Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149241 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dethi Silvidah Gani
"Pierre de Ronsard adalah tokoh besar dalam kesusastraan Prancis abad XVI. Sebagai sastrawan, karya-karyanya merefleksikan kondisi zaman. Ia membuat sajak Mignonne, allons voir si la rose untuk menyampaikan kegelisahannya berkaitan dengan kesadarannya akan singkatnya masa muda, sehingga dalam sajaknya, ia mengajak seorang gadis yang dipanggil dengan sebutan Mignonne untuk memanfaatkan masa muda. Sementara itu, Raymond Queneau yang merupakan penyair Prancis abad XX, juga sangat terlibat dalam kesusastraan pada masanya. Dalam sajak Si tu t_imagines, Queneau memberikan gambaran perbedaan kondisi tubuh manusia pada saat muda dan setelah mengalami penuaan. Ia mengajak seorang gadis yang dipanggilnya dengan sebutan fillette untuk memanfaatkan masa mudanya dengan baik sehingga di kemudian hari penyesalan tidak akan terjadi. Dua karya penyair-penyair besar di Prancis tersebut diperbandingkan dalam penelitian yang menempatkan metode struktural sebagai landasan penelitiannya ini. Kedua sajak akan dianalisis berdasarkan aspek bentuk dan aspek isi. Analisis aspek bentuk terdiri dari analisis aspek metrik, aspek bunyi, dan aspek sintaksis, sedangkan analisis aspek isi terdiri dari analsis aspek semantik dan aspek pragmatik. Sajak Mignonne, allons voir si la rose karya Pierre de Ronsard dikutip dari buku karangan Andr_ Lagarde dan Laurent Michard yang berjudul Les Grands Auteurs Fran_ais du Programme XVIe si_cle halaman 139. Buku ini diterbitkan pada tahun 1970 oleh Penerbit Bordas di Paris. Sementara sajak Si tu t_imagines karya Raymond Queneau dikutip dari buku karangan Jean Thoraval yang berjudul Les Grands _tapes de la Civilisation Fran_aise halaman 556-557. Buku ini diterbitkan pada tahun 1969 oleh penerbit Bordas di Paris. Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk melihat persamaan dan perbedaan yang terdapat kedua sajak berdasarkan analisis aspek bentuk dan aspek isi, kemudian melihat tampilan tema masing-masing sajak untuk membuktikan asumsi peneliti yaitu kedua sajak mengemukakan tema yang sama. Berdasarkan pembacaan terhadap kedua sajak dapat dikatakan bahwa kedua sajak membicarakan mengenai perjalanan kehidupan manusia yang diwarnai berbagai perubahan yang berkaitan dengan pergerakan waktu yang tidak dapat dihentikan. Kedua penyair memiliki kekhawatiran yang sama mengenai datangnya masa tua yaitu, saat manusia sudah tidak berdaya dan segala kejayaan masa mudanya telah sirna. Oleh karena itu, mereka menyarankan dan mengajak untuk memanfaatkan masa muda dengan sebaik-baiknya sehingga di kemudian hari penyeselan tidak akan muncul. Kekhawatiran yang sama mengenai kehidupan muncul pada kedua penyair yang berbeda zaman itu. Hal ini dapat dikaitkan dengan latar belakang kehidupan mereka masing-masing. Kondisi masa yang akan datang merupakan sesuatu yang semu bagi mereka berdua. Kedua sajak ini juga menampilkan rasa kasih sayang antara penyair sebagai penutur dengan lawan bicaranya yaitu seorang gadis muda. Ronsard mengemukakan tema waktu dalam kehidupan manusia jika direfleksikan pada alam, sementara Queneau mengemukakan tema waktu dalam kehidupan manusia."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S14484
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shita Dewi Ratih Permatasari
"Kumpulan sajak Priangan Si Jelita merupakan sajak-sajak yang indah dan
melalui pembacaan sepintas lalu sajak-sajak tersebut tampak gamblang Timbul
pertanyaan apakah dibalik keindahan dan kegamblangan sajak-sajak tersebut
menyimpan makna yang belum terungkap. Dalam tesis ini, dipilih sembilan dari
dua puluh satu sajak yang terdapat dalam kumpulan Priangan Si Jeiita. lvlelalui
analisis struktural terbukti bahwa Tema kesedihan dan kepahitan mewarnai
kesembilan sajak yang terhimpun dalam Priangan Si Jelita.
