Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55185 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitarasmi Hatmosrojo
"Tujuan penelitian adalah untuk melihat apakah Le Garde du Coeur sebagai salah satu karya krancoise Sagan juga mengandung tema kesepian, sebagai salah satu ciri karya-karya Sagan yang disebutkan oleh beberapa kritikus yang pendapatnya telah dikutip. Melalui penelitian ini, penulis ingin memperlihatkan bagaimana tema kesepian ditampilkan di dalam pengaluran, alur, indeks tokoh dan latar ruang Le Garde du Coeur.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural. Teori yang dipakai adalah teori Roland Barthes mengenai hubungan sintagmatik dan paradigmatik yang ditunjang oleh teori mengenai sekuen oleh M.P. Schmitt dan A. Viala. Karena rasa kesepian merupakan sebuah keadaan mental, maka di dalam penelitian sekuen-sekuen dibagi menurut jenis peristiwa dan deskripsi. Sekuen deskripsi sendiri dibagi lagi menjadi deskripsi bukan tokoh, deskripsi fisik dan deskripsi mental. Jumlah sekuen deskripsi mental ternyata lauh lebih banyak dari jumlah sekuen jenis lain. Ada pula banyak sekuen yang menampilkan rasa atau keadaan kesepian kedua tokoh utama.
Di dalam alur tampak bahwa tindakan-tindakan tokoh yang menjadi penggerak cerita didorong oleh rasa kesepian mereka. Maka alur cerita juga menampilkan rasa dan atau keadaan ke-sepian. Keadaan tersebut rmuncul secara lebih jelas di dalam indeks tokoh dan latar ruang. Kedua tokoh utama, yaitu Dorothy Seymour dan Lewis Miles merupakan orang yang merasa kesepian. Hubungan mereka berlangsung karena masing-masing merasa dapat menghilangkan rasa kesepiannya apabila tetap bersama. Keadaan jiwa tokoh Lewis yang tak normal merupakan akibat dari kehidupannya yang tak berteman, sepi dan kosong.
Ruang rumah Dorothy mencerminkan keadaan sepi yang menekan perasaan Dorothy. Dalam rumah yang besar dan luas itu, Dorothy tinggal seorang dirs. Kehadiran Lewis dapat mengisi ruang rumah Dorothy yang sepi dan kosong. Ruang perkampungan palsu di studio film merupakan cermin kehidupan kedua tokoh utama yang sepi, kosong dan tak wajar. Ruang tersebut juga melambangkan kehidupan masyarakat Hollywood di dalam karya yang digambarkan serba palsu, tak berteman dan tak wajar. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa tema kesepian dalam roman Le Garde du Coeur dibangun melalui indeks tokoh dan ruang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14475
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meranita Talentsa Ayu Suhartono
"Artikel ini menganalisis tema kebebasan dalam roman Bonjour Tristesse karya Françoise Sagan. Roman tersebut merupakan roman yang menuai pro dan kontra bagi masyarakat Prancis, sebab tema yang diangkat merupakan tema yang belum lazim pada zamannya, yakni kebebasan bertindak tokoh utama perempuan. Penggambaran tokoh tersebut telah mengubah ciri roman yang ada sebelumnya, yaitu cerita yang mengisahkan ksatria dengan nuansa melodramatis[1], menjadi roman yang terbuka membicarakan segala hal sesuai dengan sudut pandang wanita yang menuntut kebebasan atas hidupnya. Sagan sebagai penulis roman ini juga mendefinisikan kebebasan sebagai perilaku yang terlepas dari norma-norma tertentu, yakni norma-norma bourgeois. Oleh karena, itu artikel ini akan menunjukkan bentuk penyampaian Sagan yang menolak norma-norma bourgeois melalui karakter tokoh utama dalam roman Bonjour Tristesse, yakni Cécile. Adapun data yang digunakan dalam penelitian singkat ini adalah roman Bonjour Tristesse karya Françoise Sagan, terbitan Julliard,1954.

