Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70248 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indira Ismail
"Filsafat dan sastra mempunyai dasar pijak yang sama, yaitu realitas. Bila filsafat bertolak dari kenyataan lalu hendak diabstraksikan, dicari jati dirinya, hakikatnya, maka sastra mulai dari apa yang ada dalam kenyataan lalu diolah lewat proses kreatif hingga menjadi kebenaran dan kenyataan baru. (fiktif). Eksistensialisme yang berpandangan bahwa manusia dan hanya manusialah yang bereksistensi, pada awalnya muncul sebagai suatu aliran filsafat yang kemudian pada perjaianannya melalui proses kreatif, berkembang menjadi suatu aliran baru dalam dunia sastra. Pada umumnya, karya sastra eksistensialis mencoba menggambarkan manusia-manusia yang sadar dan berjuang menggapai eksistensinya. Dalam perjalanannya saat bereksistensi, ia pasti akan mengalami berbagai benturan seperti rasa cemas, gelisah, kecewa, sia-sia, putus asa dan lain sebagainya. Roman Op Leven en Dood karya Anna Blaman adalah sebuah roman eksistensial yang mengisahkan keadaan tokoh utama sebagai manusia yang kemudian sadar akan keberadaannya, setelah sekian lama tenggelam dalam lingkaran kekecewaan dan putus asa. Tokoh dalam roman ini dikisahkan sebagai tokoh yang pada akhirnya sadar dan berjuang melawan `ketakpahaman akan hidupnya'. Dalam skripsi ini saya mengkaji roman Op Leven en Dood dari sudut eksistensial yang didasarkan pada pandangan eksistensialisme dari beberapa eksistensialis, sehingga dapat dilihat kemudian seberapa eksistensial roman tersebut."
2000
S15768
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Blaman, Anna
Utrecht: Bosch, 1967
BLD 839.36 BLA o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Quintana, Anton
Amsterdam: Querido, 1995
BLD 839.313 6 QUI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Trisnowati
"Eksistensi dapat diperjuangkan dengan berbagai Cara, dengan, diam pun orang sudah menunjukkaii eksistensinya. Melarikan diri, antifasis dan solidaritas merupakan bentuk perjuangan eksistensi dalam roman Pas siebte Rreuz. Bentuk perjuangan eksistensi ini terwujud melalui kebebasan dalam mengarnbil keputusan. Melalui skripsi ini ingin dibuktikan bahwa perjuangan eksistensi pada dasarnya tidak hanya melalui keberhasilan saja, melalui usaha atau perjuangan yang dilaku'kan pun sudah merupakan perjuangan eksistensi. Yang melatarbelakangi penulisan roman ini adalah kekuasaan Nazi dibawah kediktatoran Hitler. Dada masa itu kebebasan manusia sangat dibatasi, berarti eksistensi tidak dihargai lagi. Ketidakbebasan tersebut sangat tliras_akan terutama oleh orang-orang Yahudi clan mereka yang antifasis. Anna Seghers adalah seorang yang peka akan masalah-masalah sosial. Selain itu ia juga seorang penulis keturunan Yahudi, karena itu ia pun merasa tertekan dengan ketidakbebasan ini. Melalui roman ini Anna Seghers mendobrak situasi tersebut, dalam bentuk perjuangan kebebasan tujuh tawanan kamp konsentrasi Nazi yang melarikan diri. Melarikan diri dari kamp konsentrasi sama saja dengan bunuh diri, karena resikonya adalah kematian. Tetapi tujuh tawanan telah melarikan diri, Keputusan dan tindakan ini menunjukkan bahwa mereka ingin bebas dan hidup lebih baik, berarti mereka menghargai eksistensi mereka melalui kebebasan yang diperjuangkan itu. Ternyata enam pelarian akhirnya coati. Dari sudut pandang eksistensialisme kematian 'mereka tidaklah sia-sia secara kejiwaan mereka telah bebas. Mereka bebas atas segala keputusan dan tindakan yang dilakukan sesuai dengan kehendak hati. hanya Georg Heisler, tokoh yang berhasil melarikan diri. Secara f isi k dan kejiwaan ia bebas. Keberhasilannya ini didukung dengan adanya faktor penunjang, yang juga menyebabkan Georg menjadi tokoh istimewa Anna Seghers. Berdasarkan uraian seluruh bab dapat disimpulkan bahwa melalui roman Pas siebtQ Kreua.Anna Seghers secara tersirat telah berhasil mengalahkan Nazi dan mengangkat eksistensi orang-orang tertindas dan yang antifasis. Melalui roman ini kita pun diingatkan kembali bahwa eksistensi harus diperjuangkan, karena eksistensi identik dengan: keberadaan manusia dan eksistensi adalah anugerah Tuhan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14825