Selain itu hasil analisis membuktikan pula bahwa judul kumpulan sajak,
Priangan Si Jeiita yang sepintas Ialu menyiratkan keindahan atau kegembiraan
ternyata gambaran kesedihan mendominasi sajak-sajak di dalamnya. Begitu pula
hasil analisis ketiga subjudul yaitu "Tanah Kelahiran? _ "Dendang Sayang", dan
?Pembakaran" memberi gambaran yang kontradiktif yaitu kegembiraan dan
kesedihan Dengan kata lain ketiga subjudul tersebut tidak mewakili isi sajati.

Abstract
Priangan Si Jelita is a collection of beautiful poems. Reading the poems at
glance the present writer finds out that the language used by the poet is straight
forward and simple. The simpleness of its language makes the present writer
curious to uncover the deeper meaning of the poems. ln this thesis, the present
writer picks out nine of the twenty one poems in the collection. After analysing
the poems, the present writer concludes that the theme of the nine poems in
Priangan Si Jeliia is about the sadness and bitterness of life.
The analysis also proves that the title of Priangan Si Jeiita, which has the
meaning of beauty and happiness of life, is not reflected in the poems.
Nleanwhile, the subtitles of "Tanah KeIahiran?, "Dendang Sayang", and
?Pembakaran? give us contradictory meanings of sadness and happiness. ln the
other words, the subtitles of the poems do not represent the content of each
poem."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T5973
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Karmila
"ABSTRAK
Pierre de Ronsard adalah seorang tokoh yang mempunyai pengaruh besar dalam kesusastraan Prancis
abad XVI. Ronsard merupakan pemimpin La Pléiade, ia sangat produktif dalam menciptakan karya-karya yang
merefleksikan kondisi zamannya sehingga dijuluki Le Prince des Poètes. Salah satu karya Ronsard yang terkenal
adalah puisi berbentuk soneta alexandrine berjudul ?? Quand vous serez bien vieille ??. Puisi ini dibuat untuk
menyampaikan rasa cinta terpendam kepada seorang gadis yang dipanggil Vous. Penyair sengaja merahasiakan
identitas gadis tersebut untuk menjaga kemurnian dan keagungan cinta sesuai konsep abad itu. Melalui analisis
aspek bentuk dan bunyi, serta aspek semantik dan pragmatik, tulisan ini akan membahas penggambaran cinta
penyair yang diduga sebagai cinta platonik.ABSTRACT
Pierre de Ronsard is a major figure had his impact towards French literature in the 16
th
century.
Ronsard is the leader of La Pléiade, he was very productive in creating belles-lettres which reflected the condition
of his time so that he was named Le Prince des Poètes. One of the most popular poetry is his sonnet alexandrine ??
Quand vous serez bien vieille ??. This poetry was created to declare his secret love to a girl named vous. The poet
didn?t mention the identity of the girl in order to keep the purity and grandeur of love according to the concept the
century. Through the analysis of some aspects, such as form and sound, semantics, and pragmatics, this paper
discusses the portrayal of love which is assumed as a form of platonic love. ;Pierre de Ronsard is a major figure had his impact towards French literature in the 16
th
century.
Ronsard is the leader of La Pléiade, he was very productive in creating belles-lettres which reflected the condition
of his time so that he was named Le Prince des Poètes. One of the most popular poetry is his sonnet alexandrine ??
Quand vous serez bien vieille ??. This poetry was created to declare his secret love to a girl named vous. The poet
didn?t mention the identity of the girl in order to keep the purity and grandeur of love according to the concept the
century. Through the analysis of some aspects, such as form and sound, semantics, and pragmatics, this paper
discusses the portrayal of love which is assumed as a form of platonic love. ;Pierre de Ronsard is a major figure had his impact towards French literature in the 16
th
century.
