Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20568 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fauzia Tisnamijaya
"Tokoh utama cerita, Japi si aneh yang hanya ingin menghabiskan waktunya dengan menatapnatap saja ke air sungai, tanpa bekerja, tanpa berbuat apa-apa, bahkan juga tanpa berpikir. Kadang-kadang kita juga mempunyai keinginan dan kecendrungan semacam itu. Alangkah enaknya hidup tanpa bersusah payah, tanpa pusing memikirkan persoalan -persoalan sehari-hari dan hanya menikmati dan mengagumi keindahan dan kebesaran alam saja. Sayang kitaharus punya uang untuk itu, tanpa uang semua hanyalah lamunan si Cebol yang merindukan bulan, Lamnan si Penakluk dunia yang gagal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1976
S15939
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nescio
Jakarta: Djambatan , 1976
839.33 NES b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Trisnowati
"Eksistensi dapat diperjuangkan dengan berbagai Cara, dengan, diam pun orang sudah menunjukkaii eksistensinya. Melarikan diri, antifasis dan solidaritas merupakan bentuk perjuangan eksistensi dalam roman Pas siebte Rreuz. Bentuk perjuangan eksistensi ini terwujud melalui kebebasan dalam mengarnbil keputusan. Melalui skripsi ini ingin dibuktikan bahwa perjuangan eksistensi pada dasarnya tidak hanya melalui keberhasilan saja, melalui usaha atau perjuangan yang dilaku'kan pun sudah merupakan perjuangan eksistensi. Yang melatarbelakangi penulisan roman ini adalah kekuasaan Nazi dibawah kediktatoran Hitler. Dada masa itu kebebasan manusia sangat dibatasi, berarti eksistensi tidak dihargai lagi. Ketidakbebasan tersebut sangat tliras_akan terutama oleh orang-orang Yahudi clan mereka yang antifasis. Anna Seghers adalah seorang yang peka akan masalah-masalah sosial. Selain itu ia juga seorang penulis keturunan Yahudi, karena itu ia pun merasa tertekan dengan ketidakbebasan ini. Melalui roman ini Anna Seghers mendobrak situasi tersebut, dalam bentuk perjuangan kebebasan tujuh tawanan kamp konsentrasi Nazi yang melarikan diri. Melarikan diri dari kamp konsentrasi sama saja dengan bunuh diri, karena resikonya adalah kematian. Tetapi tujuh tawanan telah melarikan diri, Keputusan dan tindakan ini menunjukkan bahwa mereka ingin bebas dan hidup lebih baik, berarti mereka menghargai eksistensi mereka melalui kebebasan yang diperjuangkan itu. Ternyata enam pelarian akhirnya coati. Dari sudut pandang eksistensialisme kematian 'mereka tidaklah sia-sia secara kejiwaan mereka telah bebas. Mereka bebas atas segala keputusan dan tindakan yang dilakukan sesuai dengan kehendak hati. hanya Georg Heisler, tokoh yang berhasil melarikan diri. Secara f isi k dan kejiwaan ia bebas. Keberhasilannya ini didukung dengan adanya faktor penunjang, yang juga menyebabkan Georg menjadi tokoh istimewa Anna Seghers. Berdasarkan uraian seluruh bab dapat disimpulkan bahwa melalui roman Pas siebtQ Kreua.Anna Seghers secara tersirat telah berhasil mengalahkan Nazi dan mengangkat eksistensi orang-orang tertindas dan yang antifasis. Melalui roman ini kita pun diingatkan kembali bahwa eksistensi harus diperjuangkan, karena eksistensi identik dengan: keberadaan manusia dan eksistensi adalah anugerah Tuhan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14825
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Utari Aditirto
"Istilah Gereformeerd berasal dari kata Latin reformare yang berarti membentuk lagi, pada permulaan reformasi istilah ini digunakan untuk menyembut gereja-gereja yang memisahkan diri dari agama Roma Katolik, tetapi di kemudian hari istilah ini menjadi sebutan untuk membedakan aliran Protestantisme yang berorentasi pada ajaran reformator-reformator seperti Zwingli, Bullinger, Bucher dan Calvin dari Protestantisme Luther. Dewasa ini istilah Gereformeerd digunakan untuk gereja-gereja yang menganut ajaran Calvin yang bermula di Swiss dan kemudian tersebar di Eropa dan berbagai penjuru Dunia lain berkat emigran dan pekabaran injil. Gereja-gereja Gereformeerd tidak saja mencakup gereja-gereja yang menggunakan nama Gereformeerd atau Reformed, tetapi juga yang memakai sebutan Pressbyterian. Jumlah pengikut agama Gereformeerd di seluruh dunia pada tahun tujuh puluhan 65 juta orang..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apitule, Marion Ernestine