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Saraswati
"Penulis tertarik oleh sebutan yang diberikan kepada Louis Couperus sebagai 'de unieke man van 't Noodlot' pria unik Nasib (De Jong, Dr. A.J:. dan Hiegenlich, Jacob : 11). Sedangkan Noodlot itu sendiri berarti nasib buruk atau nasib celaka (Wojowasito 1978: 427). Dalam Neder_lands Koenen dijelaskan lebih lanjut, Noodlot adalah ke_kuatan yang belum pernah dikenal sebelumnya dan kekuatan yang tak terelakkan, Sering kali dengan pikiran tentang sesuatu yang buruk atau jahat (halaman: 427). Sebutan Couperus itu memang tidak berlebihan karena dalam banyak karyanya ternyata unsur nasib ikut berperan dalam kehi_dupan para tokohnya. Misalnya raja pada Binoc1e, di mana unsur itu bukanlah sekedar 'bumbu penyedap' dalam men_ciptakan ketegangan cerita, tetapi telah menyatu dalam alam bawah sadar para tokohnya. Ketegangan-ketegangan yang tercipta bukan lagi ketegangan yang diada-adakan te_tapi ketegangan itu hidup karena para tokohnya telah terjerat oleh keyakinan adanya nasib dalam kehidupan mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S15802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debby Djosli
"Cerita bersumber dari kehidupan tokoh Ammer Stol yang hidup dalam lingkungan agama Gereformeerd dan memiliki kelainan sebagai homoseksual. Di dalam skripsi ini akan dianalisis bagaimana sebuah kisah yang sama diolah ke dalam dua cerita yang berbeda. Kedua roman tersebut di tulis dengan nama tokoh utama yang sama, latar belakang, konflik, motif dan tema yang hampir sama. Meskipun banyak bersamaan namun kedua roman tersebut merupakan dua cerita yang berbeda, bukan kelanjutan. Perbedaan dan persamaan menyakut struktur, penyajian dan tema dalam roman Stenen voor een Ransuil dan ik had een Wapenbroeder..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S15846
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jugiarie Soegiarto
"Di dalam pemikiran itu Raes bukan saja mengemukan masalahnya, yaitu ketakutannya akan keterbatasan keberadaan, akan tetapi juga memberi jawab akan masalah tersebut, yaitu anti waktu. Anti waktu sendiri merupakan pemikiran yang ditawarkan pengarang untuk menjawab masalah, dan keluar dari kungkungan yang terbatas. Lebih jauh Raes melihat bahwa dalam wawasan yang lebih sempit, yaitu keberadaan modern, masalah yang timbul adalah berbaliknya fungsi dan bergesernya nilai..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S15742
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Utari Aditirto
"Istilah Gereformeerd berasal dari kata Latin reformare yang berarti membentuk lagi, pada permulaan reformasi istilah ini digunakan untuk menyembut gereja-gereja yang memisahkan diri dari agama Roma Katolik, tetapi di kemudian hari istilah ini menjadi sebutan untuk membedakan aliran Protestantisme yang berorentasi pada ajaran reformator-reformator seperti Zwingli, Bullinger, Bucher dan Calvin dari Protestantisme Luther. Dewasa ini istilah Gereformeerd digunakan untuk gereja-gereja yang menganut ajaran Calvin yang bermula di Swiss dan kemudian tersebar di Eropa dan berbagai penjuru Dunia lain berkat emigran dan pekabaran injil. Gereja-gereja Gereformeerd tidak saja mencakup gereja-gereja yang menggunakan nama Gereformeerd atau Reformed, tetapi juga yang memakai sebutan Pressbyterian. Jumlah pengikut agama Gereformeerd di seluruh dunia pada tahun tujuh puluhan 65 juta orang..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ishak Rafick
