Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126277 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Berty Soelistyowati
"Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki andil dalam mengatur rumah tangga mereka. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama dalam keluarga. Peran perempuan tidak hanya dalam rumah tangga, mereka mulai mendapat pendidikan yang tinggi dan kesempatan kerja yang luas, sehingga mereka lebih mandiri. Perubahan bentuk keluarga ini dapat menimbulkan perceraian karena laki-laki masih berpegang pada peran-peran tradisionalnya sedangkan perempuan telah menggunakan peran mereka dalam kehidupan sehari--sehari ;Berty Soelistyowati. Pengaruh perubahan keluarga terhadap perceraian di Jepang Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki andil dalam mengatur rumah tangga mereka. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama dalam keluarga. Peran perempuan tidak hanya dalam rumah tangga, mereka mulai mendapat pendidikan yang tinggi dan kesempatan kerja yang luas, sehingga mereka lebih mandiri. Perubahan bentuk keluarga ini dapat menimbulkan perceraian karena laki-laki masih berpegang pada peran-peran tradisionalnya sedangkan perempuan telah menggunakan peran mereka dalam kehidupan sehari--sehari ;Berty Soelistyowati. Pengaruh perubahan keluarga terhadap perceraian di Jepang Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki andil dalam mengatur rumah tangga mereka. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama dalam keluarga. Peran perempuan tidak hanya dalam rumah tangga, mereka mulai mendapat pendidikan yang tinggi dan kesempatan kerja yang luas, sehingga mereka lebih mandiri. Perubahan bentuk keluarga ini dapat menimbulkan perceraian karena laki-laki masih berpegang pada peran-peran tradisionalnya sedangkan perempuan telah menggunakan peran mereka dalam kehidupan sehari--sehari ;Berty Soelistyowati. Pengaruh perubahan keluarga terhadap perceraian di Jepang Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki andil dalam mengatur rumah tangga mereka. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama dalam keluarga. Peran perempuan tidak hanya dalam rumah tangga, mereka mulai mendapat pendidikan yang tinggi dan kesempatan kerja yang luas, sehingga mereka lebih mandiri. Perubahan bentuk keluarga ini dapat menimbulkan perceraian karena laki-laki masih berpegang pada peran-peran tradisionalnya sedangkan perempuan telah menggunakan peran mereka dalam kehidupan sehari--sehari ;Berty Soelistyowati. Pengaruh perubahan keluarga terhadap perceraian di Jepang Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki andil dalam mengatur rumah tangga mereka. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama dalam keluarga. Peran perempuan tidak hanya dalam rumah tangga, mereka mulai mendapat pendidikan yang tinggi dan kesempatan kerja yang luas, sehingga mereka lebih mandiri. Perubahan bentuk keluarga ini dapat menimbulkan perceraian karena laki-laki masih berpegang pada peran-peran tradisionalnya sedangkan perempuan telah menggunakan peran mereka dalam kehidupan sehari--sehari ;Berty Soelistyowati. Pengaruh perubahan keluarga terhadap perceraian di Jepang Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki andil dalam mengatur rumah tangga mereka. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama dalam keluarga. Peran perempuan tidak hanya dalam rumah tangga, mereka mulai mendapat pendidikan yang tinggi dan kesempatan kerja yang luas, sehingga mereka lebih mandiri. Perubahan bentuk keluarga ini dapat menimbulkan perceraian karena laki-laki masih berpegang pada peran-peran tradisionalnya sedangkan perempuan telah menggunakan peran mereka dalam kehidupan sehari--sehari ;Berty Soelistyowati. Pengaruh perubahan keluarga terhadap perceraian di Jepang Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki andil dalam mengatur rumah tangga mereka. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama dalam keluarga. Peran perempuan tidak hanya dalam rumah tangga, mereka mulai mendapat pendidikan yang tinggi dan kesempatan kerja yang luas, sehingga mereka lebih mandiri. Perubahan bentuk keluarga ini dapat menimbulkan perceraian karena laki-laki masih berpegang pada peran-peran tradisionalnya sedangkan perempuan telah menggunakan peran mereka dalam kehidupan sehari--sehari ;Berty Soelistyowati. Pengaruh perubahan keluarga terhadap perceraian di Jepang Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki andil dalam mengatur rumah tangga mereka. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama dalam keluarga. Peran perempuan tidak hanya dalam rumah tangga, mereka mulai mendapat pendidikan yang tinggi dan kesempatan kerja yang luas, sehingga mereka lebih mandiri. Perubahan bentuk keluarga ini dapat menimbulkan perceraian karena laki-laki masih berpegang pada peran-peran tradisionalnya sedangkan perempuan telah menggunakan peran mereka dalam kehidupan sehari--sehari ;Berty Soelistyowati. Pengaruh perubahan keluarga terhadap perceraian di Jepang Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki andil dalam mengatur rumah tangga mereka. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama dalam keluarga. Peran perempuan tidak hanya dalam rumah tangga, mereka mulai mendapat pendidikan yang tinggi dan kesempatan kerja yang luas, sehingga mereka lebih mandiri. Perubahan bentuk keluarga ini dapat menimbulkan perceraian karena laki-laki masih berpegang pada peran-peran tradisionalnya sedangkan perempuan telah menggunakan peran mereka dalam kehidupan sehari--sehari ;Berty Soelistyowati. Pengaruh perubahan keluarga terhadap perceraian di Jepang Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki andil dalam mengatur rumah tangga mereka. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama dalam keluarga. Peran perempuan tidak hanya dalam rumah tangga, mereka mulai mendapat pendidikan yang tinggi dan kesempatan kerja yang luas, sehingga mereka lebih mandiri. Perubahan bentuk keluarga ini dapat menimbulkan perceraian karena laki-laki masih berpegang pada peran-peran tradisionalnya sedangkan perempuan telah menggunakan peran mereka dalam kehidupan sehari--sehari ;Berty Soelistyowati. Pengaruh perubahan keluarga terhadap perceraian di Jepang Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki andil dalam mengatur rumah tangga mereka. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama dalam keluarga. Peran perempuan tidak hanya dalam rumah tangga, mereka mulai mendapat pendidikan yang tinggi dan kesempatan kerja yang luas, sehingga mereka lebih mandiri. Perubahan bentuk keluarga ini dapat menimbulkan perceraian karena laki-laki masih berpegang pada peran-peran tradisionalnya sedangkan perempuan telah menggunakan peran mereka dalam kehidupan sehari--sehari ;Berty Soelistyowati. Pengaruh perubahan keluarga terhadap perceraian di Jepang Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki andil dalam mengatur rumah tangga mereka. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama dalam keluarga. Peran perempuan tidak hanya dalam rumah tangga, mereka mulai mendapat pendidikan yang tinggi dan kesempatan kerja yang luas, sehingga mereka lebih mandiri. Perubahan bentuk keluarga ini dapat menimbulkan perceraian karena laki-laki masih berpegang pada peran-peran tradisionalnya sedangkan perempuan telah menggunakan peran mereka dalam kehidupan sehari--sehari ;Berty Soelistyowati. Pengaruh perubahan keluarga terhadap perceraian di Jepang Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki andil dalam mengatur rumah tangga mereka. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama dalam keluarga. Peran perempuan tidak hanya dalam rumah tangga, mereka mulai mendapat pendidikan yang tinggi dan kesempatan kerja yang luas, sehingga mereka lebih mandiri. Perubahan bentuk keluarga ini dapat menimbulkan perceraian karena laki-laki masih berpegang pada peran-peran tradisionalnya sedangkan perempuan telah menggunakan peran mereka dalam kehidupan sehari--sehari ;Berty Soelistyowati. Pengaruh perubahan keluarga terhadap perceraian di Jepang Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki and"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S13510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Prayogo
"ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis perubahan nilai pada fenomena perceraian lansia di Jepang atau yang biasa disebut dengan Jukunen Rikon. Pandangan masyarakat Jepang modern mengenai perceraian mulai berubah seiring kemajuan industrialisasinya. Berdasarkan penelitian dalam jurnal artikel Fumie Kumagai, pada periode 1964-2006 perceraian pada lanjut usia semakin meningkat secara drastis sama seperti di negara maju lainnya. Kumagai mengemukakan dari beberapa alasan berupa demografi, ekonomi, kebudayaan, maupun gender, yang paling dominan mempengaruhi meningkatnya Jukunen Rikon adalah baby boomer. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari buku-buku pustaka dan penelitian literature terdahulu yang mengkaji pendapat ahli lainnya seperti Makidon dan Alexy yang lebih menekankan kepada alasan jender dan kebijakan pemerintah yang berbasis patriarki. Kritik terhadap Kumagai dari penelitian ini ialah peningkatan Jukunen Rikon lebih dijelaskan oleh konsep dominasi pria di Jepang. Konsep patriarki ini mengakibatkan istri mengalami kelelahan dalam hubungan pernikahan. Hal ini diperkuat dengan konsep ambigu pemerintah Jepang tentang pentingnya kesetaraan jender melalui pendidikan tinggi bagi wanita yang pada kenyataannya tetap mengekang kebebasan mereka di masyarakat.