"Tulisan ini dimaksudkan untuk mencoba menganalisa sebuah karya sastra Belanda, yakni Herinneringen van een Engelbewaarder 'Kenang-kenangan Seorang Malaikat Pelindung' karya W.F. Hermans. Karya ini dipilih karena beberapa unsur penokohannya yang inkonvensional. Cerita menghadirkan seorang tokoh yang tidak insani, yakni Malaikat Pelindung, yang senantiasa membayangi tokoh utama. Tokoh Malaikat Pelindung ini bukan semata-mata hasil imajinasi pengarang, tetapi sebagai konsep telah mempunyai eksistensi di luar buku, yakni dalam ajaran Gereja Katolik (lihat lampiran 1).Sebenarnya ini bukanlah karya Hermans yang pertama yang menghadirkan unsur atau warna keagamaan. Dalam 1k Heb Altijd Gelijk 'Aku Selalu Benar' misalnya, ia menghadirkan seorang tokoh yang dengan sangat sengit menyerang berbagai konsep ajaran Katolik. Begitu pula dalam bukunya De Donkere Kamer van Damocles 'Kamar Gelap Damocles', unsur keagamaan itu hadir. Ini baru beberapa contoh saja. Namun di dalam semua karyanya yang lain itu unsur keagamaan tersebut hadir dalam bentuk tak langsung, maksudnya melalui misalnya cakapan tokoh-tokohnya atau sebagai latar belakang saja, jadi bukan dalam bentuk personifikasi langsung sebuah konsep melalui penokohan di dalam cerita seperi yang terjadi dalam Herinneringen van een Engelbewaarder ini.Eksistensi konsep 'Malaikat Pelindung' itu di luar buku, ditambah dengan teknik penokohannya yang menyimpang dari yang biasa, telah merupakan dorongan untuk melakukan telaah lebih lanjut terhadap penokohan Malaikat Pelindung.Tokoh Malaikat Pelindung ini ditampilkan melalui suatu teknik penokohan yang sangat inkonvensional. Ia tidak hadir dalam watak ataupun wujud yang biasanya diasosiasikan dengan pengertian malaikat secara umum, dan dengan penempatannya sebagai pembawa cerita atau pe-ngisah yang merangkap sebagai tokoh di dalam cerita yang dibawakannya, Hermans telah melakukan suatu permainan dengan perspektif yang pengaruhnya terhadap penokohan Malaikat Pelindung tersebut bersifat timbal-balik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S15961
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Astuti
"Dalam bab ini penulis akan mengemukakan alasan pemilihan judul, metodepenulisan skripsi dan sistimatikanya skrip_si. Pada tahun tiga puluhan muncul suatu aliran di dalam kesusastraan yang disebut aliran magis-realisme. Aliran yang semula tumbuh di dalam kesusastraan Jarman itu kemudian me_nyebar ke kesusastraan negara-negara Eropa lainnya, tidak terkecuali kesusastraan Belanda. Aliran ihi berusaha menggabungkan.dua kutub yang berbeda, yaitu kutub kenyataan dan kutub ketidaknyataan. Yang dirnaksud dengan ketidaknyataan di sini adalah kenyataan yang tidak tampak oleh kita, tetapi dapat dirasakan keberadaannya dalam jiwa kita yang paling dalam. Penggabungan kedua unsur di atas menimbulkan gejolak magis yang selanjutnya diharap_kan dapat menolong manusia untuk sejenak menempati dunia ba_ru yang tidak nyata, tetapi penuh kesempurnaan. Usaha ini dilakukan dengan maksud agar manusia bisa melarikan diri dari kenyataan yang tidak enak dan rnencari sesuatu yang lain yang dapat membahagiakannya. Kenyataan yang tidak enak tersebut"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S15935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debby Djosli
"Cerita bersumber dari kehidupan tokoh Ammer Stol yang hidup dalam lingkungan agama Gereformeerd dan memiliki kelainan sebagai homoseksual. Di dalam skripsi ini akan dianalisis bagaimana sebuah kisah yang sama diolah ke dalam dua cerita yang berbeda. Kedua roman tersebut di tulis dengan nama tokoh utama yang sama, latar belakang, konflik, motif dan tema yang hampir sama. Meskipun banyak bersamaan namun kedua roman tersebut merupakan dua cerita yang berbeda, bukan kelanjutan. Perbedaan dan persamaan menyakut struktur, penyajian dan tema dalam roman Stenen voor een Ransuil dan ik had een Wapenbroeder..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S15846
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bonny Larasati
