Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124781 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Made Gede Windu Saskara
"Munculnya musik rock'n'roll pada tahun 1950-an menjadi refleksi dari konsensus dalam struktur sosial masyarakat Amerika Serikat pasca Perang Dunia II. Rack n'roll muncul ketika masyarakat Amerika Serikat mapan secara ekonomi, tingkat konsumsi yang tinggi, jumlah populasi yang meningkat, terjadinya mobilitas ke pusat-pusat industri dan perkembangan teknologi yang meningkat. Dampak nyata akibat perubahan sosial tersebut pada industri hiburan adalah meningkatnya permintaan konsumen akan hiburan yang berarti adalah meningkatnya pendapatan dalam industri hiburan. Di industri musik, satu hal yang tidak bisa diabaikan setelah berakhirnya Perang Dunia II adalah munculnya perusahaan rekaman independen atau independent label yang mempunyai pasar musik yang kondusif melalui pasar musik rhythm and blues dan country and western. Banyak perusahaan rekaman independen ini berhasil menjaring konsumen tersendiri yang umumnya adalah para kaum urban yang masuk dalam tahapan orang kaya baru setelah perang. Musik rock'n'roll sendiri muncul sebagai suatu ide untuk membentuk pasar yang dapat menjaring konsumen secara nasional terutama segmen remaja kulit putih dengan mengakomodir musik rhythm and blues dan country and western yang sebelumnya hanya berada dalam lingkup lokal. Dalam konteks konflik, kemunculan musik rock'n'roll juga menjadi suatu refleksi dari adanya persaingan dan kepentingan ekonomi dalam industri musik antara perusahaan rekaman independen dengan perusahaan rekaman besar atau major label. Perusahaan-perusahaan tersebut berlomba menciptakan trend musik sebagai sebuah produk jual yang dapat meningkatkan pendapatan mereka. Selain faktor kepentingan ekonomi, konflik nilai budaya menjadi permasalahan yang dapat disoroti dalam musik rock'n'roll. Musik rock'n 'roll dihujat serta dikecam oleh golongan konservatif dan agamawan yang dianggap sebagai pengawal nilai budaya mapan pada saat itu. Alasan utamanya adalah ketidak sukaan terhadap substansi musik rock'n'roll yang mengandung pemberontakan, ketidak laziman, pendorong dekadensi moral dan prasangka rasial terhadap terhadap minoritas kulit hitam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boyke Achmad Yusuf
"Skripsi ini merupakan sebuah tulisan bertema 'sejarah sosial budaya' yang mengangkat fenomena Psikodelik dan lahirnya kaum hippies dan Generasi Bunga yang muncul pada awal dekade '70-an di Amerika Serikat dan Inggris. Fenomena ini lahir akibat pola pikir remaja pada era 60-an hingga 70-an tersebut yang kritis dan berani serta mendobrak kemapanan serta nilai-nilai sosial yang ada di masyarakat, dan 'didukung' maraknya penggunaan narkotika, ganja, dan minuman keras. Namun demikian kaum hippies tersebut tetap mengetengahkan tema perdamaian, menentang perusakan lingkungan, humanisme serta menentang perang, terutama Perang Vietnam yang berkecamuk pada akhir '60-an. Para musisi besar tahun 60-an seperti The Beatles, The Rolling Stones, The Doors, Grateful Dead, Jimi Hendrix & the Experiences, komunitas Haight Ashbury, Bob Dylan, Janis Joplin dan sebagainya menjadi panutan para kaum hippies dimana gaya bermusik mereka, fashion, tingkah laku, pola pikir dan kebiasaan mereka mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan seks bebas begitu diminati dan menjadi gaya hidup.
Budaya yang dihasilkan dari pola hidup 'akrab' dengan obat-obatan terlarang tersebut dikenal dengan budaya 'psikedelik' dan psikedelik itu berarti : 'Hal yang berhubungan terhadap persepsi baru atau alternatif melalui penggunaan obat-obatan penghalusinasi. Di Indonesia budaya psikedelik ini muncul bersamaan dengan adanya bom minyak tahun 1973. Bom minyak ini sangat menguntungkan Indonesia karena sebagai salah satu negara penghasil minyak Indonesia mulai melakukan join venture dengan negara-negara besar seperti Jepang dan Amerika Serikat sehingga dari prosentasi bagi-hasil tersebut mampu menaikan pendapatan negara. Hal tersebut juga menimbulkan keuntungan bagi kalangan masyarakat tertentu sehingga lahir kalangan 'orang kaya baru' yang banyak tinggal di perkotaan. Dengan 'kemakmuran' tersebut, fasilitas-fasilitas mewah bisa diperoleh seperti : stereo set, televisi, majalah-majalah musik, mode dan hiburan dari luar negeri.