Ronsard is the leader of La Pléiade, he was very productive in creating belles-lettres which reflected the condition
of his time so that he was named Le Prince des Poètes. One of the most popular poetry is his sonnet alexandrine ??
Quand vous serez bien vieille ??. This poetry was created to declare his secret love to a girl named vous. The poet
didn?t mention the identity of the girl in order to keep the purity and grandeur of love according to the concept the
century. Through the analysis of some aspects, such as form and sound, semantics, and pragmatics, this paper
discusses the portrayal of love which is assumed as a form of platonic love. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Dewi
"Fyodor Ivanovich Tyutchev merupakan salah seorang dari penyair-penyair besar di Rusia dan dikenal sebagai pencipta sajak-sajak romantik. Sebagaimana umunya pada karya-karya romantik, alam merupakan ciri utama dalam mengungkapkan segala perasaan dan pemikiran penyair. Berbagai tema tentang kehidupan manusia yang diungkapkan. Kebahagiaan, cinta, semangat, keindahan, kerinduan, kemalangan dan segala pemikirannya tentang manusia, dapat ditemukan di dalam larik-larik sajaknya. Dan humanism yang ada pada sajak-sajaknya tersebut, tampil dalam bentuk kreasi seni yang berbeda. Dalam masa kepenyairannya selama 54 tahun, Tyutchev telah menciptakan sekitar 300 sajak. Dan karya-karyanya tersebut mengalami perkembangan, mulai dari sajak-sajak alam yang dibuat pada awal masa kepenyairannya sampai pada sajak-sajak realis. Melalui penyajian sajak-sajaknya, ia tetap dikenal sebagai penyair besar, karena ia telah menggali suatu makna kehidupan bagi manusia."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunu Wasono
"show that Indonesian and Malaysian literatures grew and developed out of the same old tradition, namely Malay tradition. Indonesian and Malaysian languages are also rooted in the same language, namely, the Malay language. It only makes sense that there a number of similarities This paper discusses the nationalist ideas found in the poems of M. Yamin published in Indonesia Tumpah Darahku and a number of poems produced by 10 Malaysian poets. These Malaysians? poems are found in a poetry anthology titled Puisi-puisi Kebangsaan 1913?1957 (nationalist poems 1913?1957) compiled by Abdul Latif Abu Bakar and published in 1987. Based on a comparison of these two sets of poems, some similarities can be discerned, such as admiration of natural beauty, admiration of past heroes and glories, and appeal by the poets for national unity. These similarities are made possible by similar political and cultural situations prevailing in both Indonesia and Malaysia in certain period of time. The relation between Indonesia and Malaysia that is tied by a common language (Malay) and a sense of being in the same situation (colonial oppression) are other factors that allow a number of Indonesian and Malaysian poets to write poems of similar themes in similar styles."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Smith, Michelle M.
"Penelitian dalam penulisan skripsi ini berawal dari timbulnya asumsi bahwa roman La Rose de Java karya Joseph Kassel merupakan roman dengan tema petualangan yang menonjol. Asumsi tersebut didukung dengan ditampilkannya ciri-ciri petualangan dalam roman tersebut. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan bahwa La Rose de Java adalah roman dengan tema petualangan yang menonjol dan mendeskripsikan unsur-unsur struktural mans saja yang mendukungnya.
Petualangan memiliki kata dasar tualang. Bila ditambahkan awalan bar- pada kata dasar tersebut, menjadi berhialang berarti mengembara kemana-mana dan berbuat sesuatu secara nekad. Kata rualan juga mengbasilkan kata petualang yaitu orang yang bertualang, orang yang sutra memperoleh sesuatu dengan Cara sulit dan nekad. Petualang ditambah dengan akhiran -an, menjadi petualangan berarti perbuatan tualang dan perbuatan menekad. Dalam bahasa Francis, aventure, yang juga berarti petualangan memiliki beberapa makna: bahaya, unman, kecelakaan; nasib, kebetulan, terjadi secara tidak terduga, pengalaman yang mengandung bahaya.
