Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56083 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitarasmi Hatmosrojo
"Tujuan penelitian adalah untuk melihat apakah Le Garde du Coeur sebagai salah satu karya krancoise Sagan juga mengandung tema kesepian, sebagai salah satu ciri karya-karya Sagan yang disebutkan oleh beberapa kritikus yang pendapatnya telah dikutip. Melalui penelitian ini, penulis ingin memperlihatkan bagaimana tema kesepian ditampilkan di dalam pengaluran, alur, indeks tokoh dan latar ruang Le Garde du Coeur.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural. Teori yang dipakai adalah teori Roland Barthes mengenai hubungan sintagmatik dan paradigmatik yang ditunjang oleh teori mengenai sekuen oleh M.P. Schmitt dan A. Viala. Karena rasa kesepian merupakan sebuah keadaan mental, maka di dalam penelitian sekuen-sekuen dibagi menurut jenis peristiwa dan deskripsi. Sekuen deskripsi sendiri dibagi lagi menjadi deskripsi bukan tokoh, deskripsi fisik dan deskripsi mental. Jumlah sekuen deskripsi mental ternyata lauh lebih banyak dari jumlah sekuen jenis lain. Ada pula banyak sekuen yang menampilkan rasa atau keadaan kesepian kedua tokoh utama.
Di dalam alur tampak bahwa tindakan-tindakan tokoh yang menjadi penggerak cerita didorong oleh rasa kesepian mereka. Maka alur cerita juga menampilkan rasa dan atau keadaan ke-sepian. Keadaan tersebut rmuncul secara lebih jelas di dalam indeks tokoh dan latar ruang. Kedua tokoh utama, yaitu Dorothy Seymour dan Lewis Miles merupakan orang yang merasa kesepian. Hubungan mereka berlangsung karena masing-masing merasa dapat menghilangkan rasa kesepiannya apabila tetap bersama. Keadaan jiwa tokoh Lewis yang tak normal merupakan akibat dari kehidupannya yang tak berteman, sepi dan kosong.
Ruang rumah Dorothy mencerminkan keadaan sepi yang menekan perasaan Dorothy. Dalam rumah yang besar dan luas itu, Dorothy tinggal seorang dirs. Kehadiran Lewis dapat mengisi ruang rumah Dorothy yang sepi dan kosong. Ruang perkampungan palsu di studio film merupakan cermin kehidupan kedua tokoh utama yang sepi, kosong dan tak wajar. Ruang tersebut juga melambangkan kehidupan masyarakat Hollywood di dalam karya yang digambarkan serba palsu, tak berteman dan tak wajar. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa tema kesepian dalam roman Le Garde du Coeur dibangun melalui indeks tokoh dan ruang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14475
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggie Natalia Paramitha
"Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan unsur feminisme yang terdapat dalam roman Les Merveilleux Nuages, karya Françoise Sagan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural. Teori-teori yang digunakan untuk menunjang pendekatan struktural dalam penelitian ini adalah teori mengenai hubungan sintagmatik dan paradigmatik dari Roland Barthes serta teori mengenai sekuen dari M.P. Schmitt dan A. Viala. Analisis sintagmatik yang terdiri atas dua bagian, yaitu pengaluran dan alur cerita, menunjukkan bahwa unsur feminisme terlihat dalam tindakan-tindakan tokoh Josée. Analisis paradigmatik yang terdiri atas analisis tokoh, hubungan tokoh utama dengan tokoh-tokoh lainnya, dan analisis latar yang terdiri atas dua bagian, yaitu latar ruang dan latar waktu, menunjukkan bahwa unsur feminisme terlihat dalam tindakan¬tindakan para tokoh, khususnya tokoh Josée. Sebagai kesimpulan, seluruh aspek yang dibahas dalam skripsi ini menunjukkan adanya unsur feminisme dalam roman Les Merveilleux Nuages, karya Françoise Sagan. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14525
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hikmayati Alexandra
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meranita Talentsa Ayu Suhartono
"Artikel ini menganalisis tema kebebasan dalam roman Bonjour Tristesse karya Françoise Sagan. Roman tersebut merupakan roman yang menuai pro dan kontra bagi masyarakat Prancis, sebab tema yang diangkat merupakan tema yang belum lazim pada zamannya, yakni kebebasan bertindak tokoh utama perempuan. Penggambaran tokoh tersebut telah mengubah ciri roman yang ada sebelumnya, yaitu cerita yang mengisahkan ksatria dengan nuansa melodramatis[1], menjadi roman yang terbuka membicarakan segala hal sesuai dengan sudut pandang wanita yang menuntut kebebasan atas hidupnya. Sagan sebagai penulis roman ini juga mendefinisikan kebebasan sebagai perilaku yang terlepas dari norma-norma tertentu, yakni norma-norma bourgeois. Oleh karena, itu artikel ini akan menunjukkan bentuk penyampaian Sagan yang menolak norma-norma bourgeois melalui karakter tokoh utama dalam roman Bonjour Tristesse, yakni Cécile. Adapun data yang digunakan dalam penelitian singkat ini adalah roman Bonjour Tristesse karya Françoise Sagan, terbitan Julliard,1954.