Disamping itu banyak pula berdiri tempat-tempat hiburan seperti : klub malaria, bar, dan arena disco. Alat-alat musik yang sebelumnya sangat sulit dijangkau karena masih langka dan harganya mahal, mulai bisa didapat sehingga memudahkan menjamurnya kelompok-_kelompok musik yang banyak meniru band luar negeri, seperti : God Bless yang mengidolakan Deep purple dan Alice Cooper, The Rollies dengan gaya Chicago-nya, dan sebagainya. Seiring dengan itu, mau tidak mau pengaruh negatif pun banyak merasuk di kalangan remaja-remaja kota di Indonesia, seperti: menghisap ganja, perkelahian antar gang, minuman keras dan pornografi. Untuk menanggulangi hal tersebut, pemerintah menerapkan peraturan-peraturan seperti undang-undang anti narkotika, nasionalisasi acara acara televisi dan sebagainya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S12222
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fikri Hadi
"Penulisan yang berjudul _Perkembangan Musik Punk Di Amerika Serikat Tahun 1974-1980_ ini akan menitikberatkan fokus penelitiannya pada perkembangan musik punk itu sendiri yang ditekankan pada tahun 1974-1980, dimana pada kurun waktu tersebut musik punk muncul dan berkembang di Amerika Serikat. Perkembangan musik punk itu sendiri bisa dilihat dari karakteristik musiknya, tema-tema yang terkandung dalam lirik lagu, fesyen, dan ideologi yang membuat musik ini berkembang sampai kesegala penjuru dunia, selain itu dari penelitian ini juga diketahui bahwa terdapat dua gelombang kemunculan band-band punk antara tahun 1974-1980. Penelitian ini juga membahas dampak musik ini terhadap anak muda khususnya pemusik dan penggemarnya. Dari telaah sumber diketahui bahwa selain memberikan dampak terhadap para pemusik dan penggemarnya, musik punk nantinya berperan dalam kemunculan beberapa genre musik baru di Amerika Serikat pada tahun 1980-an, yaitu musik pop punk, emo, dan hardcore"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S12135
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Daniel
"Keberadaan musik di Amerika Serikat sepanjang perjalanan sejarahnya setelah berakhirnya masa Perang Dunia II telah berkembang menjadi sebuah budaya bagi kalangan muda di negara tersebut. Musik yang berkembang menjadi sebuah industri di Amerika Serikat di dalam perjalanannya tidak dapat lepas dari peran serta media sebagai sarana promosi kepada masyarakat sebagai konsumennya. Tulisan yang berjudul Pengaruh Kemunculan MTV Terhadap Perkembangan Musik Di Amerika Serikat pada 1981-84 mencoba untuk menjelaskan peran media di dalam perkembangan musik dan juga sebagai sarana hiburan bagi masyarakat di Amerika Serikat. MTV yang muncul pada 1 Agustus 1981 telah memberikan inovasi bare terhadap perkembangan musik dari segi bisnis dan hiburan dengan menjadikan video musik sebagai sarana hiburan dan promosi. Hal ini disebabkan pada masa sebelumnya hanya media radio yang dikenal oleh masyarakat luas dan juga kalangan pengusaha bisnis rekaman sebagai sebuah sarana bisnis dan hiburan. Di dalam tulisan ini akan dibahas mengenai awal pendirian MTV, tokoh pendirinya serta video-video musik yang ada ditayangkan. Selain itu juga akan dibahas mengenai pengaruhnya terhadap perkembangan musik dan masyarakat khususnya kaum remaja di Amerika Serikat pada 1981-84. Perkembangan saturan MTV juga akan dibahas dan juga kontlik yang terjadi di dalamnya baik dari perspektif kalangan dunia musik maupun dari perspektif masyarakat pemirsanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S12587
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariella Intan Juwita Pesik
"Pada dasarnya, musik Cina dapat dibedakan menjadi musik tradisional dan musik modern yang mengacu pada musik populer. Munculnya musik popular seiring dengan globalisasi dan tren westernisasi di seluruh dunia. Musik popular di Cina dapat diwakili oleh tiga aliran, yaitu Gangtaiyue (港台乐), Xibeifeng (西北风) dan Yaogunyue (摇滚乐). Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana eksistensi ketiga aliran tersebut dalam musik Cina. Hal tersebut dapat diketahui dengan membandingkan ciri-ciri yang dimiliki ketiga aliran tersebut dengan ciri-ciri musik Cina. Musik populer dapat dikatakan sebagai musik Cina karena yang memproduksi dan mengkonsumsi musik tersebut adalah orang Cina. Tetapi dari segi musikalitas, hanya sebagaian musik populer yang merepresentasikan musik Cina.