"ABSTRAK
Skripsi ini terdiri atas lima bab. Bab I adalah pendahuluan. Disini rasanya penulis tidak perlu lagi menjelaskan tentang apa isi pendahuluan tersebut, karena itu adalah masalah klasik yang sudah sama-sama kita ketahui. Bab II membahas tentang agama Gereformeerd terutama yang berhubungan dengan sejarah agama tersebut, keempat pokok ajarannya yang universal, yang penulis anggap selalu ada pada setiap agama. Keempat pokok ajaran itu adalah: ajaran tentang Tuhan, tentang manusia, tentang hidup, dan tentang kerja. Dalam bab ini juga penulis telusuri perkembangan dan kedudukan agama ini di Belan_da. Bab ini memang dimaksudkan untuk membangun pondasi yang kuat agar kita mudah memahami dunia nyata Maartent Hart yang ingin dituliskannya secara persis. Bab III membahas jejak langkah Maarten t Hart. Disini akan dilukiskan lingkungan sosialnya, kehidupan masa kecilnya sampai remaja, dan perkembangan keperca-yaannya terhadap agama. Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya dari semua itu adalah pendidikan dan perkembangan karirnya sebagai penulis akan dibahas juga dalam bab ini. Bab IV akan membahas buku Het vrome Volk secara struktural terutama yang berkenaan dengan unsur-unsur yang paling menarik, seperti:tokoh dan penokohan, su_dut Pandang, dan latar. Juga yang tidak mungkin kita lupakan begitu saja adalah tema dan motif akan ditelaah juga di sini. Orang yang mengikuti secara seksama bab demi bab skripsi ini sampai dengan bab IV tentunya akan mampu menangkap unsur-unsur pengalaman pribadi di dalam karya Maarten 't Hart tersebut. Dia juga sekaligus akan me_ngetahui betapa erat hubungan semua itu dengan agama Gereformeerd yang dianutnya. Namun meskipun demikian, skripsi ini masih tetap memerlukan sebuah bab penutup, yakni bab V, kesimpulan. Di sinilah akan penulis perlihatkan kembali 'benang merah' itu secara lebih jelas.

"
1989
S15895
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Safina
"ABSTRAK
Unterm rad adalah salah satu roman awal karya Hermann Hesse yang ditulis pada tahun 1904 sampai 1905. Jalinan cerita atau jalinan peristiwa di dalam roman ini tidak dapat dipisahkan dari perjalanan hidup pengarangnya. Oleh sebab itu untuk dapat memahami roman ini orang harus melihat dan menelusuri kembali perjalanan hidup pengarangnya, terutama pengalaman dan konflik yang dialami oleh pengarangnya pada usia remajanya. Pengalaman dan konflik pada masa remaja pengarang merupakan faktor yang melatarbelakangi proses penciptaan roman Unterm Rad.
Adapun teknik yang dipakai oleh Hermann Hesse di dalam upayanya memunculkan kembali pengalaman dan konflik masa remajanya tersebut ke dalam sebuah karya sastra adalah dengan mempergunakan prinsip polarische Spaltung.
Penerapan prinsip Polarische Spaltung dalam karya Hesse berangkat dari suatu konflik atau derita jiwa yang amat mendasar yang pernah dialami sendiri oleh Hermann Hesse, tetapi dalam pengungkapannya Hesse menciptakan atau kenghadirkan dua orang tokoh yang mewakili ciri-ciri yang bertentangan dari kepribadian Hesse. Kedua tokoh itu mempunyai sikap, tingkah laku dan cara berpikir yang sangat berlawanan dalam menghadapi suatu tema dasar yang sama. Kehadiran kedua tokoh tersebut membuat konflik menjadi lebih hidup. Seakan-akan pembaca menghadapi keadaan yang sebenarnya seperti dalam kehidupan sehari-hari.
Pembahasan penerapan prinsip Polarische SPaltung dalam skripsi ini dilakukan dengan bantuan metode historis geografis karena pada hakekatnya peristiwa dan tokoh-tokoh dalam roman Unterm Rad memiliki banyak kesamaan dengan pengalaman pribadi Hesse, namun ini bukanlah berarti bahwa karya tersebut merupakan replika atau fotokopi dari kehidupan Hesse sebab banyak pula hal-hal yang bersifat rekaan terdapat di dalam roman Unterm Rad.

"
1990
S14787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>