Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125749 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leimena, Poppy S.I.
"Kamus dan fungsinya. Sejak berkembangnya ilmu pe_ngetahuan, peranan kamus turut berkembang sebagai alat komunikasi yang informatif di dalam maeyarakat. Selain merupakan daftar kata-kata dengan masing-masing uraian maknanya yang disusun secara alfabetis, kamus juga memberikan informasi tentang ilmu pengetahuan. Hal ini terutama terlihat dari fungsi kamus itu sendiri yang menurut Dubois (1971, 7) adalah sebagai berikut _ Untuk mendapatkan padanan kata dari suatu ba_hasa dalam bahasa lain. Hal ini berguna untuk menterjemahkan pesan-pesan dari suatu masyarakat lingguistik asing, sehingga dapat terjadi kontak kultural ataupun komersial, dan ini merupakan obyek dari kamus bahasa bilinque 'dal bahasa', misalnya kamus bahasa Prancis-Inggris/Inggris~Prancis French-English/English-French (Larousse), atau kamus plurilinque 'mul_ti bahasa', misalnya kamus Inggris-Prancis-Jerman-Itali-Spanyol-Swedia-Yahudi Webster's Third New International Dictionary and Seven Lanquage Dictionary..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S14416
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waspa Madhuretno Soekirman
"Bahasa merupakan sarana terpenting untuk komunikasi antar manusia. Komunikaei antar manusia dapat terjadi mulai dari lingkungan kecil, misalnya dalam suatu keluarga, kalangan masyarakat, bahkan antar bangsa di dunia. Hal ini sesuai dengan pendapat Samsuri dalam bukunya, Analisa Bahasa (1978:4) yang mengatakan bahwa bahasa adalah dasar masyarakat manusia yang pertama-tama dan paling barakar. Bahasa adalah tanda yang jelas daripada kepribadian, yang baik maupun yang buruk; tanda yang jelas daripada kemanusiaan. Dewasa ini, komunikasi antar bangsa sudah semakin maju. Sejalan dengan hal tadi, peranan bahasa dirasakan semakin penting. Namun pada jaman modern ini, tidak semua orang mengenal atau sempat mempelajari bahasa lain, sehingga bidang penterjemahan dianggap perlu untuk menunjang komunikasi tersebut. Adapun yang dimaksud dengan penterjemahan adalah menghasilkan kembali ke dalam Bahasa Sasaran (selanjutnya disingkat dengan BSa) amanat yang terkandung dalam Bahasa Sumber (selanjutnya disingkat dengan BSu) (Nida dan 'Taber, 1969:12). Banyak orang yang beranggapan bahwa penterjemahan lebih merupakan seni daripada sesuatu yang sifatnya ilmiah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S54319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunitri Wita Sundari
"Salah satu sarana untuk mempelajari bahasa adalah ka_rnus. Bila sebuah kamma mencakup sseuruh kosakata dari suatu bahasa maka kamus tersebut merupakan kamus ureian, sedangkan kamus yang hanya menceakup seluruh kosakata yang berasal dari satu bidang saja disebut kamus khusus. Kamus Istilah Pariwisata (selanjutnya disingkat menjadi KIP) merupakan kamus khusus karena kosakata yang dimuat dalam kamus ter-sebut terbatas satu bidang saja yaitu bidang pariwisata. Dalam KIP ditemui adanya beberapa entri yang berasal dari Bahasa Prancis yang memiliki definisi yang tidak memadai. Bertitik tolak dari kenyataan tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti definisi yang diberikan pada en_tri-entri tertentu yang berasal dari bahasa Prancis di_tinjau dari segi semantis. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan definisi yang diberikan KIP pada entri.-entri yang di jadikan korpus_"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriani Sutoyo
"Determinator Le, La, dan Les Dalam Bahasa Indonesia. Ada-pun masalahnya adalah bentuk padanan determinator le, la dan les dalam bahasa Indonesia, sedangkan tujuannya adalah memberikan deskripsi terjemahan determinator Prancis le, la dan les dalam karya-karya terjemahan. Untuk menganalisis data akan digunakan beberapa wawasan sintaksis bahasa Prancis dan sintaksis bahasa Indonesia serta teori~terjemahan.
Dengan teori sintaksis bahasa Francis dapat dilihat bahwa dalam frase nominal, determinator merupakan konstituen yang penting, karena tanpa kehadirannya frase nominal akan menjadi tidak gramatikal. Determinator le, la, les, yang disebut juga sebagai artikula ketakrifan, mempunyai 4 nilai semantis yaitu: sebagai artikula ketakrifan, artikula ketaktakrifan, demonstrativa dan posesiva. Dengan teori sintaksis bahasa Indonesia, dilihat bentuk padanan-padanan determinator Francis, yaitu berupa artikula, numeralia tak takrif, demonstrativa dan posesiva. Teori terjemahan digunakan untuk melihat pergeseran yang terjadi dan probabilitas perpadanan determinator le, la, les sehingga kesimpulan menjadi lebih lengkap."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mitia Muzhar
"Dalam menetapkan ujaran yang hendak digunakan, penutur suatu bahasa tentu mempertimbangkan berbagai faktor. Penutur harus melihat tempatnya berada untuk menataakan gaya bahasa yang sesuai, kepada siapa berbicara, dan ba-gaimana cara menyampaikan ujaran (Halliday 1968: 152). Semua faktor tersebut diperhatikan karena tiap penutur ba-hasa hidup dan bergerak dalam sejumlah lingkungan masya-rakat yang adat istiadat atau tata cara pergaulannya ber-beda (Moeliono 1979: 19). Perbedaan tersebut tercermin da-lam pemakaian bahasa, karena suatu ujaran yang mungkin sesuai untuk suatu situasi kurang taat untuk situasi lain (Platt & Platt, 1975: 2).
