan oleh pencari keuntungan untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Keuntungan ini diperoleh dengan cara menjual berbagai macam barang dan jasa yang menunjang pelaksanaan suatu matsuri. Kegiatan pengadaan barang dan jasa seperti ini dalam ajaran agama Shinto diperbolehkan selama hal tersebut untuk kepentingan memuja kami atau dewa. Perilaku ini kemudian memudarkan unsur sakral dalam matsuri karena masyarakat Jepang lebih memfokuskan diri kepada persiapan aneka macam barang untuk menyambut suatu matsuri daripada keadaan komunikasi aktif dengan kami atau dewa. Gejala pemfokusan diri terhadap aneka macam barang untuk menyemarakkan matsuri inilah yang kernudian menimbulkan suatu bentuk komersialisasi matsuri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S10980
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Iswary Lawanda
Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2004
299.56 IKE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yetty Nurhayati Hadi
"Sebagai negara yang paling maju di Asia, Jepang ber_hasil menyaingi negara-negara Eropah, Amerika terutama dalam bidang teknologi. Sehingga dengan mendengar nama Jepang, orang langsung mengasosiasikan Jepang dengan ge_dung-gedung pencakar langit, kereta super cepat shinkan_sen dan kehidupan orang Jepang yang serba listrik serta modern. Pandangan umum beranggapan bahwa Jepang adalah negara modern, yang kehidupan sehari-hari penduduknya bergaya Barat dan jauh dari hal-hal yang bersifat tradi_sional. Ketika penulis mengadakan wisata kajian ke Jepang, penulis berkesempatan melihat sendiri bagaimana kehidup_an orang Jepang sehari-hari ternyata jauh berbeda dengan pendapat umum tersebut di atas.Tampaknya kebudayaan Jepang ini mempunyai dua wajah. Pertama wajah modern yang sering diartikan sebagai wajah Barat dan ke dua adalah wajah tradisional. Wajah modern atau wajah Barat yaitu suatu gambaran wajah Jepang yang_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S14037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Verlinton Waldo
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang inovasi, kesinambungan, dan komersialisasi yang terjadi dalam pelaksanaan yosakoi matsuri ( _?_______). Ketiga hal ini merupakan fenomena yang kerap hadir pada proses pelaksanaan maupun penciptaan produk budaya dewasa ini. Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian analisis deskriptif. Melalui skripsi ini, akan terlihat hubungan antara inovasi 3 unsur, yaitu ongaku ( ?_S), odori ( ?__), dan ish__ ( ???_); kesinambungan dalam pelaksanaan; dan bentuk komersialisasi terhadap yosakoi matsuri (_?_______). Pada akhirnya, inovasi dan kesinambungan menjadi suatu dasar bagi lahirnya komersialisasi dalam kebudayaan.

Abstract
This research talks about innovation, sustainability, and commercialization occured in yosakoi matsuri (_?_______) event. These three aspects are phenomenons happened most often both in the performance and the creation of culture product at recent times. This research applies descriptive-analytical method. In this research, we can find the connection between three aspects ; ongaku (?_S), odori (?__), and ish__ (???_), sustainability in the performance, and commercialization form toward yosakoi matsuri (_?_______). Finally, innovation and sustainability has become the basic of the newborn commercialization in culture."
2010
S13989
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hara Febriyanti
"Kepercayaan atau religi merupakan salah satu bagian dari kebudayaan. Sistem kepercayaan di Jepang tidak terlepas dari ritual. Salah satu budaya Jepang yang erat kaitannya dengan ritual kepercayaan yaitu matsuri, karena di dalam matsuri terdapat berbagai macam ritual. Di Jepang dalam setahunnya terdapat banyak matsuri. Nenchuugyouji adalah matsuri besar yang diadakan berdasarkan kalender yang telah ditetapkan. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori Bocock dan Barth tentang ritual. Teori tersebut menjadi bahan acuan dalam meneliti hubungan sosial masyarakat Jepang didalam matsuri Nenchuugyouji. Analisis dari penelitian ini, disimpulkan bahwa : matsuri nenchuugyouji memiliki banyak unsur yang dapat menciptakan interaksi sosial, antara lain kagura, dashi, omikoshi, dan naorai. Keempat unsur tersebut mempunyai daya tarik yang membuat masyarakat ingin berpartisipasi, sehingga banyak masyarakat yang terlibat didalamnya. Keterlibatan seluruh masyarakat menimbulkan interaksi sesama mereka, sehingga matsuri nenchuugyouji dapat menjadi ruang untuk mempererat hubungan sosial masyarakat Jepang.