ABSTRACT
This research analyzes a value change of late life divorce phenomenon in Japan or commonly referred to as Jukunen Rikon. Modern Japanese society's view of divorce began to change as industrialization progressed. Based on research from journal article by Fumie Kumagai, Japan late life divorce in the period 1964 2006 increasing drastically just like in other developed countries. Kumagai points out from several reasons in the form of demography, economy, culture, and gender, the most dominant influence of Jukunen Rikon's rise is baby boomers. This research uses secondary data from literature books and previous literature research that examines the opinions of other experts such as Makidon and Alexy who put more emphasis on gender reasons and government policy based on patriarchy. Criticism of Kumagai from this research is the increase in Jukunen Rikon more explained by the concept of male domination in Japan. This patriarchal concept resulted in the wife experiencing fatigue in the marriage relationship. This is reinforced by the ambiguous concept of the Japanese government on the importance of gender equality through higher education for women who in fact continue to curb their freedom in society."
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2018
T51363
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajip Rosidi, 1938-
Jakarta: Erlangga, 1989
895.6 AJI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ilma Sawindra Janti
"Skripsi ini membahas mencoba untuk membahas kebudayaan Jepang dari sudut iklim, yang didasarkan atas tulisan seorang fisuf terkenal di Jepang yaitu Watsuji Tetsuro. Ia menulis tentang iklim yang terangkum dalam karangannya yang berjudul Fudo atau iklim pada tahun 1978. Setelah membaca buku tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana hubungan antara iklim dan karakter manusia dari suatu daerah tertentu"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Satriaji Rowi
"Metafora diutarakan penutur untuk menyampaikan suatu gagasan melalui perbandingan ranah konseptual dengan ranah yang berbeda. Penggunaannya sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam karya sastra. Penelitian ini membahas klasifikasi metafora bahasa Jepang berdasarkan kategori makna asosiatif yang diusungkan Geoffrey Leech. Metafora asosiatif yang diamati sebagai data penelitian berasal dari lirik lagu karya Yoasobi dalam kurun waktu 2019-2021. Data berupa lirik lagu yang mengandung metafora dibedah menggunakan teori analisis metafora oleh Knowles dan Moon. Hasil analisis metafora akan mengidentifikasikan makna asosiatif macam apa yang dikandung dalam metafora tersebut. Melalui klasifikasi data, penulis berupaya untuk memperlihatkan komponen makna dan karakteristik masing-masing metafora asosiatif.

Metaphors used by a speaker as a way to convey an idea through the comparison of conceptual vehicle alongside with its different vehicle. Its usage frequency is no longer a foreign term both in everyday lives and literature works. This study discusses the classification of Japanese metaphors based on its associative meaning categories implemented by Geoffrey Leech. Associative metaphors used as this study’s data are compiled from song lyrics of Yoasobi which were released between 2019 and 2021. Metaphors found in song lyrics are being dissected using the theory of proper way of analysing metaphors by Knowles and Moon. The result of analysed metaphors will identify which associative meaning they bear. By acknowledging the data’s classifications, the author tries to show the component of the meaning and characteristics of each associative metaphors."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adriani Mardiah Daud
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Widiarti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk terjemahan metafora bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia dan mengungkapkan perpadanan metafora bahasa sumber dengan unsur bahasa sasaran melalui prosedur penerjemahan berupa pergeseran baik berupa transposisi maupun modulasi. Analisis penerjemahan metafora dalam Tsu ke dalam Tsa dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap awal telah dikumpulkan data dari sumber data yang berupa novel dan terjemahannya. Data seluruhnya dikumpulkan dari Novel Yukiguni karya Kawabata Yasunari dan terjemahannya Daerah Salju oleh Ajip Rosidi.