On the principle, the Chinese music can be differentiated into traditional and modern music. The emerging of popular music goes hand in hand with the globalization and westernization trend in the whole world. In China, the popular music dan be represented by the three mainstream: Gangtaiyue (􀟓􀭆􀧁), Xibeifeng (􀩢􀹺􀚄) dan Yaogunyue (􁀨􀝏􀧁). The objective of this thesis is to examine how far the existence of three mainstream of popular music mentioned before in China's music industry. The analysis will be done by comparing the characteristics of the three mainstream of popular music with the traditional Chinese musical features. In the conclusion, popular music in China can also be counted as Chinese music as a whole because the ones who produce and consume it are Chinese. But from the musicality aspect, only a part of popular music really represents the traditional Chinese music."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S12991
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
R. Rendy Harsanto
"Penelitian ini membahas tentang orang kulit hitam Amerika Serikat dan musik blues yang dimaksudkan untuk menemukan makna yang lebih dalam tentang kaitan musik sebagai sarana untuk menyatakan eksistensi orang kulit hitam yang telah mengecap diskriminasi sehingga dalam banyak hal mereka digambarkan sebagai masyarakat yang pasif dan malas. Pengumpulan data yang dilakukan selama penelitian ini adalah dengan menggunakan metode sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Pencarian data, dilakukan melalui studi kepustakaan dan internet. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan suatu gambaran proses sosialisasi dan adaptasi dalam membentuk karakter orang kulit hitam dan sebagai pembuktian intelektualitas mereka yang membawa pengaruh besar dalam sejarah musik di Amerika, sehingga dapat memperluas pengetahuan tentang sejarah musik Amerika Serikat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa musik blues bukan sekedar suatu alat protes, tetapi juga pembuktian intelektualitas orang kulit hitam yang mencoba menunjukan eksistensinya bagaimana masyarakat kulit hitam Amerika juga memperjuangkan musik blues sebagai musik yang digemari pada masa itu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12426
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridha Fauziah
"ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis kritik dan harapan Michael Jackson terhadap permasalahan identitas ras di Amerika Serikat dalam video musik _Black or White_. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan kecurigaan terhadap adegan _Panther Dance_ dan mengetahui pola hirarki dalam sebuah tempat dengan menggunakan pendekatan analisis elemen film (mise-en-scene) dan teori space dan place. Hasil penelitian membuktikan bahwa Jackson mengkritik rasisme individual dan rasisme institusional yang terjadi di Amerika Serikat dan mengungkap harapan Jackson agar Amerika Serikat di masa depan dapat menjadi rumah sesungguhnya bagi seluruh warga negara Amerika Serikat dari ras manapun. Dengan demikian, pandangan negatif tentang isi _Panther Dance_ tidak terbukti

Abstract
This undergraduate thesis focuses on Michael Jackson_s curiosity and hope of the race identity problem in the United States in _Black or White_ music video. The aim of this research is to find out the truth about the negative assumption of _Panther Dance_ scene and to examine the hierarchy pattern within a setting by using film element (mise-en-scene) approach and the theory of space and place. The result of this research indicates that Jackson is curious about individual and institutional racism that occurred in the United States. It also indicates his hope that someday the United States could be the real _home_ of the whole US citizens from any races. Therefore, the negative assumption about _Panther Dance_ message cannot be proven"
2010
S14005
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Wibowo
"Skripsi ini membahas perjalanan Bob Marley dalam perkembangan musik Reggae pada kurun 1970-1981. Selain memaparkan sejarah awal terbentuk musik Reggae, penelitian ini juga menunjukan bagaimana Reggae yang dibawa oleh Bob Marley dapat berkembang dan sukses menjadi salah satu musik populer di Amerika Serikat. Penelitian ini mengutarakan bahwa kekuatan musik Reggae yang dipopulerkan oleh Bob Marley terletak pada lirik-lirik lagunya yang bertemakan anti-diskriminasi terhadap orang kulit hitam, perdamaian, dan seputar percintaan. Skripsi ini menyuguhkan bagaimana keberhasilan musik Reggae meyebar luas ke dalam struktur masyarakat Amerika Serikat, seperti gaya rambut gimbal, perkembangan kaum Rastafari, dan dampak terhadap berbagai aliran musik lain yang berkembang di Amerika Serikat tahun 1980-an.