Belief is one part of culture. Japanese belief has close connection with ritual. Matsuri is one of Japanese culture which has close relation with ritual. Japan has a lot of kind matsuri. Nenchuugyouji is big matsuri which held every year stand on Japanese calendar. In this thesis, writer used Bocock and Barth`s theory about ritual to analyzes Japanese social relation in matsuri nenchuugyouji. Conclusion : matsuri nenchuugyouji has a lot of unsure which that unsure can make interaction among them, like kagura, dashi, omikoshi, and naorai. A lot of people contributed in this matsuri, because interested with kagura, dashi, omikoshi and naorai. Because of that, matsuri nenchuugyouji can make Japanese social relation to be closer and solid."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S12341
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Rainy Harbiyanti Dewi. Ikhtisar sbb. Penelitian mengenai Gion matsuri di Tobata dan yatai (usaha dagang kaki lima) yang menyertainya telah dilakukan di Jepang dan Tobata khususnya, pada bulan Mei 2004-April 2005, tujuannya ialah memberi gambaran yang jelas mengenai hubungan antara Gion matsuri, suatu kegiatan yang bersifat keagamaaan, dengan yatai yang merupakan kegiatan berdagang, sehingga dapat diketahui makna dari matsuri sebagai sarana perpaduan antara shinji ( kegiatan keagamaan yang dilakukan di Jinja, tempat pemujaan dewa Shinto) dan goraku ( hal yang menghibur dan menyenangkan perasaan orang atau hal bersuka ria )..."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S13778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subarno
"The Meiji restoration indicated an early process of modernization in Japan, a major political, economic, and social change that took place rapidly in the second half of the 19th century, by which Japanese society was transformed into the modern one. This process of modernization continued up to the end of Pacific War when Japan was defeated by the allied forces. In the post war era, Japan rushed to catch up with the industrialized west by focusing on her industrial and economic development. Consequently, less than two decades Japan has become a rich country.
Even though Japan has been an advanced and modern country, and accepted modern culture of the west and developed advanced industries based on what she has learned, she has at the same time, maintained her own culture, that has many characteristics, like: multi-layered, homogeneity, Japanization, and pragmatism. These features can be seen in religion too. Buddhism is absorbed side by side with Shinto and the two religions become harmoniously interwoven in the lives of the Japanese. This phenomenon strengthens folk religion, an indigenous primitive religion into which elements from Shinto, Buddhism, Taoism, Confucianism and other religions have been grafted and is expressed in the daily ritual and matsuri. Among them is the 0-Bon Matsuri.
0-Bon Marsuri is a part of ancestor worship, observed between 13-15th day of the seventh month, by placing offerings on the bondana and by otherwise seeking to please the ancestral spirits. For contemporary Japanese people, this observance has many functions, such as: to fulfill basic human needs, to strengthen solidarity among family groups, to be recreational event, and to break monotonous. That's why the phenomenon changes from religious ceremony to social custom."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T 11166
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Windupeni Wulansari
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai bagaimana orang Jepang melestarikan tradisi untuk mendoakan keselamatan pertumbuhan anak-anak perempuan melalui perayaan hina matsuri dengan segala upayanya seiring dengan berkembangnya zaman. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan dan metode observasi, sedangkan dalam analisa dicoba menggunakan teori kebudayaan yang bersifat hibrid, cair, dinamis dan sementara, dan selalu berubah. Selain itu, juga digunakan teori kebudayaan yang bersifat adaptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perayaan hina matsuri mengalami pergeseran makna dari sebuah ritual penyucian menjadi sebuah acara yang bersifat hiburan yang kemudian memunculkan unsur komersialisasi di dalamnya. Kemeriahan dalam perayaan hina matsuri dijadikan sebagai ajang mencari keuntungan bagi sebagian masyarakat. Menjelang perayaan, berbagai pihak menyediakan barang-barang dan jasa yang diperlukan dalam penyelenggaraan matsuri. Kegiatan seperti ini terus berulang setiap tahunnya dan mengingatkan kepada masyarakat Jepang, khususnya orang tua yang memiliki anak perempuan, bahwa perayaan hina matsuri masih tetap ada.

The focus of this study is to give a description of how the Japanese effort to preserve their tradition with the changing times. This tradition is to worship the safetyness of girl_fs growth through the hina matsuri. The data collection used literature and observation methods. In addition, the analysis used cultural theory which are hybrid, liquid, dynamic, temporary, always changing. Moreover, the analysis also used an adaptive cultural theory. Based on the analysis, it can be concluded that hina matsuri festival has experience a change of meaning, from a purification ritual to an entertaining event which has commercialism in it. For some people, the event of hina matsuri is a chance to earn profits. They provide services and goods for preparation pof the ceremony. This activity has become a custom which continue annually. This festival also reminds the Japanese society, especially the parents who have daughters, that hina matsuri is still exist."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13482
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Nakara Aksara Dunia, 2022
959.822 KOT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Munir Fuady
Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997
346.07 MUN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>