Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7672 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pasaribu, Ikhdar
"ABSTRAK
Istana Maimoon Medan merupan salah satu peninggalan dari Kesultanan Deli (1630-1945 M) yang terdapat di kota Medan dan belum pernah diteliti secara khusus dan mendalam.Istana ini didirikan pada tahun 1888 M yaitu pada masa pemetintahan Sultan Makmun Perkasa Almsyah dengan bantuan seorang arsitek berasal dari tentara KNIL yang bernama Th. van Erp.
Bangunan Istana Maimoon Medanterpatri 2 unsur arrsitektur yaitu unsur lokal dan unsur asing, demikian juga dengan ragam hias atau ornamen. Adapun unsur yang dominan adalah unsur asing dalam hal ini arsitektur Islam.
Hal ini mungkin bertujuan untuk menunjukan kebesaran dan keagungan raja dan kerajaan, selain itu juga terdapat kesan secara politis untuk tidak oleh Belanda penguasa pada saat itu serta adanya asas hidup masyarakat Melayu yang bersendikan pada syariat Islam.

"
1995
S11604
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairun Nisa
"Penelitian yang dilakukan terhadap Biaro Bahal I bertujuan untuk mengetahui bentuk asli, gaya arsitektur dan kronologi relatif Biaro Bahal I sehingga dapat diketahui apakah Biaro tersebut termasuk ke dalam peninggalan Kerajaan Panei sehingga diharapkan lewat penelitian ini salah satu dari tiga tujuan Arkeologi yaitu rekonstruksi sejarah kebudayaan dapat terpenuhi. Pengumpulan data dilakukan lewat survei literatur dan lapangan. Analisis yang digunakan untuk penelitian ini adalah analisis perbandingan atau analogi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Biaro Bahal I memiliki gaya arsitektur sendiri yang berbeda dengan gaya arsitektur yang dikenal pada candi-candi di Jawa. Selain itu juga diketahui bahwa biaro ini berasal dari abad XIV M se-zaman dengan Candi Brahu dan Jabung yang berlokasi di Jawa Timur. Selain itu juga diketahui bahwa biaro ini merupakan tinggalan dari Kerajaan Panei yang menurut Nagarakrtagama (tahun 1365 M) merupakan negara vasal Majapahit."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Haikal Milleza
"Kenyamanan termal merupakan aspek yang krusial bagi manusia dan menjadi pertimbangan yang sangat penting bagi sebuah arsitektur. Yang mana sebagai arsitektur yang memanfaatkan ventilasi alami, semestinya arsitektur vernakular dapat menjadi rujukan bagi arsitektur modern dalam menghadirkan kenyamanan termal di dalam ruang. Sehingga tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengkaji bagaimana kondisi kenyamanan termal pada sebuah arsitektur vernakular dan bagaimana performanya jika dibandingkan dengan bangunan berkonstruksi modern. Metode yang dipilih pada pengkajian ini adalah simulasi menggunakan program Rhinoceros dan Grasshopper dengan plugin Ladybug Honeybee untuk dapat menghitung Adaptive Thermal Comfort pada arsitektur vernakular yang dipilih. Simulasi ini dilakukan dengan mengukur 5 kondisi pada Rumah Batak Toba dan Rumah Batak Karo yang masing masing kondisi memiliki parameter berupa pemilihan material, konstruksi yang diterapkan, serta rasio bukaan yang diaplikasikan. Secara umum, data yang dihasilkan menunjukkan bahwa baik Rumah Batak Toba dan Rumah Batak Karo yang menggunakan material, konstruksi, dan rasio bukaan aslinya memiliki tingkat kenyamanan termal terbaik. Hal ini terlihat setelah dibandingkan dengan kondisi lainnya yang menerapkan material, konstruksi, serta rasio bukaan pada arsitektur modern. 