This thesis describes the journey of Bob Marley in the development of Reggae music in the period 1970-1981. Beside describing the early history of the formation of Reggae music, this study also shows how Reggae that brought by Bob Marley has developed and succesfully becomes one of popular musics in the United States. This study points out that the power of Reggae music that was popularized by Bob Marley lies in the lyrics of the songs with the theme of anti-discrimination againts black people, peace, and also about romance. This thesis presents how Reggae music spread widely into American society, such as dreadlock hair style, the development of the Rastafarians, and it_s impacts on other musical genres in the 1980's"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S12119
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Hayuning Galih
"Skripsi ini membahas peranan Sakamoto Ryūichi terhadap munculnya genre baru dan perkembangan musik populer Jepang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Ryuichi Sakamoto berpengaruh terhadap munculnya genre techno-pop di Jepang dan perkembangan musik jenis electronic dan semacamnya pada era selanjutnya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya artis-artis baru yang mengusung genre techno dan festival musik dengan genre serupa, serta tempat-tempat seperti klub yang menyediakan instrumen elektronik seperti synthesizer bagi para penggemar musik techno.

The study focuses on the role of Sakamoto Ryūichi for the born of new music genre and the development of popular music in Japan. This study is categorized as qualitative study with a description method. Result of the study reveals that Sakamoto Ryūichi has played a main role on the new music genre of techno-pop in Japan and the development of the other electronic-music for the following era. It can be seen from many artists who chose this new techno genre and many festival music were conducted with similar genre. Then it is followed by many music clubs which provide electronic instrument such as synthesizer to accommodate the need of techno-music lovers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S62443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Vera Budi Lestari
"Tabun 1960-an di Amerika ditandai dengan munculnya beberapa gerakan yang muncul dari berbagai kelompok masyarakat yaitu kulit hitam, wanita, kaum gay & lesbian, pemuda, Chicanos & Indian. Gerakan-gerakan tersebut pada dasarnya memperjuangkan persamaan hak di semua bidang kehidupan masyarakat. Salah satu gerakan yang muncul dari kalangan anak muda adalah budaya tanding, yang berkembang di Amerika pada tahun I960-an. Wujud budaya tanding itu sendiri terlihat dalam beberapa ha/ yaitu musik rock, seks bebas, pemakaian obat-obatan terlarang dan mistisisme religius, media underground, juga communal living. Semua wujud budaya tanding ini hadir dalam sebuah festival musik rock pada tahun 1969, yaitu Festival Musik Woodstock, karena itu festival ini dianggap sebagai puncak dari budaya tanding (counterculture). Di Festival Musik Woodstock 1969 ini, terlihal bahwa pendukung budaya tanding ini ternyata lebih besar dan menyeluruh dari yang selama ini dibayangkan, dengan hadirnya hampir 500. 000 yang sebagian besar anak muda dari berbagai penjuru dunia di Festival Musik Woodstock Hal ini pun menjadikan Festival Musik Woodstock 1969 bukan lagi sekedar suatu festival musik biasa, tapi menjadi sebuah gerakan dari anak muda yang menginginkan perubahan. Budaya tanding pun tidak lagi menjadi sebuah sub-culture di antara budaya dominan lainnya yang diterima oleh sebagian besar masyarakat tapi sebaliknya menjadi budaya yang sifatnya menyeluruh."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>