Teori yang dipakai sebagai pijakan penelitian ini adalah teori sintagmatik dan paradigmatic, yang berisi analisis pengaluran, alur, tokoh dan latar, dan teori mengenai sekuen.
Melalui analisis sintagmatik terlihat bahwa terra petualangan terdapat dalam pengaluran, dengan tampilnya peristiwa-peristiwa berbahaya, perjalanan dan hubungan cinta dalam sekuen-sekuennya. Demikian pula dalam alur cerita, perjalanan yang merupakan sebagian besar kisah cerita menampilkan adanya tema petualangan, karena perjalanan tersebut hanya merupakan salah satu petualangan dalam kehidupan sang tokoh utama.
Dalam analisis paradimatik tentang tokoh, terlihat dalam beberapa tokoh, sosok seorang petualang. Mereka berani menantang bahaya karena ingin memuaskan nafsu. Analisis mengenai latar twang menunjukkan bahwa tempat-tempat yang tampil menawarkan sesuatu yang berbahaya.
Setelah melakukan analisis terlihat bahwa La Rose de Java merupakan roman dengan tema petualangan yang menonjol dan tema itu terlihat pada semua unsur-unsur struktural karyanya.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasyid Sartuni
"ABSTRAK
Romantisme di Indonesia dan Malaysia tidak seheboh munculnya di Eropa. Di Eropa romantisme muncul sebagai gerakan suatu zaman sedangkan di Indonesia dan Malaysia cenderung merupakan suatu visi dan gaya dalam penulisan karya sastra. Walaupun romantisme di Indonesia merupakan pengaruh dari romantisme Eropa, ciri-ciri romantisme Indonesia tetap memperlihatkan visi dan gaya tersendiri. Warna romantisme demikian terlihat pada perubahan bentuk, pilihan kata, lukisan alam, deskripsi masa silam, dan gaya diafan yang penuh pesona. Romantisme demikian menguatkan pada deskripsi sentimental dari pada deskripsi ideology. Namun, kedua romantisme itu? romantisme sentimental dan romantisme idealis tumbuh subur pada masa Pujangga Baru (1933-1942). Romantisme Pujangga Baru ini berpengaruh pada gaya penulisan yang ada di Malaysia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mariadewi Puspitasari Soeprapto
"
ABSTRAK
Pokok pemikiran dan tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah untuk mengungkapkan tema dalam sajak L'Isolement, yang merupakan sajak panjang dengan komposisi tiga belas bait karya Alphonse de Lamartine. Sajak L'Isolement, yang diangkat menjadi bahan penelitian dalam skripsi ini, merupakan sajak yang ditulis pada tahun 1818, tepatnya ketika penyair ini berusia dua puluh delapan tahun.
Skripsi ini menempatkan metode struktural sebagai landasan penelitiannya. Guna mencapai tujuan dalam penulisan skripsi ini, yaitu mengungkapkan tema sajak, maka segi semantik sajak mendapat penekanan utama dalam pembahasannya, karena unsur utama yang ingin digali dari sajak ini adalah segi maknanya. Namun pembahasan mengenai bentuk sajak, yakni segi metrik, segi bunyi dan segi sintaksis, akan dilakukan terlebih dahulu secara berurutan, mengingat metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode struktural. Setelah itu, penelitian terhadap segi isi akan dilaksanakan kemudian.
Adapun segi metrik akan membahas cepat-lambat irama dalam sajak yang dapat diketahui melalui penghitungan jumlah suku kata dalam lank, cesure, coupe, dierese, synerese, hiatus dan enjambement. Pembahasan segi bunyi akan mambahas perulangan bunyi baik konsonan maupun vokal, rima serta konotasi bunyi, sementara segi sintaksis akan meneliti kalimat-kalimat yang membentuk sajak ini serta motivasi penggunaan kalimat.