Thermal comfort is a crucial aspect for humans and is a very important consideration for architecture. As an architecture that utilizes natural ventilation, vernacular architecture should be a reference for modern architecture in providing thermal comfort in an interior space. Thus, the purpose of this writing is to examine how the thermal comfort conditions in vernacular architecture and how its performance when compared to modern construction buildings. The method chosen in this study is a simulation using the Rhinoceros and Grasshopper programs with the Ladybug plugin and honeybee to be able to calculate the adaptive thermal comfort in the selected vernacular architecture. This simulation is carried out by measuring 5 conditions in the Toba Batak house and Karo Batak House, in which each condition has a parameter in the form of material selection, construction applied, and the ratio of the opening. In general, the resulting data shows that both Toba Batak Houses and Karo Batak Houses that use materials, construction, and original opening ratios have the best thermal comfort levels. This can be seen after being compared with other conditions that apply materials, construction, and opening ratios of modern architecture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Medan: Universitas Sumatera Utara, 1992
R 378.15 Uni l
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Bhakti Wawasan Nusantara, 1992
R 915.981 PRO
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Henry Guntur
Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI, 1979
398.9 TAR u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, E.K.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983, 1991, 1993
641.3 SIA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Dzar Ghiffari Rahman
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memprediksi faktor-faktor yang menjadi penentu niat untuk mengonsumsi makanan khas Sumatera Utara. Peneliti menggunakan pendekatan theory of planned behavior sebagai dasar penelitian yang dimodifikasi dengan mengikutsertakan faktor ciri-ciri kepribadian terkait makanan yaitu food neophobia dan food involvement. Dalam penelitian ini, food neophobia dimasukkan untuk menilai efek moderasi pada setiap hubungan pada model, kecuali pada food involvement. Pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner daring kepada Warga Negara Indonesia yang bukan merupakan penduduk asli Sumatera Utara. Diperoleh sebanyak 1.319 responden yang masuk ke dalam kriteria pada penelitian ini dan kemudian dilanjutkan ke tahap analisis data. Untuk menganalisa hubungan antar variabel, digunakan metode partial least square-structural equation modeling (PLS-SEM) dengan alat analisis SmartPLS 3.0. Ditemukan bahwa attitude, subjective norm, perceived behavioral control, dan food involvement secara signifikan dan positif memengaruhi niat untuk mengonsumsi makanan khas Sumatera Utara. Sedangkan efek moderasi dari food neophobia hanya ditemukan pada hubungan antara perceived behavioral control terhadap niat untuk mengonsumsi makanan khas Sumatera Utara. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengetahuan tambahan bagi pebisnis kuliner terutama yang menyediakan hidangan khas daerah Sumatera Utara, Pemerintah Daerah, dan juga Kementerian Pariwisata agar dapat menentukan strategi yang tepat sehingga meningkatkan minat konsumen Indonesia untuk mengonsumsi makanan khas Sumatera Utara.

The purpose of this study is to predict the factors that determine intention to consume Sumatera Utara food. The researcher used the theory of planned behavior approach as the basis method and modified research by including food-related personality traits, food neophobia and food involvement. In this study, food neophobia was included to assess the moderating effects of each relationship in the model, except for food involvement. Data collection is carried out quantitatively by distributing online questionnaires to Indonesian citizens who are not Sumatera Utara people. There were 1,319 respondents who matched the criteria in this study and then proceeded to the data analysis stage. To analyze the relationship between variables, the partial least square-structural equation modeling (PLS-SEM) method is used with the SmartPLS 3.0 analysis tool. It was found that attitude, subjective norms, perceived behavioral control, and food involvement significantly and positively influenced the intention to consume Sumatera Utara food. While the moderating effect of food neophobia was only found in the relationship between perceived behavioral control and the intention to consume Sumatera Utara food. The results of this study can be used as additional insights for culinary businesses (especially those that provide Sumatera Utara food), Regional Government, and the Ministry of Tourism in order to determine the right strategy to increase the intention of Indonesian consumers to consume Sumatera Utara food."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Puspita Grace