Data tersebut diperoleh dengan mengenali unsur kebahasaan yang tak berterima secara harfiah dan dengan menggunakan teori pembandingan. Ditemukan unsur kebahasaan yang diidentifikasi sebagai metafora. Setelah itu, metafora dalam Tsu dikelompokkan berdasarkan tipe pembandingan yang membentuknya. Sebagian besar metafora bahasa sumber dan terjemahannya memiliki tipe pembandingan tak penuh dan citra yang sama. Jumlah terjemahan dalam bentuk metafora tipe pembandingan penuh dengan citra yang sama adalah 10 (19,23%), tipe pembandingan tak penuh dengan citra sama adalah 35 (67,31%) serta tipe pembandingan tak penuh dengan citra yang berbeda sejumlah 7 (13,46%). Jumlah terjemahan dalam bentuk simile dengan pembandingan tak penuh sebanyak 6 (40%), dalam bentuk non figuratif dengan pembandingan penuh sebanyak 1 (6,67%) dan pembandingan tak penuh sebanyak 8 (53,33%).
Berdasarkan analisis terhadap penerjemahan metafora Tsu ke dalam Tsa, disimpulkan bahwa prosedur penerjemahan yang sangat berpengaruh pada pencapaian kesepadanan dinamis dalam penerjemahan sebuah metafora adalah prosedur modulasi dan transposisi. Pergeseran sudut pandang terjadi pada citra metafora tersebut, sedangkan eksplisitasi terjadi pada titik kemiripannya. Pergeseran bentuk diperlukan untuk menghasilkan terjemahan yang wajar dalam bahasa sasaran.
Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar metafora Jepang dan terjemahannya berbentuk tipe pembandingan tak penuh. Hal ini sesuai dengan hipotesis Quintilian yang menyatakan tipe pembandingan tak penuh adalah versi yang paling baik dari teori pembandingan. Dan segi terjemahan telah tercapai kesepadanan dinamis dalam penerjemahan metafora Jepang ke dalam bahasa Indonesia. Amanat yang terdapat dalam metafora bahasa Jepang dapat tersampaikan dalam bahasa sasaran."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11852
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karsiyam
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Jamil
"Lahirnya Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 9 tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan mempunyai prinsip mempersulit perceraian. Akan tetapi, prinsip tersebut belum diikuti oleh peraturan lainnya. Hal ini terbukti baik Undang-Undang No. 1 tahun 1974 maupun Undang-Undang No. 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama secara tegas masih mengakui hukum acara yang lain, seperti HIR, Rbg, dan lain sebagainya. Adapun hukum acara yang secara khusus diatur dalam UU No. 7 tahun 1989 hanya masalah cerai talak, cerai gugat dan cerai dengan alasan zina. Dalam hal pembuktian masih menggunakan HIR, Rbg, BW dan sebagainya.
Pengakuan merupakan salah satu alat bukti yang diatur HIR, Rbg, BW, dengan demikian dapat dimungkinkan terjadinya kesepakatan untuk melakukan perceraian dengan menggunakan peluang pengakuan sebagai alat bukti. Hal ini bertentangan dengan prinsip Undang-Undang No. 1 tahun 1974, PP No. 9 tahun 1975. Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui penerapan alat bukti pengakuan dalam perkara perceraian, (2) mengetahui dan mengkaji kekuatan bukti pengakuan dalam perkara perceraian di pengadilan agama, (3) untuk mengetahui pertimbangan hakim terhadap pengakuan sebagai alat bukti dalam perkara perceraian.
Penelitian ini dilakukan dengan cara meneliti putusan pengadilan agama yang menggunakan pengakuan sebagai dasar pertimbangan putusan. Responden dalam penelitian ini adalah hakim pengadilan agama Yogyakarta dengan menggunakan teknik wawancara secara mendalam.
