Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159637 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Inda Citraninda Noerhadi
"Setelah diadakan hasil pembagian kategori pakain yang dibagi menjadi lima bagian, ternyata terlihat ada perbedaan dalam penggunaan pakain terutama untuk golongan atas dan golongan rendah. Pada umumnya pada golongan rendah status sosialnya ada keengganan di samping ketidak mampuan untuk memakai pakaian yang jadi ciri khas golongan yang lebih tinggi ataupun memang ada larangan walaupun tidak dinyatakan secara tertulis. Dengan demikian fungsi pakaian memperoleh peran penting. Tampak sekali bahwa secara umum dalam masyarakat suatu elite atau kalangan atas hendak menekankan keistimewaan mereka lewat pakaian yang istimewa pula, di lain pihak bagi kalngan yang lebih rendah pakaian ini diluar jangkuan karena berbagai sebab, karena tidak mampu atau karena ada larangan..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S11589
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Atha Andhika
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara preferensi pakaian dan status identitas pada remaja laki-laki dan perempuan. Dalam mencapai kejelasan identitas diperlukan eksplorasi dan komitmen. Perbedaan individu dalam melakukan kedua hal tersebut selanjutnya dikenal sebagai status identitas. Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melakukan eksplorasi adalah pakaian. Walaupun demikian, belum ada penelitian yang membahas hubungan dari preferensi pakaian dan status identitas. Dalam penelitian ini terdapat 82 partisipan laki-laki dan 104 partisipan perempuan yang dilibatkan. Alat ukur preferensi pakaian digunakan untuk menggambarkan preferensi pakaian partisipan dan Extended Version of the Objective Measureof Ego-Identity Status (EOM EIS II) digunakan untuk mengukur status identitas. Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara preferensi pakaian dan status identitas pada remaja laki-laki dan perempuan. Sementara, hasil yang sama juga terjadi pada pengujian hubungan antara status identitas dan subtahap usia remaja.

This study aimed to examine the relationship between clothing preference and identity status in adolescent boys and girls. In achieving identity, exploration and commitment is necessary. Individual differences in doing both of these are known as identity status. One of the tools that can be used to carry out exploration is clothing. However, no studies have addressed the relationship of clothing preferences and identity status. In this study, 82 male participants and 104 female participants were included. The clothing preference measuring tool used to describe clothing preference of the participants and EOM EIS II used to measure identity status. The main result of the study showed that there is no significant relationship between clothing preference and identity status in boys and girls adolescent. Meanwhile, the same result also occurs in testing the relationship between identity status and adolescence substages"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63804
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mazaya Putri Diandari
"Kembalinya popularitas jual beli pakaian bekas berhubungan dengan minat konsumen terhadap sustainability. Selain tren sustainability, tren vintage didorong kecenderungan konsumen untuk mencari authenticity dan nilai keunikan melalui pakaian bekas membawa perubahan terhadap perilaku pembelian pakaian bekas. Penelitian ini menganalisis hubungan antara environmentalisme, kesederhanaan dan kebutuhan akan keunikan terhadap minat beli pakaian bekas. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode simple random sampling dengan kuesioner online. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara environmentalisme dan kebutuhan akan keunikan terhadap minat beli pakaian bekas.

The return of the popularity of used clothing is related to consumer’s growing interest in sustainability. In addition to sustainability trends, the comeback of the vintage trend encouraged by consumers' tendency to seek authenticity and unique value through used clothing brings changes to their consumer behavior. This study discusses the influence between environmentalism, frugality, need for uniqueness and purchase intention of second-hand clothes. This quantitative study uses simple random sampling with an online survey. This study found that there was a significant influence between environmentalism and the need for uniqueness to purchase of used clothing."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadila Rachmadhani
"Industri pakaian jadi terus mengalami perkembangan setiap tahunnya yang terlihat dari semakin banyak usaha yang muncul di bidang yang sama. Sehingga perusahaan akan selalu menerima tantangan dalam membuat produk dengan kualitas tinggi dengan harga yang murah untuk dapat bersaing secara kompetitif. Salah satu cara untuk meningkatkan layanan perusahaan adalah dengan memiliki pemasok yang tepat. Sehingga evaluasi pemasok perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam pengelolaan setiap pemasok.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap kinerja pemasok pada salah satu perusahaan pakaian jadi di Jakarta, Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk memperoleh bobot dari kriteria dan sub-kriteria untuk penilaian pemasok, serta Technique for Order of Preference by Similiarity to Ideal Solution TOPSIS) untuk memperoleh nilai akhir berupa koefisien kedekatan dari setiap pemasok yang akan menjadi dasar dalam melakukan pemetaan pemasok pada Supplier Potential Matrix. Hasil dari penelitian ini adalah pemetaan 30 pemasok bahan baku produk pakaian jadi ke dalam empat kategori berbeda pada Supplier Potential Matrix, serta rekomendasi strategi pengelolaan dan pengembangan pemasok yang sesuai untuk setiap kategori.