This article analyses a freedom theme of Bonjour Tristesse, a roman by FranCoise Sagan. This roman reaps the pros and cons, because it has not been prevalent at that time, namely the freedom of the main female character. The description of these characters have changed some previous traits, which tells a story about the knight with the melodramatic theme, a roman which openly discusses all things according to woman perspective who demanded freedom for her life. Sagan as the author also defines freedom as the behavior of certain norms, bourgeois norms. Therefore, this article will show the submission models of Sagan who rejected bourgeois norms, through the main character of the roman Bonjour Tristesse, Cécile. The data which is used for this short research is a roman Bonjour Tristesse by Françoise Sagan, published by Julliard, 1954."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anggie Natalia Paramitha
"Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan unsur feminisme yang terdapat dalam roman Les Merveilleux Nuages, karya Françoise Sagan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural. Teori-teori yang digunakan untuk menunjang pendekatan struktural dalam penelitian ini adalah teori mengenai hubungan sintagmatik dan paradigmatik dari Roland Barthes serta teori mengenai sekuen dari M.P. Schmitt dan A. Viala. Analisis sintagmatik yang terdiri atas dua bagian, yaitu pengaluran dan alur cerita, menunjukkan bahwa unsur feminisme terlihat dalam tindakan-tindakan tokoh Josée. Analisis paradigmatik yang terdiri atas analisis tokoh, hubungan tokoh utama dengan tokoh-tokoh lainnya, dan analisis latar yang terdiri atas dua bagian, yaitu latar ruang dan latar waktu, menunjukkan bahwa unsur feminisme terlihat dalam tindakan¬tindakan para tokoh, khususnya tokoh Josée. Sebagai kesimpulan, seluruh aspek yang dibahas dalam skripsi ini menunjukkan adanya unsur feminisme dalam roman Les Merveilleux Nuages, karya Françoise Sagan. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14525
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hikmayati Alexandra
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romains, Jules
Paris Ernest Flammarion c1946
843.9 R 350
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Prettyza
"
ABSTRAK
Penelitian inii dibatasi hanya pada 22 dari 50 sajak yang ada dalam Tadarus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan tema-tema profetik Islam dalam antologi puisis Tadarus. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan intrinsik. Metode yang digunakan adalah analisis teks untuk melihat tema-tema yang terdapat pada Tadarus. Selain itu juga dilakukan studi kepustakaan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah antologi puisi Tadarus sangat kental dengan nilai-nilai keagamaan dan kemasyarakatan. Tema-tema profetik yang dituangkan pengarang terdiri atas tema-tema kerinduan, keutamaan orang-ornag saleh, dan perenungan-perenungan tentang kematian, hari akhir, kelalaian, kelemahan, serta kesombongan manusia.

"
1996
S10853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiah
"Dalam skripsi yang berjudul Tema Absurditas dalam Le Malentendu karya Albert Catus ini, dibahas mengenai sub tema absurditas yang ditemukan dalam penyajian karya tersebut. Subtema tersebut adalah sub tema kesadaran, kebisuan, pertanyaan yang ti_dak terjawab, keterasingan, kesia-siaan, ketiadaan makna hidup, kesalahpahaman, kebebasan, rairah, pemberontakan dan rasa bersa_lah. Jumlah keseluruhan sub tema tersebut adalah sebelas. Kesebelas sub tema tersebut ditemukan dalam semua unsur struktur karya, yaitu alur, pengaluran, tokoh, latar ruang dan latar waktu, dengan menggunakan teori aktan, penokohan, waktu dan tempat yang diungkapkan oleh Anne Ubersfeld dalam bukunya yang berju_dul Lire Le Theatre. Le Malentendu ini adalah salah satu karya terbesar Albert Camus yang membicarakan mengenai absurditas. Dalam karya tiga babaknya ini, Caaus menampilkan pemikirannya mengenai absurditas yang juga merupakan gambaran dari karyanya, yang lain, sebuah esai yang berjudul Le Mythe de Sisyphe."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S13841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antaressa Pritadevi
"Setiap bahasa di dunia memiliki kekhasan sendiri tetapi salah satu ciri dari bahsa yang sifatnya sangat universal adalah manfaatnya sebagai alat untuk berkomunikasi. Manfaat ini sangat menguntungkan, ia memberi peluang bagi seseorang untuk dapat menggali berbagai aspek kebudayaan dari berbagai bangsa untuk dapat disebarluaskan dan dinikmati secara merata. Penelitian karya puisi Prancis sebagai obyek penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan sebagian kecil segi kebudayaan Perancis yang sangat terkenal yaitu seni kesusastraannya. Penelitian ini difokuskan pada masalah tema tentang dua sifat cinta yang berbeda: sensual dan spiritual. karya yang dipilih merupakan dua puisi karya Baudelaire yang berjudul Parfum Exotique dan l'aube Spirituelle. Dalam pembahasannya, penelitian ini didasari oleh metode struktural yaitu metode yang berkonsep bahwa setiap unsur dalam suatu karya sastra saling berkait dalam membentuk suatu kesatuan yang utuh. Dalam sebuah puisi, unsur-unsur yang diamksud adalah unsur yang membentuk puisi dari segi penyajian maupun isinya yaitu segi-segi metrik, bunyi, sintaksis dan semantik. apakah segi-segi itu mencerminkan tema cinta dengan dua sifat yang berbeda itu? Hal itu terjawab dengan melakukan analisis terhadap masing-masing segi tersebut. Hasil penelitian terhadap struktur puisi menunjukkan bahwa masing-masing segi disajikan secara khas sekali dan penyajian struktur kalimat, penyajian ritme serta penyajian bunyi turut menggambarkan sifat kegairahan dan sensualitas dalam Parfum Exotique serta sifat spiritual yang lembut menggugah dalam l'Aube Spirituelle."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Smith, Michelle M.