Hasil penelitian yang diperoleh, (1) hakim menerapkan alat bukti pengakuan dalam perkara perceraian secara mutlak, (2) pengakuan merupakan alat pembuktian yang kuat dan bersifat sempurna serta menentukan, artinya bahwa dengan diakuinya dalil gugatan atau permohonan talak hakim tidak membutuhkan pembuktian lanjutan, hakim dapat mengabulkan gugatan atau permohonan talak, (3) hakum menggunakan alat bukti pengakuan sebagai dasar pertimbangan putusannya, berdasarkan kaedah fikiyah, dan Pasal 164 HIR, 174, 175 dan 176, karena hakim berpendapat bahwa pengakuan termasuk alat bukti yang sah dan diatur dalam Undang-undang."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herdiyan Ibnu
"Sebagai suatu ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita untuk membentuk keluarga yang kekal bahagia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, maka suatu perkawinan hendaknya berlangsung abadi. Dalam hal suatu perkawinan tidak dapat berlangsung abadi, sehingga terjadi perceraian, maka para pihak yang tadinya terikat perkawinan dapat menempuh upaya perceraian. Dalam pemeriksaan perkara perceraian di pengadilan, untuk memudahkan proses pemeriksaan perkara para pihak dapat membuat akta kesepakatan bersama. Dalam penggunaan Akta Kesepakatan Bersama dalam perkara perceraian, setidaknya terdapat dua permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Pertama, bagaimanakah kedudukan dan peranan Akta Kesepakatan Bersama yang dibuat secara notariil dalam kaitannya dengan dalam proses pemeriksaan perkara Perceraian di Pengadilan, Kedua adalah bagaimanakah keterkaitan hukum antara Akta Kesepakatan Bersama yang dibuat secara notariil dengan Putusan/Penetapan Pengadilan sebagai suatu produk hukum lembaga Peradilan. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dan lapangan yang bersifat deskriptif. Data-data yang digunakan adalah data-data sekunder yang bersumber pada bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Dari penelitian yang dilakukan kemudian dapat ditarik kesimpulan bahwa Akta Kesepakatan Bersama yang dibuat secara notariil. memiliki kedudukan dan peranan sebagai kesepakatan para pihak berkaitan dengan akibat perceraian baik terhadap anak maupun terhadap harta bersama. Sementara itu, Akta Kesepakatan Bersama yang digunakan sebagai bagian dari proses pemeriksaan perkara perceraian di pengadilan merupakan bagian dari putusan hakim. Dalam kedudukannya sebagai bagian dari putusan hakim, maka kekuatan mengikat dari Akta Kesepakatan Bersama tidak hanya sebatas kesepakatan para pihak, tetapi juga sebagai pelaksanaan putusan hakim.

As an association was born the heart between a man and a woman to form the lasting family happy to be based on the Deity the Lord, then a marriage preferably took place eternal. In the matter of a marriage could not take place eternal, so as to the divorce happen, then the sides that earlier were tied by the marriage could follow divorce efforts. In the case inspection of the divorce in the court, to facilitate the process of the case inspection of the sides of could make the joint agreement certificate. In the use of the Joint Agreement Certificate in the case of the divorce, at least was gotten by two problems that were discussed in this research. Firstly, how the position and the role of the Joint Agreement Certificate that was made in a notarial manner in connection with him with in the process of the case inspection of the Divorce in the Court, second was how the legal connection between the Joint Agreement Certificate that was made in a notarial manner and the Decision of the Court as a product of the law of the Judicature agency. The research method that was used in this research was the bibliography research and the field that were descriptive. The data that was used was the secondary data that originated in the primary, secondary and tertiary legal material. From the research that was carried out afterwards could be attracted by the conclusion that the Joint Agreement Certificate that was made in a notarial manner has the position and the role as the agreement of the sides regarding as a result of the divorce was good towards the child and against common property. In the meantime, the Joint Agreement Certificate that was used as part of the process of the case inspection of the divorce in the court was part of the decision of the judge. In his position as part of the decision of the judge, then the binding strength from the Joint Agreement Certificate only was not limited by the agreement of the sides, but also as the implementation of the decision of the judge.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007
T19513
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>