Garment industry has continously growth every year as indicated by the increasing number of businesses. Therefore, company will always face the challenge of making high quality products at low prices to compete competitively. One of the factors to pursue it is by having the most suitable suppliers that suit best to companys condition and needs. Supplier evaluation is one effective way to manage various suppliers.
This study aims to evaluate supplier based on their performance assessment in one of the clothing company in Jakarta, Indonesia. The method used in this study is Analytical Hierarchy Process (AHP) to obtain the weight of criteria and sub-criteria for supplier performance assessment, as wall as Technique for Order of Preference by Ideal Solution (TOPSIS) to obtain the final score of each supplier which will be the basis for mapping suppliers based on capabilities and willingness dimensions. The results of this study are classifying 30 suppliers of apparels raw material into four different categories of Supplier Potential Matrix and recommendations of suitable strategies for each category.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Bunga Citra Yohebed
"ABSTRAK
Better Work Indonesia adalah sebuah program yang bertujuan menciptakan sebuah industri di mana pabrik-pabrik garmen dapat memberikan peluang kerja bagi para pencari kerja perempuan dan laki-laki, dan menghormati hak-hak pekerja. Penelitian ini ingin melihat efektivitas dari program Better Work Indonesia dengan berfokus pada perbandingan antara kelompok pekerja yang bekerja di pabrik yang telah mengikuti program Better Work Indonesia dan kelompok pekerja yang bekerja di pabrik yang belum mengikuti program Better Work Indonesia dengan menggunakan variabel empowerment, work-life balance, emotional exhaustion dan turnover intention sebagai perbandingan. Penelitian ini menggunakan SPSS 22.0 untuk melakukan uji beda antara dua kelompok tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada empowerment, work-life balance, emotional exhaustion dan turnover intention antara kelompok pekerja yang bekerja di pabrik yang telah mengikuti program Better Work Indonesia dan kelompok pekerja yang bekerja di pabrik yang belum mengikuti program Better Work Indonesia.

ABSTRACT
Better Work Indonesia is a program aimed at creating an industry where garment factories can provide job opportunities for job seekers, and respect the rights of workers. This study would like to see the effectiveness of the Better Work Indonesia program by focusing on the comparison between groups of workers who work in factories which have joined the Better Work Indonesia program and groups of workers who work in factories that have not participated in Better Work Indonesia program using empowerment, work life balance, emotional exhaustion and turnover intention as a comparison. This study used SPSS 22.0 to perform different test between the two groups. The results of this study indicate that there are significant differences in empowerment, work life balance, emotional exhaustion and turnover intention between groups of workers who work in factories that have joined the Better Work Indonesia program and groups of workers who work in factories that have not joined the Better Work Indonesia program. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S17948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S35371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azmi Karimah
"ABSTRAK
Pakaian merupakan kebutuhan sandang manusia, yang dalam proses penanganannya akan menimbulkan terjadinya domestic labor. Serangkaian proses labor yang disebut binatu (laundry) ini terdiri dari proses mencuci, mengeringkan, menyetrika, dan menyimpan pakaian, yang akan menimbulkan terjadinya ruang. Selama proses, perlu untuk mempertimbangkan parameter-parameter terkait untuk menjaga keawetan pakaian. Dalam studi ini, material, warna, tipe, dan dimensi pakaian digunakan sebagai parameter untuk menganalisis proses domestic labor terhadap pakaian dan ruang yang terjadi. Selanjutnya analisis ini digunakan untuk melihat efisiensi dan budaya dalam praktik keseharian di Indonesia. Hasil studi menunjukkan bahwa penggunaan parameter dalam domestic labor terhadap pakaian akan menciptakan ruang yang berbeda-beda. Di sisi lain, efisiensi akan menciptakan ruang yang sama, sedangkan budaya mendorong terjadinya perubahan ruang yang ditentukan oleh labor.

ABSTRACT
Clothes are one of human needs, which in their handling process will cause domestic labor. A series of labor processes commonly called laundry, consists of the process of washing, drying, ironing, and storing clothes that will lead to the production of space. During the process, it is necessary to consider the parameters in order to maintain the durability of clothes. In this study, material, color, type, and dimension of the clothes are used as parameters for analyzing processes of domestic labor on clothes and production of spaces. Furthermore, this analysis is applied to observe the efficiency and the culture of everyday practices in Indonesia regarding clothes handling. The results show that the use of parameters in the domestic labor on clothes would produce various spaces. On the other hand, the efficiency would produce uniform spaces, while the culture would encourage change of spaces determined by labor.
"
2015
S60746
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi gambar atau lukisan pakaian adat wanita Jawa sebanyak 12 halaman, dan gambar atau lukisan ?gelung? atau kondhe tradisional wanita Jawa sebanyak 11 halaman. Gambar-gambar dibuat dengan menggunakan pensil."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
UK.5-KS 34
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Annes Waren
"Latar Belakang: Pterigium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskular berbentuk segitiga yang tumbuh dari arah konjungtiva menuju kornea pada daerah interpalpebra. Pengendara ojek memiliki risiko pterigium karena faktor risiko utamanya antara lain paparan sinar ultraviolet, iritasi kronis debu, angin. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan face shield (helm) serta faktor lain yang berhubungan terhadap kejadian pterigium pada pengendara ojek.
Metode: Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap, desain penelitian yang digunakan pada tahap pertama adalah potong lintang dan disain penelitian tahap kedua adalah kasus kontrol dengan matching kelompok umur, dan jumlah responden sebanyak 131 pengendara ojek yang diambil secara total sampling. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan kuesioner (mengisi sendiri), daftar tilik (observasi), dan pemeriksaan fisik mata. Variabel yang digunakan meliputi umur, tingkat pendidikan, riwayat konsumsi antioksidan, kebiasaan merokok, masa kerja, lama kerja, jenis helm, pengetahuan, sikap, dan perilaku penggunaan face shield (helm).
Hasil: Dari 131 responden diperoleh prevalensi pterigium sebesar 19.1%. Faktor yang mempengaruhi kejadian pterigium pada pengendara ojek adalah tingkat pendidikan (p=0.029, OR=3.310), riwayat konsumsi antioksidan (p=0.018, OR=5.087), pengetahuan penggunaan face shield helm (p<0.001, OR=10.286), perilaku penggunaan face shield helm (p<0.001, OR=11.156).
Kesimpulan dan Saran: Untuk mengurangi terjadinya pterigium pada pengendara ojek dapat dilakukan dengan penggunaan face shield (helm) dengan baik.

Background: Pterygium is triangle form of fibrovascular tissue that grows from conjunctiva to cornea in interpalpebra area. Ojek drivers are at risk of pterygium because its risk factors such as ultraviolet exposure, chronic irritation of dust, and wind. The aim of this study is to determine the effect of face shield (helmet) and other factors related to pterygium on ojek driver.
Method: The Research was conducted in two stages, the first stage was cross sectional study and the second stage was case control study with age group matching. The participant was 131 ojek driver taken from total sampling. Instruments used in data collection are self-administered questionnaires, check list (observation), and eye/cornea examination. The variables used in this study were age, level of education, history of antioxidant consumption, smoking habit, work period, time length of work, helmet type, knowledge, attitude and behavior of wearing face shield (helmet).
Result: The results showed that the prevalence of pterygium was 19.1%. Effecting factors of pterygium in ojek drivers were level of education (p=0.029, OR=3.310), history of antioxidant consumption (p=0.018, OR=5.087), knowledge of wearing face shield helmet (p<0.001, OR=10.286), behavior of wearing face shield helmet (p<0.001, OR=11.156).
Conclusion and Recommendation: To reduce the occurrence of pterygium on ojek drivers can be done with wearing face shield (helmet) properly.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>