This article analyses a freedom theme of Bonjour Tristesse, a roman by FranCoise Sagan. This roman reaps the pros and cons, because it has not been prevalent at that time, namely the freedom of the main female character. The description of these characters have changed some previous traits, which tells a story about the knight with the melodramatic theme, a roman which openly discusses all things according to woman perspective who demanded freedom for her life. Sagan as the author also defines freedom as the behavior of certain norms, bourgeois norms. Therefore, this article will show the submission models of Sagan who rejected bourgeois norms, through the main character of the roman Bonjour Tristesse, Cécile. The data which is used for this short research is a roman Bonjour Tristesse by Françoise Sagan, published by Julliard, 1954."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ihdinal Hikmatin Tajdidah
"Tujuan penulisan skripsi ini adalah menemukan keutuhan wacana dalam roman Rue du-Havre melalui unsur-unsur struktur karya yaitu alur, pengaluran, tokoh, penokohan, dan penyajian Tatar ruang. Penelitian akan dilakukan melalui pendekatan struktural. Disamping berlandaskan pada batasan tentang wacana menurut H. Kridalaksana, penelitian juga akan menggunakan teori M. Charolles tentang aturan koherensi dalam suatu wacana, teori R. Barthes tentang hubungan sintagmatik dan paradigmatik, serta teori M.P. Schmitt dan A. Viala tentang sekuen.
Penelitian diawali dengan mernilah cerita roman dalam satuan-satuan isi cerita yang kemudian dikelompokkan berdasarkan pusat-pusat cerita. Melalui pengelompokan tersebut, dapat terlihat bahwa sekuen-sekuen pada tiga bagian pertarna dalam roman berpusat pada tokoh yang namanya menjadi judul bagian_bagian tersebut (yaitu: Julien, Francois dan Catherine). Sedangkan sekuen-sekuen pada bagian IV cenderung berpusat pada tokoh Julien. Penampilan bagian 1, 11 dan IIl memberi kesan bahwa bagian-bagian itu dapat berdiri-sendiri. Sementara untuk memahami cerita pada bagian IV, selalu harus dihubungkan dengan bagi_an-bagian lain dalam karya, terutama bagian 1. Untuk itu harus ditemukan suatu hubungan iogis yang membentuk logika narasi roman.
Ternyata setelah dilakukan penelitian, tidak ditemukan suatu hubungan Iogis yang mencakup keseluruhan cerita dalam roman. Hubungan logis keselu_ruhan karya tidak dapat dipisahkan dari alur cerita Julien. Sementara alur tokoh lain tidak terlalu berpenganih dalam alur keseluruhan cerita. Untuk memperjelas hasil penelitian di atas dalam kaitannya dengan keu_tuhan wacana roman, kemudian dilakukan analisis tentang keutuhan wacana secara tersendiri. Hash penelitian mengungkapkan bahwa selain bagian IV, bagian_bagian dalam roman RDH memiliki keutuhan wacana. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa roman RDH memiliki keutuhan secara mikrostruktur. Keutuhan wacana roman tersebut juga didukung oleh keutuhan wacana secara global/dalam keseluruhan karya. Kendati demikian, keutuhan secara makrostuktur tersebut tidak seketat keutuhan wacana secara mikrostruktur.