Perbedaan bahasa itu tercermin baik dalam bahasa li_san maupun tulisan. Fungsi pembentuk kalimat bahasa tulisan harus jelas dan cermat, karena ujaran bahasa tulisan tidak disertai gerakan anggota tubuh yang dapat memperjelas pesan penulis. Ujaran dalam bahasa lisan dapat disertai ge_rak isyarat , tatapan, atau menggunakan yang menandakan pene_gasan dari pihak penutur atau pemahaman dipihak pendengar (Moeliono 1979: 21)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1984
S14301
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Geni Ria
"Dalam penerjemahan pronomina demonstratif bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia, jarang dijumpai keejajaran bentuk. Karena itu ingin diselidiki apa saja padanan pronomina demonstratif tersebut dalam bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ialah untuk membuat deskripsi urnum terjemahan pronomina Indonesia .Metode yang dipakai ialah metode penelitian korpus, Korpus terdiri dari 5 buah karya Prancis heserta terjemahannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S14377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Pitaloka Tidarwati
"ABSTRAK
Dewasa ini kegiatan penerjemahan yang menyangkut karya naratif banyak dilakukan. Karya naratif adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi suatu peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu ( Gf. Keraf, 1985 : 136). Ciri-ciri utama suatu suatu karya naratif menurut Nida der l_aber (1969:163) adalah banyaknya tindakan dan hubungan temporal. Salah satu cara untuk memperlihatkan hubungan temporal adalah dengan menggunakan ungkapan waktu bahasa Prancis (BP) dalam bahasa Indonesia (BI).
Untuk melakukan penelitian ini, dalam skripsi yang berjudul Padanan Ungkapan Waktu Bahasa Prancis Dalam Bahasa Indonesia, digunakan konsep-konsep: satuan-satuan yang berupa ungkapan waktu, ungkapan waktu, dan teori terjemahan.
Hasil analisi menunjukkan bahwa ungkapan waktu BP semuanya mendapat padanan dalam BI. Padanannya adalah berupa nomina waktu, adverbial temporal, frase nominal, frase adverbal, dan frase preposisional (sejumlah 97,2 %); dan berupa padanan zero sejumlah 2,8 %. Dalam proses perpadanan tersebut banyak terjadi pergeseran. Pergeseran itu adalah pergeseran struktur, kelas, tingkatan, dan intrasistem.
Dalam hubungannya dengan verba, ungkapan yaitu BP sangat erat kaitannya dengan bentuk verba yang menyertainya. Bentuk verba dalam BP berperan menentukan rujukan ungkapan waktunya. Sebaliknya dalam BI, verba tidak ada hubungannya dengan penggunaan ungkapan waktu. Hal ini dapat dimengerti mengingat dalam BI tidak dikenal system kala.
Akhirnya, analisis ini diharapkan menjadi masukkan dalam bidang terjemahan dan sintaksis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S14392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risna Cahyonowati
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S15522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmi
"ABSTRAK
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memperoleh deskripsi penerjemahan unsur metaforis bahasa Perancis ke dalam bahasa Indonesia yang terdapat dalam roman La Paste dan terjemahannya Sampar.
Masalah pokok yang diteliti ialah tepat tidaknya pengalihan amanat yang mengandung unsur metaforis BP ke dalam BI. Sehubungan dengan masalah tersebut, penelitian yang dilakukan melingkupi penerjemahan unsur metaforis BP ke dalam BI dan proses penerjemahannya ditinjau dari segi amanatnya. Di samping itu, di dalam penelitian ini akan dicari pula faktor-faktor yang menyebabkan suatu terjemahan dapat mengalihkan amanat secara tepat, sementara terjemahan yang lain tidak.
Analisis yang dilakukan didasari oleh sejumlah teori, yaitu teori-teori semantik, khususnya mengenai jenis makna serta pengertian unsur metaforis dan makna metaforis; teori-teori penerjemahan, khususnya mengenai pengertian penerjemahan yang menyangkut unsur metaforis, jenis proses penerjemahan ditinjau dari segi amanat, dan sifat terjemahan.

"
1990
S14480
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Le drama, tel que les romantiques l'ont mis en honneur, n_est pas un genre propre au genie francais. Avant le XIX_ siecle, des influences etrangeres, particulierement d_Angleterre et d'Espagne, lui preparent les voies. Au XVII_ siecle, Lope de Vega, ecrivain espagnol a fait beaucoup pour la naissance de 1'ecole dramatique valen_cienne. Alexandre Hardy et Corneille sent, en France, les admirateurs et quelquefois les imitateurs de Lope; ils mettent en pratique, dans leurs oeuvres, leurs idees dramatiques, comme Victor Hugo les remet en valeur, dans la Preface de Cromwell, centre les idees classiques. L'influence anglaise est aussi profonde et dura_ble. Au XVII1_ siecle, on a commence a traduire 1'oeuvre de Shakespeare. Jean-Francois Ducis a fait representer en 1792, 1'Othello de Shakespeare qu_il a remanie. Cette adap_tation de Ducis est bien accueillie par les Parisiens. L'oeuvre de Shakespeare resume les traits principaux du drame, qui permettent de comparer les systemes dramatiques_"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1970
S14383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>