Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90149 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suti Mulyani
"Di Bagan Siapi-api, kecamatan Bangko, kabupaten Beng_kalis tempat tinggal orang tua penulis ada daerah tempat para pengikut. tarekat Naqsyabandiyah bersuluk. ini meru_pakan salah satu dari sekian banyak tempat suluk yang ter_dapat di berbagai daerah di propinsi Riau. Mayoritas pen_duduk daerah ini adalah non- muslim/Tionghoa, dan rata-rata hidup dari penangkapan ikan. Melalui khalifah yang memimpin madrasah-madrasah, su_luk Naqsyabandiyah mampu menjadi penuntun hidup kerohanian masyarakat muslim di Bagan Siapi-api. Para khalifah meru_pakan pimpinan informal dalam masyarakat muslim dan menjadi suri tauladan serta pelindung rakyat. Amalan-amalan dalam suluk Naqsyabandiyah ini sanggup memberi bekal kepada masyarakat Muslim sekitarnya, yaitu tuntunan rohani agar tidak terjebak ke dalam kehidupan yang terlalu keduniawian, materialistis, dan perbuatan perbuatan maksiat. Melalui berbagai latihan spiritual, penduduk menggali dan mendalami suluk Naqsyabandiyah untuk bisa mengimbangi kehidupan duniawi yang penuh dengan goda_an dan tantangan. Ada anggapan bahwa suluk Naqsyabandiyah memberi bekal pada para pengikutnya untuk dapat hidup le_bih sempurna di jalan Allah Swt. Ini yang menjadikan penu_lis ingin mengetahuinya lebih lanjut. Istilah suluk pada hakekatnya ialah: mengosongkan jiwa ( takhalli ) dari pada sifat.-sifat yang tercela yaitu maksiat lahir dan maksiat batin, yang digerakkan oleh ha_wa nafsu. Dan mengisinya kembali ( tahalli ) dengan sifat-_sifat yang terpuji yaitu taat lahir dan taat batin, yang digerakkan oleh akal dan ilmunya, sehingga dengan demikian terciptalah manusia baru yang indah ( Jamal ) dan sempurna ( kamal ) untuk masyarakat damai yang penuh dengan rasa persaudaraan cinta- mencintai Barang siapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhan_nya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh serta janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya. ( Surat al-Kahfi:l10 )."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasya Yolanda
"Tulisan ini diawali dari rasa ketertarikan terhadap budaya Melayu karena pada masa lalu pernah menjadi kekuatan penting di nusantara. Ketertarikan tersebut lantas berkembang menjadi keingintahuan tentang segala hal yang berhubungan dengan kebudayaannya. Salah satu hasil yang diperoleh adalah pengetahuan awal bahwa pernah ada suatu masa yang dinamakan fase klasik dimana budaya Melayu Islam bersinggungan dengan budaya Cina di pesisir Timur Sumatera. Hal ini kemungkinan berdampak pada percampuran budaya sebagai upaya penyesuaian diri diantara keduanya.
Salah satu bagian budaya adalah karya arsitektur hunian. Hunian atau rumah bukan hanya sebuah struktur fisik melainkan sesuatu yang berhubungan erat dengan lingkungan, golongan sosial, dan identitas budaya tertentu. Berbekal pengamatan area pemukiman di Bagan Siapi-api dan Pulau Halang, diperoleh bahwa persinggungan budaya Melayu dan Cina menghasilkan percampuran pada elemen arsitektur hunian di tempat itu seperti yang terlihat pada tata ruang dan dekorasidekorasi rumah.
Hasil kajian yang berdasarkan pada pengamatan lapangan, wawancara, dan studi literatur ini semoga dapat memberikan gambaran mengenai fakta-fakta adanya percampuran budaya yang dimaksud. Namun demikian, telaah ini dirasa belum menggali secara lengkap fakta lainnya sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut.

This writing is started from the interesting to the Malay culture because on the past had ever become the important power at archipelago. The interest has become curiosity about many things which is connected to its culture. One of the results which has been gotten from the early knowledge that there is a moment which is named classic period where the Islamic Malay culture has connected with Chinese culture at the Eastern Sumatera Island. This condition probably influence to the culture mixing as the result of adjusting between the two cultures.
One of the parts of the culture is architectural housing product. Housing is not only a physical structure in spite of something which has connection with environment, social group, and cultural identity. By having observation of the housing area at Bagan Siapi-api and Halang Island is gotten contact between Malay and Chinese culture. Then, it?s producing the acculturation of architectural elements from both Malay and Chinese housing as is it shown at the space organization and decorations.
The result with based on the observation, interview, and literatures study hope can give a brief acculturation facts mentioned above. So far, this analyzing has not given the other complete facts, so it is needed further study."