Keutuhan wacana tersebut ditunjang oleh penyajian tokoh dan ruang. Jati diri tokoh disampaikan melalui aturan pengulangan yang menekankan pada salah satu ciri dominan tokoh. Pengulangan suatu ciri tertentu tokoh di sepanjang cerita memberikan gambaran yang utuh tentang tokoh yang akhimya menunjang keutuhan wacana. Tokoh-tokoh RDH juga digambarkan mengalami perkembangan watak. Adanya aturan perkembangan ini membuat cerita berkembang hingga keutuhan wacana terjaga. Penyajian ruang dalam roman RDH menampilkan dominansi ruang jalan Havre melalui pengulangan penyebutan_nya di sepanjang cerita. Kehadiran ruang ini membuat cerita pada tiap bagian roman dapat dikaitkan hingga menjamin adanya suatu keutuhan wacana."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Smith, Michelle M.
"Penelitian dalam penulisan skripsi ini berawal dari timbulnya asumsi bahwa roman La Rose de Java karya Joseph Kassel merupakan roman dengan tema petualangan yang menonjol. Asumsi tersebut didukung dengan ditampilkannya ciri-ciri petualangan dalam roman tersebut. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan bahwa La Rose de Java adalah roman dengan tema petualangan yang menonjol dan mendeskripsikan unsur-unsur struktural mans saja yang mendukungnya.
Petualangan memiliki kata dasar tualang. Bila ditambahkan awalan bar- pada kata dasar tersebut, menjadi berhialang berarti mengembara kemana-mana dan berbuat sesuatu secara nekad. Kata rualan juga mengbasilkan kata petualang yaitu orang yang bertualang, orang yang sutra memperoleh sesuatu dengan Cara sulit dan nekad. Petualang ditambah dengan akhiran -an, menjadi petualangan berarti perbuatan tualang dan perbuatan menekad. Dalam bahasa Francis, aventure, yang juga berarti petualangan memiliki beberapa makna: bahaya, unman, kecelakaan; nasib, kebetulan, terjadi secara tidak terduga, pengalaman yang mengandung bahaya.
Teori yang dipakai sebagai pijakan penelitian ini adalah teori sintagmatik dan paradigmatic, yang berisi analisis pengaluran, alur, tokoh dan latar, dan teori mengenai sekuen.
Melalui analisis sintagmatik terlihat bahwa terra petualangan terdapat dalam pengaluran, dengan tampilnya peristiwa-peristiwa berbahaya, perjalanan dan hubungan cinta dalam sekuen-sekuennya. Demikian pula dalam alur cerita, perjalanan yang merupakan sebagian besar kisah cerita menampilkan adanya tema petualangan, karena perjalanan tersebut hanya merupakan salah satu petualangan dalam kehidupan sang tokoh utama.
Dalam analisis paradimatik tentang tokoh, terlihat dalam beberapa tokoh, sosok seorang petualang. Mereka berani menantang bahaya karena ingin memuaskan nafsu. Analisis mengenai latar twang menunjukkan bahwa tempat-tempat yang tampil menawarkan sesuatu yang berbahaya.