"Penelitian dalam penulisan skripsi ini berawal dari timbulnya asumsi bahwa roman La Rose de Java karya Joseph Kassel merupakan roman dengan tema petualangan yang menonjol. Asumsi tersebut didukung dengan ditampilkannya ciri-ciri petualangan dalam roman tersebut. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan bahwa La Rose de Java adalah roman dengan tema petualangan yang menonjol dan mendeskripsikan unsur-unsur struktural mans saja yang mendukungnya.
Petualangan memiliki kata dasar tualang. Bila ditambahkan awalan bar- pada kata dasar tersebut, menjadi berhialang berarti mengembara kemana-mana dan berbuat sesuatu secara nekad. Kata rualan juga mengbasilkan kata petualang yaitu orang yang bertualang, orang yang sutra memperoleh sesuatu dengan Cara sulit dan nekad. Petualang ditambah dengan akhiran -an, menjadi petualangan berarti perbuatan tualang dan perbuatan menekad. Dalam bahasa Francis, aventure, yang juga berarti petualangan memiliki beberapa makna: bahaya, unman, kecelakaan; nasib, kebetulan, terjadi secara tidak terduga, pengalaman yang mengandung bahaya.
Teori yang dipakai sebagai pijakan penelitian ini adalah teori sintagmatik dan paradigmatic, yang berisi analisis pengaluran, alur, tokoh dan latar, dan teori mengenai sekuen.
Melalui analisis sintagmatik terlihat bahwa terra petualangan terdapat dalam pengaluran, dengan tampilnya peristiwa-peristiwa berbahaya, perjalanan dan hubungan cinta dalam sekuen-sekuennya. Demikian pula dalam alur cerita, perjalanan yang merupakan sebagian besar kisah cerita menampilkan adanya tema petualangan, karena perjalanan tersebut hanya merupakan salah satu petualangan dalam kehidupan sang tokoh utama.
Dalam analisis paradimatik tentang tokoh, terlihat dalam beberapa tokoh, sosok seorang petualang. Mereka berani menantang bahaya karena ingin memuaskan nafsu. Analisis mengenai latar twang menunjukkan bahwa tempat-tempat yang tampil menawarkan sesuatu yang berbahaya.
Setelah melakukan analisis terlihat bahwa La Rose de Java merupakan roman dengan tema petualangan yang menonjol dan tema itu terlihat pada semua unsur-unsur struktural karyanya.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariadewi Puspitasari Soeprapto
"
ABSTRAK
Pokok pemikiran dan tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah untuk mengungkapkan tema dalam sajak L'Isolement, yang merupakan sajak panjang dengan komposisi tiga belas bait karya Alphonse de Lamartine. Sajak L'Isolement, yang diangkat menjadi bahan penelitian dalam skripsi ini, merupakan sajak yang ditulis pada tahun 1818, tepatnya ketika penyair ini berusia dua puluh delapan tahun.
Skripsi ini menempatkan metode struktural sebagai landasan penelitiannya. Guna mencapai tujuan dalam penulisan skripsi ini, yaitu mengungkapkan tema sajak, maka segi semantik sajak mendapat penekanan utama dalam pembahasannya, karena unsur utama yang ingin digali dari sajak ini adalah segi maknanya. Namun pembahasan mengenai bentuk sajak, yakni segi metrik, segi bunyi dan segi sintaksis, akan dilakukan terlebih dahulu secara berurutan, mengingat metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode struktural. Setelah itu, penelitian terhadap segi isi akan dilaksanakan kemudian.
Adapun segi metrik akan membahas cepat-lambat irama dalam sajak yang dapat diketahui melalui penghitungan jumlah suku kata dalam lank, cesure, coupe, dierese, synerese, hiatus dan enjambement. Pembahasan segi bunyi akan mambahas perulangan bunyi baik konsonan maupun vokal, rima serta konotasi bunyi, sementara segi sintaksis akan meneliti kalimat-kalimat yang membentuk sajak ini serta motivasi penggunaan kalimat.
Analisis terhadap segi semantik, yang menjadi fokus utama dalam skripsi ini, akan didahului dengan pembahasan terhadap bait per bait sajak. Penelitian kemudian akan dilanjutkan dengan melakukan analisis isotopi. Melalui penelitian mengenai isotopi, akan diperoleh gambaran mengenai nnakna sajak melalui penguraian komponen-komponen makna dari kata-kata yang membentuk sajak. Pembahasan akan dilanjutkan pada penelitian mengenai motif isotopi-isotopi yang telah diperoleh kemudian dikelompokkan lagi ke dalam motif-motif yang merupakan tema-tema kecil. Dan motif motif tersebut, akan diperoleh tema utama sajak, yang merupakan tujuan dalam penulisan skripsi ini.
Dalam meneliti sajak yang panjang ini, pada bab analisis akan ditampilkan penggalan bait per bait sajak L'Isolement, guna memperjelas pembahasan yang dilakukan.
Hasil penelitian terhadap segi semantik, bersama-sama dengan hasil analisis terhadap segi metrik, segi bunyi dan segi sintaksis, akan mengungkapkan tema dalam sajak L'Isolement secara menyeluruh, guna mencapai tujuan dalam penulisan skripsi.
"
1998
S14470
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>