2008
S48434
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ngabehi H. Soediro
"Buku ini merupakan piwulang mengenai manunggal, bersemedi dan juga petunjuk-petunjuk mengenai kehidupan ajaran ma (pa) nunggal adalah ajaran yang harus menggunakan kewaspadaan. Agar dapat menghilangkan hawa dan nafsu yang jelek untuk mendorong tercapainya hawa yang baik. Selanjutnya dapat berlaku adil dan bijaksana. Tatacara semedi antaranya adalah harus memakai pakaian yang bersih dan berwarna putih. Sebelumnya harus bersuci dahulu dan harus dilakukan pada malam hari di waktu manusia/orang-orang tidur. Jika dilakukan benar dan khusuk maka seseorang akan mencapai keheningan alhasil bisa melihat pada hal-hal yang gaib. Piwulang kehidupan adalah ajaran yang diberikan kepada umat manuasia dari wejangan Sunan Kudus. Daftar pupuh sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) dhandhanggula; (3) sinom; (4) asmarandana; (5) dhandhanggula; (6) pangkur."
Semarang: Aquarius, [date of publication not identified]
BKL.0048-PW 48
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi kumpulan karangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan ajaran mistik Islam, seperti ajaran tentang hakekat hidup. Teks-teks yang termuat dalam naskah ini antara lain: pepali Ki Ageng Sela (h. 1-10) keterangan referensi dapat dilihat pada FSUI/PW.50 dan 122; teks ajaran Sultan Hamengkubuwana yang mengambil dasar ajarannya dari teks wulangreh (h. 16-47), lihat pratelan I: 72; wulang putri (h. 51-72); dongeng manusia dan lutung (h. 77-88); wulang estri (h. 90-107), lihat pratelan II: 309; kadis kur?an (h. 110-123); suluk wahyu (h. 128-139); suluk wanasara (h. 144-146); suluk dhalang (h. 147-152); suluk wahya (h. 152-153), lihat SMP/MN. 314.31 dan Rp.326.31; suluk besi (h. 153-156), lihat MSB/P.19, 21, 49-50, 149, 190, 210, SMP/KS.386.3; suluk markum (h. 156-158); suluk kaki tuwa (h. 158-160); suluk asmara (h.160), lihat MSB/P.21, 27, 120; suluk jebeng (h. 160-163), lihat MSB/P.21, 149, 167, 210, SMP/KS.496.2, 502.7, MN.313.9, 314.2, Rp.326.2, 327.7, 332.10; suluk nepi (h. 163-164); suluk bodo (h. 164-166), lihat SMP/KS.491.1, 510.2; suluk tokid (h. 166-167); suluk senggama (h. 167-170); suluk saeka kapti (h. 170-171); suluk purbajati (h. 171-172); suluk basar (h. 172-173); suluk duryat (h. 173-174), lihat MSB/P.21, 210; suluk lonthang (h. 174-178), lihat SMP/KS. 496.7, 502.13, Rp.332.12, 333.10; suluk mitra (h. 178-180); suluk beret (h. 180-182); dan suluk baka (h. 182-183). Teks tidak mencantumkan nama keterangan penulis maupun penyalinnya, namun pada h. 91 ditemukan keterangan mengenai saat penyalinan (?), yaitu: jumungah minangka witnya, pan tanggal ping tiga likur, pinareng wulan siyam, warsa sengkalane mangkin, nir pandhita girine bumi kawangwang (1770) atau tanggal 28 Oktober 1842. Dari keterangan mengenai saat penyalinan tersebut ternyata terdapat kekeliruan, karena menurut perhitungan penyunting, tanggal 23 Siyam 1770 J jatuh pada hari Kamis Pahing bukan pada hari Jumat. Melihat gaya tulisan dan jenis kertas yang digunakan, teks ini diperkirakan berasal dari Surakarta pada sekitar pertengahan abad ke-19. Keterangan di luar teks menyebutkan bahwa naskah ini diperoleh Pigeaud dari Ir. Moens pada tanggal 7 Juni 1932., di Yogyakarta. Ringkasannya dibuat oleh Mandrasastra pada bulan Januari 1933, namun ternyata di dalam koleksi naskah FSUI tidak ditemukan ringkasan teks ini. Selain itu, di luar teks juga terdapat semacam daftar isi naskah yang dibuat oleh Pigeaud, namun tanpa nomor halaman dimana teks itu berada. Berikut ini daftar pupuh naskah ini hanya dibuat sampai pupuh ke-41 (h. 147), karena pada halaman selanjutnya teks sangat sukar dibaca. (1) asmarandana; (2) dhandhanggula; (3) sinom; (4) dhandhanggula; (5) kinanthi; (6) maskumambang; (7) megatruh; (8) pangkur; (9) gambuh; (10) durma; (11) wirangrong; (12) pucung; (13) mijil; (14) asmarandana; (15) sinom; (16) girisa; (17) mijil; (18) asmarandana; (19) dhandhanggula; (20) sinom; (21) asmarandana; (22) sinom; (23) pangkur; (24) dhandhanggula; (25) gambuh; (26) asmarandana; (27) sinom; (28) maskumambang; (29) durma; (30) dhandhanggula; (31) mijil; (32) dhandhanggula; (33) sinom; (34) asmarandana; (35) megatruh; (36) kinanthi; (37) pangkur; (38) pucung; (39) maskumambang; (40) pangkurl; (41) dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.112-NR 194
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1981
398.215 IND c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1982
389.215 IND c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Sinergi Pustaka Indonesia, 2009
910SINP002
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
U. U. Hamidy
Pekanbaru: Bumi Pustaka, 1982
306 HAM k (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1997
321.199 25 SUM s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Basista, Ronny
Riau: Riau Cultural Institute, 2004,
323.4 Tab
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>