Analisis terhadap segi semantik, yang menjadi fokus utama dalam skripsi ini, akan didahului dengan pembahasan terhadap bait per bait sajak. Penelitian kemudian akan dilanjutkan dengan melakukan analisis isotopi. Melalui penelitian mengenai isotopi, akan diperoleh gambaran mengenai nnakna sajak melalui penguraian komponen-komponen makna dari kata-kata yang membentuk sajak. Pembahasan akan dilanjutkan pada penelitian mengenai motif isotopi-isotopi yang telah diperoleh kemudian dikelompokkan lagi ke dalam motif-motif yang merupakan tema-tema kecil. Dan motif motif tersebut, akan diperoleh tema utama sajak, yang merupakan tujuan dalam penulisan skripsi ini.
Dalam meneliti sajak yang panjang ini, pada bab analisis akan ditampilkan penggalan bait per bait sajak L'Isolement, guna memperjelas pembahasan yang dilakukan.
Hasil penelitian terhadap segi semantik, bersama-sama dengan hasil analisis terhadap segi metrik, segi bunyi dan segi sintaksis, akan mengungkapkan tema dalam sajak L'Isolement secara menyeluruh, guna mencapai tujuan dalam penulisan skripsi.
"
1998
S14470
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahardhyani Primarista Putri
"Skripsi ini membahas makna di balik sosok le Ch ne dan le Roseau yang digambarkan dalam sajak ldquo Le Ch ne et le Roseau rdquo karya Jean de la Fontaine Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan teori struktural Hasil penelitian ini memperlihatkan adanya oposisi kuat dan lemah yang digambarkan melalui sosok le Ch ne dan le Roseau Keduanya merupakan lambang manusia dan sifat sifatnya.

The focus of this study is on the meaning of the characters le Ch ne and le Roseau based on the poem ldquo Le Ch ne et le Roseau rdquo by Jean de la Fontaine This is a qualitative research using the theory of structuralism The result of this research shows that le Ch ne and le Roseau are symbols of strong and weak These two characters also symbolize human and its traits."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53372
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Dewi Sri Ratna Sari
"Skripsi ini berisi penelitian mengenai tema kebe-basan dan penampilannya pada sajak Liberte, sajak A celle dont ils revent dan sajak Courage karya Paul Eluard, tiga sajak yang diciptakan Eluard pada masa Perang Dunia II. Tujuannya adalah untuk membuktikan adanya tema kebebasan dan mendeskripsikan penampilan tema tersebut dalam ketiga sajak di atas. Penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode struktural yang menempatkan ilmu bahasa sebagai titik tolak penelitiannya. Berlandaskan teori struktural dari Jacobson dan Levi-Strauss, ketiga sajak di atas dibahas berdasarkan aspek metrik, aspek bunyi, aspek sintaksis dan aspek semantik, yang juga mencakup pembahasan judul, isotopi dan fungsi bahasa. Penelitian tiga aspek pertama pada ketiga sajak Paul Eluard dimaksudkan bagi deskripsi bentuk sajak yang akan menunjang makna sajak. Makna sajak ini diungkapkan melalui penelitian aspek semantik. Hasil penelitian keempat aspek tersebut membuktikan bahwa ketiga sajak yang dipilih dalam skripsi ini mengandung tema kebebasan yang ditampilkan secara berbeda pada masing-masing sajak. ada sajak Liberte, tema kebebasan tampil sebagai konsep eksistensi kebebasan, fungsi dan tujuannya. Pada sajak A celle dont iIs revent, tema ini tampil sebagai realita kehidupan yang memperlihatkan bahwa ada sekelompok manusia yang terbelenggu dan kehilangan kebebasan_nya. Dan pada sajak Courage, tema ini tampil sebagai seruan dan ajakan pada manusia-manusia yang terbelenggu dan kehilangan kebebasan untuk membebaskan diri dan merebut kembali kebebasan mereka yang hilang. Hasil penelitian di atas menunjukkan suatu hal yang sangat menarik, yaitu penampilan tema kebebasan yang tidak saja berbeda pada masing-masing sajak, namun juga menunjukkan adanya perkembangan."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
S14469
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>