Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30069 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adhy Kusmintyarso
"Penelitian mengenai Zona Ekonomi Khusus Shenzhen telah dilakukan dengan menggunakan cara kepustakaan dan penulisan ini sifatnya deskriptif analitis. Tuiuannya adalah untuk membahas apakah sosialisme di Cina masih ingin dipertahankan atau tidak, sehubungan dengan dilaksa_nakannya reformasi ekonomi yang bersifat kapitalistik di Shenzhen. Kemudian bagaimana dampaknya terhadap pem_bangunan sosialis Cina.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa reformasi ekonomi yang dilakukan di Cina adalah reformasi dengan Cara kapitalis dan dalam pelaksanaannya masih bersifat sebagian. La1u penggunaan istilah sosial_zsme berkarakteristik Cina hanya merupakan slogan untuk menutupi diri para pemimpin Cina yang telah melegalisir penerapan kapitalisme di Cina. Sedangkan penetapan Zona Ekonomi Khusus Shenzhen sebagai model reformasi ekonomi Cina adalah lebih untuk menunjukkan bahwa cara kapitalis yang diterapkan di sana adalah benar dan telah berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi Cina. Akibatnya timbul masalah polusi di bidang ideologi komunis, politik dan social. Sehingga dengan kemajuan-kemajuan di bidang ekono_mi yang didapat dari penggunaan cara kapitalis ini, memungkinkan Cina keluar dari tujuan semula mencapai masya_rakat komunis. Tujuan lainnya adalah upaya reunifikasi Hong Kong, Taiwan, Macao dengan Cina. Hal ini terlihat dari penetapan Zona-zona Ekonomi Khusus yang diikuti dengan pembukaan 14 kota pesisir yang letaknya berdekatan atau berhadapan dengan Hong Kong, Taiwan dan Macao."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S12817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angelica Giovanni Gunarto
"Pada tahun 1976 dimulailah era kepemimpinan Deng Xiaoping sebagai tokoh sentral Cina. Deng menggagas “Reformasi dan Kebijakan Pintu Terbuka” sebagai cara untuk memulihkan krisis dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Salah satu kebijakannya adalah menetapkan sejumlah kawasan menjadi Zona Ekonomi Khusus (ZEK) sebagai daerah percobaan untuk menerapkan Ekonomi Pasar sekaligus menjadi pintu masuk bagi investasi asing yang dapat menopang reformasi ekonomi Cina. Shenzhen merupakan ZEK pertama, terbesar, dan paling berhasil di Cina. Sejatinya, ideologi sosialis menjadikan negara sebagai pusat komando dalam politik dan ekonomi. Namun, masuknya berbagai perusahaan asing membuat ideologi Cina seperti mundur dari masyarakat sosialis ke kapitalis. Oleh karena itu, masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah implementasi sosialisme di Shenzhen. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan sejarah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dasar negara Cina tetap sosialisme. Deng Xiaoping mengimplementasikan teori sosialisme ke dalam situasi nyata Cina, sehingga terbentuklah konsep Sosialisme dengan Karakteristik Cina. Konsep ini melegitimasi tindakan Cina untuk tetap memberlakukan Ekonomi Sosialis di daerah lain, tetapi memberi pengecualian pada Zona Ekonomi Khusus dengan menerapkan Ekonomi Pasar Sosialis.

In 1976 began the era of Deng Xiaoping's leadership as the central figure of China. Deng initiated "Reform and Open Door Policy" to recover from the crisis and promote economic growth. One of the policies is to create Special Economic Zones (SEZs) as experimental areas to implement the Market Economy and become entry points for foreign investment that can support China's economic reforms. Shenzhen is China's first, largest, and most successful SEZ. In socialism, the country holds a command center in politics and the economy. However, the influx of various foreign companies made China's ideology seem to retreat from a socialist to a capitalist society. Therefore, the problem discussed in this study is the implementation of socialism in Shenzhen. This study is qualitative research with a historical approach. The results of this study indicate that China's ideology remains socialist. Deng Xiaoping implemented the theory of socialism into the actual situation of China, thus forming the concept of Socialism with Chinese Characteristics. This concept legitimizes China's action to keep the Socialist Economy in other areas but exceptions to the Special Economic Zones by implementing a Socialist Market Economy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Elmyra Noor Khalida
"ABSTRACT
Benchmarking is one of the most effective means to develop and learn from successful cases. Benchmark study to Incheon Free Economy Zone IFEZ and Shenzhen Special Economic Zone Shenzhen would provide insights for Indonesian government, as the country now prepares to face the challenges of developing Nongsa Digital Park, the first industrial park to foster digital and technology enterprises. This paper discovers the key success factors behind IFEZ and Shenzhen. Besides located in the worlds most powerful economies ndash Republic of Korea and China ndash both are also among the most prominent and advanced SEZs, now pursuing the development of high technology industries. This study utilizes qualitative method with in depth interview and literature study as data collection technique. Several key success factors of IFEZ and Shenzhen found from the research 1 support from central and local government 2 clear strategic direction and purposes 3 efficient investment services 4 investment in research and development 5 develop linkage between local enterprise and foreign investors and 6 attract high quality talents from partnerships with universities.