"Skripsi ini mencoba menganalisa salah satu karya dari pengarang Belanda, Anton Koolhaas, yang berjudul Tidak Ada Lapisan Lemak Babi Dalam Perang_kap (Er Zit Geen Spek in de Val). Buku ini merupakan kumpulan cerita binatang Anton Koolhaas, yang terbit tahun 1958, karyanya yang ketiga mengenai binatang dan memperoleh hadiah Van der Hoogt Prijs van de Maatschappij der Nederlandse Letterkunue.Penulis mencoba menganalisa satu per satu cerita binatang yang ada didalam kumpulan cerita Tidak Ada Lapisan Lemak Babi Dalam Perangkap dan unsur-unsur apa yang ditemukan dari cerita-cerita itu, yang kemudi.an dihubungkan untuk ditarik kesimpulannya.Dari analisa perspektif yang penulis temukan adalah perspektif pencerita yang serba tahu. Pencerita tidak hanya mengenal tokoh-tokohnya dari luar tetapi yang mengenal betul jalan pikiran mereka. Pencerita sering kali memberikan komentarnya dan juga mengadakan perpindahan sudut pandang yang cepat antara pencerita dan para tokoh.Dari analisa gaya yang penulis temukan adalah bahwa percakapan yang terjadi antara tokoh-tokoh dalazn cerita memberikan kesan humor."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S15896
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ishak Rafick
"ABSTRAK
Skripsi ini terdiri atas lima bab. Bab I adalah pendahuluan. Disini rasanya penulis tidak perlu lagi menjelaskan tentang apa isi pendahuluan tersebut, karena itu adalah masalah klasik yang sudah sama-sama kita ketahui. Bab II membahas tentang agama Gereformeerd terutama yang berhubungan dengan sejarah agama tersebut, keempat pokok ajarannya yang universal, yang penulis anggap selalu ada pada setiap agama. Keempat pokok ajaran itu adalah: ajaran tentang Tuhan, tentang manusia, tentang hidup, dan tentang kerja. Dalam bab ini juga penulis telusuri perkembangan dan kedudukan agama ini di Belan_da. Bab ini memang dimaksudkan untuk membangun pondasi yang kuat agar kita mudah memahami dunia nyata Maartent Hart yang ingin dituliskannya secara persis. Bab III membahas jejak langkah Maarten t Hart. Disini akan dilukiskan lingkungan sosialnya, kehidupan masa kecilnya sampai remaja, dan perkembangan keperca-yaannya terhadap agama. Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya dari semua itu adalah pendidikan dan perkembangan karirnya sebagai penulis akan dibahas juga dalam bab ini. Bab IV akan membahas buku Het vrome Volk secara struktural terutama yang berkenaan dengan unsur-unsur yang paling menarik, seperti:tokoh dan penokohan, su_dut Pandang, dan latar. Juga yang tidak mungkin kita lupakan begitu saja adalah tema dan motif akan ditelaah juga di sini. Orang yang mengikuti secara seksama bab demi bab skripsi ini sampai dengan bab IV tentunya akan mampu menangkap unsur-unsur pengalaman pribadi di dalam karya Maarten 't Hart tersebut. Dia juga sekaligus akan me_ngetahui betapa erat hubungan semua itu dengan agama Gereformeerd yang dianutnya. Namun meskipun demikian, skripsi ini masih tetap memerlukan sebuah bab penutup, yakni bab V, kesimpulan. Di sinilah akan penulis perlihatkan kembali 'benang merah' itu secara lebih jelas.

"
1989
S15895
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Saraswati
"Penulis tertarik oleh sebutan yang diberikan kepada Louis Couperus sebagai 'de unieke man van 't Noodlot' pria unik Nasib (De Jong, Dr. A.J:. dan Hiegenlich, Jacob : 11). Sedangkan Noodlot itu sendiri berarti nasib buruk atau nasib celaka (Wojowasito 1978: 427). Dalam Neder_lands Koenen dijelaskan lebih lanjut, Noodlot adalah ke_kuatan yang belum pernah dikenal sebelumnya dan kekuatan yang tak terelakkan, Sering kali dengan pikiran tentang sesuatu yang buruk atau jahat (halaman: 427). Sebutan Couperus itu memang tidak berlebihan karena dalam banyak karyanya ternyata unsur nasib ikut berperan dalam kehi_dupan para tokohnya. Misalnya raja pada Binoc1e, di mana unsur itu bukanlah sekedar 'bumbu penyedap' dalam men_ciptakan ketegangan cerita, tetapi telah menyatu dalam alam bawah sadar para tokohnya. Ketegangan-ketegangan yang tercipta bukan lagi ketegangan yang diada-adakan te_tapi ketegangan itu hidup karena para tokohnya telah terjerat oleh keyakinan adanya nasib dalam kehidupan mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S15802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>