Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68180 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Purwitasari Dewanti
"Yosano Akiko adalah seorang wanita penyair yang tampil mengejutkan dengan keberaniannya menentang adat lama dan norma-_norma kehidupan pada masanya. Salah satu karyanya yang berhasil menarik perhatian adalah kumpulan puisi Lanka Midaregami (1901). Sebagai seorang penyair beraliran romantik, karyanya, Midaregami yang berarti Rambut Terurai berhasil menghidupkan kembali romantisisme yang mulai pudar kepopulerannya pada waktu itu. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mencari unsur-unsur romantisisme yang terdapat di dalam 20 puisi karya Akiko dari Midaregamii. Analisis dilakukan berdasarkan definisi dan ciri romantisisme yang dikemukakan antara lain oleh Jan van Luxemburg, Mieke Bal, dan Willem G. Weststeijn, serta Russel Noyes. Hasilnya menunjukkan bahwa unsur romantisisme yang terdapat di dalam puisi tersebut, yaitu: adanya apresiasi yang mendalam tentang keindahan alam, pengagungan terhadap emosi, individualisme yang tinggi, penekanan pada kespontanan, keinginan untuk berontak terhadap tatanan masyarakat yang ada, serta terdapat wama erotik yang kuat. Unsur erotisme yang kuat merupakan kekhasan dari karya romantisisme kesusastraan Jepang, terutama pada periode romantisisme akhir, karena unsur ini tidak ditemukan pada karya romantisisme Barat, tempat Iahirnya romantisisme."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S13550
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Fakhirah
"Penelitian ini akan menganalisis kumpulan puisi Midaregami karya Yosano Akiko berdasarkan pendekatan narasi feminisme posmodern. Kumpulan puisi tersebut berjumlah 399 tanka puisi pendek . Dalam kumpulan puisi tersebut, terdapat konsep kebebasan berekspresi pada wanita. Puisi-puisi tersebut memiliki tema-tema sensual dan narsisme, yang belum pernah ditulis sebelumnya. Puisi-puisi tersebut dianggap salah satu pelopor kebebasan ekspresi bagi wanita pada zaman Meiji. Penelitian ini memakai konsep dari Luce Irigaray, dalam bukunya The Sex Which Is not One, tentang bahasa feminim dan penulisan sastra oleh penulis wanita. Oleh karena itu, penelitian ini juga akan mengeksplorasi hubungan antara puisi-puisi Yosano Akiko dengan konsep penulisan dalam feminisme posmodern.

This research will analyze the collection of poems Midaregami by Yosano Akiko based on the narrative approach of postmodern feminism. The collection consists of 399 tanka short poem . In the collection of poetry, there is the concept of freedom of expression of women. The poems have sensual and narcissism themes, which have never been written before. The poems are considered one of the pioneers of freedom of expression for women in the Meiji era. This study uses the concept of Luce Irigaray, in her book The Sex Which Is not One, about feminine language and literary writing by female writers. Therefore, this study will also explore the relationship between Yosano Akiko's poems with the concept of writing in postmodern feminism.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Salsabilla
"Hingga saat ini, kumpulan puisi Midaregami (1901) karya Yosano Akiko cenderung dibahas dari unsur erotisisme. Namun, pembahasan ini hanya berfokus pada Bab Enji Murasaki yang menceritakan percintaan Akiko dan Yosano Tekkan, sehingga timbul kesan bahwa puisi Midaregami hanya membahas persoalan ketubuhan perempuan. Penelitian ini melihat bahwa pengalaman perempuan yang dituliskan Akiko dalam puisi Midaregami lebih dari sekadar persoalan ketubuhan. Penelitian ini membahas tentang pengalaman perempuan yang ditampilkan Yosano Akiko dalam Bab Shirayuri, bab yang mengangkat tema cinta segitiga dan persahabatan. Penelitian ini menganalisis gaya bahasa yang digunakan di dalam Bab Shirayuri dengan menggunakan teori gynocriticism oleh Elaine Showalter. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengalaman perempuan yang ditampilkan dalam Bab Shirayuri merupakan pengalaman yang utuh, karena tidak hanya mencakup ketubuhan melainkan juga kejiwaan.