"Salah satu Folklor yang cukup dikenal di Indonesia, Folklor Sigale Gale dari Samosir merupakan suatu folklor yang sangat melekat dengan kehidupan masyarakatnya. Sigale Gale menjadi bagian yang penting karena selain kegunaannya menjadi atraksi wisata, Sigale Gale juga merupakan warisan budaya yang diturunkan dari generasi ke generasi. Folklor bisa menjadi bagian dari identitas bagi mayarakat yang hidupnya memiliki keterikatan terhadap folklor tersebut. Identitas tempat dapat dibangun dari persepsi masyarakat tentang suatu hal yang terlekat pada tempat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi Masyarakat Batak Toba terhadap Sigale Gale dan apa makna Sigale Gale bagi Masyarakat Toba di Samosir sebagai bagian dari identitas tempat mereka. Sigale Gale yang terdapat di Samosir berada di kecamatan Simanindo, Pulau Samosir, terdapat empat lokasi Sigale Gale yang tersebar dalam empat desa, lokasi ini didapatkan dari hasil wawancara dengan informan kunci dan pengambilan sampel dilakukan dengan snowball sampling. Pada masing- masing lokasi dilakukan observasi, dokumentasi, dan wawancara yang hasilnya dianalisis untuk menggunakan metode analisis deskriptif dan juga triangulasi sehingga terlihat bagaimana persepsi masyarakat terhadap Sigale Gale dan Identitas Tempat masyarakat yang dipengaruhi oleh Sigale Gale pada di setiap lokasi. Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini, tiga lokasi diantara kempat lokasi menggunakan Sigale Gale sebagai objek wisata yaitu Desa Ambarita, Desa Tomok, dan Desa Simanindo, sedangkan, satu desa yaitu Desa Garoga tidak menggunakan Sigale Gale sebagai objek wisata. Selain itu, dari keempat desa, dua diantaranya melestarikan Sigale Gale dengan alasan untuk menjaga warisan keluarga karena Sigale Gale yang dimiliki desa mereka merupakan harta benda yang penting bagi keluarga mereka, Desa ini adalah Desa Garoga dan Desa Simanindo. Hasil dari penelitian ini nantinya akan dihubungkan dengan prinsip hidup Batak yang merupakan bagian dari identitas Masyarakat Batak Toba yaitu Hamoraon (kekayaan), Hagabeon (Keturunan), dan Hasangapon(Kehormatan). Berdasarkan analisis, dapat disimpulkan bahwa identitas Sigale Gale Desa Ambarita dan Tomok memiliki arti hamoraon, Desa Simanindo memiliki arti hamoraon dan hagabeon, sedangkan Desa Garoga memiliki arti hagabeon dan hasangapon.

One of the well-known folklore in Indonesia, Sigale Gale Folklore from Samosir is a folklore that is very attached to the lives of its people. Sigale Gale is an important part because apart from its use as a tourist attraction, Sigale Gale is also a cultural heritage that has been passed down from generation to generation. Folklore can become part of the identity of people whose lives are connected to that folklore. Place identity can be built from people's perceptions about something attached to that place. This research aims to determine the Toba Batak Community's perception of Sigale Gale and what Sigale Gale means to the Toba Community in Samosir as part of their place identity. Sigale Gale in Samosir is in Simanindo sub-district, Samosir Island. There are four Sigale Gale locations spread across four villages. These locations were obtained from interviews with key informants and sampling was carried out using snowball sampling. At each location, observations, documentation and interviews were carried out, the results of which were analyzed using descriptive analysis methods and also triangulation so that it could be seen how people's perceptions of Sigale Gale and the community's place identity were influenced by Sigale Gale at each location. Based on the results of the analysis from this research, three locations among the four locations use Sigale Gale as a tourist attraction, namely Ambarita Village, Tomok Village, and Simanindo Village, meanwhile, one village, namely Garoga Village, does not use Sigale Gale as a tourist attraction. Apart from that, of the four villages, two of them preserve Sigale Gale for the reason of preserving family heritage because the Sigale Gale owned by their village is an important asset for their family. These villages are Garoga Village and Simanindo Village. The results of this research will later be connected to the Batak principles of life which are part of the identity of the Toba Batak Community, namely Hamoraon (wealth), Hagabeon (Descent), and Hasangapon (Honor). Based on the analysis, it can be concluded that the identity of Sigale Gale in Ambarita and Tomok Villages has the meaning of hamoraon, Simanindo Village has the meaning of hamoraon and hagabeon, while Garoga Village has the meaning of hagabeon and hasangapon."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1980
303.34 SIS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>