Setelah melakukan analisis terlihat bahwa La Rose de Java merupakan roman dengan tema petualangan yang menonjol dan tema itu terlihat pada semua unsur-unsur struktural karyanya.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Juliaristi Putri
"ABSTRAK
BUNGA JULIARISTI PUTRI. Unsur Feminisme dalam Potiche Karya Fran ois Ozone. Di bawah bimbingan Suma Riella Rusdiarti . Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016.Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tokoh feminis yang terdapat dalam film Potiche, karya Fran ois Ozone.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural. Teori-teori yang digunakan untuk menunjang pendekatan ini adalah pendekatan sintagmatik dan paradigmatik serta didukung oleh teori feminisme dari Beauvoir dan teori mengenai sinematografi dari Boggs.Analisis sintagmatik yang terdiri atas dua bagian, yaitu pengaluran dan alur cerita, menunjukkan bahwa unsur feminisme terlihat dari tindakan-tindakan tokoh Suzanne.Analisis paradigmatik yang terdiri atas analisis tokoh, hubungan tokoh utama dengan tokoh-tokoh lainnya, dan analisis latar yang terdiri atas dua bagian, yaitu latar ruang dan latar waktu, menunjukkan bahwa unsur feminisme terlihat dalam tindakan-tindakan para tokoh, khususnya tokoh Suzanne.Sebagai kesimpulan, seluruh aspek yang dibahas dalam skripsi ini menunjukkan adanya unsur feminisme dalam film Potiche, karya Fran ois Ozone.BUNGA JULIARISTI PUTRI. Unsur Feminisme dalam Potiche Karya Fran ois Ozone. Di bawah bimbingan Suma Riella Rusdiarti . Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016.Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tokoh feminis yang terdapat dalam film Potiche, karya Fran ois Ozone.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural. Teori-teori yang digunakan untuk menunjang pendekatan ini adalah pendekatan sintagmatik dan paradigmatik serta didukung oleh teori feminisme dari Beauvoir dan teori mengenai sinematografi dari Boggs.Analisis sintagmatik yang terdiri atas dua bagian, yaitu pengaluran dan alur cerita, menunjukkan bahwa unsur feminisme terlihat dari tindakan-tindakan tokoh Suzanne.Analisis paradigmatik yang terdiri atas analisis tokoh, hubungan tokoh utama dengan tokoh-tokoh lainnya, dan analisis latar yang terdiri atas dua bagian, yaitu latar ruang dan latar waktu, menunjukkan bahwa unsur feminisme terlihat dalam tindakan-tindakan para tokoh, khususnya tokoh Suzanne.Sebagai kesimpulan, seluruh aspek yang dibahas dalam skripsi ini menunjukkan adanya unsur feminisme dalam film Potiche, karya Fran ois Ozone.

ABSTRACT
BUNGA JULIARISTI PUTRI. Feminism element in Potiche Fran ois Ozone work. Under the guidance of Suma Riella Rusdiarti . Faculty of Humanity, Universitas Indonesia, 2016. The purpose of this study was to describe feminists contained in the film Potiche, Fran ois Ozone works. The approach used in this study is the structural approach. The theories used to support this approach is the syntagmatic and paradigmatic approach and supported by theory and feminism theories of Beauvoir and cinematography theories from Boggs. Syntagmatic analysis which consists of two parts, named plot and storyline, suggesting that elements of feminism seen from the actions of Suzanne figures. The paradigmatic analysis consists of the analysis of the figures, the main character relationships with other characters, and background analysis which consists of two parts, named the foreground and background space of time, indicates that the element of feminism seen in the actions of the characters, especially Suzanne figures. In conclusion, all aspects are discussed in this thesis indicative of feminism in the film Potiche, Fran ois Ozone works."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nilam Putri Puspitasari
"ABSTRAK
Homoseksualitas menjadi salah satu tema yang banyak diangkat dalam perfilman Prancis. Salah satu film Prancis yang mengangkat tema homoseksualitas adalah La Belle Saison yang disutradarai oleh Catherine Corsini. Artikel ini membahas tentang benturan nilai-nilai konservatif dan nilai-nilai nonkonservatif di Prancis pada tahun 70-an terhadap isu homoseksualitas. Penggunaan metode kajian sinema dari Boggs dan Petrie diterapkan untuk memaparkan struktur naratif film yang mencakup elemen alur, penokohan, dan latar ruang-waktu. Konsep konflik dari Lewis A. Coser dan Thorsten Sellin digunakan untuk memperlihatkan bahwa benturan budaya yang terjadi dapat menentukan sikap dan pandangan seseorang. Hasil analisis memperlihatkan bahwa benturan yang terjadi akibat dari adanya dua budaya yang saling bertentangan belum dapat diselesaikan. Salah satu cara untuk menghindari konflik benturan tersebut adalah avoiding. Avoiding yang ditampilkan dalam film ini adalah salah satu pihak yang berkonflik lebih baik mundur dari wilayah yang menolak eksistensi homoseksualitas.