Until today, research on Yosano Akiko's Midaregami (1901) poem collection tends to raise the issue of eroticism. However, this discussion only focuses on the Enji Murasaki chapter, which describes the romance between Akiko and Yosano Tekkan in a sensual manner. It gives an impression that poems within Midaregami only discuss the issue of female bodily experience. This article argues that the problem of female experience in Midaregami is more than just physical. This study focuses on Shirayuri chapter, a chapter with the theme of love triangle and friendship. This study analyzes the language style used in the Shirayuri chapter using the theory of gynocriticism by Elaine Showalter. This article concludes that the female experience presented in the Shirayuri chapter is a whole experience, covering both physical and psychological."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shobichatul Aminah
"Penelitian mengenai unsur romantisisme dalam puisi Takamura Kootaroo ini berangkat dari masalah bagaimanakah perkembangan romantisisme dalam sejarah kesusastraan Jepang dan unsur romantisisme apakah yang terdapat dalam kebanyakan puisi Takamura Kootaroo, serta makna apakah yang tersirat dalam puisi Takamura Kootaroo.
Untuk menjawab masalah tersebut penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah sastra untuk menjelaskan tentang perkembangan gerakan romantik dalam kesusastraan Jepang, serta menggunakan pendekatan ekspresif yang dikemukakan oleh Abrams, yang memandang karya sastra sebagai produk dari pikiran dan perasaan pengarang. Untuk itu dalam analisisnya karya sastra sama sekali tidak dipisahkan dengan pengarang, termasuk dengan latar belakang sosial dan budayanya.
Ada tiga fase perkembangan gerakan romantik dalam kesusastraan Jepang, yaitu Bun'gaku Kai (1893-1898), Myoojoo (1899-1908), dan Subaru (1909-1913). Sedangkan unsur romantisisme yang dapat ditemukan dalam puisi Takamura Kootaroo antara lain; puisinya menggunakan bahasa sehari-hari yang sederhana serta mengungkapkan pikiran serta perasaannya secara spontan, pemberontakannya terhadap bentuk formal yang juga merupakan pencerminan dari pemberontakannya terhadap sistem tradisional yang mapan, khususnya sistem keluarga yang berlaku pada masa pemerintahan Meeji,serta apresiasinya yang mendalam tentang alam yang membawanya pada sebuah perjalanan spiritual yang dilandasi oleh kerinduannya untuk menyatu dengan alam.
Dari makna yang tersirat dalam puisi Kootaroo juga ditemukan pesan moral untuk saling menghormati antar sesama manusia dan seluruh mahluk yang hidup di alam, serta anjurannya agar manusia dapat membaca tanda-tanda yang diberikan oleh alam agar dapat memahami kebenaran."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T10884
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghita Rahmah Meirani
"Penelitian ini membahas kesatuan antara unsur-unsur pembangun puisi dan keterkaitan keseluruhan unsurnya penting untuk dianalisis, sehingga dapat menemukan makna dari puisi-puisi Sujiwo Tejo yang terdapat dalam kumpulan puisi Syair Dunia Maya, serta untuk membuktikan bahwa puisi yang terdapat dalam kumpulan puisi tersebut dapat dikategorikan sebagai geguritan Jawa. Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari teks album Sujiwo Tejo Syair Dunia Maya. Penelitian ini menggunakan teori dari buku Puisi Jawa Siruktur dan Estetika, yang ditulis oleh Karsono H.Saputra. Menurut buku tersebut, unsur-unsur pembangun puisi terdiri atas aspek peruangan, aspek bunyi, aspek kebahasaan, dan aspek pengujaran. Dan hasil analisis struktural pada Bab II, membuktikan bahwa kumpulan puisi SDM dapat dianggap sebagai teks otonom, yang jika dilepaskan dari komposisi lagu dapat dianggap sebagai geguritan. Kumpulan puisi SDM menampilkan susunan kata, serta membentuk kalimat yang enak untuk diucapkan. Sujiwo Tejo yang kerap menyebut diri sebagai dalang edan ini mengadopsi pola geguritan Jawa. la mengandalkan kata-kata sebagai bunyi meloditus. Kata bukan hanya sebagai kata, tetapi kata yang dapat menampilkan bunyi, sehingga menjadi sangat musikal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Hasan
"Sesuai dengan tujuan skripsi ini, telah diterapkan unsur-unsur Romantisme terhadap Puisi Robert Frost. Dalam Bab 2 disampaikan perincian Konsep Romantisme yang mendasari penelitian ini. Sedang dalam Bab 3 telah dianalisis sejumlah sajak Robert Frost yang menurut penulis mengandung unsur-unsur yang tercakup dalam Konsep tersebut. Alam yang menjadi ciri utama sajak-sajak Romantik ternyata dominan dalam karya-karya Robert Frost. Sajak Birches yang berlatar tempat alam flora di pedesaan itu mengingatkan penyair akan keindahan dan kesucian masa kanak-kanak. Sedang keindahan dan kesegaran alam sendiri dideskripsikan penyair melalui sajak The Pasture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1984
S14042
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutikno W.S.