ABSTRAK
Benchmarking adalah salah satu metode paling efektif untuk berkembang dan belajar dari kasus-kasus yang terbukti berhasil. Benchmark study kepada Incheon Free Economic Zone dan Shenzhen Special Economic Zone sebagai Kawasan Ekonomi Khusus KEK dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada Pemerintah Indonesia yang sedang bersiap menghadapi tantangan dari pengembangan Nongsa Digital Park, industrial park pertama di Indonesia yang ditujukan untuk perusahaan digital dan teknologi. Riset ini mempelajari kunci-kunci penting di balik kesuksesan IFEZ dan Shenzhen. Selain keduanya berlokasi di negara dengan ekonomi terbesar dunia ndash; Korea Selatan dan Cina ndash; keduanya juga termasuk KEK paling unggul dan maju, karena sudah berfokus pada pengembangan industri high-tech. Riset ini menggunakan metode kualitatif dengan in-depth interview dan studi iterature sebagai teknik pengumpulan data. Beberapa kunci kesuksesan IFEZ dan Shenzhen yang ditemukan dari riset ini: 1 dukungan dari Pemerintah pusat dan lokal; 2 strategi dan tujuan yang jelas; 3 service untuk investor yang efisien; 4 investasi pada kegiatan research and development; 5 menciptakan hubungan antara perusahaan lokal dengan investor asing; dan 6 menarik tenaga kerja dengan keterampilan tinggi melalui kerjasama dengan universitas atau institusi pendidikan."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bangkit A. Wiryawan
Jakarta: CCS, 2008
330.951 BAN z
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Annissa Noviarny
"Skripsi ini menganalisis buruh migran di Cina setelah Reformasi Ekonomi 1978 (1990-2000) melalui pendekatan sejarah. Dalam pemaparannya, dijelaskan identias buruh migran, mobilisasi yang dilakukan dan faktor penyebab utama peningkatan jumlah buruh migran di daerah kota dan industri, khususnya di bagian pesisir atau propinsi timur Cina. Analisis tersebut bertujuan untuk mengungkap seberapa besar peranan buruh migran terhadap pembangunan ekonomi Cina."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S12499
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
R. Iman Tauchid
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1983
S21644
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S7502
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Totok Imam Santoso
"Konflik Laut Cina Selatan (LCS) yang hingga saat ini belum terselesaikan antara Cina, dan negara anggota ASEAN, telah berdampak terhadap Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) di Laut Natuna Utara. Cina sebagai salah satu claimant state merupakan great power yang sering melakukan aksi agresif di LCS. Pemerintah Indonesia mengirimkan nota protes diplomatik, namun Cina sebaliknya menegaskan klaim kedaulatannya atas wilayah ZEEI tersebut. Panglima TNI mengeluarkan perintah langsung untuk melaksanakan operasi siaga tempur laut. Permasalahannya adalah strategi apa yang terbaik dan efektif bagi TNI untuk mengatasi aksi agresif Cina di ZEEI tersebut, sehingga tidak memicu eskalasi konflik dengan militer Cina menjadi konflik bersenjata secara terbuka dan permasalahan bisa diselesaikan dengan cara damai serta berkelanjutan. Berdasarkan permasalahan tersebut, yang menjadi pokok bahasan dalam tulisan ini antara lain adalah (1) perkembangan isu LCS dan aksi agresif Cina; (2) posisi Indonesia pada ZEEI di Laut Natuna Utara; dan (3) strategi TNI dalam menjamin yurisdiksi nasional di ZEEI. Tulisan ini merekomendasikan peningkatkan interoperabilitas antar Satgas TNI yang bertugas dan antara Satgas TNI dengan unit-unit lapangan dari K/L terkait langsung di Laut Natuna Utara, terutama dalam bentuk ROE integratif/kontinjensi agar tindakan-tindakan yang dilakukan lebih cepat, tepat dan terpadu dalam koridor aturan hukum."
Jakarta: Biro humas settama lemhanas RI, 2020
321 JKLHN 41 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>