Homosexuality has become one of the themes that have appeared in many French films. One of the French films that raised the theme of homosexuality is La Belle Saison, a film directed by Catherine Corsini. This article discusses the clash of conservative values and non-conservative values in France in the 70s on the issue of homosexuality. Using the cinema study method of Boggs and Petrie, the analysis begins by describing the narrative structure of the film which includes elements such as, plot, characterization, also setting of space and time. By using the concept of conflict of Lewis A. Coser and Thorsten Sellin, it shows that the cultural clash that occurs can determine a persons attitudes and views. The results of the analysis showed that the clash that occurred as a result of the existence of two conflicting cultures could not be resolved. One way to avoid conflict from these conflicts is compromise. The compromise presented in this film is that one of the conflicting parties is better off from the region which rejects the existence of homosexuality"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tenny Sulystyorini
"Tujuan penelitian ini adalah memperlihatkan bagaimana sifat-sifat misantrop ditampilkan melalui tokoh Alceste dan memperlihatkan konflik yang terjadi antara tokoh ALceste dengan tokoh-tokoh lainnya karena sifat misantrop tokoh Alceste.
Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan struktural dan teori yang dipakai adalah teori Roland Barthes mengenai hubungan sintagmatik dan paradigmatik.
Analisis unsur-unsur sintagmatik yaitu pengaluran dan alur dilakukan dengan menyusun urutan satuan isi cerita lebih dahulu. Kemudian dilakukan pengelompokan satuan isi cerita berdasarkan tokoh-tokoh yang hadir dalam cerita. Hasil pengelompokan satuan isi cerita tersebut mengungkapkan bahwa tokoh Alceste adalah tokoh utama cerita yang mempunyai sifat misantrop. Peristiwa-peristiwa yang ada menampilkan sifat-sifat misantrop yang dimiliki oleh tokoh Alceste. Karena sifat misantropnya itu pulalah ia tidak pernah berhasil menjalin hubungan dengan tokoh-tokoh lainnya. Bahkan hubungan cinta yang dijalin Alceste dengan Ce1imene pun menemui kegagalan. Ia juga terlibat konflik dengan tokoh-tokoh lainnya karena sifat mi antrop tersebut. Sete_lah itu disusun fungsi-fungsi utama beserta bagan untuk menemukan logika cerita. Hasil analisis alur memperlihatkan bahwa cerita selain digerakkan oleh rasa benci Alceste pada manusia dan keengganannya untuk bergaul, cerita juga dige_rakkan oleh rasa cinta Alceste yang dalam pada Celimbne.
Analisis unsur-unsur paradigmatik dilakukan terhadap tokoh. Hasil analisis tokoh mengungkapkan bahwa sifat tokoh Alceste yang tertutup, tidak mau membuka diri, enggan ber_gaul, membenci sesamanya, suka berterus terang dan suka mengumpat menimbulkan konflik dengan tokoh-tokoh lainnya sehingga tokoh Alceste tidak dapat menjalin hubungan dengan tokoh-tokoh lainnya. Sedangkan kehadiran dan tindakan tokoh-tokoh lain dalam drama ini semakin memperkuat tokoh Alceste untuk bersikap misantrop."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Cahaya
"Artikel ini membahas écriture féminine yang diperlihatkan dalam kumpulan esai Si Parasit Lajang karya Ayu Utami. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik deskriptif. Penelitian difokuskan pada isu perempuan yang diungkapkan di dalam kumpulan esai tersebut. Kumpulan esai ini memperlihatkan bahwa terdapat banyak permasalahan di tengah masyarakat yang membuat perempuan berada di dalam posisi inferior. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa esai-esai Ayu Utami mengenai perempuan termasuk ke dalam kriteria écriture féminine yang dikemukakan oleh Cixous.

This article discusses about écriture féminine found in the collection of essays Si Parasit Lajang by Ayu Utami. This research is one of the qualitative research using the descriptive technique. The research focuses on women’s issues mentioned in Si Parasit Lajang. This collection of essays reveals that there are many issues among the society that puts women in an inferior position. The result of this research shows that the essays written by Ayu Utami about women are considered as écriture féminine mentioned by Cixous.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>