Bandung: Ultimus, 2010.
899.212 SUT n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lisda Warastuti
"Skripsi ini bertujuan untuk mengungkap unsur-unsur romantisisme yang terdapat dalam kumpulan cerpen Yanusa Nugroho, Bulan Bugil Bulat, dan meneliti seberapa jauh unsur-unsur romantisisme mempengaruhi karya-karyanya. Dari penelitian ini terungkap bahwa ada enam unsur romantisisme yang terdapat dalam kumpulan cerpen Bulan Bugil Bulat, yakni : unsur kembali ke alam, unsur kemurungan, unsur primitivisme, unsur sentimentalisme, unsur eksotisme, dan unsur kerinduan akan masa lalu. Unsur kembali ke alam, misalnya, ditampilkan oleh Yanusa melalui dominasi latar pedesaan yang teduh, damai, serta suasana malam dan bulan. Unsur lain yang terlihat pada kumpulan cerpen ini adalah kemurungan. Unsur ini ditampilkan oleh Yanusa lewat tema-tema seperti kematian, kemiskinan, kematian, keterpencilan dan ketertindasan. Di samping itu, unsur eksotisme yang juga merupakan ciri dan romantisisme tampak dari kejadian-kejadian aneh, irasional, di luar kebiasaan manusia. Dengan memunculkan peristiwa-peristiwa gaib dan irasional, Yanusa seakan menyampaikan pesan bahwa tidak selamanya setiap masalah yang kita hadapi dapat diselesaikan dengan pendekatan rasional. Adakalanya pendekatan irasional lebih mampu berbicara daripada yang rasional."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S10942
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Hamka
"Skripsi ini akhirnya berkesimpulan, bahwa dalam puisi Indonesia modern, baik pada masa sebelum perang maupun pada masa sesudahnya, terlihat adanya unsur-unsur tasawuf. Dengan demikian untuk mendapatkan tafsir yang memadai terhadap puisi tersebut dibutuhkan pengetahuan tentang tasawuf. Skripsi ini juga berkesimpulan, bahwa antara tasawuf dan sastra mem-punyai kaitan yang erat. Kesimpulan ini didapat setelah diadakan penelitian terhadap puisi Indonesia modern, (tahun 20-an hingga 70-an). Unsur tasawuf itu muncul dalam puisi tersebut melalui citraan dan simbol, yang mendukung isi yang menyarankan kecende_rungan tasawuf. Citraan yang tampil dalam sajak-sajak tersebut menunjukkan adanya kesamaan dengan kelompok citraan mistik yang terdapat dalam berbagai agama. Sedangkan metode perlambangan yang muncul dalam sajak tersebut menunjukkan adanya semacam gejala dengan metode perlambangan tasawuf. Analisis terhadap sajak-sajak yang dibicarakan melalui citraan dan simbol, ternyata menunjukkan adanya persesuaian dengan konsep tertentu dalam tasawuf atau juga dengan ayat-ayat tertentu dalam Quran atau Hadis sebagai sumber tasawuf. Baik citraan maupun simbol yang mengantarkan isi ke_pada ide yang berkaitan dengan tasawuf itu tentunya tidak dapat dilepas dari konteksnya. Kalau kita melepas konteks tasawuf dalam menafsirkan sajak yang di dalamnya terdapat unsur tasawuf tentunya akan didapat tafsir yang tidak memadai. Dengan demikian jelaslah bahwa untuk mendapatkan tafsir yang memadai terhadap puisi yang berunsurkan tasawuf dibutuhkan pengetahuan tentang tasawuf. Pendapatnya unsur tasawuf dalam puisi tersebut menunjukkan pula adanya kaitan yang erat antara tasawuf dan sastra. Petunjuk adanya kaitan yang erat antara tasawuf dan sastra ini jelas sekali kalau dilihat catatan perkembangan tasawuf yang ternyata selalu tidak lepas dari sastra. Kaitan yang erat antara tasawuf dan sastra dipandang wajar, karena baik sastrawan maupun sufi adalah manusia-manusia yang sama-sama tahu serta menghayati bahwa manusia ini tidak hanya memiliki dimensi-dimensi material dan wadah biasa saja, tetapi manusia mempunyai dimensi lain yang mengatasi materi"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Oetoro
Jakarta: Balai Pustaka, 1986
808.